BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai teknik pemisahan campuran zat cair yang banyak digunakan
diantaranya, destilasi ( fraksionasi, destilasi uap) dan ekstraksi. Kromatografi
merupakan teknik pemisahan yang lebih baik dan lebih cepat dari kedua
teknik tersebut di atas, teknik ini telah dikenal sejak abad ke-19. Dasar
pemisahan pada kromatografi adalah pendistribusian sampel di antara dua
fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Berdasarkan pemakaian fase gerak,
kromatografi dapat dibagi menjadi : Kromatografi Cair da Kromatografi Gas.
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas
sampel di antara suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang
juga bisa berupa caira ataupun suatu padatan. Sedangkan kromatografi cair
merupakan teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di antara suatu
fase gerak berupa cairan dan fase diam yang juga didasarkan atas sampel di
antara suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa
berupa caira ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
polaritas dar fase diam dan fase gerak.
Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah
kromatografi gas, yang merupakan metode kromatografi pertama yang
dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas
dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua komponennya
mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk
proses pemisahan. Tekanan uap memungkinkan komponen menguap dan
bergerak bersama- sama dengan fase gerak berupa gas. Kromatografi gas
metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan camputan yang sangat rumit.
Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran
sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000
komponen. Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang
mudah menguap seperti hidrokarbon dan eter. Efisiensi pemisahan ditentukan
standar
yang
diketahui
efektif
untuk
berbagai
senyawa.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan
mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan
kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom
dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode Kromatografi Gas?
2. Bagaimana sejarah dari metode Kromatografi Gas?
3. Bagaimana prinsip kerja metode Kromatografi Gas?
4. Bagaimana cara menganalisis suatu obat dengan menggunakan metode
Kromatografi Gas?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari metode Kromatografi
Gas.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari metode Kromatografi Gas.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja metode Kromatografi
Gas.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisis suatu obat dengan
menggunakan metode Kromatografi Gas.
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari metode Kromatografi
2.
3.
Gas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari metode Kromatografi Gas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja metode Kromatografi
4.
Gas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisis suatu obat dengan
menggunakan metode Kromatografi Gas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Kromatografi Gas
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fase diam dan zat terlarut.
B. Sejarah Metode Kromatografi Gas
Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah
ditemukan sejak awal abad ke 20 oleh seorang Botanist keturunan RusiaItalia, M.S. Tswet. Ia memaparkan penomena pemisahan yang berdasarkan
pada absorpsi pada 21 Maret 1903 pada Warsaw Society of Natural
Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography, merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer
di US dan C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses
pemisahan yang mirip dengan Tswet. Pad 1931, Lederer bersama dengan
Kuhn dan Winterstein mempublikasikan paper tentang purifikasi xantofil
pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur Tswet. Pada tahun
1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge dari Cambridge University
menemukan kromatografi partisi, dan mendapatkan nobel pada tahun
1952.
Kromatografi
kromatografi
yang
cair-padat
ditemukan
(liquid-solid
oleh
Tswet
dalam
chromatography)
bentuk
mengalami
lapis
chromatography)
cair-cair
dan
kromatografi
tipis
(Tin
Layer
(liquid-liquid
saham
dengan
benzodiazepin
lainnya
risiko
b. Metode
a)
Analisis
Pengobatan
diamati
(Gambar
3)
menunjukkan
fotosensitifitas
dari
reaksi
dari
imbas
UV
degradasi
foto
dari
Flunitrazepam
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 3, radiasi UV
menyebabkan perubahan signifikan dalam profil GC dari
flunitrazepam dengan penampilan lebih dari sepuluh puncak GC
baru. Identifikasi mayoritas puncak GC diketahui tidak berhasil
menggunakan massa basis data spektral. Hal ini menunjukkan
bahwa reaksi fotodegradasi flunitrazepam dalam kondisi iradiasi
UV adalah kompleks. Reaksi kompleks di bawah intensitas cahaya
yang kuat diamati dalam kasus di photodamage dari pheophytin di
pusat reaksi fotosistem II dari bayam dan reaksi pusat dari Rb.
sphaeroides.
10
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang
digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis.
Kromatografi gas memisahkan suatu campuran berdasarkan
kecepatan migrasinya di dalam fase diam yang dibawa oleh
13
cair-padat
(liquid-solid
chromatography)
akan
mengelusi
solute
menghantarkannya ke detector.
dari
ujung
kolom
lalu
yang
dapat
14
efek
lingkungan
(radiasi
UV)
dari
DAFTAR PUSTAKA
Fahlevi, Muhammad Reza. 2013. Gas Kromatografi. eskrimsandwich.
blogspot.co.id/2013/05/gas-kromatografi.html.
Diakses tanggal 5
November 2016.
Frayekti, Melly Chandra. 2013. Kromatografi Gas. Diakses tanggal 5 November
2016
Lansida. 2010. GC (Gas Chromatography). Lansida.blogspot.co.id/2010/06/gckromatografi-gas.html. Diakses tanggal 5 November 2016.
15