Anda di halaman 1dari 4

ALCHEMY, Vol.1 No.

1 13 Desember 2016, hal 1-4

SENSOR KIMIA BENTUK STIK MENGGUNAKAN REAGEN


NINHIDRIN DAN NAOH UNTUK MENDETEKSI SIANIDA DALAM
KETELA POHON BERDASARKAN PEMBENTUKAN
HIDRINDANTIN BIRU
Hanifah Hasna Fauziyyah, Diana Candra Dewi
Jurusan Kimia, fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRACT
Has created chemical stick sensor to detect cyanide using ninhydrin reagent and NaOH. The manufacture
of sensors carried by sol-gel method using TEOS precursor. Determining the optimum conditions include
wavelenght, pH, time stability of the complex and the optimum concentration. The optimum wavelenght measured
from 560 until 620 nm, and the optimum pH from 9 until 14. Time stability of the complex measured during 0 to 120
minutes (30 minute interval) and optimum ninhydrin concentration was determined by ninhydrin concentration of
0.5; 1; 1.5; 2; 2.5; 3; and 3.5%. Aspartame standard curve prepared by reacting ninhydrin 1% and KCN from 0 to
10 ppm (1 ppm intervals). The sensor is made by mixing reagents, aquabidest, TEOS and ethanol formed sol gel
using plating method. The color intensity series made in solution and sensor. The sample prepared from cyanide
standart and cassava. The sample dropped on the sensor until the blue color is formed and then matched with the
intensity of the series to determine levels of cyanide.
Keyword: Chemical Sensor, Cyanide, Hidrindantin, Ninhidrin, Sol-gel
ABSTRAK
Dibuat sebuah sensor kimia bentuk stik untuk mendeteksi sianida dengan reagen ninhidrin dan NaOH.
Pembuatan sensor dilakukan dengan metode sol-gel menggunakan prekursor TEOS. Penentuan kondisi optimum
meliputi panjang gelombang, pH, waktu kestabilan kompleks dan konsentrasi optimum. Panjang gelombang
optimum diukur dari 560 sampai 620 nm, pH optimum dicari dari pH 9 sampai 14. Waktu kestabilan kompleks
diukur selama 0 sampai 120 menit (interval 30 menit) dan konsentrasi ninhidrin optimum dicari dengan konsentrasi
ninhidrin 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; dan 3,5 %. Kurva standar aspartam dibuat dengan mereaksikan ninhidrin 1% dengan
KCN 0 sampai 10 ppm (interval 1 ppm). Sensor dibuat dengan mencampurkan reagen, aquabides, TEOS dan
etanol membentuk sol gel menggunakan metode plating. Deret intensitas warna dibuat dalam bentuk larutan dan
sensor. Sampel dibuat dari sianida standart dan ketela pohon. Sampel diteteskan pada sensor sampai warna biru
terbentuk dan dicocokkan dengan deret intensitas yang dibuat untuk mengetahui kadar sianida.
Kata Kunci: Hidrindantin, Ninhidrin, Sensor kimia, Sianida, Sol-gel

1. PENDAHULUAN lain. Singkong telah menjadi makanan khas


Makanan yang di konsumsi Indonesia yang telah banyak diolah menjadi
masyarakat di Indonesia sehari-hari berasal dari berbagai jenis makanan yang bergizi, baik, dan
bahan pangan mentah. Bahan makanan di bernilai jual. Namun, singkong memiliki
Indonesia sangat beragam jenisnya dan kandungan sianida yang perlu diwaspadai.
kandungannya. Bahan makanan pokok yang Makanan yang masuk kedalam tubuh haruslah
kaya karbohidrat banyak ditemukan pada biji- yang halal dan baik sebagai wujud takwa dan
bijian seperti padi, gandum sedangkan pada beriman kepada Allah.
umbi-umbi an adalah singkong, talas, dan lain-

