Anda di halaman 1dari 6

Metanol

Sobat muda, kali ini saya akan berbagi informasi mengenai Metanol,
salah satu produk petrokimia yang di Indonesia ini hanya ada 2 pabrik
yang memproduksinya yaitu Kilang Medco Methanol Bunyu di Tarakan
Kalimantan Timur dengan kapasitas 1000 MT/day, dan Kaltim Methanol
Industri di Bontang dengan kapasitas 2000 MT/day juga di propinsi
Kalimantan Timur. Seperti biasa pembahasannya tidak terlalu mendalam,
sebatas pengenalan proses produksi dan analisis kimia yang diperlukan
untuk

penentuan

kualitasnya,

sebatas

pengetahuan

saya

sebagai

Technician Laboratory yang pernah bekerja di sana. Selamat menyimak


tulisan saya di bawah ini.
Methanol adalah senyawa Alkohol dengan 1 rantai Karbon. Rumus Kimia
CH3OH, dengan berat molekul 32. Titik didih 64 0-650C (tergantung
kemurnian), dan berat jenis 0,7920-0,7930 (tergantung kemurnian).
Secara fisik Methanol merupakan cairan bening, berbau seperti alkohol,
dapat bercampur dengan air, etanol, chloroform dalam perbandingan
berapapun, hygroskopis, mudah menguap dan mudah terbakar dengan
api yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan). Methanol lebih racun
dari

pada

Alkohol

(Ethanol)

dan

dalam

jumlah

sedikitpun

dapat

mengakibatkan buta hingga kematian. Ingat belakangan ini, banyak yang


mati akibat minum bir oplosan?Setelah di selidiki ternyata mirasnya

mengandung Methanol yang dalam perdagangan umum sering di sebut


spiritus. Memang dalam perdagangan umum, methanol sering di beri
warna (biru) akibat di beri tambahan senyawa cupri sulphate untuk
membedakan Methanol teknis dengan Alkohol, dan dijual dengan nama
Spiritus.
PEMBUATAN METHANOL
Secara teori Methanol dapat dibuat dari proses penyulingan kayu,
gasifikasi batu bara muda dan sintesis gas alam, tapi yang akan saya tulis
di sini adalah sintesis Methanol dari gas alam.
Reaksi pembuatan Methanol dengan sintesis gas alam adalah sebagai
berikut:
CH4 + H2O <---------> 3 H2 + CO
CO + 2 H2 <---------> CH3OH
CO2 + 3 H2 <---------> CH3OH + H2O
Racun H2S pada Natural Gas ditangkap dengan katalis ZnO, dan racun
RSH ditangkap dengan katalis CoMo.
Adapun secara ringkas, tahapan proses sintesis Methanol adalah sebagai
berikut:
Prereform: gas alam direaksikan dengan steam superheated, reaksi
CnH2n+2 + n H2O

<--------->

CO + (2n+1)H2 -Q

CO

+ 3 H2

<--------->

CH4 + H2O +Q

CO

+ H2O

<--------->

CO2 + H2 + Q

Reforming : merubah CH4 menjadi CO dan H2 dengan bantuan steam,


reaksi
CH4

+ H2O

<--------->

3 H2 + CO Q

Autotermal: merubah sisa-sisa CH4 dengan steam dan O 2, di mana reaksi


partial dan sempurna berlangsung sekaligus, reaksi
2 CnH2n+2 + (3+1n)O2 <---------> 2nCO2 + (2n+2)H2O+Q
2 CnH2n+2 + 3nO2

<---------> 2CnCO+ 2H2+ 4nH2O+Q

CH4

+ 2O2

<---------> CO2 + 2H2)+ Q

CH4

+ O2

<---------> CO + H2 + H2O+Q

Sintesis

: gas-gas CO, CO2, dan H2 lalu disintesis dalam reaktor dengan


katalis Cu

Destilasi : hasil dari sintesis gas di unit reactor kemurniannya masih


berkisar 70 %, maka dilakukan tahap akhir yaitu
destilasi untuk

mendapatkan Methanol dengan kemurnian

tinggi
Kualitas Methanol
Menurut

standard

IMPCA

(International

Methanol

Producers

and

Consumer Assocation) kualitas Methanol tertinggi adalah Grade AA


dengan kandungan Methanol minimal 99,85 %, dan kandungan Ethanol
maksimal 10 ppm.

Analisa Kimia Methanol


Berikut akan saya tampilkan secara garis besar cara uji untuk analisa
Methanol Grade AA beserta standard kualitasnya.
Acetone (mg/kg maks 30 mg/kg)
Untuk mengetahui impurities Methanol yaitu Acetone ini menggunakan
ASTM E 346. Menggunakan Gas Chromatography dengan Coloumn
Sorbitol 33% on Chromosorb PNAW 80/100.
Acidity as Acetic Acid (maks 30 mg/kg)

Untuk mengetahui tingkat keasaman Methanol. Menggunakan ASTM D


1613. Pengerjaannya secara Titrasi Asam basa dengan menggunakan
NaOH 0,05 N sebagai Titrant dan Indicator PP.
Alkalinity as NH3 (maks 30 mg/kg)
Untuk mengetahui tingkat kebasaaan Methanol. Menggunakan ASTM
D1614.

