Anda di halaman 1dari 74

A K U N TA N S I

K EU A N G A N II

A K U N TA N S I
Leasin g

O LEH : kelom pok 9


I Gusti Ayu Putu Erviana Dewi (1506305036)
Ida Bagus Putu Satriya Wibawa Putra Guntur
(1506305133)
Putu Intan Jaya Novitasari (1206305021)
I Putu Widhi Nugraha Putra Suherman
(1506305099)
Rizqi Aditya Nugraha (1506305121)

PO KO K BAH ASAN
PENGERTIAN
LEASING

AKUNTANSI
LEASING OLEH
LESSEE

PENYAJIAN
AKUNTANSI
LEASING

AKUNTANSI
LEASING OLEH
LESSOR

PEN G ERTIAN
LEASIN G

D ef i
n isi Leasing
Leasing adalah setiap kegiatan pembiyaan
perusahaa dalam bentuk penyediaan atau
menyewakan barang-barang modal untuk
digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka
waktu tertentu dengan kriteria sebagai berikut :
pembiyaan perusahaan
pembayaran sewa dilakukan secara berkala
penyediaan barang-barang modal
disertai dengan hak pilih atau hak opsi
adanya nilai sisa yang disepakati.

Fu n g si Leasin g
Fungsi
leasing
sebenarnya
hampir setingkat dengan bank,
yaitu
sebagai
sumber
pembiayaan jangka menengah
(dari satu tahun sampai lima
tahun).
Ditinjau
dari
segi
perekonomian nasional, leasing
telah
memperkenalkan
suatu
metode baru untuk memperoleh
barang modal dan menambah
modal kerja.

Sifat-sifat Lease
Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut:
Ketentuan
Pembatalan

Nilai Sisa
atau Residu

Periode
Lease

Pembayaran
Lease
Minimum

Akhir Jangka
Lease

Suku Bunga
Pinjaman
Inkremental

Opsi
Pembelian
Dengan
Harga
Murah

Suku Bunga
Implisit

S eb ag ai S u m b er
P em b ayaran
Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
sumber-sumber pembiayaan lainnya antara lain
sebagai
berikut:
SUMBER
LEBIH
OFF BALANCE
FLEKSIBEL

PROTEKSI
INFLASI

RISIKO
KEUSANGAN

PEMBIAYAAN
ALTERNATIF

SHEET

PERLINDUNGA
N AKIBAT
KEMAJUAN
TEKHNOLOGI

SUMBER
PELUNASAN
KEWAJIBAN

KEMUDAHAN
PENYUSUTAN
ANGGARAN

PEMBIAYAAN
PROYEK SKALA
BESAR

PEMBIAYAAAN
PENUH

ARUS DANA

KAPITALISASI
BIAYA

MENINGKATKA
N DEBT
CAPACITY

Pihak-pihak yang Terlibat D alam


TransaksiLeasing

R
O
S
S
LE

Perusahaan leasing atau pihak yang


memberikan jasa pembiayaan kepada
pihak lessee dalam bentuk barang
modal. Lessor dalam financial lease
bertujuan untuk mendapatkan kembali
biaya yang telah dikeluarkan untuk
membiayai penyediaan barang modal
dengan mendapatkan keuntungan.
Sedangkan dalam operating lease,
lessor bertujuan mendapatkan
keuntungan dari penyediaan barang
serta pemberian jasa-jasa yang
berkenaan dengan pemeliharaan serta
pengoperasian barang modal tersebut.

E
S
S
LEA

Perusahaan atau pihak yang memperoleh


pembiayaan dalam bentuk barang modal dari
lessor. Lessee dalam financial lease bertujuan
mendapatkan pembiayaan berupa barang atau
peralatan dengan cara pembayaran angsuran
atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee
memiliki hak opsi atas barang tersebut.
Maksudnya, pihak lessee memiliki hak untuk
membeli barang yang di-lease dengan harga
berdasarkan nilai sisa. Dalam operating lease,
lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya
di samping tenaga operator dan perawatan alat
tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap
kerusakan.

R
E
I
L
SUPP

Perusahaan atau pihak yang mengadakan


atau menyediakan barang untuk dijual
kepada lessee dengan pembayaran
secara tunai oleh lessor. Dalam
mekanisme financial lease, supplier
langsung menyerahkan barang kepada
lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai
pihak yang memberikan pembiayaan.
Sebaliknya, dalam operating lease,
supplier menjual barangnya langsung
kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak,
yaitu secara tunai atau berkala.

K
N
A
B

Dalam suatu perjanjian atau kontrak


leasing, pihak bank atau kreditor tidak
terlibat secara langsung dalam kontrak
tersebut, namun pihak bank memegang
peranan dalam hal penyediaan dana
kepada lessor, terutama dalam mekanisme
leverage lease di mana sumber dana
pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit
bank. Pihak supplier dalam hal ini tidak
tertutup kemungkinan menerima kredit dari
bank, untuk memperoleh barang-barang
yang nantinya akan dijual sebagai objek
leasing kepada lessee atau lessor.

Penggolongan
Perusahaan Leasing

INDEPENDENT
LEASING
COMPANY

Perusahaan leasing jenis ini mewakili


sebagian besar dari industri leasing .
Perusahaan tipe ini berdiri sendiri atau
independent dari supplier yang mungkin
dapat sekaligus sebagai pihak produsen
barang dan dalam memenuhi kebutuhan
barang modal nasabahnya ( lessee ).
Perusahaan dapat membelinya dari
berbagai supplier atau produsen kemudian
di-lease kepada pemakai. Lembaga
keuangan yang terlibat dalam kegiatan
usaha leasing , misalnya bank-bank, dapat
pula disebut sebagai lessor independent .

CAPTIVE
LESSOR

Captive lessor akan tercipta apabila supplier


atau produsen mendirikan perusahaan leasing
sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal
ini dapat terjadi apabila pihak supplier
berpendapat bahwa dengan menyediakan
Supplier (Manufacturer), Lessor Independent
(Lessor) . pembiayaan leasing sendiri akan
dapat meningkatkan kemampuan penjualan
melebihi tingkat penjualan dengan
menggunakan pembiayaan trasdisional.
Captive lessor ini sering pula disebut dengan
twoparty lessor. Pihak pertama terdiri atas
perusahaan induk dan anak perusahaan leasing
(subsidiary ) dan pihak kedua adalah lessee
atau pemakai barang.

LEASSE BROKER/
PACKAGER

Bentuk akhir dari perusahaan leasing


adalah leasebroker atau packager . Broker
leasing berfungsi mempertemukan calon
lessee denngan pihak lessor yang
membutuhkan suatu barang modal
dengan cara leasing. Broker leasing
beasanya tidak memiliki barang atau
peralatan untuk menangani transaksi
leasing untuk atas namanya. Disamping
itu perusahaan broker leasing
memberikan satu atau lebih jasa-jasa
dalam usaha leasing tergantung apa yang
dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.

M ekan ism e
Tran saksi Leasin g
Finace lease atau kadang-kadang pula disebut full-pay out leasing adalah suatu bentuk
pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lessee di mana :
a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing, dimana objek leasing dapat
berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak dan memiliki umur maksimum sama
dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.

Finance
Lease

b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah dan
jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan angsuran atau lease
payment yang terdiri atas biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya
yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan atau spread yang diinginkan lessor
c. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya
pemeliharaan dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease tersebut
ditanggung oleh lessee
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sesuai dengan nilai sisa atau residual value yang disepakati, atau mengembalikan pada
lessor, atau memperpanjang masa lease sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui
bersama. Pembayaran berkala pada masa perpanjanngan lease tersebut biasanya jauh lebih
rendah daripada angsuran sebelumnya.

Direct Finance Lease

Sale and Lease Back

Finance
Lease

Leveraged Lease
Syndicated Leasec
Cross Boarder Lease

Vendor Program

Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa guna usaha
biasa adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:

Operating
Lease

Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak


lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada
umur ekonomis barang modal tersebut.
Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa
secara berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah
keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya atau
disebut juga non full pay out lease
Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barangbarang tersebut
Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor
Lessee biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktuwaktu atau disebut cancelable

Operating lease dalam pelaksanaannya membutuhkan


suatu keahlian khusus terutama untuk pemeliharaannya
dan pemasaran kembali barang modal yang di-leasekan tersebut. Oleh karena itu berbeda dengan finance
lease objek leasing di akhir masa kontrak merupakan
hak milik lessor untuk kemudian dilakukan pemasaran
kembali barang modal tersebut. Lessor dalam operating
lease bertanggung jawab atas segala biaya
pelaksanaan lease antara lain misalnya, biaya asuransi,
pembayaran pajak dan pemeliharaan barang modal.
Perbedaan lain dengan finance lease adalah angsuran
operating lease tidak menggambarkan keseluruhan
biaya perolehan barang. Hal ini disebabkan lessor
mengharapkan keuntungan dari kontrak leasing

AkuntansiLeasing
oleh Lessee

Jika lessee m engkapitalisasilease, m aka lessee akan m encatat aktiva


dan kew ajiban yang um um nya sam a dengan nilaisekarang
pem bayaran sew a. Lessor, yang sudah m em indahkan secara
substansialseluruh m anfaat dan risiko kepem ilikan, m engakui
penjualan dengan m engeluarkan aktiva darineraca dan
m enggantikannya dengan piutang. Ayat jurnalkhusus bagilessor dan
lessee, dengan asum siperalatan dilease dan dikapitalisasi.

Delta

ILFC

(Lessee)

(Lessor)

Peralatan yang Dilease


Kewajiban Lease

XXX

Piutang Lease
XXX

Piutang

XXX
XXX

Untuk lease yang dicatat sebagai lease modal (capital


lease),lease harus dianggap tidak dibatalkan, dan
memenuhi satu atau lebih dari empat criteria berikut
ini:
Criteria kapitalisasi
(lessee)
Lease mentransfer kepemilikan property kepada lessee
Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option)
Jangka waktu lease sama dengan atau lebih dari 75% estimasi umur ekonomis aktiva yang di
lease
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executor) sama
dengan atau lebih 90% dari nilai wajar property yang di lease

Kesepakat
an lease

Apakah
terdapat
pengalihan
kepemilikan?

Apakah
terdapat opsi
pembelian
dengan harga
khusus?

Lease Modal

Apakah masa
lease 75%
umur
ekonomis?

Apakah nilai
sekarang
pembayaran
90% nilai
wajar?

Lease
Operasi

K riteria K ap italisasi

Pengujian
Pengalihan
Kepemilikan

Jika lease tersebut mengalihkan


kepemilikan aktiva kepada
lessee, maka lease itu dianggap
sebagai lease modal. Kriteria ini
tidak bersitat kontroversial dan
mudah untuk diterapkan.

