Obesitas
Obesitas
DEFINISI
Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan
daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori
biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam, tetapi
terjadi kelebihan serat dan mikro-nutrien, yang kelak dapat merupakan factor risiko untuk
terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung koroner, reumatik, dan berbagai jenis penyakit keganasan (kanker) dan
gangguan kesehatan lain yang akan memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar
(Mansjoer dkk., 2000).
Obesitas adalah kondisi berlebihnya jaringan lemak akibat tidak seimbangnya masukan
energi dengan pemakaian (Kusumawardhani, 2006).
ETIOLOGI
Factor yang menentukan obesitas antara lain herediter, bangsa atau suku, gangguan emosi,
gangguan hormon (Mansjoer dkk., 2000).
Etiologi obesitas antara lain : factor genetic, factor lingkungan, aktivitas, peningkatan
berat badan sekunder pada kondisi medis, dan sindrom genetic (dipiro, 2005).
- Faktor genetic merupakan penentu utama obesitas pada beberapa individu dimana factor
lingkungan juga mempengaruhinya. Gen spesifik yang mengkode obesitas sebenarnya tidak
diketahui tetapi mungkin lebih dari satu gen.
- Faktor lingkungan termasuk kurangnya aktivitas fisik atau pekerjaan, kelebihan supply
makanan, peningkatan asupan lemak, peningkatan konsumsi garam dan gula serta
penurunan asupan makanan dari sayuran, buah dan karbohidrat juga menjadi salah satu
penyebab obesitas.
- Kelebihan asupan kalori adalah factor penentu dari kelebihan berat badan dan obesitas.
- Selain itu kelebihan berat badan dapat juga disebabkan oleh kondisi medis seperti
hipotiroidism, Cushings Syndrome, lesi Hipotalamik atau sindrom genetic seperti PraderWilli syndrom namun factor tersebut jarang menimbulkan obesitas.
PATOFISIOLOGI
1. Keseimbangan energi
Simpanan energi akan meningkat jika terdapat ketidakseimbangan antara intake dan
pemakaian. Kecepatan metabolisme seseorang adalah factor tunggal terbesar yang
menentukan persediaan energy. Penting untuk menentukan kecepatan metabolisme
dibawah kondisi standar. REE (Resting Energy Expenditure) didefinisikan sebagai energy
yang dipakai oleh seseorang pada saat istirahat dibawah kondisi suhu yang normal. BMR
(Basal Metabolic Rate) lebih tepatnya didefinisikan sebagai REE yang diukur segera setelah
bangun tidur pada pagi hari, kurang lebih 12 jam setelah makan terakhir. Kecepatan
metabolisme meningkat setelah makan, berdasarkan jumlah dan komposisi makanan. Kirakira akan mencapai maksimal setelah mengkonsumsi makanan dan kembali ke kondisi
semula 4 jam setelah makan. Peningkatan kecepatan metabolisme ini diketahui sebagai
efek termogenik akibat makanan. REE mungkin mengandung sisa efek panas dari makanan
sebelumnya dan mungkin akan lebih rendah daripada BMR saat tidur lelap. Pada
prakteknya, BMR dan REE berbeda kurang lebih 10 %.
TERAPI
Terapi Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghambat terjadinya obesitas adalah gaya
hidup. Gaya hidup ini termasuk pola makan dan aktivitas fisik. Dengan mengatur pola
makan yang sehat dan aktivitas fisik yang baik seseorang dapat terhindar dari obesitas.
6. Efedrin (20 mg dengan atau tanpa caffeine 200 mg, sampai 3 kali sehari) memiliki
aktifitas supresif dan termogenik yang lebih baik daripada placebo dalam percobaan
hingga 6 bulan. Efek samping yang umum terjadi adalah tremor, agitasi, panic, keringat
berlebih dan insomnia, palpitasi dan takikardi juga pernah dilaporkan.
7. Agen serotonergik memiliki stimulant pusat yang dihubungkan dengan potesi penyalah
gunaan dengan komponen noradrenergic tapi agen serotonergik dapat mengubah pola tidur
dan mengubah kebiasaan.
8. Pasien yang menerima fluoksetin 65 mg sehari memiliki penurunan berat badan 2-4 kg
dari pada percobaan control-plasebo. Tapi tidak berbeda diantara masing-masing grup
dalam periode hingga 1 tahun. Penemuan sejenis juga ditemukan pada penggunaan
sertralin 200mg per hari.
9. Peptida- peptida (seperti leptin, neuropeptida Y, galanin) yang sedang diselidiki karena
manipulasi eksogenus mungkin menyediakan pendekatan terapetik kedepan untuk
manajemen obesitas (dipiro, 2005)
Obat-obat yang ada di indonesia :
- Orlistat ( xenical ) golongan obat kerasa ( K )
- Sibutramin K
- Mazindol ( Teronac ) K
- Dietilpropion ( apisate ) K
- Deksfenfluramina ( Isomeride ) K
- Fenluramina-HCL ( Ponderal ) K
- Efedrin K
- Fluoksetin ( Andep, antiprestin, courage, foransi, kalxetin, lodep, prestin,
Prozac ) K
- Sertralin ( Deptral, fridep, nudep, zerlin, Zoloft ) K
KIE
- Pasien disarankan untuk mengurangi makanan-makanan yang mengandung lemak dan
makanan yang manis serta memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
- Olahraga yang teratur.
- Modifikasi gaya hidup seperti mengatur pola makan dan memperbanyak aktivitas.
- Penjelasan mengenai diet lebih lanjut seperti jenis dan jumlah makanan dapat
dikonsultasikan dengan ahli gizi.
- Pasien diberitahu bagaimana menggunakan obat secara tepat dan teratur, pasien juga
diberi penjelasan nama obat, dosis, frekuensi penggunaan, efek obat dll.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro et al, 2005, Pharmacotherapy A Pathophyisiologic Approach, McGraw-Hill
Companies, USA
Kusumawardhani, A., 200,. Food Addiction in Obesity, Majalah kedokteran Indonesia,
Volume:56, hal.205-208
Waspadji, Sarwono, et all, 2003, Pengkajian Status Gizi, Cetakan Pertama, Balai Penerbit:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Wing, Rena R., et all, 2006, A Self-Regulation Program for Maintenance of Weight Loss,
NEJM, Volume:355, hal 1563-1571.