Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKIT JAMBI


PUSAT LISTRIK PLTG BATANGHARI

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan


Mata Kuliah Kerja Praktek Jurusan Teknik Kimia
Program Studi S1 Terapan Teknik Energi

Oleh :

Nadia Putri Utami


0613 4041 1695

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2016

LAPORAN KERJA PRAKTEK


DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKIT JAMBI
PUSAT LISTRIK PLTG BATANGHARI

Disahkan dan Disetujui oleh :

Jambi,

September 2016

Mengetahui,

Menyetujui,

SPV. Pemeliharaan

Pembimbing Lapangan

Rico Vannisa P.

Hijrah Saputro R.

Menyetujui
Manager PL Payo Selincah

Galih Sucipto D.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah Subhana Wa Taala, yang telah
memberikan rahmat dan karunia Nya, sehingga mata kuliah Kerja Praktek dan
penyusunan laporan ini dapat terselesaikan sesuai rencana. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahualaihi Wassalam.
Saya menyusun laporan ini berdasarkan hasil pengamatan dan data data yang
diperoleh saat melakukan Kerja Praktek di PLTG PT. PLN (Persero) Sektor
Pengendalian Pembangkit Jambi Pusat Listrik PLTG Batanghari. Praktek lapangan
industri ini bermaksud memberikan suatu analisa untuk _.
Dalam melaksanakan Kerja Praktek ini saya telah banyak menerima bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Ahmad Taqwa selaku Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.
2. Adi Syakdani, S.T., M.T Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya.
3. Ahmad Zikri S.T., M.T Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya.
4. Ir. Arizal Aswan M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Energi Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Yohandri Bow selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek di Politeknik Negeri
Sriwijaya.
6. Bapak Galih Sucipto D selaku Manager PL di PLTG PT. PLN (Persero) Sektor
Pengendalian Pembangkit Jambi Pusat Listrik PLTG Batanghari.
7. Bapak Rico Vannisa P selaku _ di PLTG PT. PLN (Persero) Sektor
Pengendalian Pembangkit Jambi Pusat Listrik PLTG Batanghari.
8. Hijrah Saputro R selaku Pembimbing Lapangan di PLTG PT. PLN (Persero)
Sektor Pengendalian Pembangkit Jambi Pusat Listrik PLTG Batanghari.
9. Nnn
10. Nnn

Saya menyadari bahwa dalam penulis laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat mendukung dari pembaca, guna kesempurnaannya di masa yang
akan datang.
Akhir kata saya mengharapkan semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca.
Jambi, September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan


Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia
mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di
bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan
sendiri.
Antara tahun 1942 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaanperusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPUPLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik

Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan


tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun
1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan
umum hingga sekarang.
PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan
Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu
menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-undang No. 19/2000.
Kegiatan usaha perusahaan meliputi :
a. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan
pembangkitan, penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan
pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.
b. Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang
meliputi kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan
peralatan

ketegalistrikan,

pengembangan

teknologi

peralatan

yang

menunjang penyediaan tenaga listrik.


c. Menjalankan kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan sumber energi
lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik. Melakukan pemberian
jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran,
distribusi dan retail tenaga listrik. Menjalankan kegiatan perindustrian
perangkat keras dan perangkat lunak bidang ketenagalistrikan dan peralatan
lain yang terkait dengan tenaga listrik. Melakukan kerja sama dengan badan
lain atau pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik
dari dalam negeri maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional,
telekomunikasi dan informasi yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.

Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan listrik yang semakin meningkat,


PT PLN (Persero) memiliki beberapa pembangkitan yang salah satunya adalah PT
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan yang merupakan salah
satu unit induk PLN yang bertanggungjawab langsung kepada direksi PLN dalam
mengelola Pembangkit yang ada di Sumatera Bagian Selatan.
Adapun jumlah Sektor Pembangkitan tersebut terdiri 8 Sektor yaitu :
2. Sektor Pembangkitan Keramasan
3. Sektor Pembangkitan Bukittinggi
4. Sektor Pembangkitan Bukit Asam
5. Sektor Pembangkitan Bengkulu
6. Sektor Pembangkitan Bandar Lampung
7. Sektor Pembangkitan Tarahan
8. Sektor Pembangkitan Ombilin
9. Sektor Pembangkitan Jambi.
10. Sektor Pembangkitan Teluk Sirih
11. Sektor Pembangkit Sebalang
PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Jambi merupakan salah satu Sektor
Pembangkitan andalan di Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (KITSBS).
Semula pembangkitan Jambi merupakan Unit dari Sektor Pembangkitan
keramasan dan pada akhirnya pada tanggal 15 Januari 2009 berdasarkan surat
keputusan Direksi PT.PLN (Persero) NO. 267.K/DIR/2008 secara resmi
ditetapkan sebagai sektor pambangkitan saat itu oleh Direktur Utama PT. PLN
(Persero) Bapak Fahmi Mochtar dan Gubernur Jambi Bapak Zulkipli Nurdin.

Beberapa unit pembangkit yang dimiliki sektor pembangkitan Jambi yaitu :


1. PLTD Payo Selincah
2. PLTG Batanghari
3. PLTMG Sei Gelam

1.1.2. PLTD Payo Selincah


Pada tahun 1985 1987 PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel) Payo Selincah
mulai dibangun berlokasi di kelurahan Payo Selincah kecamatan Jambi Timur.
PLTD Payo Selincah awalnya memiliki 5 unit pembangkit diesel "Mirrless Black
Stone KV12 Major dengan kapasitas masing-masing 5,2 MW, namun pada tahun
1989 unit #3 tidak beroperasi. Kemudian pada tahun 1992 mendapatkan diesel
tambahan sebanyak 2 unit dengan jenis mesin yang sama. Pada awal tahun 2012
PLTD Payo Selincah kehilangan unit #2 yang mengakibatkan harus dikeluarkan
dari pengusahaan sektor Dalkit Jambi. Desain awalnya unit pembangkit ini
beroperasi menggunakan bahan bakar solar (HSD), pada bulan Mei tahun 2004
dimulainya instalasi fasilitas gasifikasi 6 Unit PLTD Payo Selincah, dan pada
tahun 2006 instalasi gasifikasi tersebut dilaksanakan uji operasional dengan
menggunakan LPG, pelaksanaan proyek ini dilakukan oleh PT.BUKAKA
TEKNIK UTAMA. Dengan masuknya suplai Natural Gas ke lokasi Payo Selincah
maka pada tahun 2008 proyek uji operasional dilanjutkan kembali. Natural Gas
bersumber dari Conoco Philips, dengan mediatornya PT. Energasindo Heksa
Karya. Saat ini seluruh Unit PLTD yang semula menggunakan Full HSD sudah
beroperasi Mix Dual Fuel (HSD Gas) dengan komposisi 60% Natural Gas dan
40% HSD. Dan saat ini pusat listrik PLTD Payo Selincah telah berubah menjadi
PLTD/G Payo Selincah.
1.1.3. PLTG Batanghari
Pusat Listrik Tenaga Gas Batang Hari merupakan pembangkit yang mulanya
beroperasi di Pauhlimo Padang dan kemudian direlokasi ke Jambi pada tahun
1997 secara cash program untuk menanggulangi kekurangan energi listrik pada

masa itu. Dan pada tahun 1998 PLTG Batang Hari yang lokasinya sama dengan
PLTD Payo Selincah diresmikan oleh Gubernur Jambi saat itu Bapak Ir. Abdul
Rahman Sayuti. PLTG Batang Hari mempunyai 2 Unit Pembangkit dengan daya
terpasang 2 X 30 MW, jenis mesin General Electrical type MS 6001 B. Pada
mulanya PLTG ini beroperasi dengan bahan bakar solar (HSD) dan gas, namun
saat ini bahan bakar yang digunakan 100 % murni gas yang berupa Natural Gas
yang didistribusikan oleh PT Energasindo Heksa Karya. Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Payo Selincah dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.1 PLTG Batanghari


1.1.4. PLTMG Sei Gelam
Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas Sei Gelam merupakan pembangkit pertama
yang dijadikan Pilot Project oleh PLN Pusat sebagai pembangkit efisien yang
dimiliki dan dikelola langsung oleh PLN. Pembangkit ini COD dan masuk
kedalam sistem ketanagalistrikan di Jambi pada awal tahun 2013. Meskipun pada
awalnya Pembangkit ini tidak bisa beroperasi secara maksimal dikarenakan
kesiapan jaringan 150 kV belum selesai, akan tetapi pada pertengahan Juli 2014
PLTMG Sei Gelam dapat beroperasi penuh dengan kapasitas 90 MW pada beban
puncak.

