Anda di halaman 1dari 13

KOLABORASI PERAWAT DENGAN KELUARGA DALAM

ASUHAN KESEHATAN JIWA


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ilham Setiyobudi,S.Kp.,M.Kes.

Disusun Oleh :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Anisa Ainun Jannah


Annisa Cahya Ningrum
Dara Maria Magdalena
Devi Nurul Hidayah
Erika Ratna
Fatma Suryani

7. Firda Hadil Anam


8. Musyarofah
9. Putri Dyan Kristanti
10. Tri Mukti Nur Faidah
11. Veni Resita Dewi

PSIK 6C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa yang berjudul Kolaborasi Perawat dengan Keluarga
dalam Asuhan Kesehatan Jiwa ini dengan tepat waktu.
Makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah
keperawatan jiwa ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini sehingga kami dapat menyusun makalah dengan baik di waktu
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan serta manfaat
bagi pembaca dan penulis.

Kudus, Juni 2015


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.................................................................................................
ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi..............................................................................................................
2.2 Komponen dalam Bekerjasama dengan Keluarga............................................
2.3 Pentingnya Peran Keluarga...............................................................................

3
3
4

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Psikoedukasi Keluarga......................................................................................
3.2 Tujuan Psikoedukasi.........................................................................................
3.3 Manfaat Psikoedukasi........................................................................................
3.4 Peran Perawat dalam Terapi Keluarga...............................................................

6
6
7
7

BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan............................................................................................................ 9
4.2 Saran.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan sosiologi
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa memiliki
banyak komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor. Keperawatan jiwa adalah
pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan
jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psikososial yang
maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri
sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas
keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa
klien (individu, keluarga, kelompok komunitas) (Nasir,2011).
Dalam melakukan keperawatan jiwa, perawat jiwa berkolaborasi dengan pasien,
keluarga, tim kesehatan lainnya untuk merawat klien dan mecapai upaya penyembuhan
dan memperbaiki kualitas hidup klien. Kolaborasi merupakan perencanaan,
pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, penetapan tujuan, dan kewajiban
individu yg bekerjasama dalam komunikasi terbuka. Perawat perlu berkolaborasi
dengan keluarga untuk merawat klien karena keluarga adalah unit yang paling dekat
dengan klien dan perannya sangat besar dalam menentukan cara atau asuhan yang
diperlukan klien di rumah. Dukungan dari keluarga dapat membantu klien dengan
gangguan jiwa untuk beradaptasi dan meningkatkan kemampuannya dalam masyarakat
serta untuk membantu meminimalkan resiko kambuhnya klien.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan small grup discusion maka diharapkan:

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kolaborasi perawat dengan keluarga


dalam asuhan kesehatan jiwa.
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari kolaborasi dan keluarga
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pentingnya peran keluarga
dalam keperawatan jiwa klien.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang psikoedukasi keluarga.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat dalam terapi keluarga.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Perawat jiwa berkolaborasi dengan pasien, keluarga, tim kesehatan lainnya untuk
dapat menyembuhkan/ merawat pasien sesuai asuhan keperawatan. Kolaborasi
merupakan perencanaan, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, penetapan
tujuan,

dan

kewajiban

individu

yang

bekerjasama

dalam

komunikasi

terbuka(Nuraila,2013).
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh keturunan atau
perkawinan, sementara itu, menurut PP no.21 tahun 1994, keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sementara itu, menurut WHO keluarga adalah
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan. Keluarga merupakan orang-orang yang sangat dekat dengan pasien serta
dianggap paling banyak memberikan pengaruh pada kehidupan individu pasien.
Sehingga keluarga menjadi sangat penting artinya dalam membantu perawatan dan
penyembuhan pasien(Nasir,2011).
Terapi keluarga sendiri adalah suatu psikoterapi mordalitas dengan fokus pada
penanganan keluarga sebagai unit sehingga dalam pelaksanaannya terapis membantu
keluarga dalam mengudentifikasi dan memperbaiki keadaan yang maladaptive, control
diri pada anggota keluarga yang kurang, serta pola hubungan berulang yang tidak
kontruktif. Pada saat ini yang menjadi terpis dalam terapi keluarga bukan hanya
psikolog, tetapi juga terdapat tenaga perawat yang tersertifikasi untuk melakukan
tindakan tersebut. Adapun tujuan dari tujuan tersebut lebih ditekankan pada keluarga
yang menjalankan terapi yaitu, mengembalikan fungsi dasar keluarga serta membantu
proses penyesuaian kembali stelah selesai dari program perawatan agar dapat berfungsi
kembali khususnya dalam keluarga dan umumnya di masyarakat.

Peran serta keluarga dalam memberikan semangat dan motivasi sangat diperlukan
dalam pembentukan kehidupan pasien secara individu. Karena pentingnya keluarga
dalam pembentukan individu pasien, mau tidak mau, menjadi suatu keharusan bagi
perawat untuk melibatkan keluarga dalam menjalankan asuhan keperawatan dan
melakukan tindakan keperawatan. Bagaimanapun juga keluarga merupakan orang yang
paling tahu kondisi anggota keluarganya(Djihas,2012).
2.2 Komponen dalam Bekerjasama dengan Keluarga
Secara umum, program komprehensif dalam bekerja sama dengan keluarga terdiri dari
beberapa komponen. Komponen ini diterapkan sebagai prinsip dasar dalam menjalin
kerja sama dengan keluarga dengan gangguan jiwa karena telah mencakup semua hal
yang diperlukan untuk sebuah kolaborasi antara keluarga klien dengan tenaga
kesehatan. Komponen tersebut yaitu:
1. Komponen didaktik
Memberikan informasi tentang gangguan jiwa dan sistem kesehatan jiwa. Pada
komponen ini, difokuskan pada peningkatan pengetahuan bagi anggota keluarga
melalui metode pengajaran psikoedukasi.
2. Komponen ketrampilan
Pada komponen ini difokuskan pada penguasaan dan peningkatan ketrampilan
keluarga dalam merawat keluarga dengan gangguan jiwa termasuk ketrampilan
mengekspresikan perasaan anggota keluarga sehingga diharapkan dapat mengurangi
beban yang dirasakan keluarga.
3. Komponen emosional
Pada komponen ini difokuskan pada penguatan emosional anggota keluarga untuk
mengurangi stress merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Keluarga dapat
saling menceritakan pengalaman dan perasaannya serta bertukar informasi dengan
angoota kelompok yang lain tentang pengalaman merawat anggota keluarga dengan
gangguan jiwa.
4. Komponen proses keluarga

Pada komponen ini berfokus pada penguatan koping anggota keluarga dalam
menghadapi kemungkinan kekambuhan klien di masa depan.
5. Komponen sosial
Pada komponen ini difokuskan pada pemberdayaan keluarga dan komunitas untuk
meningkatkan

kerjasama

yang

berkesinambungan

dan

terus

menerus

(Merysha,2014).
2.3 Pentingnya Peran Keluarga
Pentingnya peran keluarga terhadap klien, yaitu sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan
lingkungannya. Keluarga merupakan institusi pendidikan utama bagi invidu dalam
belajar, mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku.
2. Keluarga dipandang sebagai suatu sistem. Gangguan pada salah satu anggota
keluarga mencerminkan disfungsi keluarga/ gangguan pada anggota keluarga.
3. Tempat pelayanan kesehatan jiwa, bukan tempat klilen seumur hidup.
4. Penelitian menunjukkan salah satu faktor kambuhnya gangguan jiwa adalah
keluarga tidak tahu cara menangani perilaku klien(Adde, 2011).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Psikoedukasi Keluarga
Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan merupakan perawat
utama bagi klien. Oleh karena itu peran keluarga sangat besar dalam menentukan cara
atau asuhan yang diperlukan klien di rumah. Keluarga merupakan sistem pendukung
utama yang dapat membantu klien dengan gangguan jiwa untuk beradaptasi dan
meningkatkan kemampuannya dalam masyarakat. Jika keluarga memiliki pengaruh
yang positif pada anggotanya, mereka akan mempunyai rasa dan pengakuan diri serta
harga diri yang positif danmenjadi produktif sebagai anggota masyarakat. Keluarga
merupakan perawat utama dan support system terbesar untuk klien. Bekerja sama
dengan anggota keluarga merupakan bagian penting dari proses perawatan klien
gangguan jiwa(Merysha,2014).
Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu bentuk dari intervensi keluarga yang
merupakan bagian dari terapi psikososial. Pada psikoedukasi keluarga terdapat
kolaborasi dari perawat dengan anggota keluarga klien yang menderita gangguan jiwa.
Psikoedukasi keluarga(Family psychoeducation terapy) adalah salah satu bentuk terapi
perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi
melalui komunikasi yang terapeutik(Kembaren,2009).
3.2 Tujuan Psikoedukasi
Tujuan dari program psikoedukasi adalah menurunkan intensitas emosi dalam
keluarga sampai pada tingkatan yang rendah sehingga dapat meningkatkan pencapaian
pengetahuan keluarga tentang penyakit dan mengajarkan keluarga tentang upaya
membantu mereka melindungi keluarganya dengan mengetahui gejala-gejala perilaku
serta mendukung kekuatan keluarga(Merysha,2014). Tujuan lain yaitu menambah
pengetahuan tentang gangguan jiwa anggota keluarga sehingga dapat menurunkan
angka kambuh dan meningkatkan fungsi keluarga(Kembaren,2009).

3.3 Manfaat Psikoedukasi


Manfaat psikoedukasi yaitu meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit,
mengajarkan teknik yang dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejalagejala penyimpangan perilaku, serta peningkatan dukungan bagi anggota keluarga itu
sendiri. Indikasi dari terapi psikoedukasi keluarga adalah anggota keluarga dengan
aspek psikososial dan gangguan jiwa(Merysha,2014).
3.4 Peran Perawat dalam Terapi Keluarga
Peran perawat dalam terapi keluarga adalah melakukan asuhan keperawatan yang
relefan dimana untuk perawat yang tidak memiliki sertifikasi dalam melaksanakan
terapi adalah memberikan psikoedukasi pada keluarga, sedangkan bagi yang memiliki
sertifikasi adalah memberikan terapi sesuai kondisi klien. Sementara itu menurut
newmen, intervensi yang dilakukan perawat mencakup intervensi primer dan tersier
yaitu sebagai berikut:
1. Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga.
2. Memberikan dukungan pada klien serta sistem yang mendukung klien untuk
mencapai tujuan dan usaha untuk berubah.
3. Mengordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan.
4. Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psikoedukasi,dll.
Tidak kalah penting adalah jika kita bukan perawat bersetifikasi, kita harus bisa
melakukan hal paling mendasar untuk menentukan apakah seseorang tersebut memang
membutuhkan terapi keluarga atau tidak yaitu dengan pengkajian. Indikasi dilakukan
terapi keluarga pada klien tersebut adalah sebagai berikut.
1. Segan terhadap psikoterapi individu karena takut, tidak percaya pada terapi,
menentang keras terapi, melawan figure orang tua.
2. Tidak/kurang
berpengalaman
dengan
saudara-saudaranya,

mempunyai

pertentangan dengan anggota keluarga lain, tidak/sukar menyesuaikan diri dalam


keluarga.
3. Ada salah satu anggota keluarga yang mempunyai intelegensi rendah atau
komunikasi yang terhambat.

Dengan bantuan perawat, keluarga diharapkan mempunyai kemampuan mengatasi


masalah dan memelihara stabilitas dari status kesehatan semaksimal mungkin.
Newman menjelaskan strategi intervensi perawatan keluarga yang lebih berfokus pada
prevensi primer dan tersier sebagai berikut:
1. Mendidik kembali dan mengorientasi kembali seluruh angota keluarga, misalnya
perawat menjelaskan mengapa komunikasi itu penting apa visi seluruh keluarga,
kesamaan harapan apa yang dimiliki semua anggota keluarga.
2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk
mencapai tujuan dan usaha untuk berubah. Perawat meyakinkan bahwa keluarga
klien mampu memecahkan masalah yang dihadapi anggotanya.
3. Mengoordinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan kesehatan. Perawat
menunjukkan institusi kesehatan mana yang harus bekerjasama dengan keluarga
dan siapa yang di ajak konsultasi.
Member pelayanan prefensi primer, sekunder dan tersier melalui penyuluhan,
keperawatan di rumah, pendidikan dan sebagainya. Bila ada anggota keluarga yang
kurang memahami perilaku sehat didiskusikan atau bila ada keluarga yang
membutuhkan perawatan (Nasir,2011).

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Keluarga merupakan orang-orang yang sangat dekat dengan pasien serta dianggap
paling banyak memberikan pengaruh pada kehidupan individu pasien. Sehingga
keluarga menjadi sangat penting artinya dalam membantu perawatan dan
penyembuhan pasien. Peran serta keluarga dalam memberikan semangat dan motivasi
sangat diperlukan dalam pembentukan kehidupan pasien secara individu. Karena
pentingnya keluarga dalam pembentukan individu pasien, mau tidak mau, menjadi
suatu keharusan bagi perawat untuk melibatkan keluarga dalam menjalankan asuhan
keperawatan dan melakukan tindakan keperawatan.
Psikoedukasi keluarga adalah salah satu bentuk terapi perawatan kesehatan jiwa
keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang
terapeutik. Tujuannya yaitu menambah pengetahuan tentang gangguan jiwa anggota
keluarga sehingga dapat menurunkan angka kambuh dan meningkatkan fungsi
keluarga. Peran perawat dalam terapi keluarga adalah melakukan asuhan keperawatan
yang relevan.

4.2 Saran
Kolaborasi perawat dengan keluarga klien dalam keperawatan jiwa merupakan
salah satu hal yang penting yang harus dilakukan karena keluarga adalah unit terdekat
klien yang dapat memberi dukungan untuk kesembuhan dan meminimalkan resiko
kekambuhan klien. Oleh karena itu, kami menyarankan agar tenaga kesehatan/ perawat
tidak hanya memahami kolaborasi dengan sesama perawat atau kolaborasi dengan
dokter tetapi juga memahami kolaborasi dengan keluarga klien supaya perawatan
terhadap klien lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adde, Fauzan.2011. Keperawatan Jiwa Terapi Keluarga.(online).(https://asuhankeperawatan-jiwa.blogspot.in diakses pada 28 Juni 2015).
Djihas.2012. Pertemuan dengan Keluarga Pasien di Ruang Srikandi RS Jiwa Grhasia
Provinsi DIY.(online).(https://djihas.wordpress.com/ diakses pada 20 Juni 2015).
Kembaren,Lahargo.2011.Psikoedukasi Keluarga pada Pasien Skizofrenia.(online).
(http://www.lahargokembaren.com/ diakses pada 27 Juni 2015).
Merysha.2014.Asuhan Keperawatan dalam Masalah Psikososial Pasung pada Pasien
Gangguan Jiwa.(online).( https://ikhsanbeck.blogspot.in/ diakses pada 28 Juni 2015).
Nuraila, Ayu.2013.Keperawatan Jiwa.(online).(http://nurayu23.blogspot.com/ diakses pada
20 Juni 2015).
Nasir, Abdul dan Abdul Muhith.2011.Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan
Teori. Jakarta:Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai