Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MIOMA UTERI
Di Ruang 10 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas dalam Praktik Klinik Kebidanan

Oleh :
Alfi Zamilul H.

NIM 1402450050

Liana Nur Ilasari

NIM 1402450029

Tri Julaikah

NIM 1402450003

Fajri Diyah M.

NIM 1402450048

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MIOMA UTERI
Di Ruang 10 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS
RSU Dr.SAIFUL ANWAR
MALANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MIOMA UTERI

di RUANG 10 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


Tanggal 22 Desember 2016

Oleh:
Alfi Zamilul H.

NIM 1402450050

Liana Nur Ilasari

NIM 1402450029

Tri Julaikah

NIM 1402450003

Fajri Diyah M.

NIM 1402450048

Mengetahui,
Pembimbing Klinik

(Titin yuliati, Amd.Keb)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan

: Mioma Uteri

Sasaran

: Pasien dan keluarga pasien

Hari/ Tanggal

: Kamis, 22 Desember 2016

Waktu

: 30 menit

Tempat

: Ruang 10 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui dan memahami tentang mioma uteri
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dan keluarga pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian mioma uteri
b. Menyebutkan penyebab mioma uetri
c. Menyebutkan dan menjelaskan tanda gejala dari mioma uteri
3. Proses Penyuluhan
Tahap

Wakt

Kegiatan
Pendahulua

u
5

menit

Kegiatan perawat
1. Memberi Salam
2. Menjelaskan

Kegiatan

Metode

Media

peserta
Menjawab

salam,
cakupan materi Mendengarkan

dan berkenalan
3. Menjelaskan
tujuan diberikan

dan
memperhatika
n

penyuluhan
tentang mioma
Penyajian

15
menit

uteri
1. Menyebutkan
pengertian
mioma uteri
2. Menyebutkan
Penyebab

Mendengarkan ceramah

LCD

dan

dan

memperhatika

leaflet

mioma uteri
3. Menyebutkan
dan
menjelaskan
tanda gejala dari
Penutup

10
menit

mioma uteri
Menutup
pertemuan
a. Memberikan

Menjawab

, Tanya,

pertanyaan
kepada pesrta

Diskusi
Ceramah

Menjawab

Jawab

b. Meminta klien
atau salah satu
keluarga
untuk
mereview
materi

Bertanya
yang

telah
disampaikan
Memperhatika
c. Membuka sesi
n
tanya jawab
jika masih ada
yang

kurang

jelas
d. Menyimpulka

Menjawab
Menjawab

n materi yang salam


diberikan
e. Mahasiswa
mengucapkan
terima kasih
f. Salam
penutup
4. Metode
Ceramah
Diskusi/Tanya Jawab
5. Media
LCD dan leaflet
6. Kriteria
Evaluasi Proses
o Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
o Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
Evaluasi Hasil
80% dari jumlah peserta yang hadir mampu memberikan pendapat & 60%
dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
dengan tepat.
7. Materi (Terlampir)

TINJAUAN PUSTAKA
MIOMA UTERI
I.

PENGERTIAN
Mioma Uteri adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos,
sedangkan untuk otot- otot rahim disebut dengan mioma uteri. (Achadiat,
Chrisdiono M., 2004)
Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya.
(www. Infomedika.htm, 2004).
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma,
atau fibroid. (Mansjoer, Arif , 2001)
Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa Mioma Uteri adalah
suatu pertumbuhan jinak dari otot-otot polos, tumorjinak otot rahim, disertai
jaringan ikat, neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis
tumor uterus yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai
ukuran besar, biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia
reproduksi terutama pada usia 35 tahun.

II. PENYEBAB MIOMA UTERI


A. Disangka dari hormone wanita / estrogen
B. Faktor keturunan
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan risiko untuk
menderita mioma uteri dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri. Pendeita mioma yang mempunyai riwayat keluarga
penderita miomauteri mempunyai 2 kali lipat kekuatan ekspresi dari
VEGF- (a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan penderita
mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri
(Parker, 2007)

III. GEJALA-GEJALA
- Kadang teraba benjolan di perut bagian bawah
- Nyeri perut bagian bawah
Mioma uteri dapat menimbulkan nyeri panggul yang disebabkan
oleh karena degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma
yang bertangkai maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan
mioma subserosum. Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan
menekan bagian tulang pelvik yang dapat menekan saraf sehingga
menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung dan
-

ekstremitas posterior
Nyeri haid yang sangat
Perdarahan abnormal
Kadang sukar kencing, sukar BAB.
Pada mioma uteri yang besar dapat menimbulkan penekanan
terhadap organ sekitar. Penekanan mioma uteri dapat menyebabkan
gangguan berkemih, defekasi maupun dispareunia. Tumor yang besar juga
dapat menekan pembuluh darah vena pada pelvik sehingga menyebabkan
kongesti dan menimbulkan edema pada ekstremitas posterior.

IV. PEMBAGIAN
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus dan hanya 1-3%,
sisanya adalah dari korpus uterus. Maka pembagian menurut letaknya dapat
kita dapati sebagai:
1. Mioma submukosum:
berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga
uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,
kemudian dilahirkan melalui saluran serviks dan dipanggil
myomgeburt
2. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium
3. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma
subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain
misalnya ke ligamentum atau mentum dan kemudian membebaskan

diri

dari

uterus,sehingga

disebut

wandering/parasitic

fibroid

(Prawirohardjo,2007).

Gambar 2.1: Jenis Mioma Uteri dan lokasinya


(Sumber: Martin L. Pernoll, 2001)

V. BAHAYA
BAHAYA TERHADAP KEHAMILAN
- Dapat terjadi kemandulan atau keguguran
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan
terjadinya abortus oleh katena distorsi rongga uterus. Apabila penyebab lain
infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab infertilitas
-

tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.


Menghambat kemajuan persalinan
Ketika memasuki masa persalinan, adanya mioma mengakibatkan
gangguan kontraksi sehingga menghambat proses persalinan normal dan
memerlukan tindakan operasi. Selain itu, mioma di bawah uterus dapat

menutup jalan lahir sehingga menghambat persalinan pervaginam


Perdarahan banyak setelah persalinan
Perdarahan ketika post partum ini terjadi karena atonia uteri yang
diakibatkan oleh lamanya proses persalinan dan gangguan kontrasksi otot
Rahim. Selain itu penambahan vaskularisasi juga memperparah perdarahan

yang terjadi.
Dapat mengganggu pertumbuhan janin dan terjadi kelainan letak janin

Mioma yang besar pada ronngga Rahim inilah yang dapat menyebabkan
kelainan letak janin dan juga menghambat pertumbuhan janin

VI. PENGOBATAN
a. Perawatan konservatif
Perawaatan ini ditujukan untuk pasien mioma dengan syarat sebagai
berikut
1. Tidak ada keluhan
2. Besarnya mioma kurang lebih belum sampai seperti ibu hamil usia 1214 minggu atau apabila diraba dari luar setinggi 2 jari di atas rongga
panggul. Harapan dari pengobatan konservatif ini adalah mioma akan
mengecil sendiri dengan masuknya wanita pada masa menopause
b. Miomektomi
Miomektomi sering dilakukan pada wanita yang ingin
mempertahankan fungsi reproduksinya dan tidak ingin dilakukan
histerektomi. Dewasa ini ada beberapa pilihan tindakan untuk melakukan
miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma. Tindakan
miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi maupun
dengan laparoskopi. Pada laparotomi, dilakukan insisi pada dinding
abdomen untuk mengangkat mioma dari uterus. Keunggulan melakukan
miomektomi adalah lapangan pandang operasi yang lebih luas sehingga
penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan
miomektomi dapat ditangani dengan segera. Namun pada miomektomi
secara laparotomi resiko terjadi perlengketan lebih besar, sehingga akan
mempengaruhi faktor fertilitas pada pasien. Disamping itu masa
penyembuhan paska operasi juga lebih lama, sekitar 4 6 minggu. Pada
miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap mioma submukosum
yang terletak pada kavum uteri. Pada prosedur pembedahan ini ahli beda
memasukkan alat histeroskop melalui serviks dan mengisi kavum uteri
dengan cairan untuk memperluas dinding uterus. Alat bedah dimasukkan
melalui lubang yang terdapat pada histeroskop untuk mengangkat mioma
submukosum yang terdapat pada kavum uteri. Keunggulan tehnik ini
adalah masa penyembuhan paska operasi (2 hari). Komplikasi operasi

yang serius jarang terjadi namun dapat timbul perlukaan pada dinding
uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan perdarahan.
Miomektomi juga dapat dilakukan dengan

menggunakan

laparoskopi. Mioma yang bertangkai diluar kavum uteri dapat diangkat


dengan mudah secara laparoskopi. Mioma subserosum yang terletak
didaerah permukaan uterus juga dapat diangkat secara laparoskopi.
Tindakan laparoskopi dilakukan dengan ahli bedah memasukkan alat
laparoskop kedalam abdomen melalui insisi yang kecil pada dinding
abdomen. Keunggulan laparoskopi adalah masa penyembuhan paska
operasi yang lebih cepat antara 2 7 hari. Resiko yang terjadi pada
pembedahan laparoskopi termasuk perlengketan, trauma terhadap organ
sekitar seperti usus, ovarium, rektum serta perdarahan. Sampai saat ini
miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur standar bagiwanita
dengan mioma uteri yang masih ingin mempertahankan fungsi
reproduksinya
c. Hysterektomi
Tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu dengan pendekatan abdominal (laparotomi), vaginal,
dan pada beberapa kasus secara laparoskopi. Tindakan histerektomi pada
mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Tindakan histerektomi pada
pasien dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapati keluhan
menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan
ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12 14 minggu.
Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
total abdominal histerektomi (TAH) dan subtotal abdominal histerektomi
(STAH). Pemilihan jenis pembedahan ini memerlukan keahlian seorang
ahli bedah yang bertujuan untuk kepentingan pasien. Masing-masing
prosedur histerektomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Subtotal
abdominal histerektomi dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang
lebih besar seperti perdarahan yang banyak, trauma operasi pada ureter,
kandung kemih, rektum. Namun dengan melakukan STAH, kita
meninggalkan serviks, dimana kemungkinan timbulnya karsinoma serviks
dapat terjadi. Dengan meninggalkan serviks, menurut penelitianKilkku,

1983didapat data bahwa terjadinya dyspareunia akan lebih rendah


dibanding yang menjalani TAH, sehingga tetap mempertahankan fungsi
seksual. Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada tungkul vagina
dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan perdarahan paska
operasi dimana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani
STAH.
d. Pengobatan hormone
Terapi medisinal (hormonal) Saat ini pemakaian Gonadotropinreleasing hormon (GnRH) agonis memberikan hasil untuk memperbaiki
gejala-gejala klinis yang ditimbulkan oleh mioma uteri. Pemberian GnRH
agonis bertujuan untuk mengurangi ukuran mioma dengan jalan
mengurangi produksi estrogen dari ovarium. Dari suatu penelitian
multisenter didapati data pada pemberian GnRH agonis selama 6 bulan
pada pasien dengan mioma uteri didapati adanya pengurangan volume
mioma sebesar 44%. Efek maksimal pemberian GnRH agonis baru terlihat
setelah 3 bulan. Pada 3 bulan berikutnya tidak terjadi pengurangan volume
mioma secara bermakna.
Pemberian GnRH agonis sebelum dilakukan tindakan pembedahan
akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan memudahkan
tindakan pembedahan. Terapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral
dan preparat progesteron akan mengurangi gejala perdarahan uterus yang
abnormal namun tidak dapat mengurangi ukuran dari mioma.

VII. PERSIAPAN SEBELUM OPERASI


a. Persiapan mental
- Berdoa sesuai agama masing-masing agar operasi berjalan lancer dan
-

selamat, serta para penolong diberi petunjuk oleh ALLAH.


Yakin dan percaya bahwa selama operasi ibu tidak merasa sakit, karena
ahli bius akan selalu menemani agar ibu tidak merasa sakit selama

operasi
Persiapan mental ini sangat penting karena mental pasien berpengaruh

pada kondisi fisik ibu


b. Persiapan fisik

Makanan 4 sehat 5 sempurna, makanan dengan menu seimbang sesuai


dengan kebutuhan ibu data mendukung proses penyembuhan setelah

operasi:
Nasi, sayur, lauk pauk hewani dan nabati, buah, susu.
Kebersihan badan mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Kondisi
badan yang bersih akan membantu proses penyembuhan semakin cepat

karena terhindar dari komplikasi setelah operasi.


Istirahat yang cukup. Selain makanan, proses penyembuhan dan
pembentukan sel-sel baru juga didukung oleh istirahat yang cukup.

VIII. SETELAH OPERASI


- Lakukan mobilisasi atau menggerakkan anggota tubuh sedini mungkin
begitu ibu sadar. Pergerakan dinidilakukan berhati-hati, jangan terburuburu karena akan mengakibatkan sakit yang berkepanjangan di
kemudian hari. Pergerakan dini ini bertujuan untuk memulihkan otot
seluruh tubuh setelah dilakukan anestesi atau pembiusan selama proses
operasi. Hal ini juga menunjang proses penyembuhan karena dengan
mobilisasi dapat mengeluarkan kotoran serta memperlancar aliran darah
-

yang kaya akan nutrisi dan oksigen pada bekas luka operasi.
Gizi yang cukup sesuai kebutuhan. Makan pertama seteah operasi baru
dianjurkan setelah ibu mengalami sendawa atau flatus, karena 2 hal
tersebut merupakan penanda bahwa efek obat bius sudah mulai hilang.
Apabila ibu makan dalam keadaan saluran cerna masih terkena efek
obat bius dapat mengakibatkan muntah. Pemenuhan gizi seimbang
sangat

dibutuhkan,

terutama

makanan

tinggi

protein

untuk

mempercepat proses penyembuhan.


Hubungan badan boleh dilakukan 1 bulan setelah operasi bila tidak ada
keluhan. Operasi ini berkaitan dengan system reproduksi wanita, proses
penyembuhan maksimal selama tidak ada komplikasi dari operasi
adalah 1 bulan, jadi diharapkan selama proses penyembuhan ini, ibu

tidak diperkenankan untuk berhubungan seksual.


3 bulan setelah operasi ibu diperbolehkan hamil. Bagi ibu-ibu yang
mendapat pengobatan dengan miomektomi masih dapat hamil lagi,
tetapi menunggu kondisi yang memungkinkan kekuatan reproduksi

untuk hamil lagi setelah mengalami perlukaan adalah 3 bulan setelah


-

tindakan.
Bagi ibu-ibu yang tidak menginginkan hamil lagi bisa menggunakan
KB yang sesuai dengan kondisinnya.

Anda mungkin juga menyukai