Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Masyarakat Indonesia memiliki kebutuhan primer

yang harus dipenuhi berupa sandang dan pangan. Selain


kebutuhan dasar tersebut, terdapat kebutuhan lain yang
kompleks meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rohani,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, dan masih banyak
lagi.

Makanan yang di konsumsi masyarakat di indonesia


sehari-hari
makanan

berasal
di

dari

Indonesia

bahan

pangan

sangat

beragam

mentah.

Bahan

jenisnya

dan

kandungannya. Bahan makanan pokok yang kaya karbohidrat


banyak ditemukan pada biji-bijian seperti padi, gandum
sedangkan pada umbi-umbi an adalah singkong, talas, dan
lain-lain. Singkong telah menjadi makanan khas Indonesia
yang telah banyak diolah menjadi berbagai jenis makanan
yang bergizi, baik, dan bernilai jual. Namun, singkong memiliki
kandungan sianida yang perlu diwaspadai. Makanan yang
masuk kedalam tubuh haruslah yang halal dan baik sebagai
wujud
takwa

dan beriman kepada

Allah. Hal

tersebut telah diperintahkan oleh Allah yang dijelaskan pada


kitab suci Al-Quran dalam surat Al-Maidah ayat 88:

Artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa
yang telah Allah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Sianida merupakan senyawa anti nutrisi yang banyak
terkandung pada beberapa jenis tumbuhan, seperti ketela

pohon, gadung, rebung, dan lain-lain. Berdasarkan kajian


medis

diketahui

bahwa

sianida

dapat

mengganggu

kesehatan, terutama sistem pernapasan, karena oksigen di


dalam darah terikat oleh senyawa beracun tersebut. Gejala
keracunan akibat mengonsumsi sianida yang terkandung
dalam makanan antara lain radang kerongkongan, pusing,
lemas,

muntah-muntah,

pingsan,

dan

kejang

perut

(Pambayun, 2007).
Tes kit merupakan suatu alat yang dapat digunakan
untuk mendeteksi kadar suatu senyawa dengan cukup akurat
yang mudah digunakan dan dioperasikan oleh berbagai
kalangan. Tes kit sianida yang dibuat didasarkan pada
pembentukan hidrindantin berwarna biru yang terbentuk dari
reaksi sianida dengan ninhidrin.
Ninhidrin bereaksi dengan sianida pada larutan netral
membentuk hidrindantin tidak berwarna. Hidrindantin akan
stabil pada warna merah dalam media natrium karbonat.
Hidrindantin yang berwana merah terbentuk pada kisaran pH
8-12. Ketika natrium hidroksida ditambahkan pada larutan
yang berwarna merah, maka larutan berubah warna menjadi
biru pekat dalam media natrium hidroksida yang strukturnya
ditunjukkan pada. Hidrindantin berubah warna menjadi biru

pada pH di atas 12. Penelitian ini dilakukan pada kondisi


optimum

yaitu

pH

12

dan

diukur

menggunakan

spektofotometer sinar tampak pada panjang gelombang


maksimum 590 nm.
Prinsip kerja pembuatan test kit sianida adalah sampel
sianida dilarutkan dalam Na2CO3 (pH9-11) agar sianida
berada dalam bentuk stabilnya dan tidak menguap sebagai
HCN, karena sianida akan berada dalam bentuk sebagai CNpada pH>10. Larutan sianida kemudian direaksikan dengan
pereaksi ninhidrin 1% membentuk kompleks berwarna merah
dan berwarna akan berwarna biru pada kondisi sangat basa
dengan penambahan larutan NaOH (pH berkisar 12- 14).
Berdasarkan

penelitian

yang

telah

dilakukan

oleh

Nagaraja (2002), yakni ketika sianida direaksikan dengan


ninhidrin akan menghasilkan hidrindantin berwarna merah
pada pH larutan 8-11 dan membentuk hidrindantin biru ketika
larutan memiliki pH 12-13. Penentuan sianida dapat dilakukan
menggunakan ninhidrin yang relatif aman karena tidak
bersifat karsinogenik sebagai pereaksi yang menghasilkan
hidrindantin berwarna biru dalam suasana basa. Larutan
berwarna biru ini, memiliki kisaran panjang gelombang 560620

nm.

