Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEUANGAN

PERUSAHAAN MULTINASIONAL

1. Keuangan Internasional
Peranan perusahaan Multinasional pada era globalisasi sekarang ini semakin
penting dalam bisnis internasional.Lebih-lebih dengan terbentuknya NAFTA (Nort
America Free Trade Agreement) dan AFTA (Asean Free Trade Agreement), memberikan
peluang besar bagi perusahaan multinasional untuk beroperasi di berbagai Negara.
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang terlibat dalam produksi dan
penjualan barang-barang dan jasa-jasa di lebih dari satu Negara. Perusahaan multinasional
biasanya terdiri atas perusahaan induk yang berada di Negara asal dan paling tidak lima
atau enam cabang perusahaan atau anak perusahaan yang berada di luar negeri. Biasanya
perusahaan multinasional lebih banyak melakukan investasi langsung di luar negeri (direct
foreign investment).
Bagaimanakah manajemen keuangan perusahaan multinasional?Ciri khusus
manajemen keuangan untuk perusahaan multinasional adalah menyangkut lebih dari satu
mata uang. Bagaimana foreign exchange market (forex) beroperasi, mengapa nilai tukar
(exchange rates) berubah, dan bagaimana menghindarkan diri dari risiko nilai tukar
(exchange rate risk).
Berdasarkan kondisi tersebut, akan diuraikan tentang: motivasi perusahaan go
international, perbedaan manajemen keuangan multinasional dengan manajemen
keuangan domestik, exchange rate, perdagangan foreign exchange, pasar modal
internasional, penganggaran modal perusahaan multinasional dan manajemen modal kerja
perusahaan multinasional.
2. Motivasi Perusahaan Melakukan Go Internasional
Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestik, dengan tingkat
pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi semakin besar, maka
perusahaan akan melakukan ekspansi ke Negara lain atau go international.
Secara rinci motivasi perusahaan melakukan go international adalah:
1) Memperluas pasar, motivasi uama perusahaan melakukan ekspansi ke Negara lain
karena pasar dalam negeri sudah jenuh sementara pertumbuhan foreign market
terus meningkat.

2) Penggunaan bahan baku dari Negara asing, untuk mempertahankan kelangsungan


suplai bahan baku dari berbagai Negara, dengan pertimbangan ekonomis,
perusahaan lebih cenderung untuk mendirikan subsidiarinya di Negara yang
mensuplai bahan baku.
3) Penggunaan teknologi asing, karena tidak satupun bangsa di dunia ini yang
memiliki keunggulan teknologi di segala bidang usaha, maka diperlukan kerjasama
dengan Negara lain dalam penggunaan teknologi yang dibutuhkan.
4) Peningkatan efisiensi produksi, suatu perusahaan akan dapat meningkatkan
efisiensi produksinya dengan melakukan relokasi perusahaan ke Negara yang
memiliki biaya produksi lebih rendah.
5) Menghindari hambatan politik dan peraturan pemerintah. Adanya peraturan
pemerintah yang dianggap menghambat perdagangan pada Negara target pasar,
maka ada kecenderungan suatu perusahaan melakukan investasi langsung di
Negara target. Contoh: perusahaan mobil Jepang merelokasi perakitannya ke
Amerika untuk menghindari adanya kuota impor oleh pemerintah Amerika. Honda,
Nissan, Toyota, Mazda, dan Mitsubhisi semuanya melakukan perakitan di AS.
6) Fluktuasi foreign exchange market, motivasi ini menjadi pertimbangan bila mata
uang Negara yang menjadi target pasarnya kurang stabil atau sering melemah,
sehingga kepastian return yang diharapkan dari perdagangan juga tidak stabil.
Kondisi ini mengakibatkan suatu perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan
investasi.
7) Diversifikasi internasional, perusahaan melakukan go international bertujuan
untuk melakukan diversifikasi investasinya di berbagai Negara. Diversifikasi ini
dilakukan bertujuan untuk meminimalkan risiko terhadap fluktuasi foreign
exchange market.
Proses globalisasi dialami perusahaan multinasional tanpa disengaja, merupakan
serangkaian tanggapan perusahaan terhadap bermacam-macam tantangan dan kesempatan
yang muncul dari luar negeri. Globalisasi merupakan akibat yang tidak dapat dielakkan
dari persaingan kompetitif dalam industrinya.Untuk menghadapi tantangan ini, perusahaan
secara

perlahan

meningkatkan

komitmennya

terhadap

bisnis

internasional,

mengembangkan strategi yang lebih terperinci dan canggih.Tahap-tahap tersebut biasanya


meliputi ekspor, membangun cabang penjualan di luar negeri, mendapatkan perjanjian
lisensi, dan akhirnya mendirikan perusahaan cabang di luar negeri.Dengan pendirian
cabang perusahaan di luar negeri perusahaan lebih mudah mengikuti perkembangan pasar,
menyesuaikan sesuai dengan selera konsumen dan memberikan pelayanan yang lebih baik.

3. Perbedaan Manajemen Keuangan Multinasional dengan Manajemen Keuangan


Domestik
Pada prinsipnya manajemen keuangan domestik yang telah dipelajari dengan
manajemen keuangan internasional sama, yaitu memiliki prinsip dasar yang sama seperti:
tujuan normatifnya memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau meningkatkan
nilai perusahaan; keputusan keuangan yang diambil meliputi: keputusan investasi,
keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Perbedaannya terletak pada skup bisnis yang
dilaksanakan, manajemen keuangan domestik hanya pada satu Negara, sedangkan
manajemen keuangan multinasional pada beberapa Negara. Perbedaan tersebut menjadi
inti munculnya kondisi-kondisi yang tidak terdapat pada manajemen keuangan domestik
seperti:
1) Perbedaan denominasi mata uang, aliran kas dari anak perusahaan di berbagai
Negara terdiri atas mata uang yang berbeda, dengan demikian analisis nilai tukar
(exchange rates) dan pengaruh perubahan nilai mata uang harus diperhatikan dalam
analisis keuangan.
2) Ramifikasi legal dan ekonomi, setiap Negara di mana perusahaan beroperasi
mempunyai institusi ekonomi dan politik yang unik, dan perbedaan ini menimbulkan
masalah serius bagi holding company yang ingin mengkonsolidasikan operasi anak
perusahaan di berbagai Negara. Sebagai contoh, perbedaan sistem perpajakan
mempunyai dampak yang besar dalam penyelesaian transaksi internasional. Bahkan
tidak jarang perbedaan tersebut menghambat fleksibilitas perusahaan multinasional
dalam alokasi sumber dayanya.
3) Perbedaan bahasa, kemampuan berkomunikasi merupakan faktor kritis dalam setiap
transaksi bisnis terutama bagi perusahaan multinasional. Kemampuan berbahasa
dengan baik memungkinkan untuk melakukan penetrasi pasar dengan mudah.
4) Perbedaan budaya, sekalipun dalam satu daerah geografis yang tampaknya lebih
homogeny budayanya, setiap Negara memiliki budaya yang unik dan sangat
berpengaruh terhadap sistem nilai dan peranan bisnis dalam masyarakat. Perusahaan
multinasional harus mempertimbangkan faktor budaya ini terutama dalam penentuan
tujuan, risk taking, ketenagakerjaan, dan kemampuannya memperoleh profit yang
wajar.
5) Peranan

pemerintah,

hampir

semua

model

dalam

manajemen

keuangan

mengasumsikan adanya pasar yang kompetitif dimana termsoftrade ditentukan oleh


pelaku pasar. Sementara itu pemerintah berperan dalam menciptakan aturan dasar dan

partisipasi yang minim. Kondisi seperti ini mudah dijumpai di berbagai Negara maju,
tetapi di banyak Negara berkembang peran pemerintah begitu besar dalam transaksi
internasional. Peran pemerintah yang besar ini disebabkan karena pertimbangan
ekonomi maupun non ekonomi.
6) Risiko politik, risiko politik adalah kemungkinan bahwa perusahaan multinasional
diambil alih oleh Negara dimana perusahaan itu berada.
4. Exchange Rate
Exchange rate (nilai tukar), menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat
dibeli atau ditukar dengan satu satuan mata uang lain. Nilai tukar bisa dikuotasikan
menjadi 2 (dua), yaitu kuotasi langsung dan kuotasi tidak langsung.
Kuotasi langsung (direct quotation) menunjukkan banyaknya dolar Amerika yang
diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing.
Contoh:
Harga US $
Euro
0.8000
Swedish krona
0.1000
Kuotasi tidak langsung (indirect quotation) menunjukkan banyaknya mata uang
asing yang dapat dibeli dengan satu dolar Amerika.
Contoh:
Harga unit valuta asing per US $
Euro
1.25
Swedish krona
10.00
Euro: 1/0.8000 = 1.25
Krona: 1/0.1000 = 10.00
Kebanyakan pusat perdagangan dunia seperti New York, Frankfurt, London, Tokyo
nilai tukar mata uang asing dinyatakan dalam dolar basis, kecuali nilai tukar British
pound per satu US$.
Selain kuotasi langsung dan tidak langsung dalam nilai tukar, juga dikenal dengan
nilai tukar silang (cross exchange rate), yang merupakan kombinasi kuotasi langsung
dengan kuotasi tidak langsung.
Cross exchange rate =
= 1,25 x 0,1
= 0,125 euros/Krona
Cross exchange rate =
= 10,00 x 0,8000
= 8,00 kronas/euro
5. Perdagangan Foreign Exchange

Nilai tukar selain memiliki kuotasi langsung dan tidak langsung, dalam
perdagangannya memiliki harga (rate) yaitu spot rate dan forward rate. Masing-masing
rate tersebut diuraikan sebagai berikut:
Spot rates, menunjukkan besarnya nilai tukar dengan penyerahan segera atau on
the spot. Meskipun kenyataannya dua hari setelah transaksi.Spot rate ditransaksikan di
spot market, yaitu pasar valuta asing yang memerlukan transaksi yang bersifat segera.
Forward rate, menunjukkan besarnya nilai tukar yang disepakati sekarang dimana
transaksinya akan dilakukan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Misalnya
forward rate untuk penyerahan 30, 90 dan 180 hari yang akan datang untuk beberapa mata
uang asing. Transaksi semacam ini disebut forward contract, yang ditransaksikan di
forward market bertujuan untuk menghilangkan risiko aliran kas karena perubahan nilai
tukar atau exchange rates.Dalam transaksi ini terdapat dua pihak yang sepakat untuk
mematok harga mata uang tertentu pada tingkat tertentu.Teknik semacam ini disebut juga
dengan hedging technique.Karena apabila exchange rate meningkat di masa datang, maka
untuk memperoleh sejumlah mata uang asing tertentu diperlukan biaya yang tetap.
Jika seseorang dapat memperoleh mata uang asing lebih banyak untuk setiap dolar
di forward market daripada di spot market, maka forward currency menjadi lebih kecil
nilainya dibanding dengan spot currency, dan forward currency dikatakan dijual dengan
discount. Misalkan, satu dolar dapat dipergunakan untuk membeli 0,6525 british pound di
spot market dan 0,6533 british pound di 180 hari forward market, maka forward pound
dijual dengan discount dibanding dengan spot pound. Sebaliknya jika setiap dolar dapat
membeli lebih sedikit mata uang asing di forward daripada spot market, maka forward
currency dikatakan dijual dengan premium.
Transaksi di forex sangat berisiko, karena banyaknya faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tukar mata uang yang di luar kendali pelaku pasar. Banyak pelaku
pasar yang bertujuan untuk spekulasi guna memperoleh keuntungan atau spread yang
tinggi, tetapi ada juga yang bertujuan untuk memperkecil risiko atau hedging.
Contoh:
Di New York, poundsterling di kuotasikan pada $ 1.4419-36. Ini berarti bahwa
bank atau dealer bersedia membeli satu pound dengan $ 1.4419 dan menjualnya dengan
harga $ 1.4436. Dengan demikian spread yang diperoleh:
Spreads % =
Jika setiap transaksi melibatkan US$ 1.000,00 sampai dengan $3.000,00 maka
spread yang diperoleh antara $1.200-$3.600. Dengan demikian dapat dibayangkan betapa
besar spread yang diperoleh jika setiap hari terlibat seratus transaksi. Tetapi harus diingat

bahwa risiko potensial dari transaksi di forex juga sangat besar. Penyebabnya yaitu
sulitnya memperdiksi pergerakan/perubahan nilai tukar karena banyaknya variabel yang
saling mempengaruhi.
6. Pasar Modal Internasional
Akhir-akhir ini banyak investor Indonesia melakukan investasi langsung di Negara
lain. Dapat dilakukan dengan cara membeli saham perusahaan asing atau menanamkan
investasinya secara langsung. Akibat globalisasi pasar modal dunia maka aliran dana dari
suatu Negara ke Negara lain menjadi semakin mudah. Kesempatan investasi di luar negeri
pun semakin bertambah seperti dalam Eurodollar.
Eurodollar adalah dolar yang didepositokan di luar Amerika Serikat; meskipun
disebut Eurodollar karena berasal dari Eropa. Eurodollar yaitu berupa dollar yang
didepositokan di Negara lain seluruh dunia selain Amerika Serikat. Bank yang menerima
deposito ini yaitu cabang Citybank di Indonesia, Paris atau Tokyo. Hampir sebagian besar
Eurodollar bernilai $500.000 atau lebih dan deposito ini berjangka waktu antara satu
malam sampai lima tahun.
Perbedaan antara Eurodollar deposits dengan deposito dollar di Amerika Serikat
adalah masalah geografis saja. Eurodollar ini diluar pengendalian otoritas moneter
Amerika Serikat, sehingga bank yang menerima Eurodollar deposits tidak perlu mematuhi
aturan seperti minimum reserve requirement yang ditentukan oleh pemerintah Amerika.
Akhir-akhir ini tidak hanya dolar Amerika saja yang disimpan di luar negera asalnya,
tetapi juga mata uang lain seperti uang Negara di Eropa. Mata uang itu disebut
Eurocurrencies, diperlukan oleh individu, perusahaan atau pemerintah untuk membantu
transaksi internasional yang melibatkan mata uang asing.
Eurodollar biasanya disimpan dalam interest-bearing account, dimana bunga yang
dibayarkan tergantung atas (i) lending rate bank setempat, (ii) rate of return on United
States money market instruments. Dengan demikian tidak perlu dibantah bahwa pengaruh
perubahan tingkat bunga di United States sangat besar pengaruhnya dengan kegiatan
moneter di Negara lain.
Kesempatan lain investasi di Negara lain adalah melalui international bond
market. Semua obligasi yang dijual di luar Negara yang mengeluarkan obligasi disebut
dengan international bond. Ada dua jenis international bond yaitu foreign bond dan
Eurobonds.
Foreign bonds adalah obligasi yang dijual di Negara lain tetapi dalam satuan mata
uang Negara yang mengeluarkan. Misalnya perusahaan di Indonesia menjual obligasinya

untuk membiayai ekspansi usahanya di pasar modal Tokyo tetapi dalam satuan japan yen.
Obligasi itu disebut foreign bond.
Eurobonds adalah obligasi yang dikeluarkan di luar negeri tetapi dalam mata uang
Negara asal yang mengeluarkan obligasi tersebut. Contohnya perusahaan Indonesia
mengeluarkan obligasi dalam rupiah dan dijual di New York Stock Exchange, Ford Motor
Company menjual obligasi dalam dollar dan dijual di Indonesia Stock Exchange.
Alasan untuk melakukan investasi di berbagai sekuritas asing adalah untuk
memperoleh diversifikasi global. Garis pasar modal akan bergeser ke atas karena adanya
opportunity investment yang lebih baik. Kesempatan investasi ini menjadi semakin besar
karena adanya pasar modal global.
7. Penganggaran Modal Perusahaan Multinasional
Prinsipnya, penganggaran modal atau capital budgeting perusahaan multinasional
sama dengan perusahaan domestik. Berikut ini hal yang perlu diperhatikan dalam
penganggaran modal perusahaan multinasional relatif lebih kompleks dalam beberapa hal
yaitu:
1) Estimasi aliran kas, perusahaan multinasional memiliki anak perusahaan atau
subsidiary di berbagai Negara. Masing-masing subsidiary memiliki pembukuan yang
terpisah dengan induknya yang didenominasi dengan mata uang Negara dimana
Negara subsidiariesnya berada. Maka bagi induk perusahaan aliran kas yang relevan
adalah dividen dan pembayaran royalty.
2) Konversi nilai tukar mata uang induk perusahaan. Karena pendapatan yang diterima
masing-masing subsidiariesnya

dalam bentuk mata uang dimana Negara

subsidiariesnya berada, maka aliran kas yang dibawa pulang ke induknya harus
dikonversikan dalam mata uang induk perusahaan.
3) Pajak ganda (pembayaran dividen dan royalty dikenakan pajak ganda di Negara
subsidiary berada dan induk perusahaan berasal). Beberapa Negara melarang adanya
aliran modal besar-besaran ke Negara lain, sehingga aliran kas yang relevan adalah
aliran kas yang secara legal dapat diterima dari subsidiaries di beberapa Negara.
4) Penentuan discount rate yang tepat akan lebih sulit bagi perusahaan multinasional.
Penentuan cost of capital untuk investasi di Negara lain mungkin berbeda dengan
cost of capital di dalam negeri, karena risiko investasi yang dihadapi lebih tinggi.
Karena adanya dua faktor yaitu:
- Exchange Rate Risk, mencerminkan ketidakpastian nilai tukar mata uang stau
Negara dengan mata uang Negara lainnya, sehingga cost of capital untuk
foreign investment tentunya harus diperhitungkan lebih tinggi berkaitan dengan
exchange rate risk.

