Disusun oleh:
Nur Fitriah Andriani
Gatot Subroto
Muhammad Ermando N.S
3612100002
3612100022
3613100013
Angkatan 2012
Angkatan 2012
Angkatan 2013
HALAMAN PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
: 3612100002
Jurusan/Fakultas
Universitas
Alamat
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga laporan karya tulis ilmiah yang berjudul SAYCO, Safety and
Comfort Housing Concept : Konsep Revitalisasi Permukiman Kumuh
Bantaran Sungai Berbasis Mitigasi Bencana Melalui Pendekatan Partisipasi
Masyarakat di Kota Surabaya ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Selama proses pembuatan laporan karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan secara moral maupun material yang
diterima oleh penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNYA.
2. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dukungan.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penulisan maupun isi dari laporan. Penulis menyampaikan terima kasih atas segala
kesempatan yang telah diberikan kepada penulis, semoga laporan karya tulis ilmiah
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1 Pengertian Kumuh ............................................................................................. 4
2.2 Kawasan Kumuh ............................................................................................... 4
2.3 Kualitas Perumahan dan Pemukiman................................................................ 5
2.4 Faktor-faktor Penyebab Meningkatnya Jumlah Kawasan Kumuh ................... 6
2.5 Perencanaan Tataguna Lahan di Daerah Rawan Bencana ................................ 6
2.6 Sungai sebagai sistem setting ............................................................................ 7
2.7 Partisipasi Masyarakat ...................................................................................... 8
BAB III METODE PENULISAN ........................................................................... 9
3.1 Tahapan Penulisan ............................................................................................ 9
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 9
3.3 Metode Analisis .............................................................................................. 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11
4.1 Gambaran Umum Wilayah ............................................................................. 11
4.2 Permukiman kumuh di Surabaya .................................................................... 12
4.3 Karakteristik permukiman kumuh di Surabaya .............................................. 13
4.4 Solusi yang Pernah Ditawarkan ...................................................................... 14
4.5 Gagasan Baru yang Ditawarkan ...................................................................... 16
4.5.1 Konsep Permukiman Bantaran Sungai, SAYCO ......................................... 16
4.5.2 Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Implementasi Gagasan ........................... 18
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 19
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 19
5.2 Saran ................................................................................................................ 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kota Surabaya ............................................................................. 11
Gambar 2 Peta Lokasi Permukiman Kumuh di Surabaya ..................................... 13
Gambar 3. Kondisi Lingkungan dan Sanitasi di Wilayah Sukolilo ...................... 14
Gambar 4. Kondisi Lingkungan dan Sanitasi di Wilayah Pabean Cantikan ......... 14
Gambar 5. Diagram Konsep SAYCO ................................................................... 16
Gambar 6. Desain Rumah Tampak Depan ........................................................... 16
Gambar 7. Biopori di sekat antar rumah .............................................................. 17
Gambar 8. Hydrant ................................................................................................ 17
Gambar 9. Evacuation Point ................................................................................. 17
Gambar 10. Pipa Air Untuk Pemadam Kebakaran ............................................... 17
Gambar 11. Sumur injeksi .................................................................................... 17
Gambar 12. Drainase Tertutup .............................................................................. 18
Gambar 13. Pipa Buangan.................................................................................... 18
Gambar 14. Konsep SAYCO secara keseluruhan ................................................. 18
vi
ABSTRAK
Nur Fitriah Andriani, Gatot Subroto, M. Ermando N.S
Pembimbing: Ardy Maulidy N, ST. MT.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota membawa pengaruh terhadap struktur
maupun kegiatan dalam suatu kota. Terpusatnya kegiatan pada kota mempengaruhi
laju urbanisasi menuju kota tersebut. Tingginya laju urbanisasi penduduk menuju
perkotaan di negara berkembang saat ini tidak diikuti dengan keterampilan yang
cukup sehingga menyebabkan adanya sebagian penduduk yang tidak mampu
bersaing dan menyebabkan penduduk tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk
menyediakan kebutuhan hidupnya salah satunya dibidang perumahan. Fenomena
ini menyebabkan terjadinya kantung-kantung permukiman kumuh pada kawasan
perkotaan. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Kondisi tersebut
memungkinkan terjadinya banyak dampak negatif bagi penduduk yang tinggal di
permukiman tersebut. Tatanan bangunan yang tidak beraturan, kepadatan bangunan
yang sesak, dan kondisi sarana dan prasarana yang buruk disebabkan pengelolaan
yang kurang baik dari penduduk setempat. Kurang adanya partisipasi penduduk
setempat dalam pengelolaan permukiman tersebut menyebabkan kondisi yang
kurang layak huni, sehingga rentan terjadinya bencana-bencana seperti banjir
ataupun kebakaran. Persoalan permukiman kumuh ini harus diselesaikan untuk
mewujudkan lingkungan permukiman yang layak dan sesuai standar hidup pada
suatu kota. Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep tatanan
permukiman kumuh berbasis mitigasi bencana melalui pendekatan partisipasi
masyarakat sebagai inovasi tata permukiman dalam upaya mewujudkan
kenyamanan ruang dan lingkungan. Penulisan ini bersifat analisis deskriptif,
sedangkan pemecahan masalah dilakukan dengan analisis komparatif dengan
beberapa teori dan studi kasus yang relevan. Data yang digunakan adalah data
primer yang berasal dari pengamatan sampel-sampel pemukiman kumuh di
bantaran sungai dan data sekunder yang berasal dari tinjauan referensi pustaka
ilmiah dan media baik media internet, cetak maupun elektronik. Konsep ini
mengarah pada inovasi berupa tatanan permukiman kumuh di bantaran sungai yang
berbasis mitigasi bencana untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya bencana
pada permukiman kumuh tersebut berdasarkan kondisi tata bangunannya yang
kurang rapi. Dalam implementasi konsep ini diperlukan partisipasi masyarakat
setempat untuk ikut berperan dalam upaya perubahan tata bangunan permukiman
yang berbasis mitigasi bencana. Konsep tata bangunan yang diusulkan akan
mengarah pada upaya-upaya pencegahan terjadinya bencana di permukiman
tersebut. Langkah-langkah implementasi gagasan dilakukan dengan strategi
insentif dan disinsentif demi tercapainya kerja sama yang efektif dan efisien antar
pihak-pihak yang terkait. Selain dengan strategi insentif dan disisentif perlu
dilakukannya pemetaan rawan bencana di kawasan kumuh, sehingga dapat
diketahui tingkat kerentanan kawasan tersebut ini dimaksudkan untuk
mempermudah tatanan permukiman kumuh yang aman dari bencana.
Kata kunci: permukiman kumuh, banjir, kebakaran, mitigasi bencana
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota membawa pengaruh terhadap
struktur maupun kegiatan dalam suatu kota. Terpusatnya kegiatan pada kota
mempengaruhi laju urbanisasi menuju kota tersebut. Tingginya laju urbanisasi
suatu kota memberikan dampak pada suatu kota, baik dampak yang bersifat positif
maupun dampak yang bersifat negatif. Salah satu dampak tingginya laju urbanisasi
adalah peningkatan jumlah penduduk dan tidak terkendalinya pertumbuhan dan
perkembangan wilayah perkotaan. Peningkatan jumlah penduduk yang tinggi dan
perpindahan penduduk ke daerah perkotaan, merupakan penyebab utama pesatnya
perkembangan kegiatan suatu kota. Perkembangan tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan terhadap struktur kota. Perubahan tersebut akan mengarah
pada kemerosotan suatu lingkungan permukiman, tidak efisiennya penggunaan
tanah kawasan pusat kota, dan mengungkapkan bahwa penurunan kualitas tersebut
bisa terjadi di setiap bagian kota. Kemerosotan lingkungan seringkali dikaitkan
dengan masalah sosial, seperti kriminalitas, kenakalan remaja, dan prostitusi
(Sujarto, 1980:17).
Salah satu sifat urbanisasi yang terjadi pada negara yang sedang
berkembang umumnya dikatakan sebagai Pseudo Urbanization atau urbanisasi
semu. Sebagai lawannya adalah sifat urbanisasi di negara-negara industri yang maju
yang dikatakan sebagai True urbanization atau urbanisasi murni. Hal ini
dikaitkan dengan kenyataan bahwa di negara-negara maju perpindahan penduduk
dari desa ke kota telah dijamin oleh tersedianya lapangan pekerjaan non pertanian
di kota-kota, tetapi umumnya di negara sedang berkembang pekerjaan non
pertanian di kota tidak terjamin (Sujarto, 2013). Kebanyakan kaum urbanis adalah
mereka yang ingin berjualan di pasar dan sebagian besar mereka dari golongan
ekonomi menengah ke bawah. Mereka mencari tempat tinggal di sekitar kawasan
pusat perdagangan dan kawasan pusat aktivitas lainnya. Dengan adanya pemusatan
kegiatan akan menyebabkan masalah bagi struktur perencanaan kota (Endang,
2006).
Tingginya laju urbanisasi penduduk menuju perkotaan di negara
berkembang saat ini tidak diikuti dengan keterampilan yang cukup sehingga
penduduk
tersebut
tidak
mempunyai
kemampuan
untuk
(assessment) dan penilaian atas kondisi permukiman. Ukuran atau penilaian yang
dapat digunakan untuk menentukan kualitas permukiman antara lain:
1. Kepadatan penduduk
2. Kerapatan Bangunan
3. Kondisi jalan
4. Sanitasi dan pasokan air bersih
5. Kualitas konstruksi perumahan.
Penilaian tersebut digunakan untuk menentukan apakah permukiman
kumuh yang disebut kampung tersebut perlu diperbaiki atau tidak.
2.4 Faktor-faktor Penyebab Meningkatnya Jumlah Kawasan Kumuh
Penyebab adanya kawasan kumuh atau peningkatan jumlah kawasan kumuh
yang ada di kota menurut Suparlan (1997) adalah:
1. Faktor ekonomi seperti kemiskinan dan krisis ekonomi.
2. Faktor bencana.
Faktor ekonomi atau kemiskinan mendorong bagi pendatang untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kota-kota. Dengan keterbatasan
pengetahuan, ketrampilan, dan modal, maupun adanya persaingan yang sangat ketat
di antara sesama pendatang maka pendatang-pendatang tersebut hanya dapat
tinggal dan membangun rumah dengan kondisi yang sangat minim di kota-kota. Di
sisi lain pertambahan jumlah pendatang yang sangat banyak mengakibatkan
pemerintah tidak mampu menyediakan hunian yang layak.
Faktor bencana dapat pula menjadi salah satu pendorong perluasan kawasan
kumuh. Adanya bencana, baik bencana alam seperti misalnya banjir, gempa,
gunung meletus, longsor maupun bencana akibat perang atau pertikaian antar suku
juga menjadi penyebab jumlah rumah kumuh meningkat dengan cepat.
analisis
melakukan
sintesis
teori
dan
kebijakankemudian
Datadata yang diperoleh diambil dari reverensi buku yang diperoleh dari
perpustakaan maupun dokumen perencanaan dari instansi terkait yang
memiliki relevansi dengan pembahasan.
b. Tinjauan Media
Informasi-informasi lain yang diperoleh sebagai input dalam penyusunan
makalah ini diperoleh dari internet, media cetak dan media elektronik.
Informasi yang diperoleh dalam tinjauan ini merupakan tambahan dari teoriteori yang menjadi acuan.
3.3 Metode Analisis
Metode pendekatan pada proses analisis yang dilakukan dalam penulisan karya tulis
ini adalah :
a. Metode analisis deskriptif yaitu analisis untuk mengelola dan menfsirkan
data yang diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya pada obyek yang dikaji.
b. Metode analisis komparatif untuk melihat perbandingan gagasan yang
ditawarkan dengan beberapa teori dan kebijakan yang relevan dengan
gagasan.
10
Sumber: www.google.com
Kota pantai
11
Kota Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga dengan luas
wilayah 326,81 km2 yang dibagi dalam 31 kecamatan dan 163 kelurahan, jumlah
penduduk Kota Surabaya sampai dengan tahun 2015 mencapai 2.875.696 jiwa
penduduk (dispendukcapil.surabaya.go.id, 2015). Kepadatan penduduk tersebut
akan terus meningkat. Kondisi yang seperti ini memperlihatkan bahwa Kota
Surabaya pasti tidak lepas dari adanya titik-titik lokasi pemukiman padat hunian.
4.2 Permukiman kumuh di Surabaya
Berdasarkan laporan data dasar RP4D Kota Surabaya, sebaran lokasi
permukiman kumuh tersebar merata hampir di seluruh kelurahan yang ada di Kota
Surabaya. Permukiman kumuh di Kota Surabaya jika ditinjau berdasarkan
lokasinya dapat dibedakan menjadi permukiman kumuh di sekitar pantai dan
tambak, di pinggiran sungai dan drainase kota, pinggiran rel kererta api, dan tengah
kampung. Sedangkan berdasarkan tingkat kekumuhannya dapat dibedakan menjadi
tiga (3) tingkatan yaitu kumuh berat, sedang dan ringan (Laporan Data Dasar
RP4D Kota Surabaya, 2008-2018). Berdasarkan studi yang pernah dilakukan oleh
Laboratorium Permukiman ITS, sebagai berikut :
1. Lokasi-lokasi yang lebih banyak ditempati rumah-rumah kumuh adalah
sekitar pasar, pertokoan, pabrik/kegiatan industri.
2. Umumnya yang bertempat tinggal di lokasi ini adalah masyarakat yang
berpenghasilan rendah bersedia tinggal walaupun kondisi lingkungan
fisiknya buruk. Hal ini disebabkan karena lingkungan fisik yang baik belum
menjadi kebutuhan prioritas mereka, yang lebih diprioritaskan adalah
memperoleh kesempatan di bidang ekonomi untuk mencukupi kebutuhan
mereka. Di Kota Surabaya sendiri yang merupakan kota besar akan lebih
sering ditemui kawasan-kawasan kumuh dibanding dengan kota-kota lain.
