Anda di halaman 1dari 5

Regulasi untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif

Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia
menyelenggarakan Kegiatan Focus Group Discussion (FGD). FGD atau diskusi kelompok
terarah merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling banyak digunakan, karena
membahas suatu masalah tertentu secara spesifik.
Dalam kegiatan ini, topik yang dibahas mengenai harmonisasi regulasi bagi pengembangan
Ekonomi Kreatif di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengulas semua regulasi tentang
Ekonomi Kreatif baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, acara ini bertujuan untuk
membantu Pemerintah Daerah dalam mengembangkan Ekonomi kreatif di daerah tersebut.
Kegiatan FGD ini telah dilaksanakan sejak bulan Januari 2016 di beberapa Kota seperti
Jakarta, Magelang, Padang, Jambi dan Kupang. Selanjutnya, kegiatan FGD ini rencananya
akan dilaksanakan di Kota Kendari.
Menurut Prof. Didik Notosoedjono, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan
ekonomi kreatif, karena mayoritas penduduk Indonesia berada di usia produktif dan
berkemungkinan menjadi creative class, digitalisasi yang telah menjangkau 90% dari total
penduduk Indonesia, dan meningkatnya jumlah kelas menengah serta daya beli konsumen.
Untuk pengembangan tersebut, Indonesia memiliki Regulasi yang dinilai sesuai dengan
aturan-aturan dalam Ekonomi Kreatif yaitu UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, UU No.
33 Tahun 2009 tentang Perfilman mendorong pengembangan industri perfilman, UU No. 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian mendorong pengembangan industri kreatif Nasional, UU
No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta memberikan perlindungan kekayaan intelektual bagi
karya kreatif, dan UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Mendorong perdagangan
produk berbasis ekonomi kreatif.
Dalam kegiatan FGD ini, regulasi yang telah ditetapkan di daerah akan dikaji terlebih dahulu.
Jika regulasi di daerah tersebut mendukung pengembangan Ekonomi Kreatif maka BEKRAF
akan mendukungnya. Regulasi tersebut juga akan dijadikan role model bagi daerah lainnya.
Sebaliknya, jika regulasi di suatu daerah dinilai belum sesuai maka BEKRAF bersama
pemerintah daerah akan melakukan harmonisasi atau tinjauan kembali untuk diperbaiki atau
disempurnakan.

Badan Ekonomi Kreatif

Gambaran umum
Dasar hukum

Peraturan Presiden
Nomor 6 Tahun 2015
Kepala
Triawan Munaf
Wakil Kepala
Ricky Josep Pesik
Sekretaris Utama

Mesdin Kornelis Simarmata


Deputi
Riset, Edukasi, dan
Pengembangan

Abdur Rohim Boy


Berawi

Akses Permodalan

Fadjar Hutomo

Infrastruktur

Hari Santosa Sungkari

Pemasaran

Joshua Puji Mulia


Simandjuntak

Fasilitasi Hak Kekayaan


Intelektual dan Regulasi

Ari Juliano Gema

Hubungan Antar
Lembaga dan Wilayah

Endah Wahyu
Sulistianti

Alamat kantor pusat


Gedung Kementerian BUMN, Lt.15, Jl. Medan
Merdeka Selatan No.13, Jakarta 10110, Indonesia
Website
www.bekraf.go.id

Badan Ekonomi Kreatif adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang pariwisata. Badan Ekonomi Kreatif merupakan badan yang pertama
kali dibentuk oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden no. 6 tahun 2015.
Semula urusan ekonomi kreatif menjadi bagian dari Kementerian Pariwasata dan Ekonomi
Kreatif yang dibentuk pada Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2011 sampai 2014. Saat ini
Kepala Badan Ekonomi Kreatif dijabat oleh Triawan Munaf
Tugas dan Fungsi
Badan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan,
menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang:
1. aplikasi dan game developer,
2. arsitektur,
3. desain interior,
4. desain komunikasi visual,
5. desain produk,
6. fashion,
7. film, animasi, dan video,
8. fotografi,
9. kriya,
10.kuliner,
11.musik,
12.penerbitan,
13.periklanan,
14.seni pertunjukan,
15.seni rupa, dan
16.televisi dan radio.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Ekonomi Kreatif


menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi
dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain
produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan,
periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;
2. perancangan dan pelaksanaan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game
developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk,
fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan,
periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;
3. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan
program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain
interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video,
fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa,
dan televisi dan radio;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan program
ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior,
desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi,
kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi
dan radio;
5. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua pemangku
kepentingan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain
interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video,
fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa,
dan televisi dan radio;
6. pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Negara, Kementerian,
Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah Daerah, dan pihak lain yang
terkait; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden yang terkait dengan ekonomi
kreatif.[1]
Organisasi[
Badan Ekonomi Kreatif ini memiliki beberapa deputi untuk membidangi sub sektor ekonomi
kreatif di bidang seni, kuliner, dan lainnya. Organisasi Badan Ekonomi Kreatif terdiri dari:

Kepala;

Wakil Kepala;

Sekretariat Utama;

Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan;

Deputi Akses Permodalan;

Deputi Infrastruktur;

Deputi Pemasaran;

Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi; dan

Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah.[3]

Anda mungkin juga menyukai