1
ALCHEMY, Vol.1 No.1 13 Desember 2016, hal 1-4
Sianida merupakan senyawa anti biru pekat dalam media natrium hidroksida yang
nutrisi yang banyak terkandung pada beberapa strukturnya ditunjukkan pada. Hidrindantin
jenis tumbuhan, seperti ketela pohon, gadung, berubah warna menjadi biru pada pH di atas 12.
rebung, dan lain-lain. Berdasarkan kajian medis Penelitian ini dilakukan pada kondisi optimum
diketahui bahwa sianida dapat mengganggu yaitu pH 12 dan diukur menggunakan
kesehatan, terutama sistem pernapasan, spektofotometer sinar tampak pada panjang
karena oksigen di dalam darah terikat oleh gelombang maksimum 590 nm (Sulistyarti et al.,
senyawa beracun tersebut. Gejala keracunan 2015).
akibat mengonsumsi sianida yang terkandung
Prinsip kerja pembuatan test kit
dalam makanan antara lain radang
sianida adalah sampel sianida dilarutkan dalam
kerongkongan, pusing, lemas, muntah-muntah,
Na2CO3 (pH9-11) agar sianida berada dalam
pingsan, dan kejang perut (Pambayun, 2007).
bentuk stabilnya dan tidak menguap sebagai
Tes kit merupakan suatu alat yang HCN, karena sianida akan berada dalam bentuk
dapat digunakan untuk mendeteksi kadar suatu sebagai CN- pada pH>10. Larutan sianida
senyawa dengan cukup akurat yang mudah kemudian direaksikan dengan pereaksi ninhidrin
digunakan dan dioperasikan oleh berbagai 1% membentuk kompleks berwarna merah dan
kalangan. Tes kit sianida yang dibuat berwarna akan berwarna biru pada kondisi
didasarkan pada pembentukan hidrindantin sangat basa dengan penambahan larutan
berwarna biru yang terbentuk dari reaksi sianida NaOH (pH berkisar 12- 14) (Zulfah, Sulistyarti, &
dengan ninhidrin. Atikah, 2015).
Sensor kimia bentuk stik dibuat Penelitian ini akan dibuat sensor kimia
dengan metode sol-gel karena menurut (Milea, bentuk stik menggunakan reagen ninhidrin dan
Bogatu, & Duta, 2011) metode ini dapat NaOH untuk mendeteksi sianida dalam ketela
dilakukan pada suhu rendah dan menghasilkan pohon. Hasil reaksi antara sianida dan ninhidrin
suatu polimer yang berguna untuk menjebak akan membentuk warna merah dan
reagen. Metode sol gel didasarkan pada ditambahkan NaOH menjadi warna biru yang
hidrolisis dan kondensasi prekursor alkoksida membentuk kompleks hidrindantin biru. Sensor
(Widodo, 2010), sehingga terbentuk sol yang kimia bentuk stik yang digunakan menggunakan
semakin lama menjadi gel. Metode ini dilakukan metode sintesis anorganik sol-gel dengan
dengan menggunakan senyawa prekursor tetraetilortosilika (TEOS). Sehingga
tetraethilorthosilicate (TEOS) (Rahmatulloh, penelitian ini akan menghasilkan suatu alat yang
2011). Menurut (Milea et al., 2011), TEOS aman, mudah, dan murah untuk mendeteksi
termasuk metaloksida golongan alkoksilan yang sianida pada ketela pohon.
memiliki rantai pendek dibandingkan dengan
alkoksilan lain sehingga lebih mudah untuk
2. METODOLOGI
mengalami hidrolisis dan hasil kondensasi
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
membentuk polimer yang homogen.
Penelitian ini dilaksanakan di
Ninhidrin bereaksi dengan sianida Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium
pada larutan netral membentuk hidrindantin Instrumen, Jurusan Kimia Universitas Islam
tidak berwarna. Hidrindantin akan stabil pada Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
warna merah dalam media natrium karbonat. pada bulan Agustus Nopember 2016.
Hidrindantin yang berwana merah terbentuk
2.2. Alat
pada kisaran pH 8-12. Ketika natrium hidroksida
Alat-alat yang digunakan dalam
ditambahkan pada larutan yang berwarna
penelitian ini adalah neraca analitik, kertas
merah, maka larutan berubah warna menjadi
2
ALCHEMY, Vol.1 No.1 13 Desember 2016, hal 1-4
indikator pH-universal, oven, bola hisap, tabung c. Optimasi Waktu Kestabilan Kompleks
reaksi, botol semprot, spektrofotometer sinar Hidrindantin
tampak (UV-Vis), dan peralatan gelas. Optimasi waktu kestabilan kompleks
hidrindantin dilakukan dengan mereaksikan
2.3. Bahan
KCN 10 ppm sebanyak 2 mL dengan 1 mL
Bahan-bahan yang digunakan dalam
larutan ninhidrin 1%, dikondisikan pada pH 12
penelitian ini adalah KCN (Merck) , ninhidrin
dengan penambahan NaOH 1M dan dibaca
(Merck), Na2CO3 (Merck), NaOH (Merck), Ketela
absorbansinya pada panjang gelombang 590
Pohon (Manihot Utilisima), dan aquadem.
nm setelah bereaksi selama 0-120 menit
2.4. Metode Penelitian dengan interval 30 menit.
a. Preparasi Sampel
d. Pembuatan Sensor Kimia Bentuk Stik
Larutan Na2CO3 dibuat dari pelarutan
Sebanyak ml larutan ninhidrin
2,5 gram Na2CO3 dalam 500 mL aquadem.
konsentrasi optimum dan ml larutan NaOH 1 M
Larutan NaOH 1M dibuat dengan melarutkan 4
hingga pH optimum, kemudian 6,0 ml TEOS,
gram kristal NaOH dalam 100 mL aquadem.
dan 6,0 metanol 98%. Komposisi campuran ini
Kemudian, Larutan sianida standar dibuat
distirer hingga homogen membentuk larutan
dengan cara diambil 0,25 gram KCN dan
yang agak kental (sol). Kemudian sol yang
dilarutkan dalam Na2CO3 yang dikondisikan
dihasilkan dicetak pada kertas Whatman
pada pH 11. Dibuat larutan sianida standar
dengan metode plating (seperti sablon) untuk
sesuai konsentrasi batas deteksi test kit.
diperoleh sol-gel lapis tipis. Kemudian dibiarkan
Sampel alami dilakukan dengan semalam untuk membentuk sol-gel yang kering.
mengekstraksi larutan sianida dari ketela pohon.
e. Pembuatan Deret Intensitas Warna
Dihaluskan ketela pohon kemudian
Kompleks Hidrindantin dalam Bentuk
ditambahkan larutan Na2CO3 yang dikondisikan
Larutan
pH 11, selanjutnya dilakukan penyaringan, dan
Pembuatan deret intensitas warna
dikondisikan sesuai dengan larutan sianida
larutan dilakukan dengan cara membuat larutan
standar.
dari 2mL KCN 10 ppm, 1 mL ninhidrin 1% yang
b. Penentuan Panjang Gelombang () ditambahkan NaOH 1M hingga pH 12.
Maksimum Kompleks Hidrindantin Kemudian diaplikasikan pada sianida (KCN)
Kompleks hidrindantin dibuat dengan konsentrasi 0-10 ppm dengan interval 1 ppm.
mereaksikan KCN dengan larutan ninhidrin Warna yang terbentuk difoto. Kemudian dibuat
yang dikondisikan pada pH 12 dengan deret warnanya sesuai dengan urutan
penambahan NaOH 1M. Diambil 2 mL KCN 10 konsentrasi sianida.
ppm dan ditambahkan 1 mL larutan ninhidrin 1% f. Pembuatan Deret Intensitas Warna
selanjutnya ditambahkan 13 tetes NaOH 1 M. Kompleks Hidrindantin dalam Bentuk Stik
Kemudian ditambahkan larutan Na2CO3 hingga Sensor kimia bentuk stik yang telah
volume akhir larutan 10 mL. Komplek dibuat dicelupkan ke dalam larutan standar
hidrindantin biru yang terbentuk diukur sianida 0-14 ppm. Warna yang terbentuk difoto.
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada Kemudian dibuat deret warnanya sesuai dengan
panjang gelombang 560-620 nm pada kisaran urutan konsentrasi sianida.
waktu 5 menit. Panjang gelombang maksimum
didapatkan dari puncak absorbansi maksimum g. Analisis Sampel menggunakan Sensor Kimia
(Kusumawardhani, Sulistyarti, & Atikah, 2015). Bentuk Stik
Sejumlah 2 gram sampel ditimbang
dan dimasukkan dalam gelas kimia 100 ml,
3
ALCHEMY, Vol.1 No.1 13 Desember 2016, hal 1-4
3. DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardhani, N., Sulistyarti, H., & Atikah.
(2015). Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum dan pH Optimum dalam
Pembuatan Tes Kit Sianida Berdasarkan
Pembentukan Hidrindantin. KIMIA
STUDENT JOURNAL, 1(1), 711717.
Milea, C. A., Bogatu, C., & Duta, A. (2011). The
Influence of Parameters in Silica Sol-Gel
Process. Transilvania, 4(1), 5966.
Pambayun, R. (2007). Kiat Sukses Teknologi
Pengolahan Umbi Gadung. Yogyakarta:
Ardana Media.
Rahmatulloh, A. (2011). Sensor Kimia Untuk
Mendeteksi Kromium (VI) dalam Air
Limbah Elektroplating Menggunakan
Reagen Diphenylcarbazide. Fsaintek
UNAIR.
Sulistyarti, H., Kusumawardhani, N., Zulfah, N.
L., Cahyani, Y. D., Fahriyani, H. E., &
Milda, B. (2015). Test Kit untuk Analisis
Sianida dalam Ketela Pohon berdasarkan
Pembentukan Hidrindantin.
Widodo, S. (2010). Teknologi Sol Gel pada
Pembuatan Nano Kristalin Metal Oksida
untuk Aplikasi Sensor Gas. In Seminar
Rekayasa Kimia dan Proses.
Zulfah, N. L., Sulistyarti, H., & Atikah. (2015).
Pengaruh Waktu Pembentukan dan
Kestabilan Hidrindantin serta Konsentrasi
Ninhidrin pada Pembuatan Tes Kit
Sianida. KIMIA STUDENT JOURNAL,
1(1), 704710.