Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2 PENGUAT DIFERENSIAL

Muhammad Ridho Pambudi (13113002)


Asisten: ahmad hasan alfikri
Tanggal Percobaan: 5/12/2016
EL3109R-PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro ITERA


Abstrak
Pada praktikum Modul II ini dilakukan beberapa
pengamatan pada penguatan diferensial dengan dua jenis sinyal
input, yaiut diferential mode dan common mode. Sedangkan
untuk sinyal output yang dihasilkan pada penguat diferensial
dapat berupa single ended (tegangan pada salah satu terminal
dengan rujukan ground) dan diferential ended (selisih tegangan
pada dua terminal floating port). Percobaan pertama
dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara memberikan
masukan untuk masing-masing jenis sinyal input (Diferential
mode dan Common Mode).
Kata kunci: Diferential Mode, Common Mode,
Cermin arus.
1.

PENDAHULUAN

Besaran perbandingan penguatan diferensial Ad


dan penguatan common mode Acm disebut
sebagai CMMR Common Mode Rejection Ratio,
sbb :

2.2

RANGKAIAN DASAR PENGUAT


DIFERENSIAL

Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri dari


rangkaian pasangan transistor dengan emitor
bersama, bias arus, dan rangkaian beban seperti
tampak pada gambar berikut :

Pada praktikum kali ini modul 2 memahami


bagaimana memperkuat sinyal lemah (kecil) sinyal
di tengah interferensi dengan penguat diferensial
lalu
mengevaluasi
peran
masing-masing
komponen / rangkaian pada penguat diferensial
dan mengamati perilaku tahap penguatan
diferensial dengan transistor bipolar dengan
berbagai konfigurasi serta mengamati, mengukur,
dan menganalisa penguatan differential-mode dan
common-mode pada tahap penguat diferensial
dengan berbagai konfigurasi.

2.
2.1

STUDI PUSTAKA
PRINSIP PENGUAT DIFERENSIAL

Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal


interferensi yang berupa sinyal yang sama
(common signal) yang masuk pada kedua input
akan dihilangkan pada proses penguatan karena
hanya selisih tegangan yang diperkuat. Namun
demikian
pada
implementasinya
penguat
diferensial juga memberikan output yang berasal
dari sinyal bersama tersebut.
Pada penguat seperti ini diinginkan penguat
dengan penguatan diferensial yang besar dan
penguat common mode nol atau sangat kecil.
Dengan demikian penguat ini dapat digunakan
untuk memperkuat sinyal kecul yang mucul
bersamaan dengan sinyal interferensi yang besar.

Penguat diferensial tersebut akan memberika n


penguatan diferensial sebagai berikut :

dimana gm adalah trankondutansi transistor pada


arus bias yang diberikan. Penguatan diferensial ini
sebanding dengan arus bias pada transistornya.
Penguatan common mode untuk pasangan
diferensial ini adalah

dimana REE adalah resistansi sumber arus bias


yang digunakan dan re adalah parameter resistansi
emitor transistor pada sinyal kecil. Penguat
common
mode
dapat
ditekan
dengan
menggunakan resistansi sumber arus yang besar.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Untuk rangkaian dengan bias sumber arus resistor


hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar nilai
resistansi biasnya. Namun demikian untuk
menjaga penguatan diferensialnya maka perlu
digunakan juga tegangan bias yang lebih tinggi
agar arus biasnya tetap.

Penguatan common mode untuk rangkaian dengan


beban aktif ini akan mendekati:

2.3

dimana ro4 adalah resistasi output transistor beban


pada terminal ouput, 3 adalah penguatan arus
transistor beban pasangannya, dan REE resistansi
output sumber arus bias.

PENGUAT DIFERENSIAL DENGAN


RESISTOR DEGENERASI PADA
EMITOR

Penguat diferensial di atas mempunyai jangkauan


penguatan linier yang sangat kecil (jauh di bawah
VT). Untuk memperoleh penguat diferensal
dengan jangkauan penguatan linier yang lebih
besar digunakan resistansi degenerasi emitor Re.
Pada rangkaian demikian diperoleh penguatan
diferensial

dimana adalah penguatan arus emitor ke kolektor.


Penambahan resistor Re ini akan mengurangi
penguatan diferensialnya.
Pada penguat seperti ini penguatan common
modenya adalah sbb :

Tampak dari persamaan terakhir penambahan


resistansi degerasi emitor juga akan memperbaiki
atau menekan penguatan common mode.

2.4

2.5

NONIDEALITAS PADA PENGUAT


DIFERENSIAL

Penguat diferensial ideal bila pasangan diferensial


yang digunakan seluruh paramter sepenuhnya
sama. Namun pada kenyataannya akan sangat
diperoleh komponen yang demikian. Pada kasus
rangkaian diferensial dengan beban resistor akan
ada ofset tegangan input VOS penguat diferensial
sebesar:

Demikian juga dengan transistor yang digunakan,


bila arus saturasinya tidak persis sama maka akan
diperoleh tegangan ofset sebesar

Selain itu perbadaan penguatan arus juga akan


memberikan arus ofset input IOS sebesar

PENGUAT DIFERENSIAL DENGAN


BIAS CERMIN ARUS DAN BEBAN
AKTIF

Peningkatan resistansi rangkaian sumber arus bias


dapat dilakukan dengan menggantikan resistor
dengan sebuah cermin arus. Dalam keadaan
demikian resistansi sumber arus adalah resistansi
output transistor cermin arus ybs. Resistansi
kolektor pada pasangan diferensial dapat juga
digantikan dengan beban aktif berupa cermin arus.
Sinyal output untuk pasangan diferensial seperti
ini diambil pada salah satu terminal kolektor
pasangan diferensialnya. Untuk rangkaian yang
demikian akan diperoleh penguatan diferensial

3.

METODOLOGI

Pada percobaan 2 ini, alat dan bahan yang


digunakan yaitu :
1.

Kit praktikum Penguat Diferensial

2.

Generator Sinyal

3.

Osiloskop

4.

Multimeter

5.

Catu daya Ter-regulasi (2 buah)

6.

Kabel dan asesori pengukuran

Dimana gm adalah transkonduktasi sinyal kecil


transistor pasangan diferensial dan ro adalah
resistansi output transisor beban aktif. Penguatan
yang diperoleh akan sangat besar mengingat
umumnya resistansi output ro juga sangat besar.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

3.1

PEMBERIAN DAN PENGUKURAN


TEGANGAN UNTUK PASANGAN
DIFERNSIAL

3.2

Untuk pemberian tegangan input Common Mode


pada pasangan diferensial pada percobaan ini,
digunakan hubungan seperti pada Gambar 4.
Besaran amplituda tegangan yang diberikan dapat
diberikan hingga mendekati tegangan catu daya
VCC. Dalam percobaan ini digunakan VCC 9V, maka
amplituda tegangan common mode dapat
diberikan hingga maksimum 9V.

PASANGAN DIFERENSIAL DENGAN


BIAS RESISTOR

Disusun rangkaian penguat dengan pasangan diferensial


seperti pada Gambar 5. Nilai-nilai komponen dan bersaran
tegangan catu daya yang dipilih adalah RC1= RC2= 10k , Rbias
= 5k, Q1= Q2= 2N3096, dan VCC= 9V. Diukur arus bias yang
mengalir pada RC1, RC2, dan Rbias.

Amati penguatan mode diferensial untuk penguat tersebut


dengan membaca tegangan output single ended (hanya pada
salah satu vO+atau vO-terhadap ground), maupun diferensial
(selisih vO+dan vO-). Saat mengamati tegangan diferensial,
jangan dihubungkan terminal output dengan ground karena
cara tersebut akan mengubah rangkaian percobaan. Dicatat
hasil pengamatan vO+, vO-dan vO+-vO-tersebut.

Untuk Differential Mode pemberian tegangan input


menggunakan hubungan seperti pada Gambar 4.
Amplituda tegangan yang diberikan berada pada
kisaran mV. Rangkaian pada Gambar 4 (a)
memerlukan penguat operasional yang mempunyai
tegangan offset dan derau rendah. Diberikan
amplituda yang cukup besar untuk mengatasi
derau namun tidak terlalu besar untuk menghindari
output lebih banyak pada keadaan saturasi.
Amplituda yang digunakan dapat berada antara 1040mV

Digunakan mode xy untuk melihat kurva karakteristik


transfer tegangan VTC tegangan output vO(satu-satu secara
terpisah) terhadap input diferensial vid.

Dilnjutkan pengamatan untuk penguatan mode bersama


pada output yang sama vO+, vO-dan vO+-vO-. Dicatat hasil
pengamatan tersebut

Gambar Rangkaian Pemberi Tegangan nput


Common Mode

Gambar Rangkaian Pemberi Tegangan Input


Diferensial (kiri : - Vd/2 dan +Vd/2; kanan : 0 dan
Vd)

Diulangi pengamatan arus DC, penguatan mode diferensial,


dan penguatan mode bersama ini untuk rangkaian dengan
resistansi bias dan tegangan bias negatif yang lebih tinggi
seperti pada Gambar 6 di bawah ini.

Dilakukan juga pengamatan yang sama untuk rangkaian


diferensial dengan bias resistor dan dan degenerasi emitor
seperti pada Gambar

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

3.3

PASANGAN DIFERENSIAL DENGAN


BIAS CERMIN ARUS
Disusun rangkaian seperti pada
Gambar 8 di bawah ini. Diukur arus
DC yang mengalir pada RC1, RC2, dan
RRefserta arus pada kolektor Q4IC4.

Dilakukan pengamatan untuk


penguatan mode diferensial dan
penguatan bersama.

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial dengan


Bias Resistor 5k

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial dengan


Bias Resistor 8.6k

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial dengan


Bias Cermin Arus

3.4

PASANGAN DIFERENSIAL DENGAN


BIAS CERMIN ARUS DAN BEBAN
AKTIF
Di s usun ra ngkaian seperti pada Ga mbar 9 di bawah
i ni . Digunakan tra nsistor 2N3904 untuk Q5 dan Q6.
Di ukur a rus DC ya ng mengalir antara kolektor Q1 dan
Q5, a ntara kolektor Q2 dan Q6, dan arus kolektor Q4.

Di l akukan pengamatan untuk penguatan mode


di ferensial dan penguatan bersama. Diperhatikan
bentuk output ya ng diperoleh.

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial dengan


Bias Resistor dan Emitor Degeneratif

Di ubah rangkaian dengan memberikan beban pada


output s eperti pada Gambar 10 berikut i ni. Diamati
penguatan diferensial dan penguatan bersama pada
termi nal output vo (pada beban RL).

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Vo
(+)

Vo()

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial dengan


Bias Cermin Arus dan Beban Aktif

Vo(
+)vo()

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial

4.
4.1

HASIL DAN ANALISIS


PEMBERIAN DAN
PENGUKURAN TEGANGAN
UNTUK PASANGAN
DIFERENSIAL

tegangan input untuk konfigurasi penguat


diferensial sebesar 10 mVpp dan untuk penguat
common mode sebesar 2 Vpp
simulasi dengan menggunakan multisim, sehingga
diperoleh data sebagai berikut
Dual Trace

xy

sinyal yang dihasilkan untuk Vo(+) terlihat bahwa


penguatan yang dihasilkan sefasa. Sedangkan pada
sinyal untuk Vo(-) diperoleh sinyal yang berbeda
fasa 180 derajat dengan sumbernya. jika kedua
penguatan ( Vo pos dan Vo neg) dipasang pada
suatu beban, maka siyal yang dihasilkan akan
memperoleh penguatan menjadi 2 kali lebih besar

4.2

PASANGAN DIFERENSIAL
DENGAN BIAS CERMIN ARUS

simulasi dengan menggunakan multisim, sehingga


diperoleh data sebagai berikut :
Dual Trace

XY

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Vo
(-)

V
o(
+)

Vo
(+)

V
o()

Vo
(+)
vo(
-)

Penguatan yang sangat besar ini terjadi


dikarenakan cermin arus
perannya lebih
mendekaiti sumber arus ideal.

4.3

V
o(
+)
vo
(-)

PASANGAN DIFERENSIAL
DENGAN BIAS CERMIN ARUS
DAN BEBAN AKTIF

hasil simulasi dengan menggunakan multisim,


diperoleh data sebagai berikut :
Dual trace

xy

Berdasarkan data penguatan sinyal diatas,


diperoleh penguatan pada terminal positif yang
sangat besar yaitu 580.7 V/V. Hal ini sangat jauh
berbeda dengan penguatan pada terminal negetif
nya yang sangat kecil (mendekati nol). Sedangkan
pada terminal negative terdapat beban aktif yang
fungsinya untuk mejaga tegangan konstan pada
terminal negatif sehingga penguatan pada Vo
negatifnya menjadi sangat kecil (mendekati nol).

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

5.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada


praktikum modul II ini maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
Penguatan diferensial dapat digunakan untuk
memperkuat sinyal lemah ditengah adanya
interferensi (noise). Interferensi ini hanya terjadi
pada pemberian sinyal input
common mode karena penguatan diferensial pada
common
mode akan mengalami atenuasi
(pelemahan).
Terdapat 2 janis konfigurasi input pada penguatan
diferensial, yaitu diferensial mode dan common
mode.
resistansi pada emiter dan resistansi bias. Semakin
besar resistasi tersebut maka semakin kecil pula
penguatan yang diperoleh (resistansi berbanding
terbalik dengan penguatan).
Penggunaan cermin arus (current mirror) sebagai
beban aktif memiliki keuntungan yaitu akan
diperoleh resistansi kolektor yang besar sehingga
penguatan akan semakin besar pula.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum:


Elektronika II, Sekolah Teknik Elektro ITERA,
Bandar Lampung, 2016

[2]

Adel S. Sedra and Kennet C. Smith,


Microelectronic Circuits, Oxford University
Press, USA, 2004

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Anda mungkin juga menyukai