Pengujian Opsi
Pembelian
dengan Harga
Khusus

Opsi pembehan dengan harga khusus adalah sebuah provisi yang


memungkinkan lessee untuk membeli properti vang dilease dengan harga
vang secara signifikan lebih rendah dibandingkan nilai wajar properti
yang diharapkan pada tanggal opsi itu dapat digunakan. Pada awal lease,
perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar vang diliarapkan
harus cukup besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara
layak.
Sebagai contola Brettes Delivery Service ingin melease Honda Accord
dengan pembayaran $599 per bulan selama 40 bulan dengan opsi
membeli mobil tersebut seharga S100 pada akhir periode -10 bulan. Esti
masi nilai wajar Honda Accord adalah $3.000 pada akhir periode 40
bulan. maka opsi untuk membeli ciengan harga $100 ini jelas sangat
menarik. dan karenanva diperlukan kapitalisasi. Dalam kasus lain. kriteria
ini mungkin tidak mudah diaplikasikan. dan menentukan bahwa harga
tertentu dimasa depan merupakan jumlah yang menarik sulit dilakukan

Pengujian Umur
Ekonomis
(Pengujian 75%)

Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari


umur ekonomis aktiva, dimana sebagian besar resiko dan
imbalan atas kepemilikan barang dialihkan ke lessee,maka
perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi, penentuan jangka
waktu atau masa lease dan umur ekonomis aktiva dapat
menimbulkan masalah.
Sebagai contoh, jika PC buatan Dell dilease Home Depot
selama 2 tahun dengan biaya sewa $100 per bulan dan
kemudian dapat di lease dengan harga $10 per bulan selama
2 tahun selanjutnya, maka hal itu jelas merupakan opsi
memperbaharui dengan harga khususdan jangka waktu lease
dianggapmenjadi 4 tahun. Namun, seperti pada opsimembeli
dengan harga khusus, opsi memperbaharui dengan harga
khusus kadang kadang sulit untuk ditentukan nilainya.

Pengujian
Pemulihan
Investasi
(Pengujian
90%)

Jika nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sama


dengan atau melebihi 90% dari nilai pasar wajar aktiva, maka
aktiva yang dilease harus dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk
pengujian ini adalah bahwa jika nilai sekarang pembayaran
lease minimum tidak berbeda banyak dengan harga pasar
aktiva, maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.
Dalam menentukan nilai sekarang dari pembayaran lease
minimum, ada tiga konsep penting yang harus diperhitungkan:
(1) pembayaran lease minimum
(2) biaya executory
(3) tingkat diskonto.

D ip erlaku kan S ecara


B erb ed a
Dalam transaksi lease modal,
lessee menggunakan lease
sebagai sumber pembiayaan.
Lessor membiayai transaksi
(menyediakan modal investasi)
melalui aktiva yang dilease, dan
lessee melakukan pembayaran
sewa, yang sebenarnya
merupakan pembayaran cicilan.
Oleh karena itu, selama umur
properti yang dilease
pembayaran sewa kepada lessor
mencakup pembayaran pokok
ditambah bunga

Pencatatan Aktiva
dan Kewajiban

Periode
Penyusutan

Metode Bunga
Efektif

Konsep
Penyusutan

M etod e Lease M od al Leasse


Caterpillar Financial Services Corp. (perusahaan anak dari Caterpillar) dan Sterling Construction Corp.
menandatangani perjanjian lease tertanggal 1 Januari 2008 di mana Caterpillar meleasekan peralatan kepada
Sterling mulai tanggal 1 Januari 18. Jangka .waktu dan provisi dari perjanjian lease tersebut dan data terkait
lainnya adalah sebagai berikut:
Jangka waktu lease adalah 5 tahun, dan perjanjian lease tidak dapat dibatalkan, yang mengharuskan
pembayaran sewa yang sama sebesar $25.981,62 pada awal setiap tahun (dasar anuitas jatuh tempo).
Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar $100.000 dengan estimasi umur ekonomis 5
tahun tanpa nilai residu.
Sterling membayar seluruh biaya executory secara langsung kepada pihak ketiga kecuali untuk pajak properti
sebesar $2.000 per tahun, yang dimasukkan dalam pembayaran tahunan kepada lessor.
Lease ini tidak mencakup opsi pembaharuan, dan peralatan kembali menjadi milik Caterpillar pada akhir masa
lease.
Suku bunga pinjaman inkremental Sterling adalah 11% per tahun. Sterling menyusutkan peralatan serupa
miliknya atas dasar garis lurus.
Caterpillar menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas investasi sebesar 10%
per tahun; hal ini diberitahu kepada Sterling.

Ayat jurnal untuk mencatat lease modal pada


pembukuan Sterling per Januari 2008 adalah:
Peralatan yang Dilease menurut Lease Modal
Kewajiban Lease

100.000
100.000

Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran lease pertama


per 1 Januari 2008 adalah:
Beban Pajak Properti
2.000,00
Kewajiban Lease
23.981,62
Kas
25.981,62

Pada akhir tahu fiskal Lesse Company, 31 Desember 2008,


bunga akrual dicatat sebagai berikut:
Beban bunga

7.601,84
Hutang bunga

7.601.84

Penyusutan atas peralatan yang dilease selama 5 tahun jangka


waktu lease, dengan menggunakan kebijakan penyusutan
normal Sterling (metode garis lurus), menghasilkan. ayat jurnal
berikut per 31 Desember 2008:

Beban Penyusutan - Lease Modal

20.000

Akumulasi Penyusutan - Lease Modal


($100.000 5 tahun)

20.000

Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran lease per 1 Januari 2009 adalah sebagai berikut:
Beban Pajak Properti 2.000,00
Hutang Bunga