Analisa

Acidity atau

Alkalinity

dikerjakan

salah

satu

saja

tergantung pH Methanol. Biasanya tidak dikerjakan mengingat pH


Methanol Grade AA 6.5-7,0.
Appearance (Clear, free of suspended)
Standar yang dipakai IMPCA 003-98. Pengerjaan Methanol dilihat secara
Manual dalam tabung Nessler yang bersih.
Chloride (max 0.1 mg/kg)
Standar

yang

dipakai

Potensiometric

dengan

IMPCA
AgNO3

002-98.
sebagai

Pengerjaan
Tirant

sampai

secara

Titrasi

didapat

Titik

Equivalen
Colour (Pt-Co Scale max 5)
Standar yang dipakai ASTM D 1209. Menggunakan alat LOVIBOND
COMPARATOR
membandingkan

DAYLIGHT/sejenisnya.
warna

Methanol

Analisanya

dengan

adalah

Standard

Pt-Co.

dengan
Untuk

pembutan standard Pt-Co sebagai berikut:


Siapkan

dulu

Standard

500

Pt-Co=1,245

gr

K 2PtCl6+1,0000

gr

CoCl2.6H2O, larutkan dalam 100 ml HCl pekat, lalu encerkan sampai 1 liter
(pengerjaan dengan labu ukur 1000 ml). Ambil 1,00 ml larutan stock
encerkan dengan air sampai 100 ml (pengerjaan dengan labu ukur 100
ml), maka didapat standar 5 Pt-Co.
Distillation Range (64,5 0C max 0,10C)

ASTM D 1078. Ini adalah uji spesifik dari Methanol yaitu dengan
mengetahui titik didihnya, dimana Methanol murni akan mempunyai titik
didih pada 64,5 0C 0,10C
Ethanol Content (max. 10 mg/kg)
ASTM E 346. Ethanol adalah imputities terbesar kedua setelah air, pada
Methanol

murni

kandungan

Ethanol

maksimal

10

ppm.

Analisa

menggunakan Gas Chromatography dengan Coloumn yang sama dengan


Analisa Acetone.
Nonvolatile Content (max. 8mg/1000mg)
ASTM D 1353, untuk memastikan tidak ada suspended solid dalam
Methanol. Analisanya dengan menguapkan Methanol pada suhu 105 0C
dalam cawan Platina. Lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Nonvolatile

Content

diketahui

dari

bobot

sebelum

dan

sesudah

pemanasan.
Odour (Characteristic free of foreign odour)
ASTM D 1296. Uji dengan organoleptik. Yang harus diperhatikan jangan
lansung mencium Methanol langsung tapi dari uap yang dikibas-kibaskan
dengan tangan.
Purity (min. 99.85 %)
IMPCA 001-02. Analisa menggunakan Gas Chromatography dengan
Coloumn yang sama dengan Analisa Acetone, dan Ethanol.
Permanganate Time (min. 60 minute)
ASTM D 1363. Menggunakan Kalium Permanganat dengan konsentrasi 0,2
gr /liter. Larutan pembanding 175 mg CoCl2.6 H2O+21,40 ml Stock
Solution 500 Pt-Co yang dilarutkan dalam air sampai 50 ml (labu ukur).
Kalium Permanganat adalah pengoksidasi paling kuat kedua setelah
Cerium (IV) Sulfat. Dengan analisa ini dapat diketahui total zat-zat

pengotor yang ada dalam Methanol, baik pengotor dari proses produksi,
jalur pipa maupun Tangki penyimpanan. Bila dalam Methanol tersebut
bersih maka Kalium Permanganat yang ditambahkan tidak akan berubah
warnanya walau lebih dari 60 menit. Methanol Grade AA yang langsung
dari unit Destilasi bahkan mempunyai Permanganat Time sampai lebih
dari 90 menit.
Specific Gravity 20/200C (max. 0.792-0,793)
ASTM D 4052. Menggunakan alat Density Meter digital atau piknometer
kapiler. Dencity Methanol yang terbaca dibandingkan dengan Dencity air
pada 200C.
Total Iron (max 0.1 mg/kg)
ASTM E 394. Berdasarkan reaksi Besi dengan 1,1 orthopenanthroline,
analisa dengan menggunakan Spektrofotometer UV/Vis pada Lambda 510
nm.
Water Content (max 0.1% w/t)
ASTM E 1064. Air adalah impurities terbesar dalam Methanol, karena
sifatnya

yang

Higroskopis.

Menggunakan

alat

Karl

Fisher

metode

Coulometric.
Sumber: Pengalaman Kerja Penulis

Anda mungkin juga menyukai