Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai teknik pemisahan campuran zat cair yang banyak digunakan
diantaranya, destilasi ( fraksionasi, destilasi uap) dan ekstraksi. Kromatografi
merupakan teknik pemisahan yang lebih baik dan lebih cepat dari kedua
teknik tersebut di atas, teknik ini telah dikenal sejak abad ke-19. Dasar
pemisahan pada kromatografi adalah pendistribusian sampel di antara dua
fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Berdasarkan pemakaian fase gerak,
kromatografi dapat dibagi menjadi : Kromatografi Cair da Kromatografi Gas.
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas
sampel di antara suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang
juga bisa berupa caira ataupun suatu padatan. Sedangkan kromatografi cair
merupakan teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di antara suatu
fase gerak berupa cairan dan fase diam yang juga didasarkan atas sampel di
antara suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa
berupa caira ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
polaritas dar fase diam dan fase gerak.
Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah
kromatografi gas, yang merupakan metode kromatografi pertama yang
dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas
dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua komponennya
mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk
proses pemisahan. Tekanan uap memungkinkan komponen menguap dan
bergerak bersama- sama dengan fase gerak berupa gas. Kromatografi gas
metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan camputan yang sangat rumit.
Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran
sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000
komponen. Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang
mudah menguap seperti hidrokarbon dan eter. Efisiensi pemisahan ditentukan

dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairan, dengan menggunakan


fasecair

standar

yang

diketahui

efektif

untuk

berbagai

senyawa.

Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan
mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan
kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom
dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode Kromatografi Gas?
2. Bagaimana sejarah dari metode Kromatografi Gas?
3. Bagaimana prinsip kerja metode Kromatografi Gas?
4. Bagaimana cara menganalisis suatu obat dengan menggunakan metode
Kromatografi Gas?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari metode Kromatografi
Gas.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari metode Kromatografi Gas.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja metode Kromatografi
Gas.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisis suatu obat dengan
menggunakan metode Kromatografi Gas.
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari metode Kromatografi
2.
3.

Gas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari metode Kromatografi Gas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja metode Kromatografi

4.

Gas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisis suatu obat dengan
menggunakan metode Kromatografi Gas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Kromatografi Gas

Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang


berarti warna dan tulis. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis
kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan
analisis. Oleh karena itu, senyawa-senyawa kimia yang akan dipisahkan
haruslah dalam bentuk gas pula. GC dapat digunakan untuk menguji
kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari
campuran. Kromatografi gas memisahkan suatu campuran berdasarkan
kecepatan migrasinya di dalam fase diam yang dibawa oleh fase gerak.
Sedangkan perbedaan migrasi ini disebabkan oleh adanya perbedaan
interaksi diantara senyawa-senyawa kimia tersebut (di dalam campuran)
dengan fase diam dan fase geraknya. Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi,
penukar ion dan jel permiasi. Kromatografi gas termasuk dalam salah satu
alat analisa (analisa kualitatif dan analisa kuantitatif), kromatografi gas
dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan untuk menganalisa
senyawa-senyawa organik.
Kromatgorafi Gas memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan
diantaranya:
a. Kelebihan dari Kromatografi Gas yaitu:
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan
efisiensi pemisahan yang tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah .
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala
macam campuran.
b. Kekurangan dari Kromatografi Gas yaitu:
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat [mg] mudah dilakukan,
pemisahan pada tingkat [gram] mungkin dilakukan, tetapi pemisahan
dalam tingkat [pon] atau [ton] sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.

3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fase diam dan zat terlarut.
B. Sejarah Metode Kromatografi Gas
Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah
ditemukan sejak awal abad ke 20 oleh seorang Botanist keturunan RusiaItalia, M.S. Tswet. Ia memaparkan penomena pemisahan yang berdasarkan
pada absorpsi pada 21 Maret 1903 pada Warsaw Society of Natural
Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography, merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer
di US dan C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses
pemisahan yang mirip dengan Tswet. Pad 1931, Lederer bersama dengan
Kuhn dan Winterstein mempublikasikan paper tentang purifikasi xantofil
pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur Tswet. Pada tahun
1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge dari Cambridge University
menemukan kromatografi partisi, dan mendapatkan nobel pada tahun
1952.
Kromatografi
kromatografi

yang

cair-padat

ditemukan
(liquid-solid

oleh

Tswet

dalam

chromatography)

bentuk

mengalami

perkembangan selama lebih dari 50 tahun ke dalam bentuk kromatografi


gas (gas chromatography), kromatografi

lapis

chromatography)

cair-cair

dan

kromatografi

tipis

(Tin

Layer

(liquid-liquid

chromatography). HPLC adalah instrumen yang memiliki kolom yang


kecil, yang sangat resisten terhadap aliran fase gerak yang diperkenalkan
oleh Prof. Horvart pada tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh
Conference in Cleveland.
C. Prinsip Kerja Metode Kromatografi Gas
Sistem peralatan dari kromatografi gas terdiri dari 7 bagian utama
diantaranya:
1) Tabung gas pembawa
2) Pengontrolan aliran dan regulator tekanan

3) Injection port (tempat injeksi cuplikan)


4) Kolom 5. Detektor 6. Rekorder (pencatat)
5) Sistem termostat untuk (3), (4), (5)

Gambar 1. Kromatografi Gas


Kromatografi gas mempunyai

prinsip yang sama dengan

kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses


pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase
gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki.
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solutsolut yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui
kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang
tergantung pada rasio distribusinya. Pemisahan pada kromatografi gas
didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua
interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam. Selain itu
juga penyebaran cuplikan diantara dua fase. Salah satu fase ialah fase diam
yang permukaannya nisbi luas dan fase yang lain yaitu gas yang mengelusi
fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solute dari ujung
kolom lalu menghantarkannya ke detector.

Prinsip utama pemisahan

dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi

masing-masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-komponen


yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).
Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen)
dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang
berisi fase diam. Selanjutnya sampel di injeksikan kedalam injektor
(Injection Port) yang suhunya dapat diatur. Komponen- komponen dalam
sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa
menuju kolom. Komponen- komponen akan teradopsi oleh fase diam
pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai
dengan nilai Kd masing- masing komponen sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar
menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen
tersebut. Sinyal lau diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat
(recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak
konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah udara dilewatkan
melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut
akan terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.

D. Analisis Obat menggunakan Metode Kromatografi Gas


a. Pengertian Flunitrazepam
Flunitrazepam adalah salah satu jenis benzodiazepin, yang
dikendalikan zat dan milik date-rape obat. Struktur kimia dari
flunitrazepam ditunjukkan pada Gambar 1, yang memiliki rumus kimia
C16H12FN3O3. Flunitrazepam tidak berbau, namun ada dalam bentuk pil
dan tablet yang berwarna putih (sering kekuningan) bubuk. Hal ini
digunakan untuk mengurangi kecemasan, insomnia, kejang otot dan
kejang epilepsi. Meskipun sangat penting dalam mengobati kondisi
medis, flunitrazepam adalah salah satu obat disalah gunakan di pasar.
Flunitrazepam

saham

dengan

benzodiazepin

lainnya

risiko

penyalahgunaan, penyalahgunaan, dan rasa ketergantungan. Beberapa

orang menggunakan flunitrazepam (Rohypnol) untuk tidur, bersantai,


dan untuk menciptakan perasaan euforia. Flunitrazepam memiliki
beberapa efek samping besar seperti mengantuk, pusing, bicara cadel,
masalah pernapasan, dan denyut jantung yang cepat.

b. Metode
a)

Gambar 2. Rumus Struktur Flunitrazepam

Analisis
Pengobatan

mengunakan penyinaran UV dari dari Flunitrazepam


Penyinaran UV terbukti dengan sumber cahaya UV (BlakRay B-100AP High Intensity UV Lamp, 100 W, 365 nm). Solusi
metanol flunitrazepam terkena bawah sinar UV untuk 0, 10, 20, 30,
40,

50, dan 60 menit. Jarak antara sampel sinar UV dan

flunitrazepam adalah 20 cm untuk meminimalkan efek dari


kemungkinan suhu tinggi menghasilkan oleh lampu UV. Percobaan
kontrol menggunakan solusi metanol di bawah kondisi yang sama
dilakukan dan diperiksa oleh GCMS untuk potensi kontaminasi
dan gangguan.
b) Analisis GCMS
Sampel flunitrazepam (1-3 uL) sebelum dan sesudah perlakuan
UV dianalisis oleh sistem GCMS (Thermal Fisher), termasuk
TRACE GC Ultra kromatografi 2.2 gas, ISQ 1.0 SP4 spektrometer
massa, dan TRIPLUS RSH 1.1 auto sampler. Sebuah kolom GC
kapiler (TR 5,7 m 0,32 mm 0,25 m) digunakan untuk
pemisahan kromatografi. Temperatur kolom diprogram dengan
memegang pada 150 C selama 2 menit, kemudian meningkat
menjadi 225 C pada tingkat 15 C per menit, dan akhirnya
menjaga pada 225 C selama 15 menit. Suhu injektor dengan
perpecahan modus kurang diatur pada 250 C. Gas pembawa
adalah ultra kemurnian tinggi helium gas (Airgas) pada laju alir 1

mL / menit. Analisis data

dilakukan dengan menggunakan

Xcalibur 2.2 software (Thermal Fisher).


c. Hasil dan Pembahasan
a) Pengaruh Radiasi UV pada Flunitrazepam
Gambar 2 menunjukkan kromatografi gas khas flunitrazepam
dalam larutan metanol sebelum dan setelah pengobatan sinar UV.
Dengan tidak adanya radiasi UV, puncak GC tunggal pada 13,1 min
diamati. Setelah pengobatan sinar UV, lebih dari sepuluh puncak GC
yang

diamati

(Gambar

3)

menunjukkan

fotosensitifitas

dari

flunitrazepam terhadap radiasi UV. Delapan puncak GC di 1.84, 3.23,


4.50, 5.62, 6.63, 7.62, 8.98, dan 11,0 menit menunjukkan waktu
retensi singkat dari flunitrazepam, menunjukkan bahwa radiasi UV
menyebabkan beberapa komponen titik didih lebih rendah dari
flunitrazepam. Kami juga menemukan kemungkinan tiga komponen
titik didih lebih tinggi di 14,0, 18,7, dan 20,2 menit. Gambar 4
menunjukkan spektrum massa puncak GC di 13,1 menit, yang
menunjukkan sinyal besar di massa untuk mengisi rasio (m / z) 65, 75,
109, 119, 170, 183, 210, 238, 266, 286, 312, dan 313. GC puncak pada
13,1 menit diidentifikasi menjadi flunitrazepam oleh perpustakaan
data massa menggunakan Xcalibur 2.2 software (Gambar 5). Fitur
spektral massa khas flunitrazepam adalah 238, 266, 285, 312, dan 313
[25]. Itu m / z 313 ditugaskan ke puncak ion molekul flunitrazepam.
The m / z 285 puncak mungkin karena hilangnya CO (313 28 = 285),
dan m / z 266 peak mungkin diproduksi dengan menghapus dari H
dan NO 2 (313-46-1 = 266). The m / z 238 puncak dapat ditugaskan
untuk kehilangan HNO 2 CO fragmen (313-75 = 238).

Gambar 3. Kromatografi gas Flunitrazepam dalam larutan metanol sebelum


dan setelah pengobatan sinar UV

Gambar 4. Fotosensitifitas dari Flunitrazepam terhadap radiasi UV


b) Mekanisme

reaksi

dari

imbas

UV

degradasi

foto

dari

Flunitrazepam
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 3, radiasi UV
menyebabkan perubahan signifikan dalam profil GC dari
flunitrazepam dengan penampilan lebih dari sepuluh puncak GC
baru. Identifikasi mayoritas puncak GC diketahui tidak berhasil
menggunakan massa basis data spektral. Hal ini menunjukkan
bahwa reaksi fotodegradasi flunitrazepam dalam kondisi iradiasi
UV adalah kompleks. Reaksi kompleks di bawah intensitas cahaya
yang kuat diamati dalam kasus di photodamage dari pheophytin di
pusat reaksi fotosistem II dari bayam dan reaksi pusat dari Rb.
sphaeroides.

Beberapa produk dari pheophytin photodamage

ditemukan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC).


Untuk menyelidiki mekanisme reaksi fotodegradasi imbas UV dari
flunitrazepam, analisis GC dari flunitrazepam selama periode 60

10

menit dilakukan. Profil GC dari flunitrazepam terkena radiasi UV


selama waktu retensi 11- 15 menit mengungkapkan secara bertahap
meningkatkan dari dua puncak GC baru di 13,5 dan 14,1 menit
dalam kromatografi dari flunitrazepam (data tidak ditampilkan).
GC puncak pada 14,1 min adalah sama seperti yang pada Gambar
2. tambahan GC puncak pada 13,5 min meningkat dari waktu ke
waktu, menunjukkan bahwa itu adalah salah satu produk
fotodegradasi flunitrazepam oleh radiasi UV. Analisis identifikasi
menggunakan massa basis data spektral tersirat bahwa puncak GC
sebesar 13,5 min adalah amino-flunitrazepam (Gambar 6).
Kelompok nitro di flunitrazepam kemungkinan diubah menjadi
gugus amina oleh radiasi UV. Kesimpulannya, flunitrazepam
adalah obat benzodiazepin yang dapat digunakan untuk tujuan
medis serta rekreasi. Analisis obat ini dilakukan dengan
spektroskopi massa kromatografi gas untuk mengeksplorasi efek
lingkungan (radiasi UV) dari flunitrazepam. Kami mengamati lebih
dari sepuluh komponen GC baru reaksi fotodegradasi di
flunitrazepam oleh GCMS dengan adanya radiasi UV. Bekerja
lebih lanjut tentang kinetika photoreaction dari flunitrazepam
berharga. Prosedur percobaan sampel DNA rambut manusia
didirikan. Satu GC puncak baru sebesar 13,5 menit diidentifikasi
menjadi amino-flunitrazepam dan tampaknya karena pengurangan
kelompok nitro. Bekerja lebih lanjut tentang kinetika photoreaction
dari flunitrazepam berharga. Kami melihat perubahan substansial
dalam pola GC melibatkan beberapa puncak GC dalam waktu
retensi 2-13 menit. Puncak GC baru dan perubahan pola GC dapat
berfungsi sebagai "tanda tangan kimia" dari zat yang dikendalikan.
Di TKP obat forensik termasuk flunitrazepam sering ditemukan.
Zat-zat ini dapat terkena lingkungan dengan suhu tinggi atau
cahaya matahari yang kuat untuk jangka memperpanjang waktu.
Data eksperimen disajikan dalam karya ini dapat memberikan

11

informasi yang berguna mengenai hubungan potensial antara bukti


narkoba forensik dan tersangka Selain itu, informasi tersebut dapat
memberikan wawasan baru ke dalam identifikasi obat-obatan
terlarang sebagai "sidik jari kimia" atau pembangunan "signature
narkoba" Data base dalam ilmu foresik.

Gambar 5. Spektrum massa puncak GC

Gambar 6. Identifikasi Flunitrazepam


pada menit 13,1

Gambar 7. Identifikasi menggunakan


massa basis data spektral tersirat bahwa
puncak GC sebesar menit 13,5 min

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang
digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis.
Kromatografi gas memisahkan suatu campuran berdasarkan
kecepatan migrasinya di dalam fase diam yang dibawa oleh

13

fase gerak. Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat


analisa (analisa kualitatif dan analisa kuantitatif), kromatografi
gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan untuk
menganalisa senyawa-senyawa organik.
2. Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam bentuk
kromatografi

cair-padat

(liquid-solid

chromatography)

mengalami perkembangan selama lebih dari 50 tahun ke dalam


bentuk kromatografi gas (gas chromatography), kromatografi
lapis tipis (Tin Layer chromatography) dan kromatografi caircair (liquid-liquid chromatography). HPLC adalah instrumen
yang memiliki kolom yang kecil, yang sangat resisten terhadap
aliran fase gerak yang diperkenalkan oleh Prof. Horvart pada
tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in
Cleveland.
3. Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana
solut-solut yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas)
bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam dengan
suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya.
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih
suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin
terjadi antara solute dengan fase diam. Selain itu juga
penyebaran cuplikan diantara dua fase. Salah satu fase ialah
fase diam yang permukaannya nisbi luas dan fase yang lain
yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa
gas

akan

mengelusi

solute

menghantarkannya ke detector.

dari

ujung

kolom

lalu

Prinsip utama pemisahan

dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju


migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom.
Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif)
dari nilai waktu retensinya (Tr).
4. Flunitrazepam adalah obat benzodiazepin

yang

dapat

digunakan untuk tujuan medis serta rekreasi. Analisis obat ini

14

dilakukan dengan spektroskopi massa kromatografi gas untuk


mengeksplorasi

efek

lingkungan

(radiasi

UV)

dari

flunitrazepam. Diamati lebih dari sepuluh komponen GC baru


reaksi fotodegradasi di flunitrazepam oleh GCMS dengan
adanya radiasi UV. Bekerja lebih lanjut tentang kinetika
photoreaction dari flunitrazepam berharga. Prosedur percobaan
sampel DNA rambut manusia didirikan. Satu GC puncak baru
sebesar 13,5 menit diidentifikasi menjadi amino-flunitrazepam
dan tampaknya karena pengurangan kelompok nitro. Bekerja
lebih lanjut tentang kinetika photoreaction dari flunitrazepam
berharga. Dapat dilihat perubahan substansial dalam pola GC
melibatkan beberapa puncak GC dalam waktu retensi 2-13
menit. Puncak GC baru dan perubahan pola GC dapat berfungsi
sebagai "tanda tangan kimia" dari zat yang dikendalikan. Di
TKP obat forensik termasuk flunitrazepam sering ditemukan.
Zat-zat ini dapat terkena lingkungan dengan suhu tinggi atau
cahaya matahari yang kuat untuk jangka memperpanjang
waktu. Data eksperimen disajikan dalam makalah ini dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai hubungan
potensial antara bukti narkoba forensik dan tersangka.

DAFTAR PUSTAKA
Fahlevi, Muhammad Reza. 2013. Gas Kromatografi. eskrimsandwich.
blogspot.co.id/2013/05/gas-kromatografi.html.
Diakses tanggal 5
November 2016.
Frayekti, Melly Chandra. 2013. Kromatografi Gas. Diakses tanggal 5 November
2016
Lansida. 2010. GC (Gas Chromatography). Lansida.blogspot.co.id/2010/06/gckromatografi-gas.html. Diakses tanggal 5 November 2016.

15

Sampson, Lindsay., Brandon Wilson dan Harvey JM Hou. 2013. Gas


Chromatography-Mass Spectrometric Analysis of Forensic Drug
Flunitrazepam upon Exposure to UV Irradiation. Journal Forensic
Research. Volume 4 Issue 3.

Anda mungkin juga menyukai