1
ALCHEMY, Vol.1 No.1 13 Desember 2016, hal 1-4

Sianida merupakan senyawa anti biru pekat dalam media natrium hidroksida yang
nutrisi yang banyak terkandung pada beberapa strukturnya ditunjukkan pada. Hidrindantin
jenis tumbuhan, seperti ketela pohon, gadung, berubah warna menjadi biru pada pH di atas 12.
rebung, dan lain-lain. Berdasarkan kajian medis Penelitian ini dilakukan pada kondisi optimum
diketahui bahwa sianida dapat mengganggu yaitu pH 12 dan diukur menggunakan
kesehatan, terutama sistem pernapasan, spektofotometer sinar tampak pada panjang
karena oksigen di dalam darah terikat oleh gelombang maksimum 590 nm (Sulistyarti et al.,
senyawa beracun tersebut. Gejala keracunan 2015).
akibat mengonsumsi sianida yang terkandung
Prinsip kerja pembuatan test kit
dalam makanan antara lain radang
sianida adalah sampel sianida dilarutkan dalam
kerongkongan, pusing, lemas, muntah-muntah,
Na2CO3 (pH9-11) agar sianida berada dalam
pingsan, dan kejang perut (Pambayun, 2007).
bentuk stabilnya dan tidak menguap sebagai
Tes kit merupakan suatu alat yang HCN, karena sianida akan berada dalam bentuk
dapat digunakan untuk mendeteksi kadar suatu sebagai CN- pada pH>10. Larutan sianida
senyawa dengan cukup akurat yang mudah kemudian direaksikan dengan pereaksi ninhidrin
digunakan dan dioperasikan oleh berbagai 1% membentuk kompleks berwarna merah dan
kalangan. Tes kit sianida yang dibuat berwarna akan berwarna biru pada kondisi
didasarkan pada pembentukan hidrindantin sangat basa dengan penambahan larutan
berwarna biru yang terbentuk dari reaksi sianida NaOH (pH berkisar 12- 14) (Zulfah, Sulistyarti, &
dengan ninhidrin. Atikah, 2015).
Sensor kimia bentuk stik dibuat Penelitian ini akan dibuat sensor kimia
dengan metode sol-gel karena menurut (Milea, bentuk stik menggunakan reagen ninhidrin dan
Bogatu, & Duta, 2011) metode ini dapat NaOH untuk mendeteksi sianida dalam ketela
dilakukan pada suhu rendah dan menghasilkan pohon. Hasil reaksi antara sianida dan ninhidrin
suatu polimer yang berguna untuk menjebak akan membentuk warna merah dan
reagen. Metode sol gel didasarkan pada ditambahkan NaOH menjadi warna biru yang
hidrolisis dan kondensasi prekursor alkoksida membentuk kompleks hidrindantin biru. Sensor
(Widodo, 2010), sehingga terbentuk sol yang kimia bentuk stik yang digunakan menggunakan
semakin lama menjadi gel. Metode ini dilakukan metode sintesis anorganik sol-gel dengan
dengan menggunakan senyawa prekursor tetraetilortosilika (TEOS). Sehingga
tetraethilorthosilicate (TEOS) (Rahmatulloh, penelitian ini akan menghasilkan suatu alat yang
2011). Menurut (Milea et al., 2011), TEOS aman, mudah, dan murah untuk mendeteksi
termasuk metaloksida golongan alkoksilan yang sianida pada ketela pohon.
memiliki rantai pendek dibandingkan dengan
alkoksilan lain sehingga lebih mudah untuk
2. METODOLOGI
mengalami hidrolisis dan hasil kondensasi
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
membentuk polimer yang homogen.
Penelitian ini dilaksanakan di
Ninhidrin bereaksi dengan sianida Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium
pada larutan netral membentuk hidrindantin Instrumen, Jurusan Kimia Universitas Islam
tidak berwarna. Hidrindantin akan stabil pada Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
warna merah dalam media natrium karbonat. pada bulan Agustus Nopember 2016.
Hidrindantin yang berwana merah terbentuk
2.2. Alat
pada kisaran pH 8-12. Ketika natrium hidroksida
Alat-alat yang digunakan dalam
ditambahkan pada larutan yang berwarna
penelitian ini adalah neraca analitik, kertas
merah, maka larutan berubah warna menjadi

2
ALCHEMY, Vol.1 No.1 13 Desember 2016, hal 1-4

indikator pH-universal, oven, bola hisap, tabung c. Optimasi Waktu Kestabilan Kompleks
reaksi, botol semprot, spektrofotometer sinar Hidrindantin
tampak (UV-Vis), dan peralatan gelas. Optimasi waktu kestabilan kompleks
hidrindantin dilakukan dengan mereaksikan
2.3. Bahan
KCN 10 ppm sebanyak 2 mL dengan 1 mL
Bahan-bahan yang digunakan dalam
larutan ninhidrin 1%, dikondisikan pada pH 12
penelitian ini adalah KCN (Merck) , ninhidrin
dengan penambahan NaOH 1M dan dibaca
(Merck), Na2CO3 (Merck), NaOH (Merck), Ketela
absorbansinya pada panjang gelombang 590
Pohon (Manihot Utilisima), dan aquadem.
nm setelah bereaksi selama 0-120 menit
2.4. Metode Penelitian dengan interval 30 menit.
a. Preparasi Sampel
d. Pembuatan Sensor Kimia Bentuk Stik
Larutan Na2CO3 dibuat dari pelarutan
Sebanyak ml larutan ninhidrin
2,5 gram Na2CO3 dalam 500 mL aquadem.
konsentrasi optimum dan ml larutan NaOH 1 M
Larutan NaOH 1M dibuat dengan melarutkan 4
hingga pH optimum, kemudian 6,0 ml TEOS,
gram kristal NaOH dalam 100 mL aquadem.
dan 6,0 metanol 98%. Komposisi campuran ini
Kemudian, Larutan sianida standar dibuat
distirer hingga homogen membentuk larutan
dengan cara diambil 0,25 gram KCN dan
yang agak kental (sol). Kemudian sol yang
dilarutkan dalam Na2CO3 yang dikondisikan
dihasilkan dicetak pada kertas Whatman
pada pH 11. Dibuat larutan sianida standar
dengan metode plating (seperti sablon) untuk
sesuai konsentrasi batas deteksi test kit.
diperoleh sol-gel lapis tipis. Kemudian dibiarkan
Sampel alami dilakukan dengan semalam untuk membentuk sol-gel yang kering.
mengekstraksi larutan sianida dari ketela pohon.
e. Pembuatan Deret Intensitas Warna
Dihaluskan ketela pohon kemudian
Kompleks Hidrindantin dalam Bentuk
ditambahkan larutan Na2CO3 yang dikondisikan
Larutan
pH 11, selanjutnya dilakukan penyaringan, dan
Pembuatan deret intensitas warna
dikondisikan sesuai dengan larutan sianida
larutan dilakukan dengan cara membuat larutan
standar.
dari 2mL KCN 10 ppm, 1 mL ninhidrin 1% yang
b. Penentuan Panjang Gelombang () ditambahkan NaOH 1M hingga pH 12.
Maksimum Kompleks Hidrindantin Kemudian diaplikasikan pada sianida (KCN)
Kompleks hidrindantin dibuat dengan konsentrasi 0-10 ppm dengan interval 1 ppm.
mereaksikan KCN dengan larutan ninhidrin Warna yang terbentuk difoto. Kemudian dibuat
yang dikondisikan pada pH 12 dengan deret warnanya sesuai dengan urutan
penambahan NaOH 1M. Diambil 2 mL KCN 10 konsentrasi sianida.
ppm dan ditambahkan 1 mL larutan ninhidrin 1% f. Pembuatan Deret Intensitas Warna
selanjutnya ditambahkan 13 tetes NaOH 1 M. Kompleks Hidrindantin dalam Bentuk Stik
Kemudian ditambahkan larutan Na2CO3 hingga Sensor kimia bentuk stik yang telah
volume akhir larutan 10 mL. Komplek dibuat dicelupkan ke dalam larutan standar
hidrindantin biru yang terbentuk diukur sianida 0-14 ppm. Warna yang terbentuk difoto.
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada Kemudian dibuat deret warnanya sesuai dengan
panjang gelombang 560-620 nm pada kisaran urutan konsentrasi sianida.
waktu 5 menit. Panjang gelombang maksimum
didapatkan dari puncak absorbansi maksimum g. Analisis Sampel menggunakan Sensor Kimia
(Kusumawardhani, Sulistyarti, & Atikah, 2015). Bentuk Stik
Sejumlah 2 gram sampel ditimbang
dan dimasukkan dalam gelas kimia 100 ml,

