Anda di halaman 1dari 9

Bab I

Pendahuluan

Pada usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang
merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai
rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah
terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan.1)
Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi
pondasi bagi anak untuk menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang.
Perkembangan anak pada masa-masa tersebut memberikan dampak terhadap
kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi
dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia
dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi
fisik maupun psikologi.
Perkembangan anak lebih merujuk pada parameter kualitatif. Sedangkan,
pertumbuhan anak lebih bersifat kuantitatif. Dengan demikian, yang dimaksud
dengan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan kualitas fungsi fisik,
psikologi maupun sinergi dari keduanya.

1)

Zulkifli, Psikologi Perkembangan Anak Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 83.

Bab II
Perkembangan Pada Anak Usia Dini

2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda,
namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan
semua hal yang berkaitan dengan perubahan ukuran organisme dan dapat dengan
sangat mudah diamati, seperti: perubahan fisik, peningkatan jumlah sel, ukuran,
kuantitatif, tinggi badan, dan berat badan.2)
Sedangkan perkembangan (development) dalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat di prediksi sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan
ini bersifat kualitatif, sistematis dan berkesinambungan seperti halnya perjalanan
menuju dewasa. Oleh karena itu, hal ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
Perkembangan ini menyangkut adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikin rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

2)

Sunarto H. dan Agung Hartono, Proses Tumbuh Kembang Anak (Jakarta : Rineka Cipta, 1998),
hlm. 78.

2.2 Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia Dini


Ciri-ciri perkembangan pada anak usia dini adalah sebagai berikut :
2.2.1

Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang

2.2.2
2.2.3

mendominasi perkembangan individu.


Multidimentional, artinya terdiri atas biologis, kognitif, dan sosial.
Multidirectional, artinya beberapa komponen dari suatu dimensi dapat
meningkat dalam pertumbuhan, sementara komponen lain menurun.
Misalnya, orang dewasa dapat semakin arif tetapi kecepatan

2.2.4

memproses informasi lebih buruk.


Lentur (plastis), artinya tergantung pada kondisi kehidupan individu.

2.3 Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini


Berikut ini merupakan prinsip perkembangan anak usia dini, yaitu :
2.3.1 Proses perkembangan setiap individu prinsipnya tidak pernah
berhenti. Artinya, perkembangannya terus-menerus atau berubahubah yang dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar sepanjang hayat
dari semenjak masa konsepsi sampai pada masa kematangan
2.3.2

individu.
Proses perkembangan
mempengaruhi.

Artinya,

setiap

individu

perkembangan

prinsipnya

saling

individu

saling

mempengaruhi atau ada korelasi antara fisik, emosi, intelegensi, dan


2.3.3

sosial. Dengan demikian prosesnya tidak berdiri sendiri.


Proses perkembangan setiap individu prinsipnya mengikuti pola atau
arah tertentu. Artinya, setiap tahap perkembangan sebelumnya akan
menjadi dasar perkembangan selanjutnya. Dengan kata lain,
perkembangan individu sebelumnya merupakan prasarat untuk
menghadapi perkembangan selanjutnya.

2.3.4

Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo


yang berlainan. Artinya, perkembangan individu tidak ada yang

2.3.5

sama. Ada yang perkembangannya lambat, sedang, dan cepat.


Proses perkembangan setiap individu prinsipnya harus berjalan
dengan normal, yaitu: dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, anak,

2.3.6

remaja, dewasa, dan masa tua.


Proses perkembangan setiap individu prinsipnya memiliki ciri khas.
Artinya, setiap fase perkembangannya memiliki ciri khas. Misalnya,
anak usia dua tahun memusatkan untuk mengenali lingkungan dan
menguasai gerak fisik serta belajar berbicara.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini


Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan pada
dasarnya terdiri atas dua macam, yaitu :
2.4.1

Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri
yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut
mengembangkan dirinya sendiri. yang termasuk dalam faktor intern
antara lain: a) Gen; b) Hormon; c) Bakat; d) Intelegensi; e) Spirit; f)

2.4.2

Emosi; dan g) Perasaan.


Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri
individu yang meliputi lingkungan dan pengalaman berinteraksi
dengan lingkungannya. Di bawah ini yang termasuk ke dalam faktor
eksternal, antara lain : a) Makanan; b) Asupan gizi; c) Pola asuh; d)
Perhatian atau kasih sayang; e) Perekonomian keluarga; f)

Lingkungan sekitar; g) Teman pergaulan; dan h) Pendidikan


disekolah.
2.5 Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
2.5.1 Aspek Perkembangan Kognitif
a. Tahap sensorimotor, usia 02 tahun. Pada masa ini kemampuan
anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahasa awal, waktu
sekarang, dan ruang yang dekat saja.
b. Tahap pra-operasional, usia 27 tahun. Masa ini kemampuan
menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang
kemampuan bahasanya, pemikirannya masih statis, belum dapat
berpikir abstrak, persepsi waktu, dan tempat masih terbatas.
c. Tahap konkret operasional, usia 711 tahun. Pada tahap ini anak
sudah

mampu

menyelesaikan

tugas-tugas

menggabungkan,

memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.


d. Tahap formal operasional, usia 1115 tahun. Pada masa ini, anak
sudah mampu berpikir tingkat tinggi dan mampu berpikir abstrak.
2.5.2

Aspek Perkembangan Fisik-Motorik


Perkembangan motorik

merupakan

perkembangan

pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat


syaraf dan otot terkoordinasi (Hurloo, 1998:23). Keterampilan motorik
anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik
halus. Keterampilan motorik anak usia 45 tahun lebih banyak
berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru terjadi
perkembangan motorik halus.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan
sederhana seperti jingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana
kemari hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani

mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat menaiki tangga


dengan satu kaki pada setiap anak tangga untuk beberapa lama, mereka
baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Sedangkan, pada usia 5 tahun anak-anak bahkan lebih
berani dalam mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4
tahun. Mereka lebih percaya diri dalam melakukan kegiatan
ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari
kencang, dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan
orangtuanya.
2.5.3

Aspek Perkembangan Bahasa


Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar
bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal
beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca
anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar
bahasa melalui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini
dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

2.5.4

Aspek Perkembangan Sosio-Emosional


Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku
sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang
diungkapkan oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan,
kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, sikap
ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru.
Menurut Erik Erikson dalam (Papalia dan Old, 2008:370)
seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak:
a. Tahap 1 : Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 02
tahun. Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak

mendapat pengalaman yang menyenangkan akan tumbuh rasa


percaya

diri.

Sebaliknya,

jika

pengalaman

yang

kurang

menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga.


b. Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2
3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau
melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila
sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat
menimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak
memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak
akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.
c. Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 45
tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukan sikap mulai lepas dari
ikatan orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya
dapat menimbulkan rasa bersalah.
d. Tahap 4 : Industry vs Inferiory (percaya diri vs rasa rendah diri),
usia 6 tahunpubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas
perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa.
Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu
menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa
berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai akan menimbulkan rasa
rendah diri.

Bab III
Penutup

3.1 Simpulan
Perkembangan merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh setiap
organisme baik manusia maupun hewan. Perkembangan ini meliputi seluruh
bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut yang dimulai dari
anak-anak hingga dewasa.
Perkembangan anak berlangsung secara kontinum, tingkat perkembangan
anak diharapkan meningkat secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap
selanjutnya. Untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal dibutuhkan
peran orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat holistik yang
meliputi pendidikan, psikososial, kesehatan, dan gizi yang diberikan secara
konsisten dan berulang.
3.2 Saran
Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak
usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat.
Karena saat masa prasekolah yang disebut masa keemasan perkembangan
intelektual seharusnya dapat dijadikan dasar bagi upaya meningkatkan kemajuan
pendidikan di Indonesia.

Daftar Pustaka

Busthomi, M Yazid. 2012. Paduan Lengkap PAUD Melejitkan Potensi dan


Kecerdasan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Publising

Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai