:Sebelum
masuk
rumah
sakit
klien
terjatuh/terpeleset di dekat rumah. Klien pernah memiliki riwayat penyakit asma dan
telah diobati, sudah 2 tahun tidak pernah kambuh. Klien tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi. Klien memiliki riwayat penyakit DM 3 tahun. Klien tidak
pernah mengalami patah tulang sebelumnya. Klien menggunakan tongkat untuk
bentuan berjalan.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ideal Diri : Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya dan dapat
bergerak/berjalan seperti biasanya.
Peran Diri : Pasien merasa selama sakit tidak dapat melakukan segala sesuatu
secara mandiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain.
Harga Diri :Klien tidak merasa malu dan merasa biasa saja.
Citra Diri :klien tidak merasa malu dan hanya bisa pasrah.
d. Riwayat Spiritual
Klien
menganggap
penyakitnya
merupakan
cobaan dari Tuhan dan hanya dapat pasrah dan meminta kekuatan kepada Tuhan agar
diberi kekuatan dan ketabahan. Klien juga mendapat dukungan dari keluarga dan
kerabat. Klien tidak dapat melaksanakan sholat, jika sholat hanya dilakukan ditempat
tidur.
e. Riwayat Activity Day Living
Sebelum sakit
BAK
-
Sebelum sakit
: 4-6x/hari banyak.
BAB
-
Sebelum sakit
darah.
-
Sebelum sakit
Saatsakit :tidak ada masalah untuk tidur, terkecuali jika merasa nyeri klien
mengluh sulit tidur.
Olahraga
-
Sebelum sakit
Kebersihan Diri
-
Sebelum sakit
Ambulasi
-
Sebelum sakit
1. Kesaradan
: Composmentis
TD :
130/80 mmHg
Nadi
: 104x/menit
RR
: 24x/menit
Suhu
: 36oC
3. Pemeriksaan Antropometri
BB
-
Sebelum sakit
: 46kg
Setelah sakit
: 46kg
Penurunan BB
:-
TB
: 155cm
BMI
:19,14 (normal)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Integumen
Inspeksi :Kulit terlihat keriput, ada kemerahan dipanggul kanan, terlihat bengkak di
pinggul kanan, terlihat perubahan bentuk (deformitas) di pinggul kanan, tidak ada
luka terbuka.
Palpasi : Tekstur kering, terdapat nyeri tekan di pinggul dan paha kanan, turgor
kulit bagus, suhu dingin, tidak ada edema, teraba pembengkakan di pinggul kanan.
b. Pemeriksaan kepala
a) Regio Kepala
-
Inspeksi
-
Palpasi
:klien tidak memiliki rambut, bentuk kepala bulat, tidak ada luka.
: Tidak ada nyeri, tidak ada benjolan, bentuk simetris.
b) Regio Wajah
-
Inspeksi
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, pergerakan otot wajah baik, tidak ada
edema.
c) Regio Mata
-
Inspeksi
pembengkakan, kornea jernih, respon pupil dan iris baik, ketajaman pengelihatan
kurang baik, tidak buta warna, lapang pandang baik, gerakan bola mata baik.
d) Regio Telinga
-
Inspeksi
: Telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada kemerahan, tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, fungsi pendengaran kurang baik, harus diulang
berkali-kali ketika menanyakan sesuatu.
4
e) Regio Hidung
-
Inspeksi
pembengkakan, kebersihan baik, tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada
pernapasan cuping hidung
-
Palpasi : Kepatenan jalan napas baik, tidak ada nyeri tekan, fungsi penciuman baik
Inspeksi
: Mukosa bibir lembab, warna pink pucat, lidah putih, tidak ada
pembesaran tonsil, tidak ada gigi berlubang, reflex menelan baik, pengecapan
baik, kebersihan mulut kurang baik, bibir sedikit sianosis
-
c. Pemeriksaan Leher
-
Inspeksi
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan pada leher, tidak ada
pembesaran nodus limfatikus dan kelenjar tiroid, fungsi otot leher baik, pulsasi karotis
baik dan teratur, pemeriksaan JVP normal, reflex menelan (+).
d. Respirasi
Pasien mengatakan tidak sesak napas, tidak ada batuk
-
Inspeksi
: Dada simetris AP, tidak ada luka, tidak terpasang O 2, tidak terpasang
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan dibagian sternum, posisi trakea baik, ekspansi dada
e. Kardiovaskular
5
Inspeksi
:ekstremitas tidak sianosis, bibir dan wajah sedikit pucat, terpasang IV line
Palpasi
: suhu hangat, akral hangat, CRT<2 detik, nadi normal, tekanan darah
f. Gastrointestinal
Tidak ada mual dan muntah pada pasien, reflex mengunyah dan menelan baik, nafsu
makan baik tidak menurun.Makan 3x sehari dengan jumlah porsi.