7.601,84

Kewajiban Lease16.379,78
Kas

25.981,62

Jika peralatan dibeli pada akhir masa lease dengan harga $5.000 dan estimasi wir
peralatan diubah dari 5 menjadi 7 tahun, maka ayat jurnal berikut harus 1 dibuat :
Peralatan ($100.000 + $5.000)

105.000

Akumulasi Penyusutan Lease Modal

100.000

Peralatan Yang Dilease menurut Lease Modal


Akumulasi Penyusutan Peralatan 100.000
Kas

5.000

100.000

M etod e O p erasi Lesse


Sebagai Contoh, misalkan bahwa lease modal yang
diilustrasikan sebelumnya tidak memenuhi kriteria
sebagai lease modal dan karenanya, diperlakukan si
lease operasi. Beban tahun pertama ke operasi adalah
$25.981,62, yaitu Jumlah pembayaran sewa. Ayat jurnal
untuk mencatat pembayaran ini pada tanggal Januari
2008 adalah sebagai berikut:
Beban Sewa
25.981,62
Kas
25.981,62

M od al d en g an Lease
O p erasi

AkuntansiLeasing
oleh Lessor

Tiga keunggulan penting bagi lessor tersebut adalah:

Pendapatan Bunga

Insentif Pajak

Nilai Residu yang Tinggi

Ekon om i Leasin g
Leasor menentukan jumlah sewa berdasarkan tingkat
pengembalian suku bunga implisit yang dibutuhkan untuk
menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang
dipertimbangkan
dalam
menentukan
tingkat
pengembalian adlah posisi kredit lessee, lamanya lessee,
dan status nilai residu (dijamin vs tidak dijamin).
Pada contoh Caterpillar/Sterling, suku bunga implisit
lessor adalah 10%, biaya peralatan bagi lessor adalah
$100.000 (juga nilai pasar wajar), dan estimasi nilai
residu adalah nol. Lessor Company menentukan jumlah
pembayaran lease sebagai berikut:

K lasif i
k asi Lease oleh Lessor
Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat di
klasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai berikut:
Lease operasi
Lease pembiayaan langsung
Lease jenis penjualan

Kriteria Kapitalisasi (Lessor)


Kelompok I
Lease mengalihkan properti kepada lessee.
Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus.
Jangka waktu lease sama dengan 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis
properti yang dilease
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimun (kecuali biaya executory) sama
dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di lease.
Kelompok II
Ketertagihan pembayaran yang diperoleh dari lesse dapat diprediksi secara layak.
Tidak ada ketidakpastian yang penting diseputar jumlah biaya yang tidak dapat
dibayarkan kembali meskipun telah keluarkan oleh lessoe menurut lease
(pelaksanaan lessor secara substansial telah selesai atau biaya masa depan
dapat diprediksi secara layak).

Mengapa kriteria Kelompok II disyaratkan? Jawabannya adalah bahwa


profesi ingin memastikan bahwa lessor telah bener-bener mengalihkan
risiko dan manfaat kepemilikan. Jika ketertagihan pembayaran tidak
dapat diprediksi atau jika pelaksanaan oleh lessor tidak lengkap, maka
kriteria untuk pengakuan pendapatan belum dipenuhi dan hal itu harus
diklasifikasikan sebagai lease operasi.
Sebagai contoh, perusahaan leasing komputer membeli komputer IBM,
meleasekannya, dan menghapus aktiva yang dilease dari neraca.
Dalam meleasekan aktiva, lessor komputer menyatakan bahwa mereka
bersedia mengganti peralatan IBM dengan yang baru bila peralatan
yang lama telah usang, akan tetapi pada saat IBM meluncurkan lini
komputer baru, IBM menolak untuk menjual komputernya ke
perusahaan leasing komputer. Sebagai akibatnya, banyak lessor tidak
dapat memenuhi kontraknya dengan para pelanggan dan terpaksa
harus mengambil kembali peralatan lama. Apa yang sudah dikeluarkan
dari pembukuan sekarang harus diluncurkan kembali. Kasus seperti ini
menunjukkan perlunya kriteria Kelompok II.

Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis


penjualan bagi lessor adalah adanya atau tidak adanya laba (atau
kerugian) produsen atau penyalur: lease jenis penjualan melibatkan
laba produsen atau penyalur, sedangkan lease pembiayaan
langsung tidak memiliki unsur tersebut. Laba (atau rugi) lessor
adalah perbedaan antara nilai wajar properti yang dilease pada
awal lease dengan biaya atau jumlah tercatat (nilai buku) lessor.
Umumnya, lease jenis penjualan terjadi apabila perusahaan
manufaktur atau penyakur menggunakan leasing sebagai sarana
untuk memasarkan produk mereka. Sebagai contoh, pabrik
komputer akan meleasekan peralatan komputernya kepada bisnis
dan lembaga-lembaga. Lease pembiayaan langsung umumnya
terjadi dari hasil perjanjian dengan lessor yang terutama bergerak
di bidang keuangan, seperti perusahaan lease pembiayaan, bank,
perusahaan asuransi, dan perwalian pensiun. Akan tetapi, lessor
tidak harus merupakan perusahaan manufaktur atau penyalur
untuk mengakui laba (atau rugi) pada awal lease yang
membutuhkan aplikasi akuntansi lease jenis penjualan

METODE PEMBIAYAAN LANGSUNG (LESSOR)


Lease pembiayaan langsung pada hakikatnya adalah pembiayaan
atas pembelian aktiva oleh lessee. Pada jenis lease ini, lessor
mencatat piutang lease alih-alih aktiva lease. Piutang lease ini
menjadi nilai saat ini dari pembayaran minimum lease. Pembayaran
lease minimum mencakup :
1. Pembayaran lease (tidak termasuk biaya executory)
2. Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)
3. Nilai residu yang dijamin (jika ada)
4. Denda atau penalti atas kegagalan untuk memperbaharui (jika
ada)
Selain itu, jika lessor membayar biaya-biaya executory, maka
pembayaran lease, harus dikurangkan dengan jumlah tersebut untuk
menghitung pembayaran lease minimum.

