Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semua orang mengakui adanya hubungan antara hukum adat dan hukum Islam.
Hanya yang diperselisihkan mengenai sejauh mana hubungan itu telah terjadi dan sejauh
mana pula yang mungkin akan terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Untuk itu kita perlu
mengetahui bahwa terjadi hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam.
Memang dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari peraturan adat
yang mungkin juga berkaitan dengan hukum Islam. Kendati demikian tidak semua hukum
adat itu bisa diterima ke dalam hukum Islam. Hanya saja kita perlu mencermati apakah
hukum adat itu bisa dimasukkan dan diterima ke dalam hukum Islam atau tidak. Karena
selama hukum adat itu tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah maka hukum
adat itu bisa diterima ke dalam hukum Islam.
Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam di Indonesia semakin lama bukan
semakin erat melainkan semakin lama semakin terasa renggangnya. Hal ini bisa disebabkan
oleh berbagai faktor . Yang kesemuanya itu bisa tergantung dari masyarakatnya apakah masih
menggunakan peraturan adat dalam kehidupan sehari-hari atau sudah melupakannya dengan
mengganti peraturan yang lebih bisa dibilang modern.
Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus dituntut untuk lebih memperhatikan
apakah kita masih mau menggunakan hukum adat atau sudah meninggalkan warisan nenek
moyang kita. Karena kelangsungan adat-istiadat itu tergantung dari generasi penerusnya,
apakah mereka mau menggunakan atau malah melupakan sesuai dengan perkembangan
zaman.
B.Hubungan Antara Hukum Adat Dengan Hukum Islam
Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam itu bisa dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya :
Adat itu dapat diterima oleh perasaan sehat dan diakui oleh pendapat umum
Tidak bertentangan dengan nash, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah[1])
Contoh nash yang didasarkan kepada adat sebelumnya, Abu Yusuf mengemukakan hadits
jual-beli gandum yang ditakar dengan sukatan. Itu tidak berarti bahwa jual-beli gandum

sekarang dengan ditimbang tidak boleh, karena hadits tersebut didasarkan pada kebiasaan
masa itu bukan prinsip yang mengharuskan menimbang memakai sukatan.
Dari contoh di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa hukum adat bisa diterima ke dalam
hukum Islam selama hal itu dapat diterima dan tidak ada dalil yang melarangnya.
C. Rumusan Masalah
Agar makalah yang kami sampaikan tidak melebar, maka penulis akan membatasi
suatu masalah sebagai berikut :
Pengertian dan istilah adat
Istilah hukum adat
Pengertian hukum adat
Pengertian hukum Islam
Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam.
D. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian hukum adat dan pengertian hukum Islam
2. Mengetahui hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Istilah Adat


Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia berarti kebiasaan[2]). Adat atau kebiasaan telah meresap ke dalam bahasa
Indonesia sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah mengenal istilah tersebut.
Adat atau kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut :Tingkah laku seseorang yang terus
menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat luar dalam waktu yang
lama[3]). Dengan demikian unsur-unsur hukum adat adalah :
Adanya tingkah laku seseorang
Dilakukan terus-menerus
Adanya dimensi waktu
Diikuti oleh orang lain atau masyarakat[4]).
B. Istilah Hukum Adat
Istilah hukum adat dikemukakan pertama kali oleh Prof.Dr.Christian Snouck
Hurgronye dalam bukunya yang berjudul De Accheers(Orang-orang Aceh), yang kemudian
diikuti oleh Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul Het Adat
Recht Van Nederland Indie[5]).
Dengan adanya istilah ini, maka pemerintah kolonial Belanda pada akhir tahun 1929
mulai menggunakan secara resmi dalam peraturan perundangan Belanda[6]). Hukum adat
pada dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat masyarakat. Adat istiadat mencakup
konsep yang sangat luas.
C. Pengertian Hukum Adat
Untuk mendapatkan gambaran apa yang dimaksud dengan hukum adat, maka perlu
kita telaah beberapa pendapat sebagai berikut :
Prof.Mr.B.Terhaar Bzn, hukum Adat ialah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam
keputusan-keputusan dari kepala-kepala adat dan berlaku secara spontan dalam masyarakat.
Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven, hukum Adat ialah keseluruhan aturan tingkah laku
masyarakat yang berlaku dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan.

Dr.Sukanto.SH., hukum Adat ialah kompleks adat-adat yang pada umumnya tidak dikitabkan,
tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi jadi mempunyai akibat hukum.
Mr.J.H.P Bellefroit, hukum Adat ialah sebagai peraturan-peraturan hidup yang meskipun
tidak diundangkan oleh penguasa, tetapi tetap dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan
keyakinan bahwa peraturan-peraturan tersebut berlaku sebagai hukum.
Prof.M.M.Djojo Digoeno .SH, hukum adat ialah hukum yang tidak bersumber kepada
peraturan-peraturan[7])
Dengan melihat dari beberapa definisi tentang apa yang dimaksud dengan hukum adat, maka
di sini penulis mendapat gambaran dan menyimpulkan bahwa yang dinamakan hukum adat
ialah suatu keseluruhan peraturan yang dibuat oleh masyarakat adat itu sendiri dan ditaati
oleh komunitas adat itu sendiri walau dalam prakteknya tidak dibukukan atau dikodifikasikan
secara langsung. Namun telah menjadi suatu hukum yang mengikat dan mengatur segala
tindak perbuatan daripada masyarakat adat itu sendiri.
Dari batasan-batasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa terlihat unsur-unsur
dari hukum adat, yaitu sebagai berikut :
Adanya tingkah laku yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat
Tingkah laku tersebut teratur dan sistematis
Tingkah laku tersebut mempunyai nilai sakral
Adanya keputusan kepala adat
Adanya sanksi atau akibat hukum apabila melanggar
Tidak tertulis secara jelas
Ditaati dalam masyarakat
D. Pengertian Hukum Islam
Hukum syara menurut ulama ushul ialah doktrin (kitah) syari yang bersangkutan
dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perihal atau berupa ketetapan (taqrir).
Sedangkan menurut ulama fiqh, hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh kitab syari
dalam perbuatan seperti wajib, sunnah, haram, mubah, dan makruh[8])
Menurut Muhammad Ali At-Thanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaal Al-Funun
memberikan pengertian bahwa syariah ialah mencakup seluruh ajaran Islam, yang meliputi
bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah (kemasyarakatan)[9]). Hukum islam berarti
keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib dituruti (ditaati) oleh seorang
muslim yang meliputi beberapa hal, diantaranya :
Ilmu Aqoid (keimanan)

Ilmu Fiqh (pemahaman manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah)


Ilmu Akhlaq (kesusilaan) [10]
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hukum islam adalah
syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah SWT yang diberikan untuk
umatNya yang dibawa oleh Nabi, baik itu hukum yang berhubungan dengan kepercayaan
(aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliah (perbuatan).

E. Hubungan Antara Hukum Adat Dengan Hukum Islam


Penerimaan hukum Islam sepenuhnya dikenal dengan teori Receptio In Complexio.
Pencetusnya Winter, Salomon Geyzer dan Cornelius Van Den Berg[11]). Menurut teori
tersebut memperlakukan penuh hukum Islam bagi orang Islam dengan dasar bahwa mereka
telah memeluk agama Islam. Pada masyarakat ini berhasil dibuat suatu kumpulan peraturan
hukum perkawinan yang berisi tentang hukum waris perkawinan[12]). Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan bahwa penerimaan hukum adat ke dalam hukum Islam adalah
bersifat universal, selama hukum adat itu tidak bertentangan dengan nash, yaitu Al-Quran
dan As-Sunnah. Hukum Islam adalah hukum yang universal sehingga hukum Islam itu
berlaku bagi orang Islam dimanapun ia berada dan harus ditaati selama ia meyakini dan
memeluk agama Islam itu sendiri.
Hukum nasional ialah hukum yang berlaku bagi suatu bangsa tertentu disuatu Negara
tertentu. Hukum nasional Indonesia yaitu kumpulan norma-norma hukum masyarakat yang
berasal dari unsur-unsur hukum Islam, hukum adat, maupun hukum dari barat (kolonial
Belanda), sehingga dalam penerapannya dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, hukum
nasional tidak terlepas dari hukum adat maupun hukum Islam itu sendiri, karena saling
berkaitan satu dengan yang lain. Oleh karena itu penerimaan hukum adat ke dalam hukum
Islam dengan tidak mengurangi keaslian hukum adat itu sendiri selama tidak bertentangan
dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Istilah adat berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan atau tingkah laku masyarakat
yang terjadi begitu lama.
Istilah hukum adat itu sendiri muncul setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh orangorang barat yang tertarik akan adat-istiadat yang beraneka ragam yang terjadi di Indonesia.
Pengertian hukum Islam itu sendiri dapat diartikan ketentuan-ketentuan syari yang
bersangkutan dengan perbuatan orang-orang Islam itu sendiri yang harus ditaati dan
diamalkan selama orang tersebut memeluk agama Islam.
Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam itu sendiri sangat erat walaupun
sekarang sudah sangat sulit dibedakan mana yang hukum adat dan mana yang hukum Islam,
karena sudah bercampur aduk antara hukum adat maupun hukum Islam itu sendiri.
B. SARAN
Di dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan, penyusunan, pemaparan maupun penjelasan. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi,
Ali.2000.Hukum
Pembuktian.Jakarta:PT.Rhineka Cipta

Waris,Hukum

Keluarga,Dan

Hukum

Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat (Suatu Pengantar).Pradnya Paramita.Jakarta :


1981
Hilman Hadikusuma.S.H.Hukum Waris Adat.Alumni.Bandung.1977
Http//:dekcrayon.blogspot.com/2010/01/hokum-adat.html
Prof.Kusumadi Pudjosewojo.Pengantar Hukum Adat.Jakarta.1981
My Collection.Hukum Adat.Kabunvillage Blogspot.com.2011
[1] Prof.Kusumadi Pudjosewojo.Pengantar Hukum Adat.Jakarta.tt.Hlm.105
[2] Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat(suatu pengantar).Pradnya
Paramitha.Jakarta.1981.hlm.57
[3] http//dekcrayon.blogspot.com/2010/05/hukum-adat.
[4] Ibid.dekcrayon.blogspot.com/2010/06/hukum-adat
[5] Ibid.Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat.Hlm.60
[6] Ibid.Bushar Muhammad.Asas-asas Hukum Adat.Hlm.61
[7] My Collection.HukumAdat.Kabunvillage Blogspot.com.2011
[8] Afandi Ali.Hukum-Hukum Syari.Jakarta.PT.Rineka Cipta.Hlm.25
[9] Muhammad Ali At-Thanawi.Pokok-pokok Ajaran Islam.Fajar
Agung.Jakarta.1992.Hlm.142
[10] Ibid.Muhammad Ali.Hlm.150
[11] Op.Cit.Bushar Muhammad.Hlm.21
[12] Ibid.Bushar Muhammad.Hlm.22

HUBUNGAN ANTARA HUKUM ADAT DENGAN


HUKUM ISLAM

GALANG BALADEKA PUTRA


11010114140586
ADAT KELAS B

Anda mungkin juga menyukai