3
ALCHEMY, Vol.1 No.1 13 Desember 2016, hal 1-4

ditambahkan 5,0 ml larutan Na2CO3.


Campurkan hingga larut sempurna. Kemudian
larutan zat dipindahkan secara kuantitatif ke
dalam labu ukur 100 ml. Larutan sampel yang
telah dipreparasi kemudian dianalisis secara
semikuantitatif dengan menggunakan stik
sensor dan kemudian dikonfirmasi secara
kuantitatif dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 380-700 nm.

3. DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardhani, N., Sulistyarti, H., & Atikah.
(2015). Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum dan pH Optimum dalam
Pembuatan Tes Kit Sianida Berdasarkan
Pembentukan Hidrindantin. KIMIA
STUDENT JOURNAL, 1(1), 711717.
Milea, C. A., Bogatu, C., & Duta, A. (2011). The
Influence of Parameters in Silica Sol-Gel
Process. Transilvania, 4(1), 5966.
Pambayun, R. (2007). Kiat Sukses Teknologi
Pengolahan Umbi Gadung. Yogyakarta:
Ardana Media.
Rahmatulloh, A. (2011). Sensor Kimia Untuk
Mendeteksi Kromium (VI) dalam Air
Limbah Elektroplating Menggunakan
Reagen Diphenylcarbazide. Fsaintek
UNAIR.
Sulistyarti, H., Kusumawardhani, N., Zulfah, N.
L., Cahyani, Y. D., Fahriyani, H. E., &
Milda, B. (2015). Test Kit untuk Analisis
Sianida dalam Ketela Pohon berdasarkan
Pembentukan Hidrindantin.
Widodo, S. (2010). Teknologi Sol Gel pada
Pembuatan Nano Kristalin Metal Oksida
untuk Aplikasi Sensor Gas. In Seminar
Rekayasa Kimia dan Proses.
Zulfah, N. L., Sulistyarti, H., & Atikah. (2015).
Pengaruh Waktu Pembentukan dan
Kestabilan Hidrindantin serta Konsentrasi
Ninhidrin pada Pembuatan Tes Kit
Sianida. KIMIA STUDENT JOURNAL,
1(1), 704710.

Anda mungkin juga menyukai

  • Peserta Wisuda Periode 1 Tahun 2018
    Peserta Wisuda Periode 1 Tahun 2018
    Dokumen12 halaman
    Peserta Wisuda Periode 1 Tahun 2018
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Kelompok
    Bab 2 Kelompok
    Dokumen12 halaman
    Bab 2 Kelompok
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • PKL Netania Kasih
    PKL Netania Kasih
    Dokumen7 halaman
    PKL Netania Kasih
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Vektor
    Vektor
    Dokumen38 halaman
    Vektor
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 4 Daftar Isi
    4 Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    4 Daftar Isi
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 12 Dapus
    12 Dapus
    Dokumen4 halaman
    12 Dapus
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 8 Abstrak
    8 Abstrak
    Dokumen2 halaman
    8 Abstrak
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 9 Bab I
    9 Bab I
    Dokumen6 halaman
    9 Bab I
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1 Cover
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen41 halaman
    Makala H
    HanifahHasna
    Belum ada peringkat