Dengan menggunakan data dari ilustrasi terdahulu terkait Caterpillar/Sterling,


presentasi berikut menggambarkan perlakuan akuntansi untuk lease pembiayaan
langsung. Informasi yang relevan bagi Caterpillar dalam akuntansi untuk transaksi
lease ini adalah sebagai berikut :
1. Jangka waktu lease adalah 5 tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2008,
tidak dapat dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama
sebesar $ 25.981,62 pada awal setiap tahun ; Pembayaran termasuk $2.000
biaya executory (pajak properti).
2. Peralatan memiliki biaya $100.000 bagi Caterpillar, nilai wajar pada awal lease
sebesar $100.000, estimasi umur ekonomis selama 5 tahun, dan tidak ada nilai
residu.
3. Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negosiasi dan menutup
transaksi lease.
4. Lease tidak memiliki opsi untuk memperbaharui kontrak dan peralatan
dikembalikan ke Caterpillar pada akhir masa lease.
5. Ketertagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan
pengecualian pajak properti yang ditagih dari Sterling) yang harus dikeluarkan
oleh Caterpillar.
6. Caterpillar menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin tingkat
pengembalian 10% (suku bunga implisit) atas investasinya sebagai berikut

M etod e P em b iayaan
Lan g su n g (Lessor )
Nilai pasar wajar peralatan yang dilease
$100.000,00
Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu
0
Jumlah yang akan dipulihkan oeh leassor melalui pembayaran lease
$100.000,00
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan
pengembalian 10% ($100.000 : 4,16986)
$23.981,62
*PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%

Piutang lease = ($25.981,62 - $2.000) x Nilai sekarang anuitas


jatuh tempo sebesar 1 untuk 5 periode
Pada 10% (tabel 6-5)
= $23.981,62 x 4,16986
= $100.000
Caterpillar mencatat lease aktiva dan piutang yang dihasilkan
per 1 Januari 2008 (awal lease) sebagai berikut :
Piutang lease 100.000
Peralatan

100.000

Peralatan yang dilease dengan biaya perolehan sebesar


$100.000 yang menggambarkan investasi Caterpillar,
diganti dengan piutang lease bersih. Dengan cara yang
sama dengan perlakuan bunga oleh lessee, Caterpillar
menggunakan metode bunga efektif dan mengakui
pendapatan bunga sebagai fungsi dari investasi bersih
yang belum dipulihkan, sebagaimana ditunjukkan pada
Ilustrasi.

Tangg
al

1/1/0
8
1/1/0
8
1/1/0
9
1/1/1
0
1/1/1
1
1/1/1
2

CATERPILLAR FINANCIAL
Skedul Amortisasi Lease
(Dasar Anuitas Jatuh Tempo)
Pembayaran
Bunga (10%) Pemulihan
Biaya
Lease
atas Piutang
Piutang
Executory
Tahunan
Lease
Lease
(a)
(b)
(c)
(d)

$25.981,62

$2.000,00

$ -0-

$23.981,6
2

25.981,62

2.000,00

7.601,84

16.379,78

25.981,62

2.000,00

2.963,86

18.017,76

25.981,62

2.000,00

4.162,08

19.819,54

25.981,62

2.000,00

2.180,32*

21.801,30

Piutang
Lease
(e)
$100.00
0,00
76.018,3
8
59.638,6
0
41.620,8
4
21.801,3
0
-0-

$10.000,0
$100.000,
$19.908,10

0
00
(a) Sewa tahunan yang menyediakan pengembalian 10% atas investasi
bersih
(b)Biaya executory termasuk dalam pembayaran sewa

$129.908,10

Pada tanggal 1 Januari 2008, ayat jurnal untuk mencatat penerimaan


pembayaran lease tahun permata adalah sebagai berikut :
Kas 25.982,62
Piutang Lease 23.981,62
Beban/Hutang Pajak Properti 2.000,00
Pada tanggal 31 Desember 2008, pendapatan bunga yang diperoleh
selama tahun pertama diakui dengan ayat jurnal berikut:
Piutang bunga

7.601,84

Pendapatan bunga-lease

7.601,84

Pada tanggal 31 Desember 2008, investasi bersih menurut


lease modal dilaporkan dalam neraca lessor di antara aktiva
lancar atau aktiva tidak lancar, atau keduanya. Bagian yang
jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi,
mana yang lebih lama, diklasifikasi sebagai aktia lancar dan
sisanya sebagai aktiva lancar.
Bagian aktiva yang berhubungan dengan transaksi lease per
31 Desember 2008 disajikan sebagai berikut:
Aktiva lancar

Piutang bunga

$7.601,84

Piutang lease

16.379,78

Aktiva tidak lancar (investasi)


Piutang lease

$59.638,60

Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun


kedua dan pengakuan pendapatan bunga:
1 Januari 2009
Kas 25.982,62
Piutang lease 16.379,78

Piutang bunga 7.601,84


Beban/Hutang Pajak Properti 2.000,00
31 Desember 2009
Piutang bunga

5.963,86

Pendapatan Bunga-Lease 5.963,86

Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2012 akan mengikuti


pola yang sama kecuali tidak ada ayat jurnal yang mencatat
untuk pendapatan bunga pada tahun 2012 (tahun terakhir).
Karena piutang akan ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2012,
maka tidak ada saldo (investasi) yang beredar pada tahun
2012. Caterpillar tidak mencatat penyusutan. Jika Sterling
membeli peralatan itu seharga $5.000 pada akhir masa lease,
maka Caterpillar akan mengakui disposisi peralatan sebagai
berikut:
Kas 5.000
Keuntungan Penjualan Peralatan yang Dilease 5.000

M etod e O p erasi Lessor


Untuk mengilustrasikan metode operasi, asumsikan bahwa lease
pembiayaan langsung yang diilustrasikan di atas tidak memenuhi kualifikasi
sebagai lease modal dan karenanya, diperhitungkan sebagai lease operasi.
Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sewa, dengan asumsi beban pajak
properti $2.000 adalah sebagai berikut:
Kas 25.982,62
Pendapatan sewa 25.982,62
Penyusutan dicatat oleh lessor sebagai berikut (dengan asumsi metode garis
lurus digunakan, biaya perolehan $100.000, dan umur mamfaat 5tahun).
Beban penyusutan-peralatan yang dilease 20.000
Akumulasi penyusutan-peralatan yang dilease 20.000

P en yajian Tran saksi


Leasin g

Menurut PSAK 30
Paragraf
16
menjelaskan
PSAK No. 30 (Revisi 2007)
bahwa
untuk
sewa
tentang Sewa dalam paragraf
Paragraf 10 menjelaskan bahwa
pembiayaan pada awal masa
8 mengatur bahwa suatu
klasifikasi sewa sebagai sewa
sewa, lessee mengakui sewa
sewa diklasifikasikan sebagai
pembiayaan atau sewa operasi
pembiayaan sebagai aset dan
sewa pembiayaan jika sewa
didasarkan
pada
substansi
kewajiban
dalam
neraca
tersebut mengalihkan secara
transaksi
dan
bukan
pada
sebesar nilai wajar aset
substansial seluruh risiko dan
bentuk kontraknya.
sewaan atau sebesar nilai kini
manfaat yang terkait dengan
dari
pembayaran
sewa
kepemilikan aset.
minimum, jika nilai kini lebih
Paragraf 29 diatur mengenai
Paragraf 56 PSAK
rendahNo.
dari 30
nilai wajar.
pencatatan sewa operasi, bahwa
mengatur bahwa jika suatu
pembayaran sewa dalam sewa
transaksi jual dan sewa-balik
operasi diakui sebagai beban
merupakan sewa pembiayaan,
dengan
dasar
garis
lurus
selisih lebih hasil penjualan dari
(straight-line basis) selama masa
nilai tercatat tidak dapat diakui
sewa kecuali terdapat dasar
segera sebagai pendapatan oleh
sistimatis lain yang dapat lebih
penjual-lessee,
tetapi

Pencatatan Transaksi Leasing Pada


Penyewa (lesse)
Operating Lease

Lease Modal (Capital Lease)

Dalam hal sewa guna usaha diperlakukan

Apabila suatu sewa guna usaha memenuhi criteria

sebagai operating lease, trasansi leasing oleh

untuk di perlakukan sebagai capital lease, transaksi

pihak penyewa dicatat sebagai transaksi sewa-

leasing dicatat oleh pihak penyewa sebagai suatu

menyewa biasa. Dengan demikian pembayaran

transaksi pembelian aktiva tetap dengan syarat kredit

sewa berkala dicatat debet akun Beban Sewa,

jangka panjang. Dengan demikian dicatat debet pada

dan kredit akun Kas.

akun Aktiva Sewa Guna Usha dan kredit akun hutang.

Operating
Lease

PT. SAMUDRA menyewa peralatan pabrik dari PT.


SAKURA untuk masa sewa
5 tahun dengan
syarat1.
sebagai
Sewa berikut
dibayar: dimuka tiap tgl 2 Januari. Untuk
tahun pertama jatuh pada tanggal 2 Januari
2001.
2. Jumlah sewa tahun pertama dan kedua
masing-masing sebesar Rp. 30.000.000,00.
Sementara untuk tahun ketiga , keempat dan
kelima masing-masing Rp. 20.000.000,00.

Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 X Rp.
30.000.000,00 + 3 X Rp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis
lurus, jumlah sewa tiap tahun adalah Rp.120.000.000,00 : 5 = Rp
24.000.000,00

Pembayaran sewa untuk tahun 2001 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Jan. 2

Beban Sewa

Rp. 24.000.000,00 -

Sewa Dibayar Dimuka

Rp. 6.000.000,00 -

Kas

Rp. 30.000.00,00

Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. Dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Jan. 2 Beban sewa

Rp. 24.000.000,00 -

Sewa dibayar Dimuka


Kas

Rp. 6.000.000,00 Rp. 30.000.000,00

Pembayaran sewa untuk tahun 2003 (tahun ketiga) sebesar Rp. 20.000.000,00. dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan. 2

Beban sewa
Sewa dibayar Dimuka
Kas

Rp. 24.000.000,00 Rp. 4.000.000,00


Rp. 20.000.000,00

Demikian pula untuk pembayaran sewa tahun keempat dan kelima, dicatat dengan jurnal
seperti ada pembayaran sewa tahun ketiga diatas, sehingga akun Sewa Dibayar Dimuka selama masa
sewa guna usaha(secara keseluruhan) akan tampak seperti dibawah ini
Sewa Dibayar Dimuka
Jan. 2, 2001 Rp. 6.000.000,00 Jan. 2, 2003 Rp. 4.000.000,00
Jan. 2, 2002 Rp. 6.000.000,00 Jan. 2, 2004 Rp. 4.000.000,00
Jan. 2, 2005 Rp. 4.000.000,00