1.2. Makna Lambang PLN (Perusahaan Listrik Negara)


Bentuk lambang, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang
digunakan adalah sesuai yang tercantum pada lampiran surat keputusan direksi
perusahaan umum listrik negara No: 031/Dir/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai
pembakuan lambang perusahaan umum listrik negara.

Gambar 1.2 Lambang PLN

Bidang persegi panjang vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen


lambang lalnnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu
menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan
semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di
perusahaan ini.
Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman
Tiga gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh
tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran
dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN

(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru
untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan

keandalan

yang

dimiliki

insan-insan

perusahaan

dalam

memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya


1.3. Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT.

PLN

(Persero)

Pembangkit

Sumbgsel

Sektor

Pengendalian

Pembangkitan Jambi berlokasi di Jln Dr Setia Budhi RT 09 Kelurahan Rajawali,


Kecamatan Jambi Timur.

Sedangkan untuk Pusat Listrik PLTG Batanghari

berlokasi di Jln Berdikari No 26 Rt 24 Kel Payo Selincah Kec Jambi timur.


Peta lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbgsel Sektor Pengendalian
Pembangkitan Jambi dan Pusat Listrik PLTG Batanghari dapat dilihat pada
gambar 1.3

Gambar 1.3 Peta lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbgsel Sektor Pengendalian
Pembangkitan Jambi dan Pusat Listrik PLTG Batanghari

Tata letak Pusat listrik PLTG Batanghari dapat dilihat pada gambar 1.4

Gambar 1.4 lokasi PLTD/G payo selincah

1.4. Struktur Organisasi PLTG


1.4.1. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbgsel Sektor
Pengendalian Pembangkitan Jambi dapat dilihat pada Gambar 1.5

Gambar 1.5 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbgsel Sektor Pengendalian
Pembangkitan Jambi

1.4.2. Struktur organisasi PLTG Payo Selincah dapat dilihat pada Gambar
1.6

Gambar 1.6 Struktur organisasi PLTG Payo Selinca

1.5. Visi, Misi, Tata Nilai SJMB dan Motto


Berdasarkan Anggaran Dasar PT. PLN (Persero) Nomor 38 Tahun 1998
Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dan lapangan usaha PT. PLN (Persero) adalah
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam
jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan
penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang
pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Berkenaan
dengan hal-hal tersebut di atas, maka visi PT PLN(Persero) adalah: Diakui
sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani. Selain visi tersebut, saat ini
PLN tengah bercita-cita untuk berubah menjadi perusahaan kelas dunia, bebas
subsidi, menguntungkan, ramah lingkungan dan dicintai pelanggan, melalui
serangkaian program yang diberi nama Metamorfosa PLN.
Untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga
listrik dan mengacu kepada visi tersebut maka PLN akan :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Dalam rangka menegaskan sasaran perusahaan yang hendak dicapai, maka
pada tahun 2013 PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
menetapkan Visi dan Misi PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian

Selatan melalui Surat Keputusan General Manager Nomor : 169.K/GMKITSBS/2013, sedangkan Visi dan Misi PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian
Pembangkitan Jambi mengikuti Visi dan Misi Pembangkitan Sumbagsel sebagai
berikut :
Visi :
Menjadi Perusahaan Pembangkit Terkemuka dan Unggul di Indonesia dengan
Kinerja Kelas Dunia dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi :
1. Menjalankan usaha pembangkitan listrik yang efisien, andal dan berwawasan
lingkungan.
2. Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung oleh SDM
berpengalaman dan berpengetahuan.
3. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab.
Tata Nilai SJMB :
Sinergi, Jujur, Mature dan Berkualitas Berkesinambungan
Motto :
Electricity for a better life
1.6. Manajemen Perusahaan
System kerja yang digunakan oleh Pusat Listrik PLTG Batanghari adalah
system kerja shift dan non shift, adapun peraturan kerja yang berlaku di Pusat
Listrik PLTG Batanghari dapat dilihat pada table 1.1 dibawah ini :

Waktu Kerja
Non Shift
Hari
Waktu
Senin - Kamis
07.30 16.00
Istirahat
12.00 13.00
Jumat
07.30 16.00
Istirahat
11.30 13.00
Sabtu - Minggu
Libur

Shift
Hari

Waktu

Senin - Minggu

08.00 16.00
16.00 22.00
22.00 08.00

Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbgsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi
Tabel 1. Sistem Jam Kerja PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbgsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi
Pusat Listrik PLTG Batanghari

1.7. Peraturan Kerja

1.8. Tujuan dan Sasaran Penyusunan RJPP


Dalam menjalankan usaha ketenaga listrikan, khususnya dalam bidang
pembangkitan perlu adanya suatu pedoman atau acuan untuk mengoperasikan
pembangkit listrik yang andal dan efisien. Beberapa indikator yang menjad tolak
ukur dalam pencapaian efisiensi dan keandalan tersebut diantaranya adalah :
a. Kinerja Teknis
b. Kinerja Keuangan dan Pasar
c. Kinerja Proses
d. Kinerja Kepemimpinan
e. Kinerja SDM
1.9. Evaluasi Kondisi Perusahaan
A. Kondisi Perkembangan Usaha
Sebagai Sektor pengendalian pembangkitan, beberapa kendala dalam
operasional unit pembangkit, antara lain:

1. Ketersediaan gas untuk PL Sei Gelam yangsemakin berkurang (mengalami


penurunan supplai dar kontraktual), sehingga PLTMG sulit untuk konsisten
beroperasi dengan beban maksimal.
2. Kualitas gas yang disuplai ke PLMG Sei gelam masih belum sesuai standar
yang tertera didalam kontraktual.
3. Masih dioperasikannya PLTD Payo Selincah dengan bahan bakar minyak yang
menyebabkan biaya pokok produksi Sektor secara keseluruhan masih tinggi.
4. Kemampuan unit pembangkit yang semakin menurun karena faktor usia.
5. Terhambatnya proses pemeliharaan dengan faktor schedule dari P3BS megingat
kondisi kebutuhan sistem dan keterlambatan material dan spare part.
6. Semakin berkurangnya jumlah SDM yang menunjang operasional dan
pemeliharaan unit pembangkit.
7. Belum optimalnya penerapan Tata Kelola Pembangkit yang berbasis Asset
Management.
B. Evaluasi Kinerja Operasi 2010-2014
Data kinerja teknis Sektor Dalkit Jambi dari tahun 2010 hingga 2014
(Oktober 2014) dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2 Kinerja teknis Sektor Dalkit Jambi 2010-2014

C. Pencapaian EAF
Pencapaian EAF di Sektor Dalkit Jambi mengalami tren peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal ini dipengaruhi besar oleh perbaikan dari sisi pemeliharaan
yang ekstra untuk mengembalikan performa pembangkit sendiri dan masuknya
pembangkit sewa yang andal dan efisien. Pencapaian EAF SJMB 2010-2014
dapat dilihat pada Grafik 1.1.

Grafik 1.1 EAF SJMB 2010-2014

D. Pencapaian EFOR
Pencapaian EFOR di Sektor Dalkit Jambi secara umum hampir merata.
Tetapi terjadi nilai EFOR yang tinggi pada tahun 2013, yang disebabkan karena
banyaknya Force Outage (Gangguan motor bantu PLTD, overchange operasi dan
derating PLTD Payo Selincah). Pencapaian EFOR SJBM 2010-2014 dapat dilihat
pada Grafik 1.2.

