K EU A N G A N II
A K U N TA N S I
Leasin g
PO KO K BAH ASAN
PENGERTIAN
LEASING
AKUNTANSI
LEASING OLEH
LESSEE
PENYAJIAN
AKUNTANSI
LEASING
AKUNTANSI
LEASING OLEH
LESSOR
PEN G ERTIAN
LEASIN G
D ef i
n isi Leasing
Leasing adalah setiap kegiatan pembiyaan
perusahaa dalam bentuk penyediaan atau
menyewakan barang-barang modal untuk
digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka
waktu tertentu dengan kriteria sebagai berikut :
pembiyaan perusahaan
pembayaran sewa dilakukan secara berkala
penyediaan barang-barang modal
disertai dengan hak pilih atau hak opsi
adanya nilai sisa yang disepakati.
Fu n g si Leasin g
Fungsi
leasing
sebenarnya
hampir setingkat dengan bank,
yaitu
sebagai
sumber
pembiayaan jangka menengah
(dari satu tahun sampai lima
tahun).
Ditinjau
dari
segi
perekonomian nasional, leasing
telah
memperkenalkan
suatu
metode baru untuk memperoleh
barang modal dan menambah
modal kerja.
Sifat-sifat Lease
Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut:
Ketentuan
Pembatalan
Nilai Sisa
atau Residu
Periode
Lease
Pembayaran
Lease
Minimum
Akhir Jangka
Lease
Suku Bunga
Pinjaman
Inkremental
Opsi
Pembelian
Dengan
Harga
Murah
Suku Bunga
Implisit
S eb ag ai S u m b er
P em b ayaran
Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
sumber-sumber pembiayaan lainnya antara lain
sebagai
berikut:
SUMBER
LEBIH
OFF BALANCE
FLEKSIBEL
PROTEKSI
INFLASI
RISIKO
KEUSANGAN
PEMBIAYAAN
ALTERNATIF
SHEET
PERLINDUNGA
N AKIBAT
KEMAJUAN
TEKHNOLOGI
SUMBER
PELUNASAN
KEWAJIBAN
KEMUDAHAN
PENYUSUTAN
ANGGARAN
PEMBIAYAAN
PROYEK SKALA
BESAR
PEMBIAYAAAN
PENUH
ARUS DANA
KAPITALISASI
BIAYA
MENINGKATKA
N DEBT
CAPACITY
R
O
S
S
LE
E
S
S
LEA
R
E
I
L
SUPP
K
N
A
B
Penggolongan
Perusahaan Leasing
INDEPENDENT
LEASING
COMPANY
CAPTIVE
LESSOR
LEASSE BROKER/
PACKAGER
M ekan ism e
Tran saksi Leasin g
Finace lease atau kadang-kadang pula disebut full-pay out leasing adalah suatu bentuk
pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lessee di mana :
a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing, dimana objek leasing dapat
berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak dan memiliki umur maksimum sama
dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
Finance
Lease
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah dan
jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan angsuran atau lease
payment yang terdiri atas biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya
yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan atau spread yang diinginkan lessor
c. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya
pemeliharaan dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease tersebut
ditanggung oleh lessee
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sesuai dengan nilai sisa atau residual value yang disepakati, atau mengembalikan pada
lessor, atau memperpanjang masa lease sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui
bersama. Pembayaran berkala pada masa perpanjanngan lease tersebut biasanya jauh lebih
rendah daripada angsuran sebelumnya.
Finance
Lease
Leveraged Lease
Syndicated Leasec
Cross Boarder Lease
Vendor Program
Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa guna usaha
biasa adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:
Operating
Lease
AkuntansiLeasing
oleh Lessee
Delta
ILFC
(Lessee)
(Lessor)
XXX
Piutang Lease
XXX
Piutang
XXX
XXX
Kesepakat
an lease
Apakah
terdapat
pengalihan
kepemilikan?
Apakah
terdapat opsi
pembelian
dengan harga
khusus?
Lease Modal
Apakah masa
lease 75%
umur
ekonomis?
Apakah nilai
sekarang
pembayaran
90% nilai
wajar?
Lease
Operasi
K riteria K ap italisasi
Pengujian
Pengalihan
Kepemilikan
Pengujian Opsi
Pembelian
dengan Harga
Khusus
Pengujian Umur
Ekonomis
(Pengujian 75%)
Pengujian
Pemulihan
Investasi
(Pengujian
90%)
Pencatatan Aktiva
dan Kewajiban
Periode
Penyusutan
Metode Bunga
Efektif
Konsep
Penyusutan
100.000
100.000
7.601,84
Hutang bunga
7.601.84
20.000
20.000
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran lease per 1 Januari 2009 adalah sebagai berikut:
Beban Pajak Properti 2.000,00
Hutang Bunga
7.601,84
Kewajiban Lease16.379,78
Kas
25.981,62
Jika peralatan dibeli pada akhir masa lease dengan harga $5.000 dan estimasi wir
peralatan diubah dari 5 menjadi 7 tahun, maka ayat jurnal berikut harus 1 dibuat :
Peralatan ($100.000 + $5.000)
105.000
100.000
5.000
100.000
M od al d en g an Lease
O p erasi
AkuntansiLeasing
oleh Lessor
Pendapatan Bunga
Insentif Pajak
Ekon om i Leasin g
Leasor menentukan jumlah sewa berdasarkan tingkat
pengembalian suku bunga implisit yang dibutuhkan untuk
menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang
dipertimbangkan
dalam
menentukan
tingkat
pengembalian adlah posisi kredit lessee, lamanya lessee,
dan status nilai residu (dijamin vs tidak dijamin).
Pada contoh Caterpillar/Sterling, suku bunga implisit
lessor adalah 10%, biaya peralatan bagi lessor adalah
$100.000 (juga nilai pasar wajar), dan estimasi nilai
residu adalah nol. Lessor Company menentukan jumlah
pembayaran lease sebagai berikut:
K lasif i
k asi Lease oleh Lessor
Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat di
klasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai berikut:
Lease operasi
Lease pembiayaan langsung
Lease jenis penjualan
M etod e P em b iayaan
Lan g su n g (Lessor )
Nilai pasar wajar peralatan yang dilease
$100.000,00
Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu
0
Jumlah yang akan dipulihkan oeh leassor melalui pembayaran lease
$100.000,00
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan
pengembalian 10% ($100.000 : 4,16986)
$23.981,62
*PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%
100.000
Tangg
al
1/1/0
8
1/1/0
8
1/1/0
9
1/1/1
0
1/1/1
1
1/1/1
2
CATERPILLAR FINANCIAL
Skedul Amortisasi Lease
(Dasar Anuitas Jatuh Tempo)
Pembayaran
Bunga (10%) Pemulihan
Biaya
Lease
atas Piutang
Piutang
Executory
Tahunan
Lease
Lease
(a)
(b)
(c)
(d)
$25.981,62
$2.000,00
$ -0-
$23.981,6
2
25.981,62
2.000,00
7.601,84
16.379,78
25.981,62
2.000,00
2.963,86
18.017,76
25.981,62
2.000,00
4.162,08
19.819,54
25.981,62
2.000,00
2.180,32*
21.801,30
Piutang
Lease
(e)
$100.00
0,00
76.018,3
8
59.638,6
0
41.620,8
4
21.801,3
0
-0-
$10.000,0
$100.000,
$19.908,10
0
00
(a) Sewa tahunan yang menyediakan pengembalian 10% atas investasi
bersih
(b)Biaya executory termasuk dalam pembayaran sewa
$129.908,10
7.601,84
Pendapatan bunga-lease
7.601,84
Piutang bunga
$7.601,84
Piutang lease
16.379,78
$59.638,60
5.963,86
Menurut PSAK 30
Paragraf
16
menjelaskan
PSAK No. 30 (Revisi 2007)
bahwa
untuk
sewa
tentang Sewa dalam paragraf
Paragraf 10 menjelaskan bahwa
pembiayaan pada awal masa
8 mengatur bahwa suatu
klasifikasi sewa sebagai sewa
sewa, lessee mengakui sewa
sewa diklasifikasikan sebagai
pembiayaan atau sewa operasi
pembiayaan sebagai aset dan
sewa pembiayaan jika sewa
didasarkan
pada
substansi
kewajiban
dalam
neraca
tersebut mengalihkan secara
transaksi
dan
bukan
pada
sebesar nilai wajar aset
substansial seluruh risiko dan
bentuk kontraknya.
sewaan atau sebesar nilai kini
manfaat yang terkait dengan
dari
pembayaran
sewa
kepemilikan aset.
minimum, jika nilai kini lebih
Paragraf 29 diatur mengenai
Paragraf 56 PSAK
rendahNo.
dari 30
nilai wajar.
pencatatan sewa operasi, bahwa
mengatur bahwa jika suatu
pembayaran sewa dalam sewa
transaksi jual dan sewa-balik
operasi diakui sebagai beban
merupakan sewa pembiayaan,
dengan
dasar
garis
lurus
selisih lebih hasil penjualan dari
(straight-line basis) selama masa
nilai tercatat tidak dapat diakui
sewa kecuali terdapat dasar
segera sebagai pendapatan oleh
sistimatis lain yang dapat lebih
penjual-lessee,
tetapi
Operating
Lease
Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 X Rp.
30.000.000,00 + 3 X Rp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis
lurus, jumlah sewa tiap tahun adalah Rp.120.000.000,00 : 5 = Rp
24.000.000,00
Pembayaran sewa untuk tahun 2001 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Jan. 2
Beban Sewa
Rp. 24.000.000,00 -
Rp. 6.000.000,00 -
Kas
Rp. 30.000.00,00
Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. Dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Jan. 2 Beban sewa
Rp. 24.000.000,00 -
Pembayaran sewa untuk tahun 2003 (tahun ketiga) sebesar Rp. 20.000.000,00. dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan. 2
Beban sewa
Sewa dibayar Dimuka
Kas
Demikian pula untuk pembayaran sewa tahun keempat dan kelima, dicatat dengan jurnal
seperti ada pembayaran sewa tahun ketiga diatas, sehingga akun Sewa Dibayar Dimuka selama masa
sewa guna usaha(secara keseluruhan) akan tampak seperti dibawah ini
Sewa Dibayar Dimuka
Jan. 2, 2001 Rp. 6.000.000,00 Jan. 2, 2003 Rp. 4.000.000,00
Jan. 2, 2002 Rp. 6.000.000,00 Jan. 2, 2004 Rp. 4.000.000,00
Jan. 2, 2005 Rp. 4.000.000,00
Pada ahir masa guna, akun Sewa Dibayar Dimuka tidak mempunyai saldo. Ada kalanya sewa pada tahun-tahun
pertama lebih kecil daripada sewa tahun-tahun terahir. Misalnya : dari data contoh dimuka, sewa pada tahun pertama, kedua
dan ketiga masing-masing sebesar Rp.20.000.000,00. Sementara sewa untuk tahun keempat dan kalimat masing-masing
Rp.30.000.000,00. Dalam hak demikian, pembayaran sewa untuk pertama, kedua dan ketiga, masing-masing dicatat dalam
jurnal berikut :
Jan. 2
Beban sewa
Rp. 24.000.000,00 -
Hutang Sewa
Rp. 4.000.000,00
Kas
Rp. 20.000.000,00
Pembayaran sewa untuk tahun keempat dan kelima, masing-masing dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Jan. 2
Beban sewa
Hutang Sewa
Kas
Dalam hal jatuh tempo pembayaran sewa pada saat periode akuntansi sedang berjalan, misalnya dari data pada contoh
dimuka, pembayaran sewa untuk tahun 2001 jatuh pada tgl 1 April 2001. Dalam hal demikian pada ahir periode harus
dibuat penyesuaian. Jurnal penyesiaian yang dibuat 31 Desember 2001, sebagai berikut :
Des.31
Rp. 6.000.000,00 -
Beban Sewa
Rp. 6.000.000,00
(mencatat sewa bulan Januari, Februari dan Maret 2002 yang telah dibayar tahun 2001)
Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal periode tahun 2002, dibuat jurnal pembalik sebagai
berikut :
Jan. 2
Beban Sewa
Rp. 6.000.000,00 -
Rp. 6.000.000,00
Lease Modal
(Capital Lease)
Untuk menentukan nilai sewa guna uasah harus dihitung dulu nilai tunai untuk tingkat bunga 12%, masa sewa 5
tahun dengan pembayaran dimuka yaitu 4,03733. Dengan demikian nilai tunai sewa terendah dari data contoh diatas
adalah 4,03733 X Rp. 20.000.000,00 = Rp.80.746.600,00. Jumlah tersebut lebih besar dbanding 90% X Rp.
82.000.000,00 (harga pasar wajar aktiva yang bersangkutan)
Hasil perhitungan diatas dijadikan dasar untuk memberlakukan sewa guna usaha pada contoh diatas sebagai capital
lease. Dengan nilai Rp. 80.746.600,00. Jumlah ini dicatat debet pada akun Peralatan Sewa dari Lease Modal.
Selanjutnya setiap ahir periode disusutkan (didepresiasi) dengan metode garis lurus.
Operating Lease
Operating Lease
Contoh:
1 Januari 2000 PT. ZODIAC menyewakan sebuah gedung untuk masa 10 Th. Pembayaran
sewa tiap 1 Januari, dengan ketentuan 5 Th pertama masing-masing Rp. 24.000.000,00 dan 5 Th
terahir masing-masing Rp. 20.000.000,00. Sewa dibayar di muka dan dimulai 1 Januari 2000,
Biaya komisi, biaya layanan hukum dan biaya langsung lainnya sebesar Rp. 10.000.000,00,
dibayar oleh PT.ZODIAC. Harga perolehan gedung Rp. 360.000.000,00. usia ekonomis 25 th
tanpa niali residu. Gedung yang bersangkutan disusutkan dengan Metode Garis Lurus.
Sementara biaya langsung pertama amortisasi selama 10 th.
Masa sewa yang dari 75% dari taksiran usia ekonomis aktiva sewa guna usaha, sewa guna diatas tidak
memenuhi kriteria untuk diperlakukan sebagai Finance Leasing diatas, sebagai berikut :
1. Mencatat biaya langsung pertama untuk gedung yang disewagunakan :
Jan 1 Biaya Langsung Pertama Yang ditangguhkan Rp. 10.000.000,00 Kas
Rp 10.000.000,00
2. Mencatat penerimaan sewa untuk tahun pertama (2000)
Jan 1 Kas
Rp 24.000.000,00 Sewa diterima dimuka
Rp 2.000.000,00
Pendapatan Sewa
Rp.22.000.000,00
Pendapatan sewa dicatat menurut metode garis lurus, sehingga pendapatan sewa tiap bulan dihitung
sebagai berikut :
(5 X Rp. 24.000.000,00) + (5 X RP. 20.000.000,00)
10
= Rp. 22.000.000,00
Kelebihan yang diterima dari jumlah diatas, yaitu sebesar Rp. 2.000.000,00. Dicatat kredit pada akun sewa
diterima dimuka.
3 Mencatat beban penyusutan gedung yang disewagunausahakan dan amotisasi Biaya Langsung Pertama
.
Des 31 Beban penyusutan Gedung Disewakan Rp 14.400.000,00 Akum Penyusutan Gedung yang disewakan
Rp 14.400.000,00
(Penyusutan Gedung Rp.360.000.000,00 : 25)
Des 31 Beban Amortisasi Biaya Langsung Pertama Rp 1.000.000,00 Biaya Langsung Pertama yang ditangguhkan
Rp 1.000.000,00
(Amortisasi Biaya Langsung Pertama Rp 10.000.000,00 : 10)
Jurnal yang terahir diatas akan dibuat pada setiap ahir tahun sampai dengan akhir tahun kesepuluh,
sehingga pada akhir masa sewa akun Biaya Langsung Pertama yang ditangguhkan tidak mempunyai
saldo.
4. Mencatat penerimaan sewa untuk tahun keenam sampai dengan tahun kesepuluh
Penerimaan sewa untuk tahun keenam sampai dengan tahun kesepuluh, masing-masing dicatat
dengan jurnal sebagai berikut :
Jan. 1 Kas
Rp 20.000.000,00 Sewa Diterima Dimuka
Rp. 2.000.000,00 Pendapatan sewa
Rp 22.000.000,00
Dengan pos jurnal diatas, pada ahir masa sewa akun Sewa Diterima Dimuka akan menunujukan
saldo nol (tidak bersaldo)
Contoh : Setelah sewa untuk tahun 2001 diterma pada tgl 31 Des 2000, dalam buku besar akan menunjukan data sebagai
berikut :
1. Saldo akun Piutang Pembayaran Lease Rp 40.000.000,00
2. Saldo akun Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Rp 9.627.000,00
3. Dengan demikian Investasi neto pada 31 Des 2000 Rp. 30.373.000,00
Dari jumlah diatas, akan diterima (jatuh tempo) pada tgl 31 Des 2001 sebesar Rp. 6.355.240,00. Jumlah tersebut dalam
neraca 31 Des 2000 diinformasikan dalam kelompok aktiva lancar. Selebihnya sebesar Rp. 24.017.760,00 (lihat table),
diinformasiukan dalam kelompok Investasi Jangka Panjang.
Dari uraian diatas, investasi neto dalam sewa guna usaha disajikan dalam neraca 31 Des 2000 sebagai berikut :
AKTIVA
Aktiva Lancar :
Investasi Neto Dalam
Lease Rp. 6.355.240,00
Investasi Jangka Panjang
Investasi Neto Dalam
Lease Rp.24.017.760,00
SESID ISKU SI