Pada ahir masa guna, akun Sewa Dibayar Dimuka tidak mempunyai saldo. Ada kalanya sewa pada tahun-tahun
pertama lebih kecil daripada sewa tahun-tahun terahir. Misalnya : dari data contoh dimuka, sewa pada tahun pertama, kedua
dan ketiga masing-masing sebesar Rp.20.000.000,00. Sementara sewa untuk tahun keempat dan kalimat masing-masing
Rp.30.000.000,00. Dalam hak demikian, pembayaran sewa untuk pertama, kedua dan ketiga, masing-masing dicatat dalam
jurnal berikut :

Jan. 2

Beban sewa

Rp. 24.000.000,00 -

Hutang Sewa

Rp. 4.000.000,00

Kas

Rp. 20.000.000,00

Pembayaran sewa untuk tahun keempat dan kelima, masing-masing dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Jan. 2

Beban sewa

Hutang Sewa
Kas

Rp. 24.000.000,00 Rp. 6.000.000,00 Rp. 30.000.000,00

Dalam hal jatuh tempo pembayaran sewa pada saat periode akuntansi sedang berjalan, misalnya dari data pada contoh
dimuka, pembayaran sewa untuk tahun 2001 jatuh pada tgl 1 April 2001. Dalam hal demikian pada ahir periode harus
dibuat penyesuaian. Jurnal penyesiaian yang dibuat 31 Desember 2001, sebagai berikut :
Des.31

Sewa Dibayar Dimuka

Rp. 6.000.000,00 -

Beban Sewa

Rp. 6.000.000,00

(mencatat sewa bulan Januari, Februari dan Maret 2002 yang telah dibayar tahun 2001)

Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal periode tahun 2002, dibuat jurnal pembalik sebagai
berikut :
Jan. 2

Beban Sewa

Rp. 6.000.000,00 -

Sewa Dibayar Dimuka

Rp. 6.000.000,00

Lease Modal
(Capital Lease)

Sebagai ilustrasi pencatatan sewa guna usaha yang


diperlakukan sebagai capitral lease pada pihak penyewa,
misalkan PT. GIONI menyewa peralatan dari PT.JAYA
SARANA. Ketentuan sewa guna usaha, sebagai berikut :
1. Masa sewa guna usaha selama 5 tahun, dengan syarat
tidak dapat dibatalkan.
2. Sewa tiap tahun Rp. 20.000.000,00. dibayar dimuka
tiap tgl 1 Januari. Sewa tahun pertama jatuh pada tgl 1
januari 2000.
3. Biaya pelaksanaan selam masa sewa (executory Cost)
dibayar oleh penyewa.
4. Tidak mada ketentuan yang menyebutkan adanya
pengalihan hak milik dan hak bagi penyewa untuk
Data lain sehubungan dengan transaksi leasing di atas
membeli pada ahir masa sewa.
adalah sebagai berikut :
-Harga pasar wajar peralatan yang disewa sebesar Rp.
82.000.000,00
-Usia ekonomis peralatan yang bersangkutan selama 5
tahun.
-PT. JAYA SARANA memperhitungkan bunga 122% setahun.
-PT. GIONI menyusutkan aktiva tetap dengan metode
Garis Lurus.

Untuk menentukan nilai sewa guna uasah harus dihitung dulu nilai tunai untuk tingkat bunga 12%, masa sewa 5
tahun dengan pembayaran dimuka yaitu 4,03733. Dengan demikian nilai tunai sewa terendah dari data contoh diatas
adalah 4,03733 X Rp. 20.000.000,00 = Rp.80.746.600,00. Jumlah tersebut lebih besar dbanding 90% X Rp.
82.000.000,00 (harga pasar wajar aktiva yang bersangkutan)
Hasil perhitungan diatas dijadikan dasar untuk memberlakukan sewa guna usaha pada contoh diatas sebagai capital
lease. Dengan nilai Rp. 80.746.600,00. Jumlah ini dicatat debet pada akun Peralatan Sewa dari Lease Modal.
Selanjutnya setiap ahir periode disusutkan (didepresiasi) dengan metode garis lurus.

Pencatatan Transaksi Leasing Pada Perusahaan


Sewa Guna Usaha

Operating Lease

Suatu sewa guna usaha


tidak memenuhi kriteria
untuk diperlakukan sebagai
Sewa Guna Usaha
Pembelanjaan ( Finance
Lease ), Transaksi leasing
oleh perusahaan sewa guna
usaha (Lessor) dicatat
sebagai transaksi sewamenyewa biasa (Operating
Lease).

Sewa Guna Usaha


Pembiayayan Langsung
( Direct Financing Lease)
Sewa
Guna
Usaha
Pembiayaan Langsung Adalah
apabila perusahaan sewa guna
uasaha (Lessor) menyediakan
atau membeli lebih dahulu aktiva
sewa guna usaha yang dipesan
oleh penyewa (Lesse).

Operating Lease
Contoh:
1 Januari 2000 PT. ZODIAC menyewakan sebuah gedung untuk masa 10 Th. Pembayaran
sewa tiap 1 Januari, dengan ketentuan 5 Th pertama masing-masing Rp. 24.000.000,00 dan 5 Th
terahir masing-masing Rp. 20.000.000,00. Sewa dibayar di muka dan dimulai 1 Januari 2000,
Biaya komisi, biaya layanan hukum dan biaya langsung lainnya sebesar Rp. 10.000.000,00,
dibayar oleh PT.ZODIAC. Harga perolehan gedung Rp. 360.000.000,00. usia ekonomis 25 th
tanpa niali residu. Gedung yang bersangkutan disusutkan dengan Metode Garis Lurus.
Sementara biaya langsung pertama amortisasi selama 10 th.

Masa sewa yang dari 75% dari taksiran usia ekonomis aktiva sewa guna usaha, sewa guna diatas tidak
memenuhi kriteria untuk diperlakukan sebagai Finance Leasing diatas, sebagai berikut :
1. Mencatat biaya langsung pertama untuk gedung yang disewagunakan :
Jan 1 Biaya Langsung Pertama Yang ditangguhkan Rp. 10.000.000,00 Kas
Rp 10.000.000,00
2. Mencatat penerimaan sewa untuk tahun pertama (2000)
Jan 1 Kas
Rp 24.000.000,00 Sewa diterima dimuka
Rp 2.000.000,00
Pendapatan Sewa
Rp.22.000.000,00
Pendapatan sewa dicatat menurut metode garis lurus, sehingga pendapatan sewa tiap bulan dihitung
sebagai berikut :
(5 X Rp. 24.000.000,00) + (5 X RP. 20.000.000,00)
10

= Rp. 22.000.000,00

Kelebihan yang diterima dari jumlah diatas, yaitu sebesar Rp. 2.000.000,00. Dicatat kredit pada akun sewa
diterima dimuka.

3 Mencatat beban penyusutan gedung yang disewagunausahakan dan amotisasi Biaya Langsung Pertama
.
Des 31 Beban penyusutan Gedung Disewakan Rp 14.400.000,00 Akum Penyusutan Gedung yang disewakan
Rp 14.400.000,00
(Penyusutan Gedung Rp.360.000.000,00 : 25)
Des 31 Beban Amortisasi Biaya Langsung Pertama Rp 1.000.000,00 Biaya Langsung Pertama yang ditangguhkan
Rp 1.000.000,00
(Amortisasi Biaya Langsung Pertama Rp 10.000.000,00 : 10)
Jurnal yang terahir diatas akan dibuat pada setiap ahir tahun sampai dengan akhir tahun kesepuluh,
sehingga pada akhir masa sewa akun Biaya Langsung Pertama yang ditangguhkan tidak mempunyai
saldo.
4. Mencatat penerimaan sewa untuk tahun keenam sampai dengan tahun kesepuluh
Penerimaan sewa untuk tahun keenam sampai dengan tahun kesepuluh, masing-masing dicatat
dengan jurnal sebagai berikut :
Jan. 1 Kas
Rp 20.000.000,00 Sewa Diterima Dimuka
Rp. 2.000.000,00 Pendapatan sewa
Rp 22.000.000,00
Dengan pos jurnal diatas, pada ahir masa sewa akun Sewa Diterima Dimuka akan menunujukan
saldo nol (tidak bersaldo)

Sewa Guna Usaha


Pembiayayan Langsung
( Direct Financing Lease)
PT. BIMA PERKASA pada 25 Des 2000 membeli peralatan pabrik untuk disewa guna usahakan kepada PT PANDAWA,
Harga perolehan termasuk biaya langsung pertama berjumlah Rp. 40.373.000,00. Usia ekonomis ditaksir 5 tahun, tanpa nilai
residu. Ketentuan sewa usaha antara lain sebagai berikut :
1.Masa sewa selama 5 tahun, dengan syarat tidak dapat dibatalkan.
2.Sewa dibayar tiap tgl 31 Des, masing-masing sebesar Rp.10.000.000,00 dimulai tgl 31 Des 2000
3.Biaya pelaksanaan seperti biaya asuransi, pajak dan pemeliharaan ditanggung oleh pihak penyewa.
Informasi lain sehubungan dengan sewa guna asaha diats sebagai berikut :
a.Tidak ada ketentuan mengenai perpanjangan masa sewa
b.Harga perolehan aktiva sewa guna asaha sama dengan harga pasar wajar.
c.PT BIMA PERKASA memperhitungkan bunga implicit sebesar.

Contoh : Setelah sewa untuk tahun 2001 diterma pada tgl 31 Des 2000, dalam buku besar akan menunjukan data sebagai
berikut :
1. Saldo akun Piutang Pembayaran Lease Rp 40.000.000,00
2. Saldo akun Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Rp 9.627.000,00
3. Dengan demikian Investasi neto pada 31 Des 2000 Rp. 30.373.000,00
Dari jumlah diatas, akan diterima (jatuh tempo) pada tgl 31 Des 2001 sebesar Rp. 6.355.240,00. Jumlah tersebut dalam
neraca 31 Des 2000 diinformasikan dalam kelompok aktiva lancar. Selebihnya sebesar Rp. 24.017.760,00 (lihat table),
diinformasiukan dalam kelompok Investasi Jangka Panjang.

Dari uraian diatas, investasi neto dalam sewa guna usaha disajikan dalam neraca 31 Des 2000 sebagai berikut :

PT. BIMA PERKASA


NERACA
31 DESEMBER 2000

AKTIVA
Aktiva Lancar :
Investasi Neto Dalam
Lease Rp. 6.355.240,00
Investasi Jangka Panjang
Investasi Neto Dalam
Lease Rp.24.017.760,00

SESID ISKU SI

Anda mungkin juga menyukai