Anda di halaman 1dari 13

1

PAYUDARA
PERTUMBUHAN NORMAL PAYUDARA
Payudara merupakan organ penting dalam kehidupan manusia sejak dari
neonatus atau periode bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan dengan
produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa, di
mana payudara sebagai salah satu lambang keperempuanan.
Embriologi
Pada minggu ke-5 pertumbuhan janin, terbentuk garis susu atau galactine
band yang berasal dari ectoderm primitive, mulai dari daerah ketiak sampai ke arah
genetalia eksterna. Di daerah dada, galactine band tadi membentuk mammary ridge
yang merupakan cikal bakal payudara di mana setelah itu bagian lain akan mengalami
regresi atau menghilang.
Pada minggu ke 7 dan 8 kehamilan, mammary ridge ini akan menebal dan
diikuti terjadinya invaginasi ke dalam mesenkimal dinding dada dan tumbuh secara
tridimensial (globular stage) dan pada minggu ke 10 sampai 14 terbentuk cone stage.
Antara minggu ke 12-16, sel mesenkimal mengalami diferensiasi menjadi otot
polos dari nipple dan areola. Epithelial bud membentuk budding stage dan kemudian
bercabang-cabang menjadi 15 sampai dengan 25 strip epitel (branching stage) pada
minggu ke-16 kehamilan, dan kemudian strips ini menjadi alveolus sekretoris.
Pertumbuhan berikutnya adalah terjadinya diferensiasi elemen folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat, ini yang tumbuh secara utuh pada masa itu
sehingga secara genetik pertumbuhan parenkim payudara berasal dari kelenjar
keringat. Sebagai tambahan, kelenjar apokrin tumbuh membentuk kelenjar
Montgomery sekitar nipple. Sejauh ini pertumbuhan itu bebas dari pengaruh
hormonal.

Selama trimester ketiga kehamilan, hormon plasenta masuk sirkulasi janin dan
ini merangsang pembentukan kanalisasi dari jaringan cabang-cabang epitel
(canalization stage) sdan proses ini berlangsung dari minggu ke-20 sampai dengan
minggu ke-32 kehamilan, dan terbentuklah 15-25 ductus mammary.
Diferensiasi parenkimal terjadi pada minggu ke-32 sampai dengan ke-40 dan
terbentuklah alveolus dan lobules yang berisi kolostrum (end vesicle stage).
Pertumbuhan kelenjar payudara yang cepat terjadi pada periode ini sampai 4 kali lipat
dan nipple areola complex juga tumbuh dan menjadi lebih berpigmen. Pada neonates,
perangsangan jaringan payudara menghasilkan sekresi colestrol milk = witchs milk
yang dapat keluar pada hari ke-4 dampai 7 neonatus (post partum).
PERTUMBUHAN PAYUDARA DALAM KEHAMILAN
Mammogenesis
Pada kehamilan, pertumbuhan duktus lobulus dan alveolus kelihatan jelas
akibat pengaruh hormone luteal dan placental sex steroid, placental lactogen,
prolaktin, serta hormone chorionic gonadotropin. Pada fase kehamilan banyak
prolaktin dilepaskan dan menstimulasi pertumbuhan epitel dan menyebabkan sekresi.
Prolaktin ini meningkat perlahan mulai pertengahan trimester pertama dan pada
trimester ke-3 kadar prolaktin dalam darah 3 sampai 5 kali lebih tinggi dari normal
dan epitel ke payudara mulai memproduksi protein. Minggu ke 3-4 kehamilan
sebagai akibat pengaruh estrogen terjadi duktus yang bentuknya, bercabang-cabang
dan selain itu terjadi juga pertumbuhan lobulus.
Pada minggu ke 5-8 terjadi pembesaran payudara yang jelas akibat proses
sebelumnya, terjadi pelebaran vena superficial, payudara terasa memberat dan nipple
areola menghitam (lebih berpigmen).
Pada trimester kedua di bawah pengaruh progesterone terjadi pertumbuhan
lobulus-lobulus dan duktus-duktus secara cepat. Di bawah pengaruh prolaktin
alveolus memproduksi kolostrum nonfat.

Setelah pertengahan trimester ke-2, pertambahan ukuran payudara bukan


karena pertumbuhan atau proliferasi epitel lagi akan tetapi akibat pelebaran alveoli
dengan kolostrum, jadi akibat hipertrofi mioepitel sel, jaringan ikat dan jaringan
lemak. Laktasi mulai adekuat setelah minggu ke-16 kehamilan.
Pada awal trimester ke-2, alveolus payudara, tapi bukan duktus, melepaskan
lapisan superficial cell. A. Pada perempuan tidak hamil, lapisan ini tetap. Pada
trimester ke 2 dan ke 3, lapisan ini berdiferensiasi menjadi lapisan sel-sel kolostrum
dan eosinofilik sel, sel plasma dan lekosit di sekitar alveoli.
Dengan berlanjutnya kehamilan, terjadi deskuamasi sel-sel epitel yang
menumpuk. Agregasi limfosit, sel-sel bundar (round cell), dan deskuamasi sel-sel
fagosit alveoli dapat ditemukan dalam kolostrum.
Laktogenesis
Hormon prolaktin pada fase itu akan diproduksi hingga epitel kelenjar
payudara (mammary epithelial cell) dari fase presecretory berubah menjadi fase
secretory. Dalam 4-5 hari pertama pascapersalinan, payudara membesar sebagai
akibat akumulasi dari sekresi alveolus dan duktulus payudara. Sekresi pertama
dinamakan kolostrum yang berwarna kekuningan dan sedikit kental mulanya
kemudian menjadi serous.
Kolostrum ini berisi laktoglobulin yang identik dengan immunoglobulin.
Proses sintesis air susu ibu dan sekresi dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Pelepasan
prolaktin ini dipengaruhi dan distimulasi oleh proses pengisapan. Proses pengisapan
melepaskan kortikotropin.
Galaktopoesis
Dalam keadaan normal air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling
lengkap dan sempurna bagi bayi. ASI mengandung antibodi yang dapat mencegah
terjadinya infeksi, selain itu ASI bebas dari kontaminasi bakteri. Yang lebih penting
adalah terbinanya hubungan emosional antara ibu dan bayi.

PENGGUNAAN AIR SUSU IBU


Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang teridiri
atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui dan penyapihan. ASI sebagai
makanan ilmiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada
anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya berubah sesuai dengan kebutuhan bayi
pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama sampai 4-7 hari, dilanjutkan
dengan ASI peralihan sampai 3-4 minggu, selanjutnya ASI matur. ASI yang keluar
pada permulaan menyusu (foremik = susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar
pada akhir penyusuan (hindmilk = susu akhir). ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan premature komposisinya juga berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh
ibu yang melahirkan cukup bulan. Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung
yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga
mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin
ibu dan anak dan perkembangan jiwa anak.
Pemberian ASI yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
1. ASI ekslusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100% kebutuhan
bayi.
2. Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat
memenuhi 60-70% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan pendamping
ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai dengan usia bayi.
3. Di atas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan
makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap dianjurkan
pemberiannya sampai paling kurang 2 tahun untuk manfaat lainnya.
Tatalaksana Keberhasilan Menyusui
Agar ibu berhasil menyusui, perlu dilakukan berbagai kegiatan saat antenatal,
intranatal dan postnatal.

Klinik Antenatal
Selama masa antenatal ibu dipersiapkan fisik dan psikologis. Untuk persiapan
fisik, ibu perlu diberi penyuluhan tentang kesehatan dan gizi ibu selama hamil. Untuk
psikologis, ibu diberi penyuluhan agar termotivasi untuk memberikan ASI karena
keinginan untuk memberi ASI adalah factor yang sangat penting untuk keberhasilan
menyusui. Adapun penyuluhan yan dianjurkan adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Penyuluhan mengenai fisiologi laktasi


Penyuluhan mengenai pemberian ASI secara ekslusif
Penyuluhan mengenai manfaat ASI dan kerugian susu formula
Penyuluhan ibu mengenai manfaat rawat gabung
Penyuluhan ibu mengenai gizi ibu hamil dan menyusui
Bimbingan ibu mengenai cara memosisikan dan melekatkan bayi pada
payudara dengan cara demonstrasi menggunakan boneka