-
Inspeksi
: Abdomen simetris dan datar, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,
warna kulit merah muda, tidak terpasang drain, tidak ada stoma.
-
Palpasi
Perkusi
g. Genitourinaria
-
Klien mengganti pampers 2x setelah BAK dan BAB sehari selama di rumah sakit.
Genital hygiene baik.
h. Muskuloskeletal
-
Inspeksi
warna disekitar area, nyeri tekan), tidak ada lesi, varises (-)
-
Palpasi
:ada nyeri tekan di pinggul hingga paha, kekuatan otot kaki kanan tidak
dapat terkaji,kekuatan otot kaki kiri 5, kekuatan otot tangan 5 (kanan dan kiri), ROM
6
kaki kanan tidak dapat digerakan hanya sekedar menekuk sedikit lutut dan
pergelangan kaki, ROM tangan, kaki kiri dan leher baik, reflex patella kaki kiri (+),
reflex babinski (+).
i. Neurologi
Klien mampu berbicara dengan baik, adanya masalah pendengaran harus diulang berkalikali sampai pasien menjawab dnegan benar, tidak ada kelumpuhan atau ketidaksimetrisan
akibat kerusakan pada saraf, tidak terpasang EVD.
5. Pemeriksaan Diagnostik (14 Oktober2016)
1
Hasil Lab
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Lekosit
Trombosit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik
Kreatinin
Ureum
Natrium (Na)
Kalium (K)
Glukosa Darah Puasa
GD2JPP
Kalsium
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
11,2
34
3,73
8.500
312.000
P: 12-16
P: 35-47
P: 3.6-5.8
4400-11300
150000-450000
g/dL
%
Juta/uL
/mm3
/mm3
91,2
30
32,9
80-100
26-34
32-36
fL
pg
%
0,65
27
135
3,5
83
158
4,75
P: 0.5-0.9
15-50
135-145
3.6-5.5
< 140
mg/dL
mg/dL
mEq/L
mEq/L
mg/dL
didapatkan hasil fraktur collum femoralis kanan disertai shortening dan displacement
fragmen distal fraktur ke superior, tidak ada tanda osteomielitis, pelvis normal.
6. Terapi
7
Farmakologi
Obat
Metmorfin
Glucobay
Jadwal
Pemberian
3x1 tablet
3x1 tablet
Jalur
Pemberian
PO
PO
Fungsi
Antidiabetes tipe 2
Terapi kombinasi dengan diet DM
Non-Farmakologi
A. Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah
DO :
Operasi)
- TD : 130/80mmhg
- N : 104x/menit
- RR : 24x/menit
- Foto
thorax:
Proses inflamasi
Cerebri
Faktor Usia
Resiko Jatuh
DO :
- Riwayat Jatuh
- Penggunaan
tulang)
alat
bantu
jalan (tongkat)
Riwayat terjatuh
- Osteoporosis
- Kesulitan mendengar
- Kondisi
post-operative
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d perubahan fragmen tulang akibat cidera langsung
2. Resiko jatuh b.d penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan
13.
16.
4. DIAGN
6. PERENCANAAN
10. TUJUAN
11. INTERVENSI
OSA
5. KEPER
AWATA
N
14. Nyeri
17. NOC: Setelah A. Manajemen Nyeri
1. Kaji secara komphrehensif
akut b.d
dilakukan
tentang nyeri, meliputi: lokasi,
agen
asuhan
karakteristik dan onset, durasi,
injuri
keperawatan
frekuensi, kualitas,
fisik
selama
intensitas/beratnya nyeri, dan
(metasta
.x24 jam
faktor-faktor presipitasi
se
pasien mampu
2.
kontrol faktor-faktor
kanker
untuk
lingkungan yang dapat
ke
A. Mengontrol nyeri
mempengaruhi respon pasien
tulang
dengan indikator:
terhadap ketidaknyamanan
1. Mengenal factordan luka
(seperti: temperatur ruangan,
faktor penyebab nyeri
di
2. Mengenal onset nyeri
penyinaran, dll)
payudar
3. Melakukan tindakan 3. Ajarkan penggunaan teknik
a)
pertolongan nonnon-farmakologi (seperti:
15.
analgetik
relaksasi, guided imagery,
4. Menggunakan
terapi musik, distraksi, aplikasi
analgetik
panas-dingin, massase)
5. Melaporkan gejala4. Tingkatkan tidur/istirahat yang
gejala kepada tim
cukup
kesehatan
5. Immobilisasi pasien
6. Mengontrol nyeri
6. Tindakan kolaborasi
18.
pemasangan skin traksi
10
7. RASIONAL
34.
Karena data hasil pengkajian
digunakan sebagai bahan evaluasi
dari tindakan yang dilakukan dan
menentukan intervensi lebih lanjut
Karena lingkungan yang nayaman
dapat membuat pasien tenang dan
mengurangi nyeri
Karena teknik non farmakologi
dapat meningkatkan ketenangan
sehingga nyeri dapat berkurang
Karena istirahat/tidur dapat
mengalihkan klien dari rasa nyeri
yang dirasakan
Karena pergerakan tulang (fraktur)
dapat menyebabkan nyeri yang
hebat dan pergeseran yang lebih
parah
Karena pemasangan skin traksi
dapat membantu immobilisasi
fraktur
Karena tindakan operasi dapat
19. Keterangan:
20. 1 = tidak pernah
dilakukan
21. 2 = jarang
dilakukan
22. 3 =kadangkadang
dilakukan
23. 4 =sering
dilakukan
24. 5 = selalu
dilakukan
pasien
25.
B. Menunjukan tingkat
nyeri dengan
Indikator:
1. Melaporkan nyeri
2. Melaporkan frekuensi
nyeri
3. Melaporkan lamanya
episode nyeri
4. Mengekspresi nyeri:
wajah
5. Menunjukan posisi
melindungi tubuh
6. Kegelisahan
7. perubahan respirasi
rate
8. perubahan Heart Rate
9. Perubahan tekanan
39.
40. Resiko
jatuh b.d
penurun
an
fungsi
tubuh
akibat
proses
penuaan
DarahPerubahan
ukuran Pupil
10. Kehilangan nafsu
makan
26.
27. Keterangan:
28. 1 : Berat
29. 2 : Agak berat
30. 3 : Sedang
31. 4 : Sedikit
32. 5 : Tidak ada
41. NOC: Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama
.x24 jam
hambatan
pasien dan
keluarga dapat
mencegah:
1. Resiko jatuh
2. Resiko trauma/injury
42. Dengan criteria
hasil:
1. Perilaku pencegahan
jatuh: tindakan
individu atau pemberi
asuhan (keluarga)
untuk meminimalkan
analgetik (konstipasi/iritasi
lambung)
43.
NIC:
A. Mencegah jatuh
1. Identifikasi deficit kognitif
atau fisik pasien yang dapat
meningkatkan potensi jatuh
dalam lingkungan tertentu
2. Ukur skala resiko jatuh
3. Identifikasi faktor dan perilaku
yang mempengaruhi resiko
jatuh
4. Identifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk
jatuh
5. Sarankan perubahan gaya
berjalan kepada pasien
6. Gunakan bed side rail (di RS)
7. Penkes: mendidik anggota
keluarga tentang faktor resiko
yang berkontribusi terhadap
12
44.
45.
Karena sebagai data untuk
menentukan hal-hal yang perlu
dihilangkan karena dapat
menyebabkan jatuh (penkes)
Karena sebagai data objektif bahwa
pasien tersebut memiliki resiko
jatuh
Karena sebagai data untuk
memberikan penkes
Karena sebagai data untuk penkes
Karena perubahan gaya berjalan
yang benar dapat menurunkan
resiko jatuh
Karena bed side rail mencegah
jatuh pada pasien bed rest
Karena pengetahuan dapat
memperbaiki perilaku untuk
13
A. Implementasi
46.
N 47.
o. DX
51.
58.
Tanggal/Ja
48.
Implementasi
m
52.
11
54.
1)
Mengajarkan teknik relaksasi
November 2016
53.
14.00-21.00
(tarik napas dalam) dan
menyarankan untuk dilakukan
ketika merasakan nyeri
2) Melakukan teknik distraksi
(mengajak pasien mengobrol)
3) Menganjurkan pada keluarga
1
untuk mengajak ibu mengobrol.
