Hiperbilirubinemia Pada Neonatus
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus
DEFINISI
Hiperbilirubinemia adalah naiknya kadar bilirubin serum melebihi normal. Presentasinya pada
neonatus muncul dalam salah satu dari dua bentuk berikut ini : hiperbilirubinemia tidak
terkonyugasi / indirek atau terkonyugasi / direk.
Gejala paling prevalen dan paling mudah diidentifikasi dari kedua bentuk tersebut adalah icterus
yang didefinisikan sebagai kulit dan selaput lender menjadi kuning. Pada neonatus, icterus
yang nyata jika bilirubin total serum 5 mg/dl.
INSISDENS
METABOLISME BILIRUBIN
Bilirubin merupakan uraian dari produk protein yang mengandung heme pada system
retikuloendotelial. Tujuh puluh lima persen protein yang mengandung heme ada di dalam sel
darah merah (hemoglobin) sementara 25% datang dari myoglobin, sitokrom, dan tidak efektifnya
eritropoesis pada tulang sumsum
TRANSPORT
Bilirubinemia tidak terkonjugasi/indirek yang dilepaskan ke dalamsistem peredaran darah
langsung diikat oleh albumin. Bilirubin yang terikat pada albumin tdak melewati sawar otak
darah.
PENGAMBILAN dan KONYUGASI
Bilirubin melewati selaput plasma hepatosit dan diikat pada liganain sitoplasma (protein Y,
Protein Z dan protein lainnya). Bilirubin diubah menjad bentuk konyugasi yang larut dalam air
oleh uridine diphosphate glucuronyi transferase.
EKSRESI
Bilirubin teronyugasi/direk memasuki saluran gastrointestinal dan kemudian dikeluarkan dari
tubuh melalui feses.
Proses dimana bilirubin diserap kembali dari saluran gastrointestinal dan dikembalikan kedalam
hati untuk dilakukan konyugasi ulang disebut sirkulasi enterohepatik.
HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK TERKONYUGASI/INDIREK
DEFINISI
Peingkatan bilirubin serum tidak terkonyugasi
ETIOLOGI
Icterus fisiologis
Icterus non fisiologis
o Penyait hemolitik
o Imun (rhsus, ABO)
o Non-imun (defisiensi G6PD, sferositosis)
o Ekstravasasi darah (sefalhematoma, memar yang luas)
o Polisitemia
o Sepsis
Fisiologis
Non fisiologis
o Prematuritas
o Defisiensi ligandin (protein Y dan Z)
o Sepsis
o Icterus ASI (breast milk jaundice)
Fisiologis
Non fisiologis
o Hipotiroidisme
o Sepsis
o Sindroma Crgler-Najjar (golongan I dan II)
Ikterus fisiologis
Pada hampir setiap bayi, meningkatnya serum bilirubin tidak terkoyugasi/indirek terjadi selama
minggu pertama kehidupan dan terpecahkan dengan sendirinya
Bentuk ini disebut sebagai icterus fisiologis. Pada bayi sehat dan cukup bulan, akan terlihat pada
hari ke 2-3 dan biasanya hilang pada hari ke 6-8 tai mungkin tetap ada sampai hari ke 14 dengan
maksimal total kadar bilirubin serum < 12 mg/dl. Pada bayi premature sehat, icterus akan terlihat
pada hari ke 3- dan hilang pada hari ke 10-20dengan kadar serum maksimal < 15 mg/dl
Ikterus ASI
Presentasi lain dari hiperbilirubinemia yang jarang terjadi adalah ikterus ASI (breastmilk
jaundice). Tidak jelas apakah ikterus ASI ini merupakan hiperbilirubinemia terkonyugasiatau
tidak. Tapi hal ini jarang mengancam jiwa dan harus dipertimbangkan jika kriteria berikut ini
terjadi :
Pada hari ke 4, kadar bilirubin terus meningkat danbukannya menurun. Kadar bilirubin
bias mencapai 20-30 mg/dl dan mulai menurun pada usia empat minggu dan kemudian
secara betahap kembali ke normal
Meskipun menghentikan pemberian ASI akan menurunkan bilirubin dengan cepat dalam
waktu 48 jam dan sekarang ini merupakan satu-satunya pemeriksaan diagnostic
definitive, tapi hal iin tidak selalu direkomendasikan
Ikterus ASI berbeda dengan ikterus yang berkaitan dengan asupan ASI yang buruk atau
tidak mencukupi dan mengarah pada dehodrasi
Pemeriksaan
Bayi dengan ikterus harus diperiksa berdasarkan temuan fisik berikut ini :
Prematuritas
Kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Mikrosefalus : infeksi kongenital
Ektraasasi darah misalnya sefalhematoma atau memar
Pucat, plethora, petekie
Hepatoslenomegali, anemia hemolitik atau infeksi
Tanda hipotidroidisme
Tanda sepsis neonatorum
Warna ikterus
o Kuning oranye = tidak terkoyugasi
o Hijau zaitun = menigkatnya konyugasi
Tanda hiperbilirubin ensefalopati yang sama degnan kernicterus
Pemeriksaan laboratorium
Terapi sinar
Terapi sinar harus dimulai sesuai dengan panduan Tabel
Efek samping terapi sinar mencakup
Eritema
Sindrom bayi tembaga (bronze baby syndrome)
Potensi kerusakan, mutasi genetic
Terganggunya interaksi ibu dan bayi
Tranfusi tukar
Banyak fasktor yang berhubungan dalam penetuan kadar bilirubin yang tepat sebelum
memulai transfuse tukar. Keadaan umum (sakit atau sehat) berat lahir, usia kehamilan,
dan usia bayi, semua itu merupakan pertimbangan penting
Prosedur ini mengatasi bilirubin dan antibody hemolitik dan mengoreksi anemia
Biasanya diperlukan pada kasus ketidaksesuaian Rhesus, ABO, atau defisiensi G6PD
Bayi yang sangat premature terkadang memerlukan transfuse tukar darurat jika kadar
bilirubinnya menjadi sangat tinggi
Transfuse tukar dengan volume darah dua kali lipat dilakuakan (2x85xberat badan)
Harus digunakan darah sitrat segar
Icterus hemolitik
Icterus non hemolitik
Pada neonatus dengan ketidaksesuaian Rhesus, gunakan Rhesus negative yang telah
dicocokkan dengan darah ibu
Pada neonatus dengan ketidaksesuaian ABO, gunakan darah O positif atau golongan
darah O negatif yang telah di cocokkan dengan darah ibu
Pada kasus lain, gunakan golongan darah bayi setelah dicocokkan
Hiperbilirubinemia Terkoyugasi/direk
Definisi
Hiperbilirubinemia terkonyugasi/direk merupakan tanda disfungsi hepatobillari.
Hiperbilirubinemia tekonyugasi/direk didefinisikan sebagai peningkatan kadar bilirubin direk >
20% dari total bilirubin serum
Etiologi
Riwayat
Riwayat hiperbilirubinemia pada neonatus dalam keluarga atau KMK. Juga riwayat slenektomi
atau penyakit hati di keluarga yang mengarah pada penyakit metabolik
Presentasi Klinis
Pemeriksaan
Sepsis berlanjut
Pemeriksaan fungsi hati
Penapisan TORCH
USG abdomen
Penapisan metabolik
Biopsi hati
Tatalaksana
Kunci tatalaksana hiperbilirubinemia terkonyugasi/direk adalah mengidentifikasi proses non
fisiologis yang menjadi penyebab dasar meningkatnya kadar bilirubin serum
Fasilitas yang tidak dilengkapi dengan instrumen atau teknik diagnostik yang diperlukan harus
merujuk neonatus ke fasilitas yang tingkatannya lebih tinggi
Terapi sinar tidak boleh digunakan pada kasus hiperbilirubinemia terkonyugasi/direk (sindroma
bayi tembaga)