Grafik 1.2 EFOR SJBM 2010-2014

E. Pencapaian SOF
Pencapaian SOF di Sektor Dalkit Jambi di dua tahun terakhir mengalami
peningkatan, hal ini dikarenakan akselerasi yang dilakukan oleh tim pemeliharaan
Sektor Dalkit Jambi yang melaksanakan pemeliharaan periodik dengan pekerjaan
selesai lebih awal dari target waktu yang ditentukan. Kemudian dengan telah
aktifnya kegiatan prediktif yang mengurangi durasi adanya maintenance outage.
Pencapaian SOF SJBM 2010-2014 dapat dilihat pada Grafik 1.3.

Grafik 1.3 SOF SJBM 2010-2014

F. Pencapaian SdOF
Pencapaian SdOF di Sektor Dalkit Jambi secara umum mengalami tren
penurunan. Hal ini dikarenakan telah berperannya kegiatan prediktif untuk
meminimalisir terjadinya gangguan baik internal maupun eksternal. Pencapaian
SdOF dapat dilihat pada Grafik 1.4.

Grafik 1.4 SdOF (KALI)

G. Pencapaian Tara Kalor


Pencapaian Tara Kalor secara umum mengalami penurunan. Akan tetapi
untuk terus mengalangkan program efisiensi dan menurunkan nilai tara kalor,
Sektor Dalkit Jambi telah mempersiapkan rencana penambahan peralatan yang
berfungsi untuk mengurangi dampak dari kualitas gas yang belum baik dengan
memasang alat tambahan berupa scrubber dan chiller di tahun 2015 2016.
Pencapaian Tara Kalor dapat dilihat pada Grafik 1.5.

Grafik 1.5 Tara Kalor (kcal/kWh)

H. Evaluasi Kinerja SDM & ADM 2010 - 2014


Rekapitulasi Kinerja SDM dan ADM dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Rekapitulasi Kinerja SDM SJMB 2010-2014

Pada Grafik 1.6 Komposisi Pegawai SJMB 2010-2014, ditunjukkan trend jumlah
pegawai di Sektor Dalkit Jambi dari tahun 2010 sampai 2013. Kenaikan pegawai
di tahun 2012 karena banyaknya pegawai baru yang ditempatkan di Sektor Dalkit
Jambi, sedangkan penurunan pada tahun 2013 dan 2014 disebabkan karena
banyaknya pegawai yang dimutasikan baik ke Kantor KITSBS, Sektor baru yaitu
Sektor Teluk Sirih dan PLTU Sebalang.

Grafik 1.6 Komposisi Pegawai SJMB 2010-2014

Pada Grafik 1.7 Komposisi Pegawai per bagian SJMB dan Grafik 1.8
Klasifikasi Pegawai berdasarkan gender SJMB, akan ditunjukkan komposisi
pegawai dan rincian jumlah pegawai untuk tahun 2014.

Grafik 1.7 Komposisi Pegawai per bagian SJMB 2010-2014

Grafik 1.8 Klasifikasi Pegawai berdasarkan gender SJMB 2014

I. Evaluasi Kinerja Keuangan 2010 - 2014


Berikut ini ditunjukkan pada Grafik 1.9 Pemeliharaan SJMB, Grafik 1.10
Biaya Operasi SJMB dan Grafik 1.11 Biaya Pokok Produksi SJMB 2010-2014
yang menunjukkan tren Kinerja Keuangan:

Grafik 1.9 Pemeliharaan SJMB 2010-2014

Grafik 1.10 Biaya Operasi SJMB 2010-2014

Grafik 1.11 Biaya Pokok Produksi SJMB 2010-2014

1.10. Posisi Perusahaan saat ini


Dalam mengidentifikasi dan memotret kondisi perusahaan ini lebih
difokuskan pada kelemahan dan kekuatan setiap bagian dari struktur organisasi
PLN Sektor Dalkit Jambi.
A. Bagian Operasi
Kelemahan:
1. Masih dioperasikannya pembangkit PLTD Payo Selincah yang notabenenya
pembangkit berbahan bakar minyak solar / HSD.
2. Pengoperasian PLTMG yang belum maksimal yang disebabkan supplai gas
yang belum maksimal.
3. Unit

PLTMG

kerapkali

trip

yang

diakibatkan

knocking,

sehingga

mempengaruhi efisiensi.
4. PLTG Batanghari masih mengalami kendala dalam start up, sehingga
mempengaruhi pencapaian kinerja teknis sektor.
Kekuatan :
1. Sudah ada media komunikasi rutin daily dan weekly meeting di unit
pembangkit sebagai media komunikasi membahas permasalahan dan
perencanaan operasional pembangkit.
2. Sudah diterapkan

Operation Management mengacu ke Tata Kelola

Pembangkit.
3. Sudah menerapkan rapat evaluasi pengusahaan pembangkit sebagai bahan
evaluasi bulanan.

4. Pegawai bagian operasi sudah memilki kompetensi dalam operasional


pembangkit PLTG dan PLTMG.

B. Bagian Engineering
Kelemahan:
1. Kompetensi pegawai untuk PdM dan technology owner masih belum memadai.
2. Penerapan Asset Management belum optimal.
Kekuatan:
1. Sudah adanya peralatan Predictive Maintenance yang cukup memadai untuk
Technology Owner.
2. Struktur organisasi di Enjiniring sudah mulai mengikuti pola Asset
Management.

C. Bagian SDM.
Kelemahan:
1. Banyaknya pegawai yang akan memasuki usia pensiun, sehingga ada gap
kebutuhan SDM dan kompetensi.
2. Belum ada mekanisme monitoring kompetensi pegawai yang efektif.
3. Job description masih belum dipahami oleh seluruh pegawai.
Kekuatan:
1. Sudah ada sistem AMS sebagai infrastructure komunikasi surat menyurat.
2. Sudah adanya SISWEB untuk membantu monitoring kehadiran pegawai.

3. Sudah ada sitem ERP.


4. Sudah rutinnya kegiatan Knowledge sharing, dapat membantu meningkatkan
kompetensi pegawai.
5. Pelaksanaan diklat pegawai rutin dilaksanakan.

D. Bagian Lingkungan
Kelemahan:
1. Belum adanya mekanisme yang tepat untuk mengatasi maslah lingkungan dan
penanggulangan limbah, yang menyebabkan pencapaian nilai proper masih
merah .
2. Lokasi pembangkit PLTG dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga
menjadi potensi untuk terjadinya permasalahan sosial dengan masyarakat
sekitar.
Kelebihan:
1. Telah diterapkannya Sistem Manajemen Lingkungan sebagai guidance dalam
pengelolaan lingkungan.
2 Telah dilaksanakannya program CSR untuk pemberdayaan masyarakat di
lingkungan sekitar pembangkit.
1.11. Asumsi Pokok
Dalam penyusunan RJPP ini, beberapa faktor yang diasumsikan dapat
mempengaruhi kegiatan operasional Sektor Dalkit Jambi sebagai sebuah
organisasi meliputi :
a. Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik di Sistem interkoneksi Sumatera
Bagian tengah Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat setiap tahun

diiringi dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan tenaga


listrik. Hal ini menuntut pembangkit listrik harus semakin andal dan efisien,
sehingga kebutuhan masyarakat bisa dilayani.
b. Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik yang baru di Sumatera Bagian
tengah Peningkatan konsumsi masyarakat terhadap energi listrik, harus
diimbangi dengan pembangunan pembangkit listrik yang baru baik yang
dimiliki oleh PLN maupun IPP.
c. Ketersediaan dan Harga energi Primer
Bahan bakar yang disupplai khususnya di PL Sei Gelam masih menjadi
kendala yang cukup signifikan dengan komposisi yang belum sesuai dengan
kontraktual mengakibat unit PLTMG Sei Gelam mbelum bisa beroperasi
dengan beban maksimal. Kemudian harga energi primer yang dipengaruhi oleh
kur mata uang asing mengakibat kenaikan nilai BPP dari sisi bahan bakar,
terhitung dari 2013 sampai dengan nopember 2014 kenaikan harga bahan bakar
gas sebesar 37 %.
d. Kenaikan Upah Tenaga Kerja
Kenaikan upah minimum propinsi diasumsikan mengalami kenaikan 10 %
setiap tahun.

1.12. Sasaran dan Strategi


PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi memahami
sepenuhnya bahwa energi listrik merupakan salah satu penggerak untuk
menjalanan pembangunan yang ditopang oleh tiga pilar pembangunan, yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Energi listrik dapat memberikan dampak baik
positif maupun negatif terhadap ekonomi pembangunan. Dampak dari kinerja

energi kelistrikan tidak saja mempengaruhi kinerja Perusahaan tetapi juga


ekonomi secara regional maupun nasional, karena salah satu tugas yang diemban
PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi adalah menyediakan
energi kelistrikan untuk pembangunan. Dampak sosial akibat aktivitas fisik
Perusahaan paling terasa bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi, baik karena
kebutuhan lahan untuk pekerjaan produksi energi listrik maupun perubahan sosioekonomi masyarakat karena intensitas interaksi dengan pembangkit. Dampak
lingkungan yang paling nyata dari kegiatan Perseroan timbul dari aspek
lingkungan dari aktivitas yang dilakukan di semua aktivitas kegiatan produksi
energi listrik, terutama dampak yang muncul dari proses kegiatan operasional
pembangkit.
Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan PT PLN (Persero) tahun 20152019 menggambarkan bahwa garis besar perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun
kedepan

adalah

mampu

memenuhi

kebutuhan

kapasitas

kelistrikan,

mengoptimalkan bauran energi, dan memperbaiki kinerja operasional dalam


rangka meningkatkan keandalan, efisiensi dan kualitas pelayanan kepada
pelanggan

serta

keberlangsungan

bisnis

kelistrikan

untuk

mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan RJPP diatas, yang akan menjadi


sasaran PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi adalah harus
memastikan penyediaan energi listrik yang handal dan efisien di sistem
interkoneksi Sumatera di masa sekarang dan masa mendatang sehingga
masyarakat memperoleh manfaat dari kegiatan usaha perusahaan dan di saat
bersamaan operasional produksi energi listrik dapat berjalan dengan baik,
sedangkan dampak negatif yang akan merugikan lingkungan dapat dihindari
secara optimal dengan melakukan program program upaya pelestarian dan
perlindungan terhadap fungsi lingkungan.

1.12.1. Arahan Strategis


Arahan strategis PLN secara Korporat adalah menjadi entitas korporasi yang
sehat secara finansial sehingga dapat melakukan investasi untuk mempertahankan
market share dan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah korporasi. Disamping
kondisi keuangan yang sehat, PLN juga harus efisien dan dapat memenuhi tingkat
keandalan dan pelayanan sesuai ekspektasi pelanggan dan didukung oleh SDM
yang memiliki kompetensi tinggi dan berperilaku sesuai GCG dan CoC dalam
menjalankan usahanya. Dengan demikian, perusahaan dapat menjalankan misinya
sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi.
Untuk memperkuat arahan strategi PT PLN (Persero) maka PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel menetapkan arahan strategis (strategic
direction) sebagai berikut :
1. Meningkatkan produksi untuk mendukung pemenuhan energi listrik (rasio
elektrifikasi).
2. Memperbaiki kinerja operasional dalam rangka meningkatkan ketersediaan,
kehandalan dan efisiensi pasokan energi listrik serta keberlangsungan bisnis
perusahaan yang didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan
berperilaku sesuai GCG dan CoC perusahaan.
Untuk dapat mewujudkan tercapainya sasaran strategis PLN secara
Korporat maupun Pembangkitan Sumbagsel maka Sektor Dalkit Jambi melakukan
penyelarasan

terhadap

strategi

pengelolaan

pembangkit

dalam

kegiatan

operasional dengan :
1. Meningkatkan produksi pembangkit dengan meningkatkan efisiensi / heat rate
unit pembangkit.

2. Memperbaiki kinerja operasional dengan optimalisasi tata kelola pembangkit


sehingga dapat meningkatkan ketersediaan, kehandalan dan efisiensi pasokan
energi listrik serta keberlangsungan bisnis perusahaan yang didukung oleh
SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan berperilaku sesuai GCG dan CoC
perusahaan.
1.12.2. Tujuan Strategis
Selaras dengan tujuan strategis PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel,
maka tujuan strategis PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi
adalah :
1. Meningkatkan produksi listrik
2. Mengoptimalkan bauran energi
3. Meningkatkan kinerja operasional
4. Meningkatkan citra perusahaan
1.12.3. Inisiatif Strategis
Beradasarkan arahan strategis PLN Sektor Dalkit Jambi maka kemudian
ditindaklanjuti dengan inisiatif strategis dengan tetap mengacu kepada inisiatif
strategis PLN Pembangkitan Sumbagsel. Dengan menggunakan analisis SWOT,
PLN Sektor Dalkit Jambi membentuk inisiatif strategis yang sesuai dengan
masalah-masalah strategis yang dihadapi oleh perusahaan. Inisiatif strategis PLN
Sektor Dalkit Jambi sudah selaras dengan inisiatif strategis yang ditetapkan oleh
PLN Pembangkitan Sumbagsel yang terkait dengan proses bisnis di PLN Sektor
Dalkit Jambi dengan inisiatif strategis sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas produksi PLTG.
2. Meningkatkan kehandalan operasional pembangkit.
3. Menurunkan hidden capacity.
4. Menurunkan pemakaian BBM.

5. Menurunkan loss output akibat pelaksanaan overhaul.


6. Optimalisasi implementasi teknologi untuk meminimalkan kerugian
akibat gas tidak terserap (Gas Make Up).
7. Meningkatkan maturity level tata kelola pembangkit dan pencapaian OPI
yang ekselen.
8. Standarisasi proses bisnis internal untuk mewujudkan SDM yang saling
sinergi.
9. Membangun budaya kinerja ekselen yang berintegritas tinggi dengan
menjunjung tinggi sikap Jujur menuju SDM unggul.
10.Menciptakan kepemimpinan yang visioner dan berkualitas serta sebagai
role model .
11.Sebagai CNG Powerplant learning center di Indonesia.
12.Meningkatkan citra dan komunikasi perusahaan kepada masyarakat
dengan pengelolaan proper yang ekselen.
13.Melakukan pembinaan terhadap pemasok tenaga alih daya untuk
menjamin tenaga alih daya yang berkualitas dan menghindari konflik
dimasa depan.
Inisiatif Srategis RJPP SJMB 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4Inisiatif Srategis RJPP SJMB 2015-2019

1.13. Rencana Pemeliharaan Periodik 2015 2019


Sebagai pedoman pelaksanaan pemeliharaan periodik (overhaul) unit
pembangkit maka harus direncanakan pemeliharaan yang terstuktur sehingga
dapat seoptimal mungkin dilaksanakan untuk menjaga keandalan operasional.
Untuk PLTG, telah disepakati dengan PLN Pembangkitan Sumbagsel bahwa
pelaksanaan Combution Inspection (setiap 12.000 jam operasi) ditiadakan dengan
melakukan upgrade hot path combustion (part extendor).
Sehingga siklus pemeliharaan periodik PLTG adalah:
1. Hot Gas Path Inspection (HGPI) setiap 24.000 jam operasi
2. Major Inspection (MI) setiap 48.000 jam operasi
Interval waktu untuk pemeliharaan periodik di atas adalah 24.000 jam
operasi.
Rencana pemeliharaan periodik tahun 2015 2019 dapat dilihat pada Tabel
1.5

Tabel 1.5 Rencana Pemeliharaan Periodik SJMB 2010-2019

1.14. Saran Strategis dan Roadmap


Untuk mendukung pengelolaan dalam implementasi inisiatif-inisiatif
strategis, maka dibuat Roadmap SJMB tahun 2015-2019. Road MAF SJMB 20152019 dapat dilihat pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Road MAF SJMB 2015-2019

BAB 2
URAIAN PROSES

Anda mungkin juga menyukai