Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FLUIDA PANASBUMI

Analisa untuk menentukan, konsentarasi unsur-unsur dalamcontoh air, gas, tanah, dan
udara tanah dilaakukan dilaboratorium. Beberapa parameter diukur di lapangan,terutama
pH,temperatur, daya hantar listrik dan debit air.
Pengambilan contoh air panas dilakukan pada tempat dimanatemperatur dan debitnya
paling tinggi, sehingga kontaminasioleh lingkungannya dapat dihindari seminimal
mungkin.Pengambilan contoh air dilakukan untuk dua tujuan, yaituuntuk analisa unsur dan
analisa isotop (18O dan2H).

Sifat Fluida Panasbumi Meliputi :


Volume spesifik
Densitas
Enthalpi
Energi dalam
Entropi
Viskositas
Panas spesifik

Fluida yang terkandung dibawah permukaan dapat ditentukan dari landaian tekanan
dan temperatur hasil pengukuran di dalam sumur. Dari data tekanan dan dengan
menggunakan Tabel Uap, selanjutnya ditentukan temperatur saturasi atau temperatur titik
didih. Temperatur saturasi kemudian diplot terhadap kedalaman kurva biasa disebut sebagai
Kurva BPD, dimana BPD adalah singkatan dari Boiling Point With Depth.Apabila landaian
temperatur dari pengukuran di sumur terletak sebelah kiri kurva BPD, maka fluida hanya
terdiri dari satu fasa saja, yaitu air. Apabila landaian temperatur dari pengukuran sumur
terletak disebelah kanan dari kurva BPD, maka fluida hanya terdiri satu fasa saja, yaitu uap.

Apabila landaian temperatur berimpit dengan kurva BPD maka fluida terdiri dari dua fasa,
yaitu uap dan air.

Alam,

Rahmaan

P.

2011.

GeokimiaFluidaPanasBumi

(https://www.scribd.com/presentation/250946761/Geokimia-Panas-Bumi),
https://www.scribd.com/presentation/250946761/Geokimia-Panas-Bumi
Anonim.

2011.

Penerapan

Metode

Isotop

dan

Geokimia

Dalam

Panas

Bumi(http://geologirekayasaunhas.blogspot.co.id/2011/03/penerapan-metode-isotop-dangeokimia.html), diakses pada 3 November 2016.


Muaja,

Estrela

B.

2013.

SifatBatuandanFluidaPanasBumi

(http://www.slideshare.net/estrelabelliamuaja/sifat-batuan-dan-fluida-panas-bumi)

,diakses

pada 3 November 2016.

Fluida Gas Isotop


Analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas permukaan dan
daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan temperatur reservoir, asal sumber
air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi di bawah permukaan. Adapun metode yang
paling hanyak digunakan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Metode Silika Geotermometer


Metode Na / K Geotermometer
Metode Na-K-Ca Geothermometer
Metode Na-K-Mg Geothermometer

Beberapajenisfluidapanasbumiantara lain:
1. Air Klorida
- Cl tinggi (400-1800 ppm)

- Na dan K tinggi bersama dengan Ca, Mg sebagai Kation


- Si02cukup tinggi
- pH netral-sedikit asam- ciri khas : endapan silika sinter
- Umumnya mengandung S04,HCO3-Sejumlah kecil F, As, Li, Rb, Cs, Mg, dan NH32. Air Sulfat

3. Air Bikarbonat

4. Air Meteorik
Airtanahbiasanyamengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3dan Cl selainituterdapat
pula Fe, SiO2dan Al. Selainituairtanah juga biasanyamengandung gas terlarutberupa O2dan
N2. Air sungaimempunyai anion utama HCO3dankationutamaadalah Ca sedangkan air
hujanmempunyai anion utama Cl dankationutama Na.

Metode isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi dan eksploitasi
energi panasbumi serta pengembangannya. Metode geokimia menyediakan berbagai
informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir, temperatur reservoir, rasio uap air
(fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi dan scaling. Pada
lapangan panasbumi yang telah beroperasi, monitoring geokimia merupakan metode yang
sangat penting untuk memantau respon reservoir terhadap produksi. Berikut merupakan peran
metode isotop dan geokimia dalam energi Panasbumi :
1. Tahap Eksplorasi
- Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan penggunaan
-

geotermometer kimia dan isotop


Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan penggunaan metode isotop
alam

2. Tahap Pengeboran Sumur Produksi


- Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya
- Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir
- Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan
-

lingkungan
Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur produksi,
sumur reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan

3. Tahap Eksploitasi dan Produksi


- Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin maupun dari
-

Anonim.

masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam


Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif
Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap keluaran sumur
Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling
Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap
Merevisi model konseptual reservoir.

2011.

Penerapan

Metode

Isotop

dan

Geokimia

Dalam

Panas

Bumi(http://geologirekayasaunhas.blogspot.co.id/2011/03/penerapan-metode-isotop-dangeokimia.html), diakses pada 3 November 2016.


Fransiskus, Extivonus K. 2015. LaporanEskursiLapanganGeotermalKamojang. ITB :
Bandung.

R, Hasan. 2012. (Geothermal) Analisis Kimia Fluida Dan Isotop Air Dan Gas
(https://hasantoshare.wordpress.com/2012/04/02/geothermal-analisis-kimia-fluida-danisotop-air-dan-gas/), diakses pada 3 November 2016.

FLUIDA GEOTHERMAL
05.44 Arry 2 comments

Salah satu alat yang umum digunakan dalam explorasi Panasbumi adalah chemistry
of geothermal fluids sering disebut geochemistry. Selain untuk explorasi,
geochemistry juga dipakai sebagai alat monitoring dalam kegiatan produksi
termasuk dalam manajemen reservoir, mengantisipasi potensi problems seperti
thermal break-through, injection break-through, scaling, cold water influx atau
perubahan lain yang bisa menganggu atau menurunkan kemampuan performance
field. Dengan kata lain, sifat kimia (air maupun gas) dari suatu getothermal field
adalah informasi yang sangat penting tentang hydrology dan kondisi yang ada
dalam reservoir itu sendiri. Dalam hand out ini hanya di bahas water chemistry, gas
chemistry akan di bahas pada session berikutnya.
Geothermal System
Geothermal field didunia terdapat dalam bermacam-macam geological setting, dan sekarang banyak di
kembangkan untuk sumber energy. Tiap perbedaan ini akan mempunyai karakteristik dimana akan di cerminkan
dari sifat kimia geothermal fluidanya. Secara umum heat source geothermal system adalah pada kedalaman
beberapa kilometer dibawah permukaan dan energy panas terdapat pada media air atau steam yang di transfer
secara convective, Figure-1.

Di negara berhawa dingin seperti Eropa, umumnya resource geothermal digunakan (direct use) untuk pemanas
ruang, green house heating, fish farming. Akan tetapi untuk geothermal system yang mempunyai panas tinggi (>
180 oC) banyak di kembangkan untuk pembangkit listrik. Chemistry (kimia) dari geothermal fluid adalah sangat
penting karena data tersebut telah dipakai mulai dari tahap eksplorasi, evaluasi dan tahap pengembangan suatu
geothermal field. Memahami fluida dari geothermal system adalah sangat penting untuk pengembangan dari
sebuah geothermal resource.
Type Geothermal
Secara umum, ada dua tipe geothermal fields yang dapat di exploitasi untuk power generation yaitu: 1.) Steam
dominated dimana hanya atau dominan menghasilkan steam dan 2.) Hot-water domonated, menghasilkan
campuran hot water (dominan) dan steam. Tapi bukan tidak mungkin suatu steam dominated field mempunyai
water-dominated system dibawahnya yang bisa di exploitasi secara komersial.

Reservoir equilibrium, heat transfer and renewable energy


Dalam geothermal system, hot fluid ber-sirkulasi dalam reservoir and panas di transfer dengan media air atau
steam. Dalam system yang disebut dinamik ekuilibrium, sirkulasi berlangsung secara berkesinambungan,
dimana air masuk (recharge) kedalam reservoir kemudian air tersebut dipanaskan dan keluar (discharge) dari
resevoir ke surface atau ke permeable zone di bawah permukaan, dalam hal ini energy panas di transfer
dengan konfeksi (convective) dan sirkulasi dari fluida tsb. Sedangkan dalam system statik ekuilibrium atau
disebut stagnant atau storage system dimana re-charge sangat terbatas atau samakali tidak ada ke reservoir
dan heat transfernya adalah bersifat konduktif (conductive).

Reservoir temperatur
Temperetur atau enthalphy reservoir adalah juga faktor sangat penting, selain sifat chemistry dan potensi dari
resource, seperti di sebut di atas. Temperatur dari resevoir dapat di bedakan:
Low temperatur (< 150o C)
High temperatur ( > 150oC)

Istilah ini tidak lah begitu kaku dalam pemakaiannya, ada yang memakai istilah intermediate dengan temperatur
berkisar antara 120 180 oC. Low temperatur sering digunakan secara direct use seperti untuk pemanasan
ruangan, sedangkan yang high temperature dapat digunakan untuk pembangkit listrik.
Host rock
Batuan induk adalah batuan dimana reservoir ditemukan atau berada dan bereaksi dengan gethermal fluid
(equilibrium). Dengan reaksi tersebut akan mencerminkan komposisi kimia dari geothermal fluids dan gas.
Pengtahuan tentang host rock adalah sangat penting dalam applikasi geothermometer dan untuk prediksi
potensi scaling problems, bila field tersebut dikembangkan dikemudian hari. Jika pengetahuan geologi daerah
tsb sangat minim, kemungkinan menafsirkan sub-surface geologinya dari data kimia reservoir adalah sangat
mungkin.

Heat source
Sumber panas dari sebuah geothermal system adalah sebuah fungsi dari geologi atau tectonic setting, jika
sumber panas berasal dari magma ( biasanya intrusi yang berkompasisi rhyolite to andesite) maka system
geothermalnya disebut volcanogenic dan umumnya high temperatur system. Ada juga heat source berasal dari
kegiatan tectonic misalnya tectonic uplifting dari basement rock yang panas, atau air dapat dipanaskan oleh
deep circulation yang dihasilkan oleh deep faulting dan jenis ini disebut non-volcanogenic system, type ini ada
yang low maupun high temperatur.

Origin dari geothermal fluid


Asal dari geothermal fluid bisa dari bermacam sumber, yang utama adalah berasal dari surface water (meteoric
water) yang masuk melalui fractures atau lapisan permeable. Atau berasal dari air yang telah lama terperangkap
misalnya pada formasi sediment yang disebut air formasi (connate water). Yang lain adalah air yang
terperangkap pada batuan meta morfosa (methamorphic water) dan air yang berasal dari magma disebut
junvenile water.
Tidak ada ke raguan bahwa geothermal fluids secara dominan berasal dari meteoric water, walaupun tidak bisa
disangkal bahwa peran magmatic adalah sangat significant walapun secara kuantitas kecil.

Reservoir fluid dan terbentuknya surface thermal features


Geothermal fluids dalam dynamic, liquid-dominated system, bisa di jelaskan bahwa meteoric water masuk ke
dalam kerak bumi melalui permeable zone, sirkulasi, dan dipanaskan oleh heat source, bisa berupa magma body
dan ber-reaksi dengan host rock, secara konfective pada kedalam sekitar 5 7 km dalam perut bumi. Larutan
yang terbentuk tersebut adalah merupakan komponen utama dari geothermal fluid yang disebut sebagai chloride
fluid. Dalam reservoir, larutan ini mengandung Cl, berkisar antara 1000-10,000 ppm pada temperature 350 oC.
Soluble elemen seperti Cl, B, As didalam hostrock akan terlarut pertama oleh water reservoir dan kemudian di
ikuti oleh elemen lain yang di kontrol oleh temperature. Reaksi ini mengubah mineral-mineral pada batuan
reservoir (host rock)

Geothermal fluids
Spesies utama yang terdapat dalam geothermal fluid adalah :
Kation

Na +, K +, Mg +, Ca +2

Anions

Cl -, HCO3 -, CO3 2, SO4 -2

None Elektrolit

SiO2

Minor komponen

NH4 +, Li +, Fe +2, Mn +2, Al +3, F -, B -, I -, H3BO3. Rb, Cs

Komponen gas (NCG)

CO2, H2S, NH3, CH4, H2, Ar, He, N2. (belum dibahas dalam diskusi ini.)

Isotope

H, 3H, 17O, 18O, 33S, 34S, 13C, 14C, 3He, 4He, 38Ar.

Water type didalam geothermal system


Jenis
Ground water
Chloride water
Cholride-bicarbonate
Steam heated water
Acid-sulphate
Acid-sulphate-Chloride
Bicarbonate
Dilute choloride

pH range
6 7.5
49
7-8.5
4.5 7
1-3
1-5
57
6.5 7.5

Principal anion
Trace HCO3 Cl, minor HCO3 Cl, HCO3 SO4 -2, HCO3 --, trace ClSO4 2, trace Cl Cl, So 2
HCO3 Cl, minor HCO3 -