Metode

ini

mudah

dilakukan

dan

memiliki

keakuratan yang relatif tinggi serta penggunaan ninhidrin


sebagai reagen tunggal yang harganya relatif murah. Metode
ini sangat sensitif, dan bebas dari gangguan spesi lain, serta
tidak membutuhkan pemanasan atau ekstraksi.
Pada penelitian ini akan dibuat sensor kimia bentuk stik
menggunakan reagen ninhidrin dan NaOH untuk mendeteksi
sianida dalam ketela pohon. Hasil reaksi antara sianida dan
ninhidrin akan membentuk warna merah dan ditambahkan
NaOH

menjadi

warna

biru

yang

membentuk

kompleks

hidrindantin biru. Sensor kimia bentuk stik yang digunakan


menggunakan metode sintesis anorganik sol-gel dengan
prekursor tetraetilortosilika (TEOS). Sehingga penelitian ini
akan menghasilkan suatu alat yang aman, mudah, dan murah
untuk mendeteksi sianida pada ketela pohon.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh

penambahan

NaOH

terhadap

kestabilan pembentukan kompleks hidrindantin biru?


2. Berapa panjang gelombang optimum dan waktu kestabilan
kompleks hidrindantin biru?
3. Bagaimana kinerja sensor kimia stik dalam mendeteksi
kadar sianida dalam sampel umbi singkong?
1.3. Tujuan
1. Menguji pengaruh penambahan NaOH terhadap kestabilan
pembentukan kompleks hidrindantin biru.

2. Mengetahui

panjang

gelombang

optimum

dan

waktu

kestabilan kompleks hidrindantin biru.


3. Menguji kinerja sensor kimia stik dalam mendeteksi kadar
sianida dalam sampel umbi singkong.
1.4. Batasan Masalah
1. Sampel yang digunakan untuk menguji sensor kimia stik
sianida adalah sampel umbi singkong
2. Proses pelapisan sensor kimia stik menggunakan metode
sol-gel dengan prekursor TEOS.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat, sensor kimia

stik

sianida

dapat

mempermudah dalam proses analisa kandungan sianida


dalam sampel makanan.
2. Memberikan informasi kepada
panjang

gelombang

optimum

para
dan

peneliti
waktu

tentang

kestabilan

kompleks hidrindantin biru yang terbentuk dari reagen


ninhidrin dan NaOH dengan sianida.
3. Konsep baru tentang pengembangan sensor kimia bentuk
stik menggunakan reagen ninhidrin untuk mendeteksi
sianida. Sehingga dapat menjadi referensi baru bagi
peneliti untuk mengembangkan bidang ilmu di bidang
sensor kimia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Peserta Wisuda Periode 1 Tahun 2018
    Peserta Wisuda Periode 1 Tahun 2018
    Dokumen12 halaman
    Peserta Wisuda Periode 1 Tahun 2018
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Kelompok
    Bab 2 Kelompok
    Dokumen12 halaman
    Bab 2 Kelompok
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • PKL Netania Kasih
    PKL Netania Kasih
    Dokumen7 halaman
    PKL Netania Kasih
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Vektor
    Vektor
    Dokumen38 halaman
    Vektor
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Jurnal STA
    Jurnal STA
    Dokumen4 halaman
    Jurnal STA
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 4 Daftar Isi
    4 Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    4 Daftar Isi
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 12 Dapus
    12 Dapus
    Dokumen4 halaman
    12 Dapus
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1 Cover
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 8 Abstrak
    8 Abstrak
    Dokumen2 halaman
    8 Abstrak
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen41 halaman
    Makala H
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat