Anda di halaman 1dari 5

Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis yang

dilapisi oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang
berfungsi meneruskan getaran membran timpani ke perilympha telinga dalam. Cavum
tympani berbentuk celah sempit yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih
kurang sejajar dengan bidang membran tympani. Didepan, ruang ini berhubungan
dengan nasofaring melalui tuba auditiva dan dibelakang dengan antrum mastoideum.
Telinga tengah berbentuk kubus mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dinding
posterior, dinding lateral, dan dinding medial. (Snell & FKUI)
1. Batas luar: membran timpani
2. Batas depan: tuba eustachius
3. Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis)
4. Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
5. Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak)
6. Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar
(round window) dan promontorium. (FKUI)
Membrana tympani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara.
Membrana ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan lateral.
Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil,
yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena
cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan kerucut cahaya, yang memancar
ke anterior dan inferior dari umbo. (snell)
Membrana tympani berbentuk bulat dengan diameter 1 cm. Pinggirnya tebal dan
melekat didalam alur pada tulang. Alur itu, yaitu sulcus tympanicus, di bagian atasnya
berbentuk incisura. Dari sisi-sisi incisura ini berjalan dua plica, yaitu plica mallearis
anterior dan posterior yang menuju ke processus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil
pada membrana tympani yang dibatasi oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut
pars flaccida. Bagian lainnya tegang disebut pars tensa. Manubrium mallei dilekatkan
dibawah pada permukaan dalam membrana tympani oleh membrana mucosa. (snell)
Membrana tympani sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya dipersarafi
oleh n. auriculotemporalis dan ramus auricularis n. vagus.
Ossicula auditus adalah malleus, incus, dan stapes.
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan terdiri atas caput, collum, processus
longum atau manubrium, sebuah processus anterior dan processus lateralis.
Caput mallei berbentuk bulat dan bersendi di posterior dengan incus. Collum mallei
adalah bagian sempit di bawah caput. Manubrium mallei berjalan ke bawah dan
belakang dan melekat dengan erat pada permukaan medial membrana tympani.
Manubrium ini dapat dilihat melalui membrane tympani pada pemeriksaan dengan
otoskop. Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang dihubungkan dengan
dinding anterior cavum tympani oleh sebuah ligamen. Processus lateralis menonjol ke
lateral dan melekat pada plica mallearis anterior dan posterior membrana tympani.
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus.
Corpus incudis berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei.
Crus longum berjalan ke bawah di belakang dan sejajar dengan manubrium mallei.
Ujung dibawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis.
Bayangannya pada membrana tympani kadang-kadang dapat dilihat pada pemeriksaan
dengan otoskop.
Crus breve menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior cavum
tympani oleh sebuah ligamen.
Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis.

Caput stapedis kecil dan bersendi dengan crus longum incudis. Collum berukuran
sempit dan merupakan tempat insersio m. stapedius. Kedua lengan berjalan divergen
dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir basis dilekatkan pada
pinggir fenestra vestibule oleh sebuah cincin fibrosa, yang disebut ligamentum
annulare. (Snell)
Di dalam telinga tengah juga terdapat dua otot kecil yaitu m. tensor timpani
yang melekat pada manubrium maleus dan m. stapedius yang melekat pada stapes. M.
tensor timpani dipersarafi oleh n. trigeminus sedangkan m. stapedius dipersarafi oleh
n. fasialis. Korda timpani adalah cabang n. fasialis yang berjalan menyeberangi
rongga telinga tengah. Tuba Eustachius menghubungkan rongga telinga tengah
dengan faring (Moller, 2006).
Tuba Eustachius terbentang dari dinding anterior cavum tympani ke bawah,
depan, dan medial sampai ke nasopharynx, Sepertiga bagian posteriornya adalah
tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah cartilago. Tuba berhubungan dengan
nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas m. constrictor pharynges superior.
(Snell)

Gambar 2.1 Potongan bagian dari telinga tengah manusia untuk menunjukkan
Tuba Eustachius. (Moller, 2006)

Gambar 2.2 Orientasi Tuba Eustachius pada Orang Dewasa; Memperlihatkan


Tensor Veli Palatini (Moller, 2006)

Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah


dengan nasofaring. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drenase sekret dan
menghalangi masuknya secret dari nasofaring ke telinga tengah. Ventilasi berguna
untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan
udara luar. Adanya fungsi ventilasi tuba ini dapat dibuktikan dengan melakukan
perasat Valsalva dan perasat Toynbee. (FKUI)
Pada orang dewasa, Tuba Eustachius memiliki panjang 3,5-3,9 cm dan
bentuknya mengikuti arah inferior (ekor) - medial - anterior (ventral) di kepala, dan
miring ke bawah (caudal) sekitar 45 derajat terhadap bidang horizontal. Tuba
Eustachius pada anak-anak lebih pendek dengan arah hampir horizontal. Tulang
rawan bagian dari Tuba Eustachius membentuk katup yang menutup telinga tengah
dari fluktuasi tekanan di faring seperti yang terjadi selama bernafas dan mengurangi
transmisi suara seseorang ke rongga telinga tengah. Mukosa dalam Tuba Eustachius
(yang benar-benar bukan sebuah Tuba kecuali untuk bagian tulang) kaya akan selsel yang memproduksi lendir dan memiliki silia yang mendorong lendir dari telinga
tengah ke nasofaring. Celah berbentuk tulang rawan bagian dari Tuba Eustachius
memungkinkan pengangkutan bahan dari rongga telinga tengah ke nasofaring tetapi
tidak sebaliknya. Cara yang paling umum untuk membuka Tuba Eustachius adalah

dengan kontraksi otot tensor veli palatini. Otot tensor veli palatini ini terletak di faring
dan dipersarafi oleh bagian motorik dari saraf kranial kelima. Kontraksi otot ini secara
alami terjadi ketika menelan dan menguap, dan beberapa individu telah belajar untuk
mengkontraksikan otot tensor veli palatini mereka secara sadar. Tuba Eustachius juga
dapat dibuka oleh tekanan udara positif di rongga telinga tengah tetapi tidak tekanan
negatif (Moller, 2006).
Antrum mastoideum terletak di bekakang cavum tympani di dalam pars
petrosa ossis temporalis, dan berhubungan dengan telinga tengah melalui aditus.
Diameter aditus lebih kurang 1 cm.
Cellulae mastoideus mulai berkembang pada tahun kedua kehidupan. Cellulae
mastoideae adalah suatu seri rongga yang saling berhubungan didalam processus
mastoideus, yang diatas berhubungan dengan antrum dan cavum tympani. Ronggarongga ini dilapisi oleh membrana mucosa.
Setelah sampai didasar meatus acusticus internus, N. facialis masuk ke dalam
canalis facialis. Saraf ini berjalan ke lateral di atas vestibulum telinga dalam, sampai
mencapai dinding medial telinga tengah. Disini, saraf membesar membentuk ganglion
geniculatum. Kemudian saraf membelok tajak ke belakang di atas promontorium.
Sesampainya di dinding posterior cavum tympani, saraf ini membelok ke
bawah pada sisi medial aditus ad antrum. Kemudian berjalan turun pada dinding
posterior cavum tympani, di belakang pyramis, dan akhirnya keluar melalui foramen
stylomastoideum. Adapun cabang-cabang penting pars intrapetrosa N. facialis: a) N.
petrosus major, b) saraf ke m. stapedius, dan c) chorda tympani.
Nervus tympanicus dipercabangkan dari n. glossopharyngeus, tepat di bawah
foramen jugulare. Saraf ini berjalan melalui dasar cavum tympani dan pada
permukaan promontorium. Disini saraf ini bercabang-cabang, membentuk plexus

tympanicus. Plexus tympanicus mempersarafi lapisan cavum tympani dan


mempercabangkan n. petrosus minor. N. petrosus minor mengandung serabut-serabut
sekretomotorik untuk glandula parotis. Saraf ini meninggalkan tengkorak melalui
foramen ovale. Kemudian saraf ini bergabung dengan ganglion oticum. (Snell)
(snell, Richard S. 2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. EGC:
Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai