Anda di halaman 1dari 12

2.

Stressor Presipitasi
a.
Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya dapat menye
babkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga
yang labil yang dirawat di rumah sakit.
b.
Stressor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubunga
n dengan orang lain. Intensitas
kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya
kemampuan individu untuk mengata
si masalah diyakini akan
menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri).
(Stuart & Sundeen,1998)
D.
TANDA DAN GEJALA
Menurut Stuart dan Sundeen (1998),
perilaku pasien dengan menarik diri
ditunjukkan dengan tanda-tanda berikut
ini : kurang spontan, apatis atau acuh
tak acuh terhadap lingkungan, ekspresi
wajah kurang berseri, afek tumpul,
tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri. Selain itu pasien menarik
diri selalu menyendiri, tidak sa
dar dengan lingkungan sekitar,aktifitas
menurun, kurang energi, harga
diri rendah dan posisi ja
nin pada saat tidur.
(Stuart & Sundeen,1995)
5
E.
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping digunakan klien se

bagai usaha mengatasi kecemasan


yang merupakan suatu kesepian nyata
yang mengancam dirinya. Kecemasan
koping yang sering igunakan adalah
regresi, represi dan isolasi.
(Stuart & Sundeen,1993)
F.
MASALAH KEPERAWATAN
1.
Resiko gangguan sensorik pe
rsepsi : halusinasi
a.
Data objektif
Berbicara dan tertawa sendiri, ters
enyum, bersikap seperti mendengar
atau melihat sesuatu, berhen
ti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu, disorientasi
, menggerakkan bibir tanpa suara,
diam dan asyik sendiri.
b.
Data subjektif
Mendengar suatu bunyi yang tida
k berhubungan dengan stimulus
nyata, melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata, mencium bau
tanpa stimulus, takut pada suara atau bunyi atau gambaran yang
didengar, ingin memukul atau melempar barang.
2.
Isolasi sosial : menarik diri
a.
Data objektif
Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), mendak berhubungan
dengan orang lain, perawatan
diri kurang, posisi menekur.
6
b.

Data subjektif
Sukar didapat jika klien menolak
komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak.
3.
Harga diri rendah
a.
Data objektif :
Pasien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, i
ngin mencederai diri.
b.
Data subjektif
Pasien mengatakan : saya tidak
bisa, tidak mampu, bodoh atau tidak
tahu apa-apa, mengkritik diri send
iri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri.
(Townsend,1998)
G.
POHON MASALAH
7
Isolasi sosial : menarik diri rendah
Core problem
Resiko gangguan persepsi
sensorik : halusinasi
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
(Stuart & Sundeen,2001)
H.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Isolasi sosial : menarik diri
2.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3.
Resiko gangguan sensorik pe
rsepsi : halusinasi

(Townsend,1998)
8
9
PSIKOPATOLOGI
Resiko Perilaku Kekerasan
Tidak dapat membedakan
n
Halusinasi : Dengar
Bicara senyum sendiri
Persepsi pikiran untuk
perilaku yang tidak
b
y
iasa secara menon
ata dan tidak n
Gejala positif
Akibat
y
ata
j
ol
Etiologi
Konflik
Stress psikologik
Hubungan antar manusia yang
mengecewakan
Ketidakseimbangan
neurotransmiter
Faktor genetik
Perilaku katatonik
Pikiran dan
pembicaraan kacau
Defusi
Skizofrenia
Kurangnya dorongan
untuk beraktivitas
Kurangnya keterampilan
b
erhubun

g
an sosial
Perasaan malu terhadap diri sendiri
Harga Diri Rendah
Gejala negatif
Kurang spontan
Mengkritik diri
Menarik diri
Afek
Data
Alogia
Apatis
r
Tidak mampu
mengekspresikan emosi
pada wajah & perilaku
Pre okupasi dengan
p
ikiran sendiri
Core problem
Penyebab

I.
INTERVENSI
Perencanaan
Tgl
No Dx
Dx keperawatan
Tujuan
Criteria Evaluasi
Intervensi
Isolasi social
Pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain
1.
Pasien dapat membina
hubungan saling
percaya.
1.
Setelah 1 x interaksi pasien
menunjukkan tanda-tanda percaya
kepada / terhadap perawat :
a.
Wajah cerah, tersenyum
b.

Mau berkenalan
c.
Ada kontak mata
d.
Bersedia menceritakan perasaan
e.
Bersedia mengungkapkan masalah
1.1.
Bina hubungan saling percaya
dengan :
a.
Beri salam setiap berinteraksi.
b.
Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan
c.
Tanyakan dan panggil nama
kesukaan pasien
d.
Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e.
Tanyakan perasaan pasien dan
masalah yang dihadapi pasien
f.
Buat kontak interaksi yang jelas
g.
Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien

10
2.
Pasien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri
2.
Setelah 2 x interaksi pasien dapat
menyebutkan minimal satu penyebab
menarik diri :
a.
Diri sendiri
b.

Orang lain
c.
Lingkungan
2.1.
Tanyakan pada pasien tentang :
a.
Orang yang tinggal serumah atau
sekamar pasien
b.
Orang yang paling dekat dengan
pasien dirumah atau ruang
perawatan
c.
Apa yang membuat pasien dekat
dengan orang tersebut
d.
Orang yang tidak dekat dengan
pasien dirumah atau diruang
perawatan
e.
Apa yang membuat pasien tidak
dekat dengan tersebut
f.
Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2.2.
Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan orang lain
2.3.
Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaan
3.
Pasien mampu
menyebutkan
3.
Setelah 3 x interaksi dengan pasien
dapat menyebutkan keuntungan
3.1.
Tanyakan pada pasien tentang :
a.
Manfaat hubungan sosial

11
keuntungan

berhubungan sosial dan


kerugian menarik diri
berhubungan sosial, misalnya :
a.
Banyak teman
b.
Tidak kesepian
c.
Bisa diskusi
d.
Saling menolong
Dan kerugian menarik diri mialnya :
a.
Sendiri
b.
Kesepian
c.
Tidak bisa diskusi
b.
Kerugian menarik diri
3.2.
Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat berhubungan
sosial dan kerugian menarik diri
3.3.
Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya.
4.
pasien dapat
melaksanakan hubungan
social secara bertahap
4.
Setelah 4 x interaksi pasien dapat
melaksanakan hubungan social secara
bertahap dengan :
a.
Perawat
b.
Perawat lain
c.
Pasien lain
d.
Kelompok
4.1.

Observasi perilaku pasien saat


berhubungan sosial
4.2.
Beri motivasi dan bantu pasien
untuk berkenalan atau
berkomunikasi dengan
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Kelompok
4.3.
Libatkan pasien dalam terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
4.4.
Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan pasien

12
J.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Dx 1 : Isolasi Sosial : menarik Diri
Pasien :
Sp 1p :
1.
Mengidentifikai penyebab
isolasi sosial pasien
2.
Mengidentifikasi keuntungan beri
nteraksi dengan orang lain
3.
Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4.
Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5.
Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2.
Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3.
Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3p :
1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2.
Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3.
Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1.
Mendiskusikan masalah yang dirasaka
n keluarga dalam merawat pasien
2.
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala

isolasi sosial yang dialami pasien


beserta proses terjadinya
3.
Menjelaskan cara cara merawat pasien isolasi sosial
16
Dx 2 :Perubahan Persepsi Se
nsori : Halusinasi Dengar
Pasien
Sp 1p :
1.
Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2.
Mngidentifikasi isi
halusinasi pasien
3.
Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4.
Mengidentifikasi frekuens
i halusinasi pasien
5.
Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
6.
Mengidentifikasikan respons pa
sien terhadap halusinasi
7.
Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik
8.
Membiming pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2.
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang lain
3.
Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 3p :
1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2.
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa dilakukan
pasien)
3.
Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 4p :
1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
17

Anda mungkin juga menyukai