4) Mengkaji kembali karakteristik
nyeri
5) Menanyakan
apakah
ada
kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan karena nyeri?
6) Menganjurkan
istirahat/tidur
(memberikan
lingkungan
nyaman)
1
59.
12
1) Mengevaluasi apakah teknik
November 2016
relaksasi napas dalam yang
60.
14.00-21.00
diajarkan
efektif
untuk
61.
mengurangi nyeri
2) Melakukan teknik distraksi
(mengajak pasien mengobrol)
3) Mengkaji kembali karakteristik
nyeri
4) Menanyakan
apakah
ada
kesulitan dalam memenuhi
14
49.
Respon
50.
55.
1) Klien mengatakan mengerti dan dapat
mempraktekan secara mandiri teknik relaksasi
napas dalam dan akan melakukannya jika nyeri
56.
2) Klien kooperatif ketika diajak mengobrol.
3) Keluarga klien mengatakan selalu mengajak
pasien mengobrol
4) Klien masih merasakan nyeri dengan skala 3 57.
dari 10 terutama jika bergerak atau bergeser
sedikit saja
5) Klien hanya tidak dapat bergerak karena terasa
nyeri, ADL dibantu oleh keluarga.
6) Mematikan lampu kamar dan memastikan
infuse masih penuh agar tidak kembali
mengecek untuk mengganti infuse karena dapat
mengganggu ketenangan klien.
62.
63.
1) Klien mengatakan teknik relaksasi napas dalam
dapat sedikit mengatasi nyeri, walaupun nyeri
masih terasa
2) Klien kooperatif ketika diajak mengobrol
3) Klien masih merasakan nyeri dengan skala 3
dari 10, seperti tertimpa benda berat.
4) Klien hanya sulit bergerak karena jika bergerak
sedikit terasa nyeri, ADL dibantu keluarga
(seka, makan, minum, buang air)
Pa
raf
5)
65.
14
1)
November 2016
66.
07.00-14.00
2)
64.
3)
4)
5)
68.
69.
14
1)
November 2016
70.
07.00-14.00
2)
3)
4)
72.
76.
81.
82.
B. Evaluasi
83.
N 84.
Tanggal/Ja
o. DX
85.
m
90.
88.
87.
12
November 2016
89.
14.0021.00
96.
95.
13-14
November 2016
97.
21.0007.00
104.
103.
111.
15
November 2016
105. 07.0014.00
112. 15
November 2016
113. 07.00-
Evaluasi (SOAPIER)
86.
Pa
raf
pinggang hingga paha kananterutama jika bergerak, atau bergeser sedikit saja, teknik
relaksasi dapat mengurangi sedikit rasa nyeri.
91.
O : TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 22x/menit, klien tampak tenang
92.
A : Masalah teratasi sebagian
93.
P : Lanjutkan intervensi
98.
S : Klien mengatakan masih mengalami nyeri walaupun sedikit berkurang dengan
skala 3 dari 10 dari pinggang hingga paha.
99.
O : TD: 100/80 mmHg, Nadi: 72x/menit, RR: 20x/menit, klien tampak tenang
100. A : Masalah teratasi sebagian
101. P : Lanjutkan intervensi
106. S : Klien mengatakan masih mengalami nyeri walaupun sedikit berkurang dengan
skala 3 dari 10 dari pinggang hingga paha.
107. O : TD: 110/80 mmHg, Nadi: 86x/menit, RR: 20x/menit, klien tampak tenang
108. A : Masalah teratasi sebagian
109. P : Lanjutkan intervensi
114. S : Keluarga klien mengatakan banyak faktor yang menyebabkan pasien dapat
terjatuh dan belum mengetahui bagaimana cara mencegah resiko jatuh
115. O : Keluarga klien terlihat bingung, klien mengalami fraktur akibat terjatuh
116. A : masalah belum teratasi
17
94.
102.
110.
118.
14.00
120. 20
119.
November 2016
121. 07.0014.00
128.
127.
20
November 2016
129. 07.0014.00
117.
122.
P : Lanjutkan intervensi
S : Klien mengatakan masih mengalami nyeri walaupun sedikit berkurang dengan
126.
134.
resiko jatuh
132. A : Keluarga klien mengerti
133. P : Lanjutkan intervensi dan lakukan pencegahan sebagai discharge planning
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
Daftar Pustaka
Nanda Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Nanda, NIC, NOC 2012-2014. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1 dan 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (Edisi 8 Volume 1).
Jakarta: EGC
18