Ruang Bersalin
1. Berusaha menolong persalinan tanpa trauma lahir. Trauma lahir dapat
menyebabkan bayi akan mengalami kesulitan untuk segera disusui.
2. Segera setelah bayi stabil (dalam waktu < 30 menit), bayi diletakkan di dada
ibunya untuk mencari putting susu dan menghisapnya (diperlukan waktu 3060 menit). Menurut penelitian ini, inisiasi dini pemberian ASI dapat mencegah
kematian neonatal melalui 4 cara :
a. Penghisapan oleh bayi segera setelah lahir dapat membantu mempercepat
pengeluaran ASI dan memastikan kelangsungan pengeluaran ASI.
b. Menyusui sedini mungkin dapat mencegah paparan terhadap substansi/zat
dari makanan/minuman yang dapat mengganggu fungsi normal saluran
pencernaan.
c. Komponen dari ASI awal (kolostrum) dapat memicu pematangan saluran
cerna dan member perlindungan terhadap infeksi karena kaya akan zat
kekebalan.
d. Kehangatan tubuh ibu saat proses menyusui dapat mencegah kematian
bayi akibat kedinginan (terutama bagi bayi dengan berat lahir rendah).

Ruang Rawat
1. Merawat ibu bersama bayinya atau rawat gabung.
2. Petugas mengajarkan kepada ibu cara memosisikan dan melekatkan bayi pada
payudara bagi mereka yang belum dilatih selama pemeriksaan antenatal.
Seringkali kegagalan menyusui disebabkan oleh kesalahan memosisikan dan
melekatkan bayi. Puting ibu jadi lecet sehingga ibu jadi segan menyusui yang
menyebabkan produksi ASI berkurang dan akhirnya bayi jadi malas menyusu.
LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung
c. Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting dan areola sekitarnya. Manfaatnya
adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
d. Posisikan bayi dengan benar.
- Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat
-

lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Perut bayi menempel ke perut ibu.
Mulut bayi berada di depan puting ibu.
Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara
tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau

diletakkan di atas dada ibu.


- Telingan dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
f. Cek apakah perlekatan sudah benar
- Dagu menempel ke payudara ibu
- Mulut terbuka lebar
- Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam
-

mulut bayi
Bibir bayi terlipat keluarpembe
Pipi bayi tidak boleh kempot (karena bayi tidak menghisap, tetapi

memerah ASI)
Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan
Ibu tidak kesakitan

Bayi tenang

Gambar 1. Pelekatan yang benar antara bibir bayi dengan puting ibu
Pemberian ASI ad libitum jangan dijual. Pada hari-hari pertama ASI belum
banyak sehingga bayi akan sering meminta menyusu. Apabila ASi sudah banyak
bayi akan mengatur sendiri kapan ia ingin menyusu. Pada hari-hari pertama
menyusu dari satu payudara antara 5-10 menit dan boleh dan boleh dari kedua
payudara karena ASI belum banyak. Setelah ASI banyak perlu mengosongkan
salah satu payudara baru menyusu pada payudara yang lain. Untuk penyusuan
berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong.
Pengosongan payudara setiap kali menyusui mempunyai tiga keuntungan :
-

Merupakan umpan balik untuk merangsang pembentukan ASI kembali


Mencegah terjadinya bendungan ASI dan komplikasinya
Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (susu awal dan susu

akhir)
Tidak memberikan minuman lain sebelum ASI keluar. Bayi sehat cukup bulan
mempunyai

cadangan

cairan

dan

energi

yang

dapat

mempertahankan

metabolismenya selama 72 jam, dengan hisapan bayi yang terus menerus maka
kolostrum akan cepat keluar. Pemberian minuman lain sebelum ASI keluar
mengurangi keinginan bayi untuk mengisap, dengan akibat pengeluaran asi akan
tertunda.
Mengajarkan ibu cara memerah ASI untuk bayi-bayi yang belum bisa menghisap
(bayi prematur/bayi sakit). Memerah ASI dapat dimulai 6 jam setelah melahirkan
dan dilakukan paling kurang 5 kali dalam 24 jam.
Cara memerah ASI:
- Cuci tangan yang bersih
- Siapkan wadah yang bermulut lebar yang mempunyai tutup dan telah
-