3. Keberadaan rumah-rumah kumuh telah tersebar di seluruh kecamatan.
Disimpulkan bahwa di Kota Surabaya sendiri yang paling banyak rumahrumah kumuhnya adalah di sepanjang pantai dengan mayoritas
penduduknya bekerja sebagai nelayan.
4. Yang paling banyak adalah di wilayah Kenjeran, Kecamatan Benowo
sebelah utara Surabaya yang juga di pesisir pantai. Untuk lebih jelasnya titik
penyebaran lokasi kawasan kumuh Kota Surabaya dapat dilihat pada
gambar berikut.
12
Sumber: www.google.com
4.3 Karakteristik permukiman kumuh di Surabaya
Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian
masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana
yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan,
kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi
maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan
fasilitas sosialnya. Perumahan kumuh tidak layak huni adalah kondisi dimana
rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat
tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial, dengan kriteria antara lain :
2
Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m sedangkan untuk di desa kurang
2
dari 10 m .
Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya.
Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses.
Jenis lantai tanah
Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK).
Letak persebaran permukiman kumuh beredar hampir merata di seluruh
kawasan kota Surabaya. Akan tetapi kawasan utara kota Surabaya teridentifikasi
lebih banyak titik-titik kawasan kumuhnya dibandingkan dengan kawasan lainnya.
Kelurahan-kelurahan yang memiliki kawasan kumuh ada 23 buah yaitu: Ujung,
13
14
Intensifikasi Pembangunan
15
"SAYCO"
Comfort
(Adanya ruang terbuka
hijau dan permukiman
tidak menempati daerah
sempadan sungai)
2. Tersedia sekat antar rumah sebesar 1 meter yang difungsikan sebagai ruang
terbuka hijau dan lubang biopori, upaya pencegahan bencana banjir. Jarak
tersebut juga bertujuan agar bencana kebakaran tidak serta merta merambat
ke rumah-rumah di sepanjang sungai tersebut.
16
Gambar 8. Hydrant
17
18
2. Arsitek
Arsitek berperan dalam merancang detail konsep perumahan bantaran
sungai. Rancangan tersebut meliputi detail bangunan rumah dan
perancangan aspek estetika lingkungan perumahan bantaran sungai.
Sentuhan desain pada konsep perumahan bantaran sungai akan menambah
nilai kenyamanan lingkungan.
3. Pemerintah
Pemerintah memiliki kewajiban menyediakan lingkungan yang layak
sebagai hunian bagi masyarakat. Spesifikasi instansi pemerintahan yang
dibutuhkan dalam realisasi konsep ini antara lain sebagai berikut.
Kementerian
Perumahan
pemanfaatan
sumber
Rakyat
daya
berwenang
pembangunan
meningkatkan
perumahan
dan
Dinas Pemadam
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yang berperan dalam mengurus
proses perencanaan ruang publik.
dalam
penyelenggaraan
teknis
pembangunan
lingkungan.
4. Masyarakat
Masyarakat merupakan pelaku utama dalam realisasi konsep SAYCO.
Kegiatan mitigasi bencana harus dikuasai oleh masyarakat setempat,
sehingga masyarakat secara mandiri dapat mengelola perumahan bantaran
sungai berbasis mitigasi bencana tersebut.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perkembangan suatu kota sangat mempengaruhi struktur ruang kota.
Tingkat urbanisasi yang sangat tinggi juga dipengaruhi oleh pengembangan
hanya berpusat di kota. Sehingga semakin tinggi pula tingkat permintaan
19
DAFTAR PUSTAKA
Catherine, Debora, dkk. 2012. Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh di
Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan
Partisipasi Masyarakat. Surabaya: Jurnal Teknik POMITS.
Sulestianson, Erick, dan Petrus Natalivan. _. Penanganan Permukiman Kumuh
Dengan Pendekatan Karakteristik dan Faktor Penyebab Kekumuhan (Studi
Kasus:Permukiman Kumuh di Kelurahan Tamansari dan Kelurahan
Braga). Bandung: Jurnal SAPPK ITB.
Hariyanto, Asep. _. Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya
Menciptakan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Yang Sehat
(Contoh Kasus : Kota Pangkalpinang). Bandung: Jurnal PWK Unisba
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
KETUA KELOMPOK
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NRP
5 Tempat Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN Kebonsari
2000-2006
SMP
SMPN 1 Candi
2006-2009
SMA
SMAN 2 Sidoarjo
IPA
2009-2012
21
22
23