Anda di halaman 1dari 31

METODOLOGI PENELITIAN

Proses Penelitian

Oleh :

KELOMPOK 2

Komang Trisdia Mahindrayogi 1206305031/10

IGP Oka Surya Utama 1206305032/11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2014

1
3. Proses Penelitian
Penelitian adalah penerapan suatu pendekatan ilmiah untuk mengkaji sebuah masalah
atau objek tertentu. Pendekatan ilmiah sendiri merupakan proses berpikir yang di dalamnya
menggabungkan beberapa aspek penting atas proses berpikir deduktif dan induktif. Penelitian
perlu menggunakan instrument penelitian. Suatu pendekatan ilmiah termasuk dalam bagian dari
proses penyelidikan sistematis yang terdiri dari bagian yang saling interdependensi (bergantung).
Ini merupakan salah satu dari cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan, dari yang awalnya
tidak tahu menjadi tahu.
Adapun beberapa asumsi yang digunakan dalam proses penelitian, diantaranya :
1) Asumsi pertama bahwa obyek dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur,
bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini peneliti dapat memfokuskan
penelitiannya pada sebagian dari konteks bisnis yang berupa variabel tertentu yang
menjadi masalah. Misalnya klasifikasi sifat orang berdasarkan motivasi kerjanya,
berdasarkan gaya kepemimpinan, berdasarkan kemampuannya, berdasarkan
kepuasannya, berdasarkan kinerjanya, dan lainnya.
2) Asumsi ilmu yang kedua adalah deterministis. Artinya setiap gejala diasumsikan ada
penyebabnya (ada sebab ada akibat). Berdasarkan asumsi in dan kaitannya dengan asumsi
yang pertama, peneliti dapat mencari hubungan antar variabel. Variabel mana yang
menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat.
3) Asumsi ilmu yang ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami perubahan
dalam waktu tertentu. Akan sangat sulit bagi peneliti untuk melakukan prediksi apabila
suatu fenomena terus menerus mengalami perubahan.
Penelitian berawal pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya
berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualisasi, pemilahan metode penelitian yang sesuai,
dan seterusnya. Hasil akhirnya, pada gilirannya melahirkan gagasan dan teori baru pula sehingga
merupakan suatu proses yang tiada hentinya (Singarimbun dan Effendi, 1989). Lebih lanjut
Efendi (1989) mengatakan proses penelitian merupakan usaha-usaha yang sistematis untuk
mengungkapkan suatu fenomena sosial yang menarik perhatian peneliti. Senada dengan hal
tersebut Mantra (2000) mengatakan, proses penelitian mencakup langkah-langkah yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, satu sama lain harus saling mendukung dan secara
keseluruhan merupakan satu benang merah.

2
Secara lebih rinci tahapan dari proses penelitian tersebut dijelaskan seperti berikut.
3.1. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah Penelitian
Suatu penelitian pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan
untuk memecahkan suatu masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan selalu
berangkat dari masalah. Pertama-tama peneliti harus mampu melakukan pemilahan terhadap
berbagai permasalahan, sehingga dapat dimunculkan satu permasalahan terpilih. Untuk
keperluan tersebut peneliti melakukan studi pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk
mendapatkan yang betul-betul masalah. Untuk memperoleh masalah yang benar-benar masalah
seorang peneliti harus melakukan observasi pada obyek yang sesungguhnya guna mendapatkan
bukti-bukti empiris. Peneliti juga harus menguasai teori terkait dengan masalah yang diselidiki.
Penemuan masalah sering menjadi hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Bila dalam
penelitian telah telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka pekerjaan
penelitian 50% telah dianggap selesai.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi. Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat
diketahui bila terdapat hal-hal sebagai berikut :
a) Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
b) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
c) Ada pengaduan
d) Ada kompetisi
Dalam penyusunan proposal dan laporan penelitian, masalah-masalah yang dibawa oleh
peneliti harus ditunjukan dengan data, baik data yang bersifat dokumentasi, atau data hasil studi
pendahuluan. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil
penelitian orang lain, atau dari dokumentasi.
Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Masalah adalah penyimpangan
antara yang diharapkan dan yang terjadi, antara peraturan dengan pelaksanaan, antara rencana
dan pelaksanaan, serta antara teori dengan praktek yang dilakukan. Sedangkan rumusan masalah
adalah merupakan pertanyaan penelitian sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan teori
yang akan dipakai, perumusan hipotesis, pengembangan instrumen, dan teknik statistik untuk
analisis data. Jenis-jenis masalah penelitian menurut tingkat eksplanasinya dapat dibagi menjadi
3, yaitu:

3
1) Permasalahan Deskriptif. Suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri,
yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan antar variabel. Contoh dalam
bentuk rumusan masalah penelitian: Bagaimana sikap masyarakat Kecamatan
Rancakalong Kabupaten Sumedang terhadap KB Mandiri?
2) Permasalahan Komparatif. Suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih. Contoh dalam bentuk rumusan
masalah penelitian: Adakah perbedaan kemampuan berpidato antara siswa yang bersasal
dari SMP negeri dengan siswa yang berasal dari SMP swasta?
3) Permasalahan Asosiatif. Permasalahan ini menghubungkan dua variabel atau lebih, baik
berupa hubungan simetris, kausal, maupun interaktif.
a) Hubungan simetris/korelasi sejajar. Suatu hubungan antara dua variabel yang
kedudukannya sejajar, tidak ada hubungan kausal. Contoh dalam bentuk rumusan
masalah: Adakah hubungan antara kemampuan dibidang matematik dengan
kemampuan dibidang bahasa?
b) Hubungan kausal. Hubungan yang menunjukkan sebab akibat. Dengan demikian
ada variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Contoh dalam
rumusan masalah: Adakah pengaruh banyaknya pujian terhadap semangat belajar
siswa?
c) Hubungan interaktif. Hubungan yang saling memepengaruhi. Dalam jenis ini
tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel terikat. Contoh dalam
rumusan masalah: Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar
siswa SMU?
Rumusan masalah yang baik menurut Fraenkel dan Wallen (1990 : 22), adalah sebagai
berikut :
a) Masalah harus feasible. Masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
b) Masalah harus jelas. Semua orang memberikan pandangan yang sama terhadap masalah
tersebut.
c) Masalah harus signifikan. Jawaban dari masalah tersebut harus dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
d) Masalah bersifat etis. Penelitian tidak berkenan dengan hal-hal yang tidak beretika.

4
Sumber masalah penelitian, antara lain:
a) Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b) Pengamatan sepintas.
c) Pernyataan pemegang otoritas.
d) Perasaan intuisi.
e) Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
3.2. Kajian pustaka dan hipotesis
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi yang digunakan
seperti buku, jurnal, artikel, karya ilmiah, tesis, disertasi yang dikutip didalam penulisan
proposal. Dalam kajian pustaka dimuat uraian sistematis tentang hasil penelitian terdahulu yang
mempunyai relevansi terhadap penelitian yang akan diteliti. Dalam paparan tersebut hendaknya
ditunjukkan bahwa penelitian yang akan dilakukan belum menyentuh aspek yang telah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian penelitiannya menjelaskan bahwa peneliti belum
memperoleh hasil yang memuaskan dari penelitian-penelitian terdahulu sehingga diperlukan
penelitian lanjutan. Jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian dapat digali dari kajian
pustaka. Peneliti menggali teori-teori, konsep yang relevan terkait dengan masalah yang akan
dipecahkan melalui kajian pustaka. Jawaban sementara atas perumusan masalah juga digali dari
hasil-hasil penelitian terdahulu. Jawaban sementara yang dirumuskan melalui kajian pustaka
disebut dengan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori, dan belum
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Penelitian yang
merumusakan hipotesis adalah pendekatan yang menggunakan pendekatan kuantitatif, pada
penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis tetapi malah menemukan hipotesis. Hipotesis
juga dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis yang
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dan akan diuji dinamakan
hipotesis kerja yang disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal sedangkan hipotesis
nol adalah dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.
3.2.1. Bentuk-Bentuk Hipotesis

5
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Dilihat dari tingkat eksplanasinya bentuk hipotesis dapat dibedakan menjadi :
a) Hipotesis Deskriptif. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
b) Hipotesis Komparatif. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c) Hipotesis Asosiatif. Hipotesis ini adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.
3.2.2. Karakteristik Hipotesis yang Baik
a) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel
pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih.
b) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan multitafsir.
c) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Bisnis (2013 : 115) mengemukakan
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi juga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan obyek yang
menjadi sasaran penelitian baik itu seluruh anggota, sekelompok orang, kejadian atau obyek
yang telah dirumuskan secara jelas dan memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama. Atau
dapat juga dikatakan populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian.
Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Populasi sampling adalah keseluruhan objek yang diteliti. contohnya apabila kita
mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah
tangga yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling.
b) Populasi sasaran adalah populasi yang benar-benar dijadikan sumber data. Sesuai dengan
contoh di atas, maka seluruh PNS adalah populasi sasaran.
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Bisnis (2013 : 116) mengemukakan
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

6
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua data yang ada pada populasi
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil
harus mampu mewakili (representatif) dari populasi yang ada.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur
sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
a) Harus meliputi seluruh unsur sampel
b) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c) Harus up to date
d) Batas-batasnya harus jelas
e) Harus dapat dilacak dilapangan
Jawaban sementara yang telah dirumuskan melalui kajian pustaka (cara berfikir deduksi
dan indusksi) harus diuji secara empiris. Untuk itu peneliti dapat memilih metode penelitiannya
yang meliputi metode pemilihan sampel, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
Dalam pemilihan metode penelitian khususnya pemilihan sampel, terlebih dahulu peneliti
menetapkan kerangka sampel yang berisi karakteristik dari anggota-anggota populasi. Dari
populasi tersebut apabila diperlukan peneliti dapat mengambil sampel. Sampel yang diambil
tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga representatif untuk melakukan genaralisasi.
3.4. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
setting), setting laboratorium, di rumah, dan lain sebagainya. Bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber dapat yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul
data. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya.

3.4.1. Interview (Wawancara)


Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk

7
mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh orang yang diwawancarai. Para peneliti sering menggunakan metode ini ketika ia
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun tidak. Sutrisno Hadi (1986)
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan juga kuisioner (angket) adalah sebagai berikut :
1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara ini
digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpulan data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Para peneliti biasanya telah
menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan dan jawaban untuk pertanyaan
tersebut. Para peneliti juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur,
dan material lain yang dapat membantu agar menjadi lancar. Contoh dari pertanyaan wawancara
terstruktur adalah sebagai berikut :
Pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat saudara tentang terlaksananya kegiatan BKFEB?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d Sangat tidak bagus
2. Bagaimana tentang acara hiburannya?
a. Sangat menarik
b. Menarik

8
c. Tidak menarik
d. Sangat tidak menarik
Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara model ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Dalam wawancara ini
peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti akan
lebih banyak mendengarkan apa yang dikatakan oleh respondennya.
3.4.2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuisioner sangat baik digunakan
ketika jumlah responden cukup besar dan juga tesebar luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan
tertutup maupun terbuka dapat juga diberikan kepada responden sacara langsung maupun dikirim
kepada responden. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan
angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu ;
1. Prinsip Penulisan. Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu :
a. Isi dan tujuan pertanyaan. Maksudnya disini adalah apakah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan.
b. Bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
berbahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan. Tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa pertanyaan
terbuka atau tertutup, dan kalimatnya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan
jawabannya berbentuk uraian tentang suatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah
pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden memilih
dari salah satu alternatif jawaban yang ada. Pertanyaan/pernyataan dalam angket perlu

9
dibuat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawabannya lebih serius dan
tidak mekanistis.
d. Pertanyaan tidak mendua. Pertanyaan pada angket jangan sampai bersifat mendua agar
tidak menyulitkan responden untuk memberikan jawabannya.
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa. Jangan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
sekiranya sudah dilupakan oleh responden dan memerlukan pemikiran berat oleh
responden.
f. Pertanyaan tidak menggiring. Pertanyaan pada angket juga sebaiknya tidak menggiring
responden ke jawaban baik saja atau jelek saja.
g. Panjang pertanyaan. Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang agar tidak
membuat jenuh responden.
h. Urutan pertanyaan. Pertanyaan dalam angket sebaiknya dimulai dari pertanyaan yang
umum menuju pertanyaan yang lebih spesifik.
2. Prinsip Pengukuran. Instrumen angket harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang
valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Ada baiknya sebelum angket diberikan kepada
responden, angket tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.
3. Penampilan fisik angket. Penampilan fisik dari angket akan mempengaruhi respon atau
keseriusan responden dalam mengisi dan memberikan jawaban pada pertanyaan yang ada.
3.4.3. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Teknik pengumpulan
data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi :
1) Observasi berperanserta (Participant observation).
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi seperti ini
maka data yang akan diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2) Observasi nonpartisipan

10
Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam
dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang
tampak, yang terucap dan yang tertulis.
Dari segi instrumentasi yang digunakan maka observasi dapat dibedakan menjadi :
1) Observasi terstruktur.
Observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, dan
dimana tempatnya. Jadi observasi ini dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melalukan pengamatannya para
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
2) Observasi tidak terstruktur.
Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak mengetahui secara pasti tentang apa yang diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku,
tetapi hanya berambu-rambu pengamatan.
3.5. Rencana Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian
data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Menurut Mudjarad Kuncoro
(2003), analisis data merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi.
Dalam proses ini sering digunakan statistik, fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian
yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk
dipahami. Proses analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa tahap yaitu : persiapan,
analisis deskriptif, pengujian kualitas dan pengujian hipotesis (Indriantoro dan Supomo, 2013).
3.5.1. Tahapan Pengolahan Data
1) Editing
Penyuntingan data (editing) adalah suatu proses agar data yang dikumpulkan
memberi kejelasan, dapat dibaca, konsisten dan lengkap. Kegiatan dalam editing
adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk, apakah ada kekeliruan
pengiriman, tidak lengkap pengisiannya, palsu, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu
diperiksa adalah:

11
a) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling
b) Dapat dibaca atau tidaknya data mentah
c) Kelengkapan pengisian
d) Keserasian (konsistensi)
e) Apakah isi jawaban yang bisa dipahami
2) Coding
Coding adalah pemberian tanda atau simbol bagi tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka ataupun huruf. Tujuan dari
coding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-kategori yang
penting. Dua langkah penting dalam melakukan coding, yaitu:
a) menentukan kategori-kategori yang akan digunakan
b) mengalokasikan jawaban individual pada kategori-kategori tersebut.
Kumpulan dari kategori-kategori ini disebut dengan coding frame. Pada
pertanyaan tertutup biasanya coding frame sudah dilengkapi namun pada pertanyaan
terbuka sukar untuk merencanakan coding frame yang bersangkutan. Mengkode
adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Untuk dapat memberikan kode pada
jawaban tersebut perlu diperhatikan:
a) Kode dan jenis pertanyaan
Dalam hal ini perlu diperhatikan jenis pertanyaan, jawaban, atau pertanyaan
yang dapat dibedakan.
1. Bila jawaban berupa angka maka kode yang digunakan adalah angka itu
sendri.
2. Bila jawaban untuk pertanyaan tertutup jawabannya sudah disediakan terlebih
dahulu dan responden hanya mengecek jawaban tersebut sesuai dengan
instruksi. Responden tidak boleh menjawab di luar yang telah ditetapkan.
3. Bila jawaban pertanyaan semi terbuka, selain dari jawaban yang telah
ditentukan maka jawaban lain yang dianggap cocok oleh responden masih
diperkenankan untuk dijawab. Jawaban tambahan tersebut perlu diberi kode
tersendiri.
4. Bila jawaban pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya bebas.
Untuk memberi kode, jawaban-jawaban tersebut harus dikategorikan terlebih
dahulu atau dikelompokkan sehingga tiap kelompok memiliki jawaban yang
sejenis.

12
5. Bila jawaban kombinasi, hampir serupa, dan jawaban pertanyaan tertutup.
Selain ada jawaban yang jelas, responden masih dapat menjawab kombinasi
dari beberapa jawaban.
b) Tempat kode
Kode dapat dibuat pada kartu tabulasi ataupun daftar petanyaan itu sendiri.
Jika data diolah dengan komputer, kode-kode harus dibuat dalam coding sheet.
3) Tabulasi
Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data disusun dalam
bentuk tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan kemudian dihitung dan
dijumlahkan sesuai banyaknya peristiwa, gejala, atau item yang termasuk dalam satu
kategori. Dalam tabulasi, angka-angka akan dimasukkan dalam satu tabel yang terdiri
atas kolom-kolom. Sebaiknya susunan kolom disusun berdasarkan urutan-urutan yang
logis dan tiap-tiap kepala kolom diberi keterangan yang menyatakan isi kolom yang
bersangkutan.
Tabel dapat dibedakan beberapa jenis yaitu tabel induk, tabel teks, dan tabel
frekuensi :
a) Tabel induk adalah tabel yang berisi semua data yang tersedia secara terperinci
untuk melihat kategori data secara keseluruhan.
b) Tabel teks adalah tabel yang diringkas sesuai keperluan. Tabel ini biasanya dibuat
langsung dalam teks dan digunakan pada saat membuat penafsiran.
c) Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi.
Tabel ini digunakan untuk mengecek kesesuaian hubungan jawaban antara satu
pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam daftar pertanyaan.

Contoh :

13
Tabel 1.1
Keadaan Tempat Tinggal Mahasiswa
FEB Unud (100) responden

No. Keterangan Banyak (Jumlah) Persentase (%)


1 Tempat Tinggal
a. Ikut Orang Tua 45 45
b. Ikut Keluarga 10 10
c. Indekos 20 20
d. Sewa Kamar dan Masuk Sendiri 25 25

2 Situasi Rumah
a. Baik 60 60
b. Cukup 30 30
c. Kurang 10 10

3 Penerangan Bentuk Belajar


a. Listrik 90 90
b. Lampu Pompa 5 5
c. lampu Minyak 5 5

Tabel 1.2
Pemilikan Pesawat TV Menurut Lebar Layar

Uraian Layar (Inches) Jumlah (Orang) Persentase (%)


12 atau kurang 55 22
14 60 24
17 45 18
20 70 28
24 atau lebih 20 8
Jumlah 250 100

3.5.2. Metode Analisis Data


Terdapat dua macam alat statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1) Statistik deskriptif

14
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
a) Frekuensi, merupakan salah satu ukuran dalam statistik deskriptif yang
menunjukkan nilai sidtribusi data penelitian yang memiliki kesatuan kategori.
Frekuensi suatu distribusi data penelitian dinyatakan dengan ukuran absolute
(f) atau proporsi (%).
b) Tendensi Sentral, merupakan ukuran dalam statistik deskriptif yang
menunjukkan nilai sentral dari distribusi data penelitian. Tendensi sentra dapat
dinyatakan dalam tiga ukuran, yaitu rata-rata (mean), median, dan modus.
c) Dispersi, mengukur variasi data yang diteliti dari angka rata-ratanya.
Perbedaan antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya disebut
dengan deviasi.
2) Statistik inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik
inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.
a) Statistik parametrik, digunakan untuk menguji parameter pupulasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Penggunaan
statisktik parametrik jika data data penelitian diukur dengan skala interval dan
skala rasio dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang digunakan untuk
memilih sampel adalah normal.
b) Statistik nonparametrik, digunakan jika data penelitian diukur dengan skala
nominal dan skala ordinal, sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi
yang distribusinya normal.

Di bawah ini diberikan tabel yang berisi tentang penggunaan statistik parametrik
dan non parametrik untuk menguji hipotesis.

Macam Bentuk Hipotesis


data Deskriptif Komparatif (2 sampel) Komparatif (lebih dari Asosiatif
(satu dua sampel)

15
variabel Relatif Independen Relatif Independen
atau satu
sample)
Nominal Binomial Mc Memar Fisher Exact Cochran Q X2 untuk k Contingency
Probability sampel Coefficient
X2 satu
sampel X2 dua sampel
Ordinal Run Test Sign Test Median Test
Priedman Median Spearman Rank
Two Way Extension Correlation
Wilcoxon Mann Whitney Anova
Matched Test Kruskal Wallis Kendall Tahu
Pairs one Way
Kormogorov Anova
Semmirnov

Wald
Wolfowitz
Interval t-test t-test of t-test One-Way One-Way Korelasi product
Rasio relative independent Anova Anova moment

Two-Way Two-Way Korelasi parsial


Anova Anova
Korelasi ganda

Regresi
sederhana dan
ganda

3.5.3. Uji Kualitas Data


Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian,
tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu :
1) Reliabilitas (reliability)
Konsep reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu
konsistensi. Pengukuran reliabilitas menggunakan indeks numeric yang disebut

16
dengan koefisien. Konsep reabilitas dapat diukur dengan pendekatan koefisien
stabilitas, koefisien ekuivalensi, dan reliabilitas konsistensi internal.
2) Validitas (validity)
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu
instrument pengukur dikatakan valid apabila dapat mengukur construct sesuai dengan
yang diharpkan oleh peneliti. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk
megukur validitas, yaitu content validity, criterion-related validity, dan construct
validity.
3.5.4. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan paradigm penelitian kuantitatif, hipotesis merupakan jawaban atas masalah
penelitian yang secara rasional dideduksi oleh teori.
1) Estimasi dan Probabilitas
Pernyataan hipotesis, sebagaimana yang diketahui merupakan ekspektasi peneliti
mengenai karakteristik populasi yang didukung oleh logika teoritis. Pengujian
hipotesis dengan menggunakan data sampel pada dasarnya merupakan pembuatan
keputusan melalui proses inferensi yang memrlukan akurasi peneliti dalam
melakukan estimasi. Proses inferensi pada dasarnya dapat dilakukan memalaui dua
cara, yaitu estimasi nilai parameter populasi atau membuat keputusan mengenai nilai
parameter (proses pengujian hipotesis).
2) Kriteria Keputusan (Decision Criterion)
Tingkat signifikansi adalah tingkat probabilitas yang fitentuak oleh peneiliti untuk
menentukan keputusan menolak atau menerima hipotetsis. Misalnya, tingkat
signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa keputusan yang dibuat oleh peneliti untuk
menolak atau mendukung hipotetsis mempunyai probabilitas kesalahans ebesar lima
persen.
3) Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Tujuan meyusun format rumusan Ho adalah untuk memberikan kemungkinan tidak
adanya perbedaan antara ekspektasi peneliti dengan fenomena yang diteliti.
Kemungkinan sebaliknya, ada perbedaan antara ekspektasi peneliti dengan data yang
dikumpulkan dirumuskan dalam format Hipotesis Alternatif (HA).
4) Kesalahan Tipe I dan II
Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yangtidak bebas dari
kemungkinan kesalahan. Ada dua kemungkinan kesalahan yang dibuat peneliti dalam
menentukan keputusan :

17
a) Keputusan peneliti menolak Ho, padahal kenyatannya hipotesis nol adalah
benar (kesalahan tipe I).
b) Keputusan peneliti tidak dapat menolak Ho, padahal kenyatannya hipotesis nol
adalah salah (kesalahan tipe II).
3.5.5. Pengujian Statistik
1) Pengujian alpha ()
Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan emnggunakan konsep pengujian
statistic terhadap probabilitas terjadinya kesalahan tipe I (). Probabilitas kesalahan
tipe I dapat ditentukan jika peneliti mengetahui distribusi pemilihan sampel (x) dari
suatu pengujian statistic. Pengujian alpha menggunakan asumsi bahwa hipotesis nol
adalah benar.
2) Pengujian satu sisi dan dua sisi
Dalam pengujian satu sisi atau disebut juga dengan pengujian directional, daerah
penolakan Ho terletak pada sisi kanan atau sisi kiri dari nilai rata-rata sampel,
tergantung pada tipe pernyataan hipotetsisi alternative, misal :
HA > 50 (daerah penolakan terletak di sisi kanan)
HA < 50 (daerah penolakan terletak di sisi kiri)
Jika hipotesis alternatif dinyatakan dengan HA 50, maka digunakan pengujian dua
sisi (pengujian non directional) dengan daerah penolakan Ho ter;etak pada sisi kanan
dan sisi kiri dari nilai rata-rata sampel.
3.5.6. Pemilihan Metode Statistik
Pemilihan metode statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis pada dasarnya
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu tujuan studi, jumlah variabel yang diteliti, dan skala
pengukuran yang digunakan. Ketiga faktor tersebut saling terkait dalam mempengaruhi metode
statistik.
1) Tujuan Studi
Tujuan studi atautujuan pengujian ada tiga, yaitu penjajakan (eksplorasi), deskriptif,
dan pengujian hipotesis. Pengujian statistik untuk analisis data penjajakan dan studi
deskriptif adalah teknik yang digunakan dalam statistik deskriptif. Sedangkan
penelitian dengan tujuan untuk menguji hipotesis menggunakan teknik statistik
inferensial.
2) Jumlah variabel penelitian
a) Analisis data univariate, terdiri atas metode-metode statistik deskriptif dan
statistic inferensial yang digunakan untuk menganalisis data satu variabel

18
penelitian. Tujuannya untuk mendeskripsikan distribusi satu variabel
penelitian dan uji perbedaan antara data yang diteliti dengan ekspektasi atau
hipotesis peneliti.
b) Analisis data bivariate, terdiri atas metode-metode statistik deskriptif dan
statistic inferensial yang digunakan untuk menganalisis data dua variabel
penelitian. Tujuannya untuk mendeskripsikan distribusi data, menguji
perbedaan dan mengukur hubungan antara dua variabel yang lain diteliti.
c) Analisis data multivariate, terdiri atas metode-metode statistik deskriptif dan
statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua
variabel penelitian. Tujuannya, disamping untuk mendeskripsikan distribusi
data, juga menguji dependensi dan interdependensi antar variabel yang diteliti.
3.6. Penulisan Laporan
3.6.1. Proses Penulisan (Writing Process)
Tahap-tahap pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh peneliti dalam penulisan laporan
dapat dijelaskan melalui ilustrasi berikut ini :

Menyiapkan Materi dan Data

Menentukan Format Laporan

Menyusun garis besar materi

Menulis draft laporan

Meningkatkan efektifitas dan efisiensi


penggunaan kalimat

Memperbaiki tata bahasa dan


penggunaan istilah

Mengevaluasi kesesuaian (proporsi)


struktur isi dan relevansi isi

Menulis laporan final

19
3.6.2. Teknik Penulisan
Penulisan laporan penelitian mempunyai variasi teknik dan gaya yang berpengaruh pada
pembacanya. Perguruan tinggi sebagai penyelenggra pendidikan gelar biasanya menerbitkan
ketentuan yang mengatur teknik dan gaya penulisan laporan penelitian mahasiswa, antara lain
jenis kertas sampul dan isi laporan, ukuran kertas, jumlah halaman, catatan, kutipan, gambar
(tabel & grafik), penulisan huruf, tanda baca, pemisahan kalimat, pemberian nomor.
1) Catatan (notes)
Catatan dapat berupa referensi, penjelasan atau komentar yang diletakkan di luar
badan penulisan. Pemuatan catatan dalam laporan mempunyai maksud untuk
menunjukkan sumber informasi atau memberikan tekanan penjelasan.
2) Kutipan (quotations)
Tujuan kutipan pada dasarnya adalah memberikan ilustrasi yang menjelaskan,
menegaskan, atau memberi dukungan terhadap ide, argumentasi atau kesimpulan
peneliti. Sumber kutipan antara lain berasal dari buku, jurnal, makalah, paper,
laporan, surat kabar, majalah atau jenis infromasi lain.
3) Tabel (table) dan Grafik (Graph)
Ketentuan mengenai tabel biasanya mengatur mengenai tipe, panjang, letak,
pemberian nomor, judul, isi, dan pengaturan spasi dalam penyajian tabel. Sedang
ketentuan grafik umunya mengatur jenis, letak, pemberian nomor, judul, batas baris,
dan penggunaan huruf.
4) Gaya (style)
Gaya penulisan dalam laporan antara lain mencakup teknik-teknik penulisan, antara
lain :
a) Huruf : kapital, miring atau tebal
b) Tanda baca : titik, koma, atau tanda kurung
c) Pemisahan kata
d) Penggunaan singkatan
e) Teknik penulisan paragraph
f) Pemberian nomor : bagian bab, sub-bab, dan halaman.

3.7. Proposal Penelitian

3.7.1 Proposal Penelitian Kuantitatif

Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan
pedoman yang benar-benar mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut proposal

20
penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu permasalahan, landasan teori dan
pengajuan hipotesis, metode penelitian, organisasi dan jadwal penelitian. Sistematika proposal
penelitian kuantitatif sebagai berikut (Sugiyono, 2013) :

I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Identifikasi masalah
C. Batasan masalah
D. Rumusan masalah
E. Tujuan penelitian
F. Kegunaan hasil penelitian
II. Landansan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
A. Deskripsi teori
B. Kerangka berfikir
C. Hipotesis
III. Prosedur penelitian
A. Metode
B. Populasi dan sampel
C. Instrument penelitian
D. Teknik pengumpulan data
E. Teknik analisis data
IV. Organisasi dan jadwal penelitian
A. Organisasi penelitian
B. Jadwal penelitian
V. Biaya yang diperlukan
1) Bab I Pendahuluan
a) Latar Belakang Masalah
Menurut Nana Sudjana (Saebani : 135) ada tiga segi untuk mengukur
kelayakan suatu masalah penelitian, pertama : segi keilmuan, masalah harus jelas
kedudukannya dalam struktur keilmuan yang sedang dipelajari. Kedua, segi
metode keilmuan, masalah penelitian harus dapat dipecahkan melalui langkah-
langkah berpikir ilmiah atau metode ilmiah. Ketiga, segi kepentingan dan
kegunaannya, masalah penelitian harus relevan dengan kepentingan dan
kegunaanya bagi peneliti yang bersangkutan dan kegunaan bagi kepentingan
akademik secara khusus.
Dalam latar belakang masalah yang terpenting juga adalah peneliti mampu
menunjukkan masalah utamanya, menjelaskan secara rinci dan jelas suatu
masalah serta sebab-sebabnya, sehingga masalah tersebut menyebabkan kegiatan
penelitian menjadi sangat penting untuk dilakukan.

21
b) Identifikasi Masalah
Masalah utama serta rincian masalah yang digambarkan dalam latar
belakang masalah diidentifikasi satu persatu. Sehingga tergambar semua masalah
yang berkaitan dengan aspek yang diteliti. Untuk dapat mengidentifikasi masalah
dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang
diteliti, melakukan observasi, dan wawancara keberbagai sumber, sehingga semua
permasalahan dapat diidentifikasi.
c) Batasan Masalah
Rincian masalah yang digambarkan dalam identifiksai masalah,
kemungkinan tidak seluruhnya perlu diteliti atau mampu diteliti sesuai dengan
alokasi waktu, dana dan tenaga. Karena itu pada bagian ini perlu dibatasi masalah
yang akan diteliti di antara rincian masalah yang digambarkan dalam identifikasi
masalah. Apabila semua rincian masalah mampu diteliti, batasan masalah tidak
perlu dibuat. Pentingnya batasan masalah ini juga dimaksudkan agar peneliti
dapat melakukan kegiatan penelitian secara mendalam terhadap variabel yang
diteliti.
d) Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah
itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Rumusan masalah ini disebut juga dengan istilah research
question atau pertanyaan penelitian. Rumusan maslah sebaiknya dibuat dalam
bentuk pertanyaan, tetapi boleh dalam bentuk pernyataan yang menuntut jawaban
melalui penelitian.
Rumusan masalah ini dimulai dari masalah utama, kemudian masalah
utama dirinci lagi ke dalam beberapa pertanyaan sehingga lebih spesifik dan lebih
jelas arah dari suatu penelitian, dan lebih pasti apa sebenarnya yang ingin dicari
atau dijawab dari penelitian yang dilakukan. Di samping itu, dengan merincikan
masalah akan lebih mudah dilakukan pengukuran. Rumusan masalah ini harus
sejalan dengan batasan masalah yang dibuat sebelumnya.
e) Tujuan Penelitian

22
Tujuan penelitian ini juga dimulai dari tujuan umum, kemudian dari tujuan
umum dirinci beberapa tujuan khusus. Tujuan penelitian pada prinsipnya
merupakan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Karena itu tujuan penelitian
harus sejalan dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Kata kerja
yang lazimnya digunakan untuk tujuan penelitian ialah untuk mengetahui,
menemukan, menjelaskan, memahami, membandingkan, menguraikan, dan
sebagainya.
f) Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Kalau tujuan penelitian sudah tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan penelitian ada dua hal,
yaitu : (a) kegunaan untuk mengembangkan ilmu atau kegunaan teoritis, (b)
kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang
ada pada objek yang diteliti. Kegunaan penelitian ini juga dapat menjadi salah
satu ukuran seberapa penting dan perlu suatu penelitian dilakukan.
2) Bab II Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
a) Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis),
dan penyususnan instrument penelitian. Teori-teori yang digunakan bukan sekadar
pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah
teruji kebenarannya secara empiris.
b) Kerangka berfikir
Kerangka berfikir merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan
dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang
diteliti, menunjukkan hubungan antar variabel pada berbagai populasi yang dan
atau yang berbeda. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
petautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan atar variabel independen dan dependen, serta variabel intervening dan
moderating jika ada yang dilibatkan ke dalam penelitian tersebut.
c) Hipotesis Penelitian

23
Secara istilah, hipotesis diartikan sebagai perkiraan, dugaan atau jawaban
sementara terhadap masalah atau pertanyaan penelitian yang masih perlu diuji
kebenarannya setelah data selesai dikumpulkan. Karena sifatnya masih dugaan
atau jawaban sementara, maka setelah melalui proses pengujian, hipotesis itu bisa
diterima dan bisa ditolak sesuai dengan hasil pengujiannya. Titik tolak untuk
merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir. Contoh
rumusan masalah : apakah penerapan metode student center learning di kampus
berpengaruh terhadap partisipasi mahasiswa di kelas ? contoh kerangka
berfikirnya yaitu jika metode pembelajarannya berpusat kepada mahasiswa
berjalan baik, maka partisipasi mahasiswa meningkat dalam perkuliahan. Maka
hipotesisnya adalah ada pengaruh yang tinggi/rendah dan signifikan metode
student center learning terhadap partisipasi mahasiswa.
3) Bab III Prosedur Penelitian
a) Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan
metode penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu diterapkan metode penelitian apa
yang akan digunakan, apakah metode survey atau eksperimen.
b) Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dapat berupa manusia,
wilayah geografis, waktu, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat
kabar, majalah dan sebagainya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki objek yang diteliti.
Sedangkan sampel adalah sebahagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
(mewakili). Penggunaan teknik pengambilan sampel dan penentuan besarnya
jumlah sampel, harus dibarengi dengan alasan-alasan yang kuat dari peneliti.
c) Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala diperlukan
instrument penelitian untuk mengukurnya. Jumlah instrument yang digunakan
tergantung pada variabel yang diteliti. Dalam hal ini perlu dikemukakan
instrument apa saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran,
prosedur pengujian validitas, dan reliabilitas instrument.

24
d) Teknik pengumpulan data
Terdapat tiga teknik pengumpulan data, yaitu angket, observasi, dan
wawancara. Teknik pengumpulan data harus dipilih yang paling tepat untuk
menghasilkan data yang valid dan reliable. Tidak perlu menggunakan seluruh
teknik yang ada jika salah satu teknik pengumpulan data sudah mencukupi
pemenuhan data yang diperlukan.
e) Teknik analisis data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik
analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.
Pada bagian ini perlu dijelaskan teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian. Misalnya variabel apa saja yang dianalisis secara deskriptif, tabulasi
silang, korelasional, regresi sederhana, regresi ganda dan sebagainya, harus
dijelaskan. Kalau misalnya digunakan kolerasi, perlu dijelaskan kolerasi apa
diantara sekian banyak jenis kolerasi (misalnya product moment atau spearman)
serta alasan-alasan penggunaanya.
4) Bab IV Organisasi dan Jadwal Penelitian
a) Organisasi penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim atau kelompok maka diperlukan adanya
organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggungjawab dan
anggota sebagai pembantu ketua.
b) Jadwal penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan, dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan
berapa lama akan dilakukan.
5) Bab V Biaya Penelitian
Jumlah biaya penelitian yang dikeluarkan tergantung pada tingkat profesionalisme
tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat risio kegiatan dilakukan, jarak tempat
penelitian dengan tempat tinggal peneliti. Serta lamanya penelitian dilakukan.

3.7.2 Proposal Penelitian Kualitatif

25
Perbedaan utama antara proposal yang menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan kualitatif, yaitu pada metode kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan yang
kualitatif masih bersifat umum dan sementara. Menurut Sugiyono, 2013 komponen dalam
proposal dapat disusun ke dalam bentuk sistematika proposal sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
II. STUDI PUSTAKA
A. .......................................
B. ..
C. ..
III. METODE PENELITIAN
A. Metode dan alasan menggunakan metode
B. Tempat penelitian
C. Sampel sumber data penelitian
D. Teknik pengumpulan data
E. Teknik analisa data
F. Rencana pengujian dan keabsahan data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi penelitian
B. Jadwal penelitian
V. BIAYA PENELITIAN
1) Bab I Pendahuluan
a) Latar Belakang Masalah
Soli Abimanyu & Sulaiman Samad (2003), menyatakan bahwa komponen-
komponen yang dicakup dalam latar belakang, antara lain :
1. Rumusan tema sentral masalah atau problem issue dengan mengguraikan
gambaran singkat secara kondisional dan situasional fenomena yang
dihadapi, sehingga menggungah untuk dilakukan penelitian dalam waktu
cepat atau memdesak.
2. Argumentasi dukungan data empiris yang melandasi pendeskrespsian
proses muncul fenomena yang dihadapi. Artinya, peneliti sudah
mempunyai gambaran mengenai apa-apa yang harus diperhatikan dalam
rangka pendekatan masalahnya.
3. Uraian selanjutnya, mengemukakan apa yang diharapkan dari hasil
penelitian seperti yang dipersepsikan berupa dampak positifnya sebagai

26
pencanangan nilai manfaat praktis dan sumbangan akademik dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Fokus Penelitian
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus didaskan pada hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang dipandang ahli. Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang
cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap atau digali dalam penelitian
ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan
diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung
oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus
dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik,
induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti.
c) Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang jawabannya
dicari melalui penelitian. Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi
peneliti untuk penjelajahan pada obyek yang diteliti. Rumusan masalah dalam
peelitian kualitatif lebih bersifat makro dan berkaitan dengan kemungkinan apa
yang terjadi pada obyek atau situasi sosial penelitian tersebut.
d) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam
penelitian sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan. Soli Abimanyu &
Sulaiman Samad (2003), mengatakan bahwa Tujuan penelitian merupakan
gambaran operasionalisasi yang mengacu pada rumusan masalah, yaitu jawaban
atas masalah yang diajukan. Tujuan dalam proposal penelitian kualitatif juga
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada di
lapangan.
e) Manfaat penelitian
Bagian ini menguraikan tentang kegunaan atau pentingnya penelitian
terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti
luas. Ada 2 manfaat hasil penelitian yakni manfaa teoritis atau pengembangan
ilmu (umum dan khusus ) dan manfaat praktis aspek guna laksana. Untuk

27
penelitian kualitatif manfaat penelitiannya lebih bersifat teoritis yaitu untuk
pengembangan ilmu.
2) Bab II Studi Kepustakaan
Bagian ini dimaksudkan untuk mengertengahkan kerangka acuan yang
dikemukakan berdasarkan ringkasan dan tinjauan tentang teori-teori yang erat
hubungannya dengan masalah yang telah diteliti, baik sejalan dan mendukung
maupun yang berbeda dari teori yang digunakan. Pada dasarnya uraian teoritid yang
dikembangkan dalam bagian ini adalah penjelasan atau kajian teori dari masing-
masing peubah yang dikaji dalam penelitian, dan uraian teoritis keterkaitan antar
peubah yang diteliti. Kajian tersebut dapat berasal dari beberapa sumber tertentu
seperti buku teks, jurnal, makalah seminar, internet, compact, disertasi, tesis, laporan
penelitian.
Pada bagian ini juga harus dikemukakan temuan-temuan penelitian sebelumnya
yang relevan dengan masalah yang sedang dikaji, terutama yang menunjukkan
keterkaitan antara peubah yang diteliti.
3) Bab III Metode Penelitian
a) Metode dan alasan menggunakan metode kualitatif
Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa metode penelitian kualitatif
yang digunakan. Pada umumnya alasan menggunakan metode ini karena,
permasalahan belum jelas, holistic, kompleks, dinamis, dan penuh makna.
b) Tempat penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan
alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tertentu. Lokasi
hendaknya diuruaikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik,
struktur organisasi, program dan suasana sehari-hari pemilihan lokasi harus di
dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan
kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti
diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru.
c) Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument utama adalah peneliti
sendiri atau anggota tim peneliti.instrumen yang digunakan perlu dikemukakan
pada bagian ini.
d) Sampel Sumber Data

28
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive
dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal
masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudia setelah peneliti di
lapangan.
e) Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data yang utama
adalah observasi participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan
gabungan ketiganya atau trianggulasi.
f) Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis
taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat
menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian
tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya
matriks dan logika.
Adapun tahapan analisis data yaitu reduksi data, penyajian data,
kesimpulan dan verifikasi. Ketiga alur tahapan tersebut terjadi secara bersamaan,
konsekuensinya adalah pengumpulan data dan analisisnya harus selalu berjalan
pada waktu yang bersamaan.
g) Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji
dependabilitas (reliabilitas), uji transferabilitas (validitas eksternal/generalisasi),
dan uji komfirmabilitas (obyektivitas).
4) Bab IV Organisasi dan Jadwal Penelitian
a) Organisasi penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim atau kelompok maka diperlukan adanya
organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan
anggota sebagai pembantu ketua.
b) Jadwal penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan, dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan
berapa lama akan dilakukan.
5) Bab V Biaya Penelitian

29
Jumlah biaya penelitian yang dikeluarkan tergantung pada tingkat profesionalisme
tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat risio kegiatan dilakukan, jarak tempat
penelitian dengan tempat tinggal peneliti. Serta lamanya penelitian dilakukan.
3.8 Cara Sitasi yang Benar dan Legal
Sitasi atau citation di dalam penulisan ilmiah sangat penting. Telah dimaklumi bersama
dalam penulisan ilmiah penulis memerlukan bahan pustaka pendukung bagi tulisannya.
Kegunaan bahan pustaka pendukung antara lain untuk menunjukkan antara kebijakan di bidang
kajiannya, menerangkan suatu teori, pengartian atau definisi, memperlihatkan kepada pembaca
apa yang pernah ditemukan oleh iluman lain, untuk memperkuat temuannya, untuk
memanfaatkan metode, sebagai pembanding, dalam hal ini mungkin memperlihatkan beda atau
kesamaan pendapat dengan ilmuan lain, dan banyak lagi alasan lain yang dapat memperkuat
kesahihan penelitian yang dilakukan.
Dengan kata lain sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip
pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu
karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah
pernyataan orang lain.
3.8.1. Contoh Sitasi
1) Isi sitasi :
a) Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi
b) Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahun publikasi dan nomor
halaman.
c) Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses.
2) Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)
a) Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu
artikel jurnal atau makalah
b) Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis.
3) Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)
a) Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.
b) Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.
c) Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri
didaftar secara kronologis berdasarkan tahun publikasi
d) Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun
yang sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a,
2005b, 2005c.

30
Daftar Pustaka

Azwanjaya, 2013. Proposal Penelitian Kuantitatif.


http://azwanjaya.wordpress.com/2013/01/16/proposal-penelitian-kuantitatif/. Diakses pada
15 September 2014

Ichal, Muhamad Faisal. 2013. Proposal Penelitian Kualitatif.


http://ichaledutech.blogspot.com/2013/04/proposal-penelitian-kualitatif-buku.html. Diakses
pada 15 September 2014

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2013. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung : Pustaka Setia

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Zetzu. 2010. Rencana Analisis Data. http://zetzu.blogspot.com/2010/12/rencana-analisis-


data.html. Diakses pada 15 September 2014

31

Anda mungkin juga menyukai