Anda di halaman 1dari 22

Dampak Pariwisata terhadap Perekonomi

Dampak

Pariwisata

Terhadap

Perekonomian

Industri

pariwisata

menghasilkan manfaat ekonomi yang besar baik bagi Negara tuan rumah,
maupun Negara asal para turis. Salah satu motivasi utama sebuah Negara
mempromosikan dirinya sebagai Negara dengan tujuan wisata adalah
timbul

kemajuan

dalam

ekonomi,

terutama

bagi

Negara-negara

berkembang. Bersamaan dengan dampak lainnya, peningkatan ekonomi


yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan dan kerugian.
Dapak besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization,
pada tahun 2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan
menghabiskan lebih dari 478 juta US dollar. Gabungan dari pendapatan
pariwisata

internasioanl

dengan

pendapatan

transportasi

maka

menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar, yang membuat pariwisata


menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh produk otomotif,
bahan kimia, minyak bumi, dan makanan. Namun, banyak kerugian
tersembunyi dari pariwisata yaitu, adanya dampakdampak pada ekonomi
yang tidak diharapkan oleh penduduk setempat. Seringkali keuntungan
pariwisata sebuah Negara maju lebih tinggi dari Negara berkembang.
Padahal Negara berkembang lebih membutuhkan pendapatan tambahan,
pekerjaan, dan peningkatan standar hidup lewat pariwisata. Berdasarkan
kenyataan tersebut, berbagai alasan muncul antara lain, karena adanya
transfer besar-besaran pendapatan pariwisata dari Negara tuan rumah,
kemudian kurang diperhatikannya bisnis dan produk dalam negeri.
Dampak Positifnya
1.

Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata


seperti : tour guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.

2.

Dibangunnya

fasilitas

dan

infrastruktur

yang

lebih

baik

demi

kenyamanan para wisatawan yang juga secara langsung dan tidak


langsung bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula. Seperti : tempat
rekreasi, mall, dan lain-lain.
3.

Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran


mata uang asing (foreign exchange).

4.

Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh :


pedagang

kerajinan,

penyewaan

papan

selancar,

pemasok

bahan

makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.


5.

Meningkatkan

pendapatan

masyarakat

dan

juga

pendapatan

pemerintah.
6.

Memberikan
Contohnya,

keuntungan

wisatawan

ekonomi

yang

pergi

kepada
berwisata

hotel

dan

bersama

restaurant.
keluarganya

memerlukan kamar yang besar dan makanan yang lebih banyak. Dampak
ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di
pasar

karena

permintaan

terhadap

barang/bahan

makanan

akan

bertambah.

Dampak negatifnya
1.

Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.

2.

Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.

3.

Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi


modern yang digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada
wisatawan dan juga biaya-biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.

4.

Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat


pengembalian modal awal

5.

Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan


antara beberapa kelompok masyarakat.

6.

Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.


Naisbitt
merupakan

dalam

Global

penyumbang

Paradox
bagi

menjelaskan

ekonomi

global

bahwa
yang

pariwisata
tidak

ada

tandingannya di masa yang akan datang. Adapun pertimbangannya


adalah:
1.

Pariwisata memperkerjakan 204 juta orang diseluruh dunia atau satu dari
setiap Sembilan pekerja, yaitu 10,6 persen dari angkatan kerja.

2.

pariwisata adalah penyumbangan ekonomi terkemuka di dunia, yang


menghasilkan 10,2 persen produk domestic bruto dunia .

3.

pariwisata adalah produsen terkemuka untuk mendapatkan pajak


sebesar $ 55 miliar.
Global ekonomi dan perluasan pasar dunia merupakan dua fenomena
yang keberadaannya menyejarah. Pada saat ini globalisasi ekonomi dan
perluasan pasar memiliki kekuatan, cakupan dan kecepatan yang belum
pernah terbayangkan sebelumnya. Secara konkirt globalisasi ekonomi
ditandai dengan perubahan mode of production masyarakat, yaitu dari
subsistensi ke orientasi pasar-pasar regional, seperti APEC, NAFTA, AFTA
dsb.

Secara

kelembagaan

menjelma

dalam

percepatan

komersial.

Dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan sosial, seperti


merebaknya tindakan individu yang lebih didasarkan pada rasionalitas
ekonomi (Heru Nugroho, 1996).
Akibatnya terjadi akselerasi tindakan komersial di segala penjuru
masyarakat capital dengan leluasa dapat bergerak tanpa memiliki
bendera: dan menembus setiap batas teritori Negara. Investasi modal
yang dilakukan oleh perusahaan trans-nasional tumbuh dan berkembang
melanda

setiap

penjuru

dunia

sehingga

membentuk

konfigurasi

perekonomian global. Didorong oleh motif mengejar keuntungan global.


Didorong oleh motif mengejar keuntungan global maka telah tumbuh tiga
kawasan megamarket dunia (Heru Nugroho, 1996). Yaitu Uni Eropa,
Amerika utara dan Asia Timur dan Tenggara. Pertumbuhan ekonomi dunia
diperngaruhi life style terutama dalam memanfaatkan waktu luang
sehingga wajar kalau frekuensi mobilitas penduduk dunia tinggi.
Ada sebuah prediksi bahwa pada tahun 2005 mencapai 11.000.000
orang ke Indonesia. Prediksi ini merupakan peluang sekaligus dunia yang
semakin

global

international

tuntutan

atau

pelayanan

mengacu

pada

terhadap
rumusan

wisma
WTO

berstandar

(Word

Trade

Organization).
Indonesia pada saat ini masih jauh tertinggal dalam menyerap arus
wisatawan yang berdatangan ke kawasan Asia Pasifik. Oleh karenanya
belum

banyak

memperoleh

devisa

dari

pembangunan nasionalnya (JJ. Spillane, 1995).

sector

pariwata

guna

Oleh karena itu pariwisata perlu mendapat perhatian yang serius dari
pembuat

kebijakan

perdagangan

dalam

internasional,

negeri

dan

mengingat

perancang

pariwisata

di

kesepakatan
masa

dating

merupakan penyumbang besar kesejahteraan ekonomi dunia.


Pada visa pariwisata Indonesia tahun 2005, industry pariwisata
nasional

dicanangkan

menjadi

penghasil

devisa

utama.

Mengingat

wisatawan itu membelanjakan uangnya yang diterima di Negara yang


dikunjungi (Indonesia), maka dengan sendirinya penerima dari wisatawan
manca Negara merupakan fakta penting agar neraca pembayaran
menguntungkan. Pariwisata merupakan bagian darinya yang dikaitkan
tanpa dapat dilepas dengan sector ekonomi lain. Pemasukan dari
pariwisata itu tidak hany dari uang yang dibelanjakan oleh wisatawan,
melainkan dari pembangunan pariwisata yang menarik modal asing,
seperti Hotel-hotel bertaraf international dibangun, pembangunan sarana
jalan, airport, pelabuhan, kawasan wisata, telekomunikasi dan lain-lain.
Akan tetapi penerimaan dari pariwisata menambah besar volume uang di
dalam masyarakat dan kondisi ini dapat menimbulakan inflansi. Apabila
produksi dalam negeri tidak bertambah. Hal inilah yang menyebabkan di
kawasan pariwisata harga-harga biasanya jauh lebih mahal dari pada
kawasan lain terutama yang bukan kawasan pariwasta.
Sarana pariwisata seperti hotel, restoran, perusahaan perjalanan
adalah merupakan usaha-usaha yang dapat karya (labour intersive).
Selain itu pariwisata juga menciptakan tidak langsung berhubungan
dengan pariwisata misalnya bidang konstruksi bangunan, jalan dan lainlain.
Disisi lain dengan pembangunan pariwisata meningkatkan usaha
sector informal, juga menimbulkan menjamurnya pedagang asongan.
Khusus untuk pedangan asongan ini di beberapa kelemahan antara lain:
-

Dilakukan

oleh

anak-anak

dibawah

umur,

mereka

cenderung

kenyamanan

wisatawan

mengutamakan uang dari pada sekolah.


-

Maraknya

pedagang

asongan

membuat

terganggu, karena ada unsur pemaksaan dari mereka.


-

Beralihnya tenaga kerja sector produksi pertania ke perdagangan.

Salam dari mahasiswa pariwisata 2a MBP PNB


Dampak Pariwisata terhadap Llingkungan
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan
fisik. Lingkungan alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan
dampak karena sifat lingkungan fisik tersebut yang rapuh (fragile), dan
tak terpisahkan (Inseparability). Bersifat rapuh karena lingkungan alam
merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum tentu akan tumbuh
atau kembali seperti sediakala. Bersifat tidak terpisahkan karena manusia
harus mendatangi lingkungan alam untuk dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan
fisik meliputi lingkungan alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan
gejala

alam)

dan

lingkungan

buatan

(situs

kebudayaan,

wilayah

perkotaan, wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah).


Secara teori, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual
dan bermanfaat. Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan
yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk melindungi dan memelihara
alam guna keberlangsungan pariwisata. Hubungan lingkungan dan
pariwisata

tidak

selamanya

simbiosa

yang

mendukung

dan

menguntungkan sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan pendidikan


dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi kenyataan yang
ada hubungan keduanya justru memunculkan konflik. Pariwisata lebih
sering mengeksploitasi lingkungan alam.
Dampak pariwisata terhadap lingkungan fisik merupakan dampak yang
mudah diidentifikasi karena nyata. Pariwisata memberikan keuntungan
dan kerugian, sebagai berikut :

1. Air
Air

mendapatkan

polusi

dari

pembuangan

limbah

cair

(detergen

pencucian linen hotel) dan limbah padat(sisa makanan tamu). Limbahlimbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air juga mendapatkan

polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari
kapal

pesiar.Akibat

terkontaminasi,

dari

pembuangan

kesehatan

limbah,

masyarakat

maka

terganggu,

lingkungan

perubahan

dan

kerusakan vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna


laut berubah dari warnabiru menjadi warna hitam) dan badan air beracun
sehingga makanan laut (seafood) menjadi berbahaya.Wisatawan menjadi
tidak dapat mandi dan berenang karena air di laut, danau dan sungai
tercemar.Masyarakat
perairan.Guna

dan

wisatawan

mengurangi

polusi

saling

menjaga

alat

transportasi

air,

kebersihan
air

yang

digunakan, yakni angkutan yang ramah lingkungan, seperti : perahu


dayung, kayak, dan kano.

2. Atmosfir
Perjalanan menggunakan alat transportasi udadra sangat nyaman dan
cepat. Namun, angkutan udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil
buangan emisinya dilepas di udara yang menyebabkan atmosfir tercemar
dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan polusi suara. Selain itu, udara
tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan bunyi deru mesin
kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara,
maka nilai wisata berkurang, pengalaman menjadi tidak menyenangkan
dan

memberikandampak

negatif

bagi

vegetasi

dan

hewan.Inovasi

kendaraan ramah lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal


(seperti pesawat Airbus380 dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan
guna menekan polusi udara dan suara. Anjuran untukmengurangi
kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye berwisata sepeda
ditingkatkan.
3. Pantai dan pulau
Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun,
pantai dan pulau sering menjaditempat yang mendapatkan dampak
negatif dari pariwisata. Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau,
pendirian
(bandara,

prasarana

(jalan,

pelabuhan)

listrik,

air),

mempengaruhi

pembangunan
kapasitas

infrastruktur
pantai

dan

pulau.Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau


untuk pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya
peruntukan

lahan

beberapaakibat

pantai

tradisional

pembangunan

dan

erosi

pantai

pariwisata.Preservasi

dan

menjadi
konservasi

pantai dan laut menjadi pilihan untuk memperpanjang usia pantai dan
laut. Pencanangan taman laut dan kawasan konservasi menjadi pilihan.
Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang bersifat ramah
lingkungan.

Beberapa

pengelola

pulau

(contoh

pengelola

Taman

NasionalKepulauan Seribu) menawarkan paket perjalanan yang ramah


lingkungan yang menawarkan aktivitas menanam lamun dan menanam
bakau di laut.
4. Pegunungan dan area liar
Wisatawan

asal

daerah

bermusim

panas

memilih

berwisata

ke

pegunungan untuk berganti suasana. Aktivitas di pegunungan berpotensi


merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur pendakian, pendirian
hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan
fasilitas

lainnya

merupakanbeberapa

contoh

pembangunan

yang

berpotensi merusak gunung dan area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor,


erosi tanah, menipisnya vegetasi pegunungan (yang bisa menjadi paruparu masyarakat) ,potensi polusi visual dan banjir yang berlebihan karena
gunung tidak mampu menyerap air hujan. Reboisasi (penanaman kembali
pepohonan di pegunungan) dan peremajaan pegunungan dilakukan
sebagai upaya pencegahan kerusakan pegunungan dan area liar.
5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan
(akibat api unggun di perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur
untuk kebutuhan wisatawan merupakan beberapa kegiatan yang merusak
vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan (berpotensi erosi lahan),
perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya berbuah
setiap tiga bulan berubah menjadi setiap enam bulan, bahkanmenjadi
tidak berbuah), hilangnya spesies tanaman langka dan kerusakan habitat
tumbuhan. Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak seimbang.

6. Kehidupan satwa liar


Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa.
Wisatawan terpesona dengan pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata
mengganggu

kehidupan

satwa-satwa

tersebut.

Komposisi

fauna

berubahakibat:pemburuan hewan sebagai cinderamata, pelecehan satwa


liar untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan
reproduksi

hewan

(berkembang

biak),

perubahan

insting

hewan

(contohhewan komodo yang dahulunya hewan ganas menjadi hewan jinak


yang dilindungi), migrasi hewan (ketempat yang lebih baik). Jumlah
hewan liar berkurang, akibatnya ketika wisatawan mengunjungi daerah
wisata, ia tidak lagi mudah menemukan satwa-satwa tersebut
7. Situs sejarah, budaya, dan keagamaan
Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs
sejarah, budaya dan keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah
wisata, alterasi fungsi awal situs, komersialisasi daerah wisasta menjadi
beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan
fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga
mengganggu fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs
budaya

digunakan

secara

komersial

sehingga

dieksploitasi

secara

berlebihan (contoh Candi menampung jumlah wisatawan yang melebihi


kapasitas). Kapasitas daya tampung situs sejarah, budaya dan keagamaan
dpat diperkirakan dan dikendalikan melalui manajemen pengunjung
sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs sejarah, budaya dan
keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat
dilakukan untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.
8. Wilayah perkotaan dan pedesaan
Pendirian hotel, restoran, fasilitas wisata, toko cinderamata dan bangunan
lain dibutuhkan di daerah tujuanwisata. Seiring dengan pembangunan itu,
jumlah kunjungan wisatawan, jumlah kendaraan dan kepadatan lalu lintas
jadi meningkat. Hal ini bukan hanya menyebabkan tekanan terhadap
lahan, melainkan juga perubahan fungsi lahan tempat tinggal menjadi

lahan komersil, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan polusi estetika
(terutama ketika bangunan didirikan tanpa aturan penataan yang benar).
Dampak

buruk

itu

dapatdiatasi

dengan

melakukan

manajemen

pengunjung dan penataan wilayah kota atau desa serta membedayakan


masyarakat untuk mengambil andil yang besar dalam pembangunan.

Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekagaraman
hayati yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang
berlimpah, baik di daratan, udara maupun di perairan. Semua potensi
tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan
kepariwisataan, khususnya wisata alam.
Sasaran tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan dan
pengusahaan yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun
swasta yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata
berkelanjutan, misalnya kepariwisataan, pemerintah daerah, lingkungan
hidup,

dan

lembaga

swadaya

masyarakat.

Dalam

pengembangan

kegiatan pariwisata berkelanjutan terdapat dampak positif dan dampak


negatif, baik dalam masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan alami.
Oleh karena itu dalam pembangunan sektor kepariwisataan harus
memperhatian kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan hidup mengingat
salah satu unsur wisata adalah sumber daya alam yang merupakan
bagian dari lingkungan hidup. Pengembangan sektor pariwisata yang
tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup dapat berdampak negatif
pada perkembangan pariwisata itu sendiri pada masa yang akan datang.
Salam dari mahasiswa jurusan pariwisata MBP 2a PNB
Dampak Pariwisata terhadap Kebudayaan
Dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak
terlepas dari pola interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika

dan

positif.

Dinamika

tersebut

berkembang,

karena

kebudayaan

memegang peranan yang penting bagi pembangunan berkelanjutan


pariwisata

dan

sebaliknya

pariwisata

memberikan

peranan

dalam

merevitalisasi kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan


dengan pola kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan pariwisata
juga mampu memajukan kebudayaan. (Geriya, 1996: 49).
Paparan

di

atas

menandakan

perkembangan

pariwisata

dapat

memberikan dampak yang positif terhadap kebudayaan. Di sini akan


terjadi akulturasi kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal
dengan wisatawan. Di samping itu, kebudayaan-kebudayaan daerah yang
merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia akan terus
berkembang. Ini disebabkan oleh adanya wisatawan (orang asing) yang
datang berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan
asli tersebut. Hal ini tentunya juga menyebabkan terjadinya penggalian
nilai-nilai budaya asli untuk dikembangkan dan dilestarikan. Dengan
demikian pola kebudayaan tradisional seperti tempat-tempat bersejarah,
monumen-monumen, kesenian, dan adat istiadat akan tetap terpelihara
dan lestari (sustainable).
Dampak positif pariwisata terhadap kebudayaan seperti disebutkan di
atas sejalan dengan pemikiran Sihite (2000: 76) yang menyebutkan
secara garis besar dampak positif pariwisata terhadap kebudayaan dapat
dilihat pada hal-hal berikut:
a.

Merupakan

perangsang

dalam

usaha

pemeliharaan

monumen-

monumen budaya yang dapat dinikmati oleh penduduk setempat dan


wisatawan.
b. Merupakan dorongan dalam usaha melestarikan dan menghidupkan
kembali beberapa pola budaya tradisional seperti kesenian, kerajinan
tangan, tarian, musik, upacara-upacara adat, dan pakaian.
c. Memberikan dorongan untuk memperbaiki lingkungan hidup yang
bersih dan menarik.
d.

Terjadinya

tukar-menukar

kebudayaan

antara

wisatawan

dan

masyarakat lokal. Misalnya, wisatawan dapat lebih banyak mengenal

kebudayaan serta lingkungan yang lain dan penduduk lokal juga


mengetahui tempat-tempat lain dari cerita wisatawan.
e. Mendorong pendidikan di bidang kepariwisataan untuk menghasilkan
Sumber Daya Manusia di bidang kepariwisataan yang handal
.
Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan terkosentrasi dapat
menimbulkan berbagai dampak.
Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif dari pengembangan pariwisata meliputi;
(1) memperluas lapangan kerja
(2) bertambahnya kesempatan berusaha
(3) meningkatkan pendapatan
(4) terpeliharanya kebudayaan setempat
(5) dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.

Sedangkan

dampak

negatifnya

dari

pariwisata

tersebut

akan

menyebabkan;
(1) terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari
luar daerah
(2) timbulnya komersialisasi
(3) berkembangnya pola hidup konsumtif
(4) terganggunya lingkungan
(5) semakin terbatasnya lahan pertanian
(6) pencernaan budaya
(7) terdesaknya masyarakat setempat
Dampak

positif

dari

kegiatan

pariwisata

terhadap

budaya

masyarakat lokal antara lain; munculnya kreativitas dan inovasi budaya,


akulturasi budaya, dan revitalisasi budaya. Sedangkan dampak negatif
yang sering dikawatirkan terdapat budaya masyarakat lokal antara lain;
proses komodifikasi, peniruan, dan profanisasi. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa

dampak

pariwisata

terhadap

budaya

masyarakat

lokal

sebagaimana tersebut di atas disebabkan oleh tiga hal yakni: (1)


masyarakat lokal ingin memberikan hasil karya seni atau kerajinan yang

bermutu tinggi kepada pembeli (wisatawan); (2) untuk menjaga citra dan
menunjukkan identitas budaya masyarakat lokal kepada dunia luar; (3)
masyarakat ingin memperoleh uang akibat meningkatnya komersialisasi .
Subadra (2006) memberikan batasan yang lebih jelas mengenai
dampak

sosial-budaya

pariwisata.

Dampak

positif

sosial

budaya

pengembangan pariwisata dapat dilihat dari adanya pelestarian budayabudaya masyarakat lokal seperti kegiatan keagamaan, adat istiadat, dan
tradisi, dan diterimanya pengembangan objek wisata dan kedatangan
wisatawan oleh masyarakat lokal. Sedangkan dampak negatif sosial
budaya pengembangan pariwisata dilihat dari respon masyarakat lokal
terhadap keberadaan pariwisata seperti adanya perselisihan atau konflik
kepentingan di antara para stakeholders, kebencian dan penolakan
terhadap pengembangan pariwisata, dan munculnya masalah-masalah
sosial seperti praktek perjudian, prostitusi dan penyalahgunaan seks
(sexual abuse).
Bali sebagai salah satu objek wisata utama di Indonesia merupakan
barometer perkembangan pariwisata nasional. Oleh karena itu, Bali
memegang peranan yang penting dalam perkembangan pariwisata di
Indonesia.
Sebagai daerah tujuan utama bagi wisatawan, tentu Bali tidak terlepas
dari dampak pengembangan pariwisata dari segala aspek kehidupan
termasuk kebudayaan. Pengembangan pariwisata di Bali yang bertumpu
pada kebudayaan Bali yang pada dasarnya bersumber pada agama Hindu,
menimbulkan

adanya

kegairahan

penggalian,

pemeliharaan,

dan

pengembangan aspek-aspek kebudayaan terutama kesenian, monumenmonumen peninggalan sejarah, dan adat istiadat. Tentu saja hal ini
memberikan efek ganda yaitu bertambahnya pendapatan masyarakat
lokal dari kegiatan ini sebagai konsumsi bagi wisatawan dan dapat
menjaga kelestarian aspek-aspek kebudayaan itu sendiri. Misalnya,
pertunjukan berbagai kesenian untuk wisatawan, adanya museum untuk
menyimpan benda-benda bersejarah yang juga sebagai daya tarik
wisatawan, dan berbagai kegiatan adat istiadat yang bersifat unik.

Adanya

dampak

menunjukkan

adanya

positif

pariwisata

keselarasan

terhadap

ungkapan

kebudayaan

yang

mengatakan

Pariwisata untuk Kebudayaan. Artinya, pengembangan pariwisata benarbenar

memberikan

dampak

yang

positif

terhadap

perkembangan

kebudayaan dalam arti yang luas. Ini artinya, perkembangan pariwisata


secara

positif

dapat

memperkokoh

kebudayaan

Indonesia.

Di samping memberikan dampak yang positif, pengembangan pariwisata


juga

dapat

menimbulkan

masalah.

Di

samping

pariwisata

dapat

mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, sering juga terjadi


sebaliknya yaitu tereksploitasinya kebudayaan secara berlebihan demi
kepentingan pariwisata. Tentu hal ini akan berdampak negatif terhadap
perkembangan

kebudayaan.

Ini

sering

terjadi

akibat

adanya

komersialisasi kebudayaan dalam pariwisata. Artinya, memfungsikan polapola kebudayaan seperti kesenian, tempat-tempat sejarah, adat istiadat,
dan monumen-monumen di luar fungsi utamanya demi kepentingan
pariwisata. Inilah suatu masalah yang dihadapi sekaligus tantangan dalam
pengembangan pariwisata budaya. Hal ini juga dialami oleh Bali sebagai
daerah tujuan wisata di Indonesia.
Perkembangan pariwisata memang dapat menumbuhkembangkan
aspek-aspek kebudayaan seperti kesenian dan adat istiadat di Bali. Akan
tetapi, di balik itu ternyata juga muncul permasalahan akibat terlalu
tereksploitasinya

aspek-aspek

tadi. Misalnya,

munculnya

berbagai

kesenian yang awalnya hanya dipentaskan untuk kepentingan upacara


agama, kemudian dipertunjukkan untuk kepentingan wisatawan. Demikian
juga dijadikannya tempat suci sebagai objek wisata. Ini merupakan fakta
terjadinya komersialisasi budaya dalam pariwisata, karena berubahnya
atau bertambahnya fungsi di samping fungsi utamanya.
Di samping terjadinya komersialisasi, tampaknya yang perlu juga menjadi
pemikiran kita bersama, yaitu pola pembinaan kebudayaan dalam arti
luas sebagai pendukung kepariwisataan. Sudah menjadi kenyataan devisa
yang dihasilkan dari pengembangan pariwisata, digunakan oleh negara
untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang. Devisa itu dibagi-

bagi ke semua aspek pembangunan, sehingga dirasakan sangat kecil


kembali pada bidang kebudayaan. Padahal secara nyata kebudayaan
itulah

sebagai

penopang

paling

besar

dalam

pariwisata

untuk

mendatangkan devisa. Oleh karena itu, ada kesan budaya untuk


pariwisata. Dengan demikian, kebudayaan di sini tereksploitasi secara
besar-besaran dan hanya digunakan sebagai bahan promosi tanpa adanya
usaha untuk menjaga dan melestarikannya. Kini banyak objek wisata yang
tidak tertata akibat dana pemeliharaan yang terbatas. Salah satu contoh
konkret adalah Museum Subak yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali.
Museum ini meruapakan aset budaya Bali yang tak ternilai harganya.
Sayang, kini museum itu sepertinya hanya tinggal kenangan.
*Komersialisai : menjadikan suatu barang sebagai barang dagangan untuk
mendapatkan keuntungan.
Salam dari mahasiswa PNB jurusan pariwisata 2a MBP PNB
Dampak Pariwisata dari Aspek Sosial
Pada sejumlah Negara yang sedang membangunan, pengenalan yang
terlalu dini pada pemikiran dan teknologi Barat dapat menciptakan
beragam masalah sosial. Pengenalan di sector pariwisata misalnya, bagi
sebuah kawan baru pada akhirnya mengubah gaya hidup sehari-hari
penduduknya.

Perkembangan

meningkatakan

angka

pariwisata

kejahatan

dan

yang

terlalu

sekaligus

cepat

dapat

memperkanalkan

perjudian, materialism, serta keserakahan (Denis L. Foster, 2000). Lebih


lanjut dikatakan bahwa pemerintah Negara yang sedang berkembang
seringkali mengkhawatirkan akibat pariwisata pada karakter bangsa.
Dengan secara menyolok menempatkan wisatawan yang makmur di
tengan-tengan

penduduk

local

yang

miskin,

pariwisata

seringkali

menimbulkan kegelisahan.
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi
sosial, dalam artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan
tingkah laku tiap individu, kelompok dalam melakukan perjalanan wisata
serta

pengaruh

kegiatan

pariwisata

dalam

masyarakat.

Dengan

berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu tempat

ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama
sekali berbeda bangsa dan agama. Orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan wisata tersebut akan saling berhubungan langsung dengan
orang-orang

yang

berkebangsaan

dan

lingkungan

lain

ditempat

tujuannya, dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku dan


keinginan yang kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda
bahkan bertolak belakang dengan tata cara hidup (the way of life)
masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat sector pariwisata
menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan
antar bangsa.
Oleh sebab itu pariwisata menciptakan kontak sosial antar sesama.
Kontak sosial ini mengandung makna :
Memberikan

kesempatan

kepada

kedua

belah

pihak

untuk

saling

mengenal kebudayaan masing-masing dalam batas-batas tertentu.


Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengenal sikap
dasar yang dimiliki dalam pergaulan.
Kenyataan bahwa pariwisata meliputi kegiatan perpindahan tempat
sejumlah orang yang sedang melakukan perjalan secara sendiri-sendiri
atau berkelompok. Pariwisata menjadi suatu manifestasi lintas budaya
yang penting, karena kegiatan ini menjadi kancah pertemuan warga dari
berbagai bangsa dengan latar belakang yang berlainan, lingkungan sosial
beragam.
Dalam bentuk interaksi antara wisatawan dengan masyaraka setempat
wisatawan menghabisakan waktunya di tempat-tempat yang exlusive,
mewah, bersenang-senang menurut caranya masing-masing. Mereka
bermalas-malas

dipantai,

berlimpah. Sementara

menyantap

makanan

yang

mewah

dan

penduduk setempat yang melayani sebagai

pelayan restoran, tukang cuci piring, bagian keamanan dan lain-lain.


(Yohanes Sulistyadi. 1999)
Selain itu terjadi pula adanya golongan yang mampu meniru tingkah laku
wisatawan yang sebenarnya tidak cocok dengan kebudayaan setempat.
Golongan ini menjadi kelompolk elit dalam masyarakat dan menambah
kesenjangan antar golongan. Dampak yang dimiliki juga terjadi apabila

wisatawan berbaur dengan masyarakat setempat, masyarakat meniru


perilaku wisatawan. Penduduk setempat tertular oleh kecanduan alkohol,
narkotik, sabu-sabu bahkan pelecehan terhadap moral seksual.
Hal ini dikatakan lebih tegas oleh Spillane (1995) bahwa dampak sosiologi
pariwisata bagi penerima wisatawan (masyarkat) adalah timbulnya hasrat
untuk meniru. Komersialisasi adat/budaya. Perubahan terhadap dari segi
sosiologis ini bukan saja menyebabkan keretakan hubungan manusiawi
antara penerima serta menciptakan suatu kesenjangan saling pengertian,
akan tetapi juga akan timbul kegoncangan ekonomi.
Menurut World Tourism Organization yang di sitih oleh Oka A Yoeti
mengatakan pengaruh pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat
dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu :
Polarization of the population
Penduduk

setempat

sudah

terpolarisasi,

perolehan

pendapatan

masyarakat tidak proporsional, kebanyak penduduk ingin menjadi kaya


secara mendadak dan berusaha memburu dolar dengan jalan pintas.
Breakdown of The family
Dengan masuknya wisatawan asing yang silih berganti dan terjadinya
intesitas

pergaulan

antara

yang

melayani

dan

yang

memberikan

pelayanan, timbul ekses negative demi memenuhi kebutuhan biologis


masing-masing.
Development of the attitudes of a Consumption-Oriented Society; Incident
of Phenomena of Social Pathalogy
Sebagai

akibat

berkembangnya

tingkah

laku

masyarakat

yang

berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat


itu, maka munculah; pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius.
Mabuk-mabukan dan ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang
berlaku.
Namun demikian segi positip dari kepariwisataan cukup banyak. Hal itu
dapat dilihat di lapangan seperti hal-hal berikut:
1.

Struktur sosial
Sebagai akibat pengembangan pariwisata, terjadi:

o Transaksi kesempatan kerja dari sector pertanian ke sector pelayanan.

o Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen.


o Pemerataan pendapatan masyarakat di DTW yang dikunjungi wisatawan.
o Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha
atau pekerjaan.
2.

Modernisasi keluarga
Kaum wanita memperoleh status baru dari petani tradisionil berubah
menjadi pedagang acungan, pemilik took cendera mata, restoran atau
bekerja pada kerajinan tangan dan karyawan hotel.
Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak-anak dari disiplin
ketat menjadi anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicitacitakannya
Peningkatan dalma wawasan masyarakat
Terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang positif, terutama dalam
etiket dan cara komunikiasi antar sesama.
Dapat menghilangkan prasangka-prasangka negative terhadap etnis lain
Dan terdapat juga Dampak Periwisata terhadap Sosial Budaya.
Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata disuatu daerah
terhadap Sosial Budaya sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima
pengaruh dengan cepat tanpa ada penyaringan yang ketat terhadap
kedatangan wisatawan.. Salah satu hal adalah dimana daerah yang dituju
merupakan daerah yang lemah dalam bidang ekonomi, dengan sendirinya
akan mengikuti Perkembangan dan merubah tatanan perekonomian
sendiri salah satu contoh mengubah mata pencaharian semula yang
mereka

lakukan

secara

tradisional

menjadi

lebih

modern.

Masalah tentang dampak Pariwisata terhadap sosial budaya selama ini


lebih cenderung mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosialbudaya akibat kedatangan wisatawan, dengan tiga asumsi yang umum,
yaitu:

(Martin,

1998:171):

a. perubahan dibawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya


dari sistem sosial-budaya yang superordinat terhadap budaya penerima
yang

lebih

lemah;

b. perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya indigenous;


c. perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya,

dimana identitas etnik lokal akan tenggelam dalam bayangan sistem


industri dengan teknologi barat, birokrasi nasional dan multinasional, a
consumer-oriented

economy,

dan

jet-age

lifestyles.

Menurut pendapat diatas menyiratkan bahwa di dalam melihat dampak


pariwisata terhadap sosial-budaya masyarakat setempat, pariwisata
semata-mata dipandang sebagai faktor luar yang akan merubah secara
pasti

terhadap

social

budaya

pada

masyarakat

local.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan


melibatkan

masyarakat

yang

dituju,

sehingga

membawa

berbagai

dampak terhadap masyarakat setempat. Oleh karena pariwisata banyak


dikatakan sebagai perubah yang laur biasa, mampu membuat masyarakat
setempat

mengalami

perubahan

dalam

berbagai

aspek.

Dalam perubahan yang diakibatkan oleh Pariwisata Secara teoritis, Cohen


(1984) mengelompokkan dampak Pariwisata terhadap sosial budaya ke
dalam

sepuluh

kelompok

besar,

yaitu:

a. dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat


setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi
atau

ketergantungannya;

b. dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;


c.

dampak

terhadap

dasar-dasar

d.

dampak

terhadap

migrasi

e.
f.
g.
h.

dampak

terhadap

dampak
dampak
dampak

ritme

organisasi/kelembagaan

dari

terhadap

ke

kehidupan

terhadap
terhadap

dan

pola

stratifikasi
distribusi

daerah
sosial

pariwisata;
masyarakat;

pembagian
dan

kerja;

mobilitas

pengaruh

sosial;

dan

sosial;

kekuasaan;

i. dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial;


dan
j.

dampak

terhadap

bidang

kesenian

dan

adat

istiadat.

Dari pendapat Cohen tersebut diatas mengenai dampak pariwisata dapat


disimpulan, bahwa daerah tujuan wisata akan merasakan pengaruh yang
luar biasa dari wisatawan yang datang yaitu dari mengenai unsur
kebudayaan universal di daerah. Sebagai mana yang di kemukan oleh

C.Kluckhohn dalam Koentjaraningrat merumuskan 7 unsur Kebudayaan .


a.

Sistem

Bahasa

Bahasa yang digunakan pada daerah ini adalah Sunda dengan dialek yang
sama

dengan

sunda

lainnya,

Bahasa yang dibunakan oleh masyarakat setempat baik berupa lisan


maupun

tulisan

b.

atau

berbentuk

Sistem

symbol

mata

simbol
Pencaharian

Untuk menunjang hidup sehari hari, setiap masyarakat pasti memiliki


mata pencaharian utama yang berbeda ditiap daerah, sehingga terdapat
suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan
dengan

suku

c.

bangsa

lain.

Sistem

Teknologi

Teknologi atau peralatan hidup lain yang dimiliki oleh setiap masyarakat
mungkin berbeda beda tergantung dimana masyarakat itu berada.
d.

Sistem

Organisasi

Sosial

Suku bangsa yang merupakan kelompok mayarakat besar akan memiliki


system kemasyarakatannya yang mungkin berbeda dengan suku bangsa
lain:

misalnya

suku

e.

bangsa

sunda

Sistem

dan

jawa.

Pengetahuan

Masyarakat memilki pengetahuan yang digunakan dalam kehidupan


sehari hari baik dalam bidang agriris maupun dalam bidang pengobatan.
f.

Sistem

Kesenian

Masyarakat atau suku bangsa memiliki persaan yang dituangkan kedalam


bentuk benci, sedih, gembira, jengkel, bahagia dan sebagainya.perasaan
timul dari setiap individu atau masyarakat dalat dilakukan de dalam
bentuk

seni

atau

g.

perasaan

dapat

muncul

karena

Sistem

seni.
Religi

Kepercayaan ditiap daerah itu berbeda merupakan warisan masa lampau


dari

perjalanan

hidup

masyarakat

bersangkutan

sebagai

warisan

budayanya. Keyakinan setempat yang diyakini masyarakatnya wajib


dihormati oleh masyarakat lain, begitu pula dalam upacara ritual yang
berhubungan dengan keyakinan.
Salam dari mahasiswa jurusan pariwisata 2a MBP PNB

Dampak pariwisata dalam bidang politik


Untuk lebih memahami dampak dari pariwisata di bidang politik ,
kita perlu mengetahui definisi dari politik . politik berasal dari bahasa
yunani (politikos) yang berarti kota wilayah, atau yang berkaitan dengan
warga Negara politik merupakanproses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang berupa proses pembuatan keputusan ,
khususnya dalam Negara. Definisi ini adalah gabungan dari berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik. Politik juga merupakan suatu seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan

konstitusional

maupun

nonkonstitusional.

berikut beberapa definisi dari politik :

Politik adalah usaha yang ditempuh warga Negara untuk mewujudkan


kebaikan bersama(aristoteles)

Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelengaraan pemerintahan


dan Negara.

Politik merupakan kegiatan yang diarah kan untuk mendapatkan dan


mempertahankan kekuasaan dimasyarakat.

Politik

adalah

segala

sesuatu

tentang

proses

perumusan

dan

pelaksanaan kebijakan publik.


Politik

memiliki definisi yang luas

, kegiatan politik

tidak hanya

sekedar mencakup mempertahankan dan mendapatkan kekuasaan saja ,


tetapi politik juga mencakup pengaruh ideologi dan peranan suatu negara
dalam

bidang

ekonomi,

sosial

budaya

sehingga munculah istilah HI atau hubungan internasional . HI merupakan


salah satu cabang ilmu dari ilmu politik yang memuat hubungan antar
Negara

baik

secara

birateral,

dan multilateral. Dalam

berbagai

aspek seperti ekonomi , politik , psriwisata, budaya , pendidikan ,dan


lain lain.
Kejasama antar Negara sering dilakukan karena untuk memenuhi
kebutuhan

di

ketergantungan

negaranya,
Negara

kesamaan
lain

nasib

,dan untuk

kesamaan

menunjukan

geografis,
keunggulan

Negara. Secara tidak langsung Negara Negara tersebut sudah melakkan


kegiatan politik . dengan kemajuan teknologi dan globalisasi dunia
hubungan

kerjasama

antar

Negara

sangat

sering

dilakukan

dan

membentuk organisasi organisasi multinasional seperti APEC, ASEAN ,


UNI EUROPA dan lian-lain . organisasi organisasi ini sering melakukan
konfrensi di suatu Negara , sehingga dapat meningkatkan pamor dari
Negara

itu

sendiri

sehingga

memajukan perkembangan

industri,

terutama industri pariwisata Negara tersebut.


Dampak pariwisata dari aspek politik
Dalam industry pariwisata keamanan adalah hal yang sangat
penting dimana para wisatawan datang berlibur dan berkunjung untuk
menikmati destinasi yang mereka kunjungi . sehingga jika daerah wiasta
aman maka para wisatawan akan tenang menikmati daerah tujuan
wisatanya dan ini tentu mengangkat pamor dari daerah wisata itu sendiri .
banyak kegiatan multinasional dilakukan di daerah tujuan wisata seperti
BALI.

Karena

bali

dianggap

aman

dengaan

keramah

tamahan

penduduknya . sehingga mengangkat pamor bali dimata dunia. Dan dari


pariwisata akan dapat meningkatkan devisa Negara sehingga baik untuk
perekonomian .
Dampak positif pariwisata dalam bidang politik

Terjalinnya hubungan baik dengan negara-negara lain.

Saling berkunjung dan saling mengenal antar penduduk sehingga dapat


memper erat kesatuan dan persatuan

Lebih banyak mengenal keindaha dan kekayaan tanah air , melalui


kunjungan wisata sehingga memunculkan keinginan untuk memelihara,
menjaga dan rasa cinta terhadap tanah air

Terjaganya hubungan baik internasional dalam hal pengembangan


pariwisata mancanegara, sehingga terjadi saling kunjung antar bangsa
sebagai wisatawan . sebagaimana halnya dalam pariwisata pada poin
pertama

Terjadi kontak kontak langsung yang akan menumbuhkan rasa saling


pengertian terhadap perbedaan

Akan menimbulkan inspirasi untuk selalu mengadakan pendekatan dan


rasa saling menghormati.

Pemerintah mendapat defisa tambahan non migas

Adanya pemberlakuan kebijakanbebas visa terhadap Negara tertentu,


untuk menarik wisatawan untuk berkunjung
Dampak negatif pariwisata dalam bidang politik

Kebijakan dari pemerintah sangat mempengaruhi kondisi pariwisata ,


seperti kenaikan bbm, kenaikan pajak usaha pariwisata . dan lain lain

Banyak terjadi kasus kkn pada pemerintahan di tempat daerah wisata itu
.

Adanya ketimpangan pembangunan fasilitas umum antara desa dan


kota(daerah wisata)

Adanya perebutan kekuasaan


Contoh: bali merupakan destinasi yang aman dan terkenal di dunia ,
karena budaya , alam ,dan keramah tamahan penduduknya sehingga bali
sering menjadi tuan rumah dari kegiatan politik nasional dan internasional
seperti: konfrensi apec , ktt asean, munas partai golkar dan lain-lain .
Kami meminta maaf jika ada salah kata atau lainnya . Kata- kata diatas
kita kutip dari beberapa situs-situs.
Akhir

kata

kami

ucapkan

salam dari mahasiswa jurusan pariwisata 2a MBP PNB

Terima

Kasih

Anda mungkin juga menyukai