- Political atau country risk, yang mencerminkan ketidakpastian kondisi politik di


suatu Negara. Semakin tidak stabil kondisi politik suatu Negara, maka country
risk semakin besar. Country risk juga dipengaruhi oleh peraturan pemerintah
yang ada Negara subsidiaries, yang paling ekstem adalah pengambil alihan,
penguasaan atau disebut expropriation perusahaan subsidiary tanpa kompensasi
yang diberikan. Expropriation merupakan bencana bagi perusahaan induk yang
harus dihindari. Tiga cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi kerugian
potensial sebagai akibat expropriation adalah: (i) membiayai subsidiary dengan
sumber dana lokal; (ii) membuat sistem sehingga subsidiary hanya merupakan
bagian kecil dari perusahaan multinasional secara keseluruhan, dan (iii)
mengasuransikan subsidiary terhadap kemungkinan expropriation.
Penentuan feasibility suatu proyek dari suatu perusahaan multinasional dilakukan
dengan analisis Net Present Value (NPV) yang terpisah antara perusahaan subsidiaries
dengan perusahaan induknya, kemudian mentransfer cash flows yang dihasilkan ke dalam
mata uang Negara perusahaan induknya.

Contoh:
Buckeye Corporation, sebuah MNC yang berbasis di AS, memiliki anak
perusahaan di Meksiko yang memproduksi dan menjual alat-alat pertanian. Buckeye
percaya anak perusahaannya dapat juga mengembangkan bisnis perbaikan alat-alat
pertanian. Proyeksi-proyeksi dan data-data relevan berikut telah diperoleh bagi tujuan
analisis:
- Investasi awal diperkirakan akan berjumlah 9,6 milyar peso, atau $ 9,6 juta
berdasarkan kurs berjalan sebesar $ 0,001 per peso.
- Bisnis baru ini diestimasikan akan menghasilkan 5 juta peso per tahun selama 4 tahun.
- Bisnis ini akan dijual setelah 4 tahun; pemerintah tamu akan mengakuisisikannya
tanpa kompensasi kepada Buckeye; tetapi, pemerintah tamu tidak mengenakan pajak
atas laba yang dihasilkan oleh proyek baru ini, walaupun tetap mengenakan
-

witholding tax sebesar 20% atas setiap dana yang dipulangkan ke induk di AS.
Nilai tukar peso Meksiko telah diestimasikan sebagai berikut:
Akhir tahun
1
2
3
4

Nilai Peso
$ 0,0008
$ 0,0006
$ 0,0004
$ 0,0003

Pemerintah AS akan mengenakan pajak setiap laba dolar yang diterima induk dari

anak perusahaannya dengan tarif 20%.


- Required rate of return dari proyek baru adalah 18%

Persepektif
Perusahaan Subsidiary
Investasi Awal
P9.600.000
Arus Kas Periodik
P5.000.000 P5.000.000 P5.000.000 P5.000.000
PV dari Arus Kas (18%)
P4.237.288 P3.590.922 P3.043.154 P2.578.944
NPV Kumulatif
--P5.362.712 -- P1.771.790 P1.271.364 P3.850.308
Persepektif
Perusahaan Induk
Investasi Awal
$9.600
Arus kas total dari anak
Witholding Tax (20%)
Dana tersedia induk
setelah witholding tax
Nlai tukar peso Meksiko
Dana diterima induk
Pajak di AS (20%)
Dana yang diterima
induk
setelah pajak
PV dari arus kas (18%)
NPV Kumulatif

P5.000.000
P1.000.000

P5.000.000
P1.000.000

P.5000.000 P5.000.000
P1.000.000 P1.000.000

P4.000.000
$0.0008
$3.200
$640

P4.000.000
$0.0006
$2.400
$480

P4.000.000
$0.0004
$1.600
$320

P4.000.000
$0.0003
$1.200
$240

$2.560
$2.169
-$7.431

$1.920
$1.379
-$6.052

$1.280
$779
-$5.273

$960
$495
-$4.778

Berdasarkan jawaban tersebut, terlihat bahwa proyek tersebut tidak menarik dari
persepektif perusahaan induk, karena NPV yang diperoleh negatif, tetapi dari persepektif
pembayaran hutang perusahaan subsidiary diperoleh NPV yang positif.

8. Manajemen Modal Kerja Perusahaan Multinasional

Manajemen Modal Kerja Perusahaan Multinasional, pada prinsipnya sama dengan


perusahaan domestik, yang memiliki tujuan:
1) Mempercepat pengumpulan piutang, dan memperlambat pembayaran kewajiban
jangka pendek, sehingga diperoleh net float yang maksimum.
2) Mengalokasikan dana secara optimal, dari bagian yang kurang membutuhkan ke
bagian yang membutuhkan.
3) Memperoleh profit yang maksimum untuk investasi kelebihan dana jangka pendek.
Manajemen piutang perusahaan multinasional juga lebih kompleks dibandingkan
perusahaan domestik. Hal ini sebagai penyebab adanya risiko nilai tukar, terutama
berkaitan dengan melemahnya nilai tukar mata uang yang mendenominasi penjualan
kredit yang telah dilakukan.
Misalnya: Pada tanggal 1 Juni 2010 suatu perusahaan pertambangan yang
berlokasi di Indonesia menjual hasil tambangnya secara kredit kepada perusahaan yang
berada di Jepang dengan jangka waktu 90 hari sebesar 100 juta yen. Pada tanggal tersebut
nilai satu unit yen adalah Rp 80,00, maka nilai penjualannya adalah Rp 8.000 juta (Rp
80.000 x 100 juta). Pada saat pembayaran (90 hari kemudian) nilai tukar yen adalah Rp
75,00 maka nilai rupiah yang didapatkan setelah dikonversi adalah sebesar Rp 75.000
juta.
Manajemen persediaan perusahaan multinasional menghadapi permasalahan
minyak dari Inggris mempunyai subsidiary di Indonesia. Tempat penyimpanan minyak
yang merupakan persediaan perusahaan tersebut tentunya mempertimbangkan ke pasar
terdekat, strategi ini diharapkan dapat meminimumkan biaya persediaan

KEUANGAN INTERNASIONAL
KASUS

KASUS 1
Misalkan kita dapat mendepositokan dalam dollar dengan memperoleh 7% per tahun.
Kalau didepositokan dalam rupiah kita memperoleh 13% per tahun. Bunga yang kita peroleh
dipotong pajak sebesar 17%. Kita harapkan rupiah akan depresiasi terhadap dollar sebesar
8% dalam waktu satu tahun. Capital gains sulit terdeteksi oleh instansi pajak, sehingga kita
tidak membayar pajak atas gains tersebut.
Pertanyaan :
a. Berapakah tingkat keuntungan bersih setelah pajak, untuk kedua alternatif
deposito tersebut? Apa kesimpulannya?.
b. Berapa tingkat bunga deposito rupiah minimum harus ditawarkan untuk
menghindari pengalihan deposito?.
Penyelesaian :
1.a
Tingkat keuntungan dalam rupiah (13% x 0,83)
= 10,79 %
Tingkat keuntungan dalam dollar:
dari deposito (7% x 0,83)
= 5,81 %
dari capital gains
= 8,00 %
Jumlah
= 13,81%
Dengan demikian akan terjadi kecenderungan para pemilik dana untuk
merubah deposito rupiah ke dollar.
1.b

Tingkat bunga deposito rupiah minimal =


13,81 % / 0,83 = 16,64 %

KASUS 2
Seorang pemodal Indonesia membeli saham di New York dengan harga $ 60 per
lembar. Kurs saat itu $1 = Rp 2.250,-Setelah satu tahun harga saham naik menjadi $ 63 dan
kurs $1 = Rp 2.625,-. Berapa tingkat keuntungan yang diperoleh dalam $ dan dalam rupiah ?.
Penyelesaian :
Tingkat keuntungan $ = ( 63 60 ) / 60 = 5 %
Tingkat keuntunganRp =[(63 x Rp 2.625) - (60 x Rp 2.250) / (60 x Rp 2.250)
= 165.375 135.000 / 135.000
= 30.375 / 135.000
= 22,5 %

Anda mungkin juga menyukai