direbus
Bentuk telunjuk dan ibu jari seperti huruf C dan letakkan dibatas areola

mammae.
Tekan jari telunjuk dan ibu jari ke arah dada ibu kemudian perah dan

lepas. Gerakan perah dan lepas dilakukan berulang


Mengajarkan ibu cara menyimpan ASI perah
- ASI perah dapat disimpan pada suhu ruangan selama 6-8 jam
- Di lemari es pendingin (40C) tahan 2 x 24 jam
- Dilemari es pembeku (-40C) tahan sampai beberapa bulan
Mengajarkan ibu cara memberikan ASI perah
- ASI yang sudah disimpan dalam lemari pendingin, sebelum dibeikan
-

kepada bayi perlu dihangatkan dengan merendamnya dalam air panas


ASI yang sudah dihangatkan bila bersisa tidak boleh dikembalikan ke
dalam lemari es. Oleh karena itu, hangatkanlah ASI secukupnya sebanyak

yang kira-kira bisa dihabiskan oleh bayi dalam sekali minum.


ASI yang disimpan dilemari pembeku perlu dipindahkan ke lemari

pendingin untuk mencairkannya sebelum dihangatkan.


ASI perah sebaiknya tidak diberikan dengan botol karena akan
mengganggu penyusuan langsung dari payudara, berikanlah dengan
menggunakan sendok atau cangkir. Menghisap dari botol berbeda dengan
menyusu dari ibu.

Memberikan susu formula jika hanya ada indikasi medis, antara lain :

Ibu dengan HIV atau tambahan untuk bayi yang lahir sangat premature setelah
bayi berusia 3-4 minggu (bayi memerlukan ASI prematur padahal ASI telah
berubah menjadi ASI matur).
Mendeteksi dan mengobati kelainan pada payudara yang dapat menghambat
produksi ASI, antara lain :
- Putting yang terbenam
Sebenarnya puting yang terbenam saat hamil bukan masalah karena puting
masih akan bertambah lentur setelah bayi lahir dan bayi tidak menghisap
dari puting melainkan dari areola. Puting terbenam setelah kelahiran dapat
coba ditarik menggunakan nipple puller beberapa saat sebelum bayi
disusui. Sebelum ASI keluar puting dan areola dimasukan kedalam mulut
-

bayi dan bayi akan dapat menarik puting ke luar.


Puting lecet
Puting lecet biasanya terjadi karena perlekatan ibu-bayi sewaktu menyusui
tidak benar. Seringkali juga disebabkan oleh infeksi candida. Pada
keadaan puting susu yang lecet, maka dapat dilakukan dengan cara-cara
dibawah ini :
Periksa apakah perlekatan bayi salah
Periksa apakah terdapat infeksi oleh candida berupa kulit yang

merah, berkilat dan terasa sakit


Ibu terus memberikan ASI apabila luka tidak begitu sakit. Kalau

sangat sakit ASI dapat diperah.


Olesi puting susu ASI dan dibiarkan kering
Jangan mencuci darah puting dan areola dengan sabun
Mastitis
Adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau
sampai 3 minggu setelah persalinan. Penyebabnya adalah sumbatan
saluran susu dan pengeluaran ASI yang kurang sempurna. Tindakan yang
perlu dilakukan adalah :
Kompres hangat
Masase pada punggung untuk merangsang pengeluaran oksitosin

agar ASI dapat menetes keluar


Pemberian antibiotika

10

Istirahat dan pemberian obat penghilang rasa sakit bila perlu

Klinik Laktasi
Klinik laktasi adalah suatu tempat pelayanan pasca persalinan atau nifas untuk
ibu dan bayinya guna mengatasi masalah yang bisa timbul pada masa menyusui.
Selain untuk prasarana pelayanan klinik laktasi dapat digunakan sebagai sarana
pendidikan dokter, mahasiswa kedokteran, dan paramedis dalam konseling masalah
menyusui. Sebaiknya seminggu setelah pulang dari rumah sakit atau lebih cepat,
apabila ada masalah, ibu dan bayi diminta kembali ke klinik laktasi untuk
mengevaluasi keberhasilan menyusui. Kegiatan di klinik laktasi dapat berupa
pemeriksaan dan penimbangan bayi, evaluasi pemberian ASI berkecukupan,
frekuensi pemberian dan posisi menyusui yang benar.

PEMERIKSAAN PAYUDARA
Untuk menegakkan diagnosis kelainan yang terjadi di payudara diperlukan
beberapa pemeriksaan yaitu : pemeriksaan fisik, pemeriksaan imaging yang
umumnya terdiri dari ultrasonografi dan mammografi. Pemeriksaan sel dan jaringan
yaitu pemeriksaan sitologi dengan fine needle aspiration biopsy (FNAB) atau
pemeriksaan histopatologi.
Diagnosis pasti atau gold standard harus dengan pemeriksaan histopatologi.
Pemeriksaan ultrasonografi digunakan untuk membedakan apakah suatu massa di
payudara merupakan lesi padat (solid) atau suatu lesi kistik, sedangkan pemeriksaan
mammografi digunakan untuk membedakan lesi jinak atau ganas.
Teknik Pemeriksaan
1. Posisi Tegak (duduk)
a. Penderita duduk dengan tangan bebas ke samping.
b. Pemeriksa berada di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.

11

c. Pada inspeksi, dilihat apakah payudara simetris kiri dan kanan dilihat pula
kelainan papilla, letak dan bentuknya, adanya retraksi puting susu, kelainan
kulit berupa tanda-tanda radang, peau dorange, dimpling, ulserasi dan lainlainnya.
2. Posisi Berbaring
a. Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar di atas
lapangan dada.
b. Pada penderita yang payudaranya besar jika perlu bahu atau punggungnya
diganjal dengan bantal kecil.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mempergunakan falang distal dan falang
medial jari II, III, IV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari cranial
setinggi iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6 dan jangan pula dilupakan
pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Terakhir dilakukan
pemeriksaan apakah ada cairan yang keluar dari papil dengan menekan daerah
sekitar papil.
Menetapkan Keadaan Tumor Payudara
- Lokasi tumor : menurut kuadran di payudara atau terletak di daerah sentral
(subareolar dan di bawah papil). Payudara dibagi atas empat kuadran yaitu
kuadran lateral atas, lateral bawah, medial atas dan bawah serta ditambah
-

satu daerah sentral.


Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak tegas.
Mobilitas tumor terhadap kulit dan m.pektoralis atau dinding dada.

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Regional Payudara


Pada pemeriksaan aksila sebaiknya dalam posisi duduk karena dalam posisi
ini fossa aksilaris jatuh ke bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan lebih banyak
yang

dapat

dicapai.

Pemeriksaan

aksila

kanan,

tangan

kanan

penderita

diletakkan/dijatuhkan lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa


dengan tangan kiri pemeriksa.
Dicari kelompok kelenjar getah bening berikut :

12

1.
2.
3.
4.

Mammaria eksterna : di bagian anterior dan bawah tepi m.pectoralis


Subskapularis di posterior aksila
Sentral di bagian pusat aksila
Apikal di ujung atas fossa aksilaris
Pada perabaan, ditentukan besar, konsistensi, jumlah, apakah mudah
digerakkan satu sama lain atau tidak. Supra dan infraklavukula serta leher utama,
bagian bawah dipalpasi dengan cermat dan teliti. Organ lain yang ikut diperiksa
adalah hepar, lien untuk mencari metastasis jauh, juga tulang-tulang, terutama
tulang belakang.

BREAST SELF-EXAMINATION (BSE)


A woman should have a clinical breast exam by her health provider at least once a
year and should do a breast selfexam (BSE) once a month. BSE may help a woman
detect a change in her breast.
1. While taking a shower or bath, gently explore the breast and underarm areas with
fingertips.

2. Raise arms in front of a mirror to check for changes in size, shape and contour of
each breast. Gently squeeze both nipples and look for discharge.

13

3. Lie with an arm tucked behind the head, and with the other hand, examine the
opposite breast for lumps, thickening or other changes.

USE OF FINGER PADS


Press with top third of fingers. Use the same pattern to feel every part of the breasts.

Anda mungkin juga menyukai