Chloride (Cl)
Larutan ini juga biasa di istilahkan alkali chloride atau neutral chloride adalah typical deep geothermal fluid yang
biasanya high temperature system. Adanya Cl-hot spring di suatu field dengan kosentrasi tinggi (high flow rate)
suatu indikasi adanya hubungan langsung dengan reservoir dan permeable zone.
Cl adalah dominan anion dalam geothermal system, biasanya mempunyai konsentrasi dari ribuan sampai 10.000
ppm. Ada field mempunyai Cl-level melebihi 100.000 ppm (Salton Sea), dalam kasus ini di duga Cl dalam
reservoir berasal dari campuran sea water dan original Cl- water. Elemen lain yang umum ditemukan adalah Na
dan K.
Di lokasi chloride spring, biasanya di endapakan silica sinter, suatu petunjuk adanya kemungkinan geothermal
system dengan temperature > 200 oC. Field dengan high gas dan bicarbonate akan mengendapkan travertine
dan sinter (Sipoholon dan Simasom, Sarulla area).
Alterasi yang umum ditemukan adalah Argillic-propylitic dengan mineral yang sering ditemukan al: silika, albiteadularia, illite, chloride, epidote, zeolite, calcite, pyrite, pyrrhotite dan base metal sulphide.
Cl-spring dengan flow rate yang bagus merupakan petunjuk adanya permeable zone dan yang paling terpercaya
untuk applikasi geothermometry.

Sulphate

Juga disebut acid sulphate water, sebagai hasil kondensasi dari gas geothermal di dekat permukaan bercampur
dengan oxyginated ground water.. Gas dan steam dan volatiles lain, yang asalnya terlarut dalam deep reservoir
fluid dan dalam perjalanannya ke permukaan terpisah mengikuti boiling prosess pada kedalaman. Dilapangan
biasanya spring atau pool ini kelihatan keruh berupa boiling mud pool dan steaming ground.
H2S(g) + 2O2(aq) = 2H+ (aq) + SO4 -2(aq)
Larutan ini menghasilkan pH rendah about 2-2.8, biasanya bicarbonate akan hilang dari larutan sebagai CO2
(reaksi kembali, over equilibrium).
Alterasi yang biasa ditemukan adalah advance argillic, dengan kaolinite, halloysite, cristobalite dan alunite
sebagai diagnostik mineral. Silica residu umum ditemukan sebagai hasil dari acid fluid activity (leach) dan ini
beda dengan silika sinter yang dihasilkan sebagai proses pengendapan bukan sebagai proses alterasi. Mineral
yang umum ditemukan adalah native sulphur, pyrite, anhydrate, hematite.
Larutan ini tidak bagus digunakan sebagai geothermometry karena konsentrasi cation anion dalam larutan tidak
berhubungan langsung dengan mineral-fluid equilibrium dalam reservoir. Gambar-2.

Gambar-2

Bicarbonate
Larutan ini biasa disebut CO2-rich fluids atau neutral-bicarbonate-sulphate water dan di hasilkan dari gas dan
steam condensation kedalam poorly oxygenated ground water. Biasanya ditemukan pada margin dari suatu
geothermal field, dilapangan (permukaan), bisa ditemukan sebagai warm to hotspring dan cool-soda springs.
Alterasi umumnya argillic (kaoline, montmorillonite) dan mordinite, minor calcite dan silisifikasi. Endapan mineral

yang sering ditemukan adalah travertine (banyak ditemukan di Simasom, Sarulla area) dan dapat di tafsirkan,
sub-surface temperatur adalah < 150 oC. Tidak bagus dipakai sebagai geothermometry karena komponent kation
dan anion terbentuk tidak berhubungan langsung dengan deep reservoir fluids rock equilibrium.
Sulphate-chloride
Dapat terjadi dari beberapa process :
1.

Mixing chloride dan sulphate water pada kedalam

2.

Near surface discharge dan oksidasi dari H2S dalam chloride water.

3.

Near surface condensation dari volcanic gas ke meteorik water

4.

dll
Dilapangan biasa ditemukan sebagai warm to hot spring dengan pH rendah sekitar 2 - 5, Alterasi yang umum
ditemukan adalah propylitic, advance argillic, kaoline, silica residu.
Sebagai larutan yang bercampur dengan deep reservoir fluids, geothermometry, mungkin bisa dipercaya, tapi
harus lebih hati-hati dalam interpretasi, karena banyak komponent dalam larutan adalah sebagai hasil dari acid
fluid (leach) yang tidak ada hubungan dengan, rock-reservoir fluids equilibrium.

Dilute chloride
Larutan ini adalah sebagai hasil dari dilution chloride fluids dengan ground water
atau bicarbonate water (lateral flow), sekitar margin dari upflow zone dan outflow
struktur dari high temperature system. Dilapangan sering berupa warm to hotspring,
near-neutral pH dengan Cl sebagai anion utama minor bicarbonate. Endapan
mineral yang sering ditemukan berupa, amorphous silica minor travertine.
Jika fluid hanya bercampur dengan ground water, geothermometry masih bisa dipercaya hasilnya, akan tetapi
bila bercampur dengan bicarbonate bisa problem (unreliable).

Faktor/proses yang mempengaruhi water composition


Beberapa proses kimia dan fisik yang mempengaruhi komposisi kimia dari geothermal fluids ketika travelling dari
reservoir ke surface. Proses kimia biasanya berpusat pada mineral fluid reaction, dissolution, deposition,
sementara Proses fisik adalah boiling konduktif, cooling dan mixing process.
Mineral fluid-equilibria.
Ada dua group komponen larutan yang umum terdapat dalam chloride-reservoir fluids (berdasarkan solubilitas)
Soluble group : Cl, B, Br, As, Cs, cepat bereaksi dengan larutan dalam reservoir dan ini bisa terjadi ketika proses
alteration belum terjadi, dan cenderung stay dalam larutan, terutama Cl dan bisa di bilang unreaktif, sementara
yang lainnya mungkin masih bisa bereaksi (sub-surface) dengan mineral-mineral clay.
Rock forming mineral : SiO2, Na, K, Ca, Mg etc, solubilitasnya di control oleh temperatur dan mineral fluids
equilibria dan masuk kelarutan sesudah terjadi alterasi

Contoh water chemistry dari beberapa geothermal field di dunia

Ternary plot Cl, SO4 and HCO3.


Gambar-3, di bawah ini (ternary plot) menunjukkan relative proporsi Cl, SO4 dan HCO3 yang mencerminkan
asal larutan atau fluid tsb. Unsur atau komponen terlarut dari suatu surface thermal water di refleksikan oleh
relative konsentrasi dari anion-anion Cl, SO4 dan HCO3, yang berasal dari magmatic volotiles seperti HCl, H2S,
SO2 dan CO2.
Secara simple dapat dilakukan analisa fluid origin dengan menggunakan kertas millimeter dan analisa data
spring (dari laboratorium) sebagai berikut:
1.

Jumlahkan, konsentrasi chloride, Sulphate dan bicarbonate


Cl + SO4 + HCO3 =
2.Hitung relative proporsi dari tiap-tiap komponent dalam (%)
% Cl

= (Cl/ ) 100

% SO4 = (SO4/ ) 100


%HCO3

= (HCO3/ ) 100

Gambar-3.

Sifat kimia beberapa species yang umum di geothermal

Sifat atau perilaku dari species disini adalah sangat general, perlu disadari, di alam sifat kimia ini sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat berbeda dari suatu field ke field lain.

Neutral species

Silica (SiO2)
Dalam geothermal fluid konsentrasi Silica biasanya dibawah 700 ppm, umum berkisar 100-300 ppm.
Konsenterasi dari Silca ini adalah di kontrol oleh solubilitas dari mineral silika seperti: quartz, chalcedony,
crystobalite atau opal dan mempunyai solubility yang berbeda. Sifat solubility ini adalah fungsi dari salinity,
reservoir pressure, dan enthalpy (temperatur).
Boron (B)
Boron sangat penting sebagai diagnostik species dalam study geothermal. Pada geothermal fluid biasanya
mengandung 10-50 ppm, dan konsentrasi tinggi (800-1000 ppm) ditemukan pada fluid yang berhubungan
dengan high organic sedimentary environment. Biasanya field dengan andesitic host-rock mengandung B lebih
tinggi dari volcanic-host lain.

Kation

Na +, K +

Konsentrasi dari komponen ini adalah di kontrol oleh temperature mineral-fliud equilibria. Na dalam geothermal
fluid 200-2000 ppm dan K biasanya lebih rendah dari Sodium atau kira-kira 1/10 dari Na. Na/K rasio adalah
petunjuk yang bagus dalam interpretasi data, low ratio artinya high temperatur geothermal system. Low Na/K (<
15) bisa di tapsirkan berhubungan dengan high permeability zone seperti upflow. High ratio sebagai indikasi
lateral flow, near surface reaction.
Li +
Konsentrasi biasanya lebih kecil dari 20 ppm, elemen ini adalah termasuk soluble dan sering di gunakan
bersama Cl, dan B dalam mengidentifikasi water resource. Li biasanya bergabung dengan Cl, B dan juga
dengan clay near surface. Hal ini mengakibatkan B/Li ratio naik dengan lateral travelling dari fluid. Li konsentrasi
dalam rhyolite, andesite dan sediment bisa antara 1 10 ppm dan untuk basaltic host rock sangat rendah < 0.1
ppm (Ellis, 1979)
Ca +
Kalsium konsentrasion di kontrol oleh retrograde solubility ( CaCO3 calcite CaSO4 anhydrite ) dan juga faktor
PCO2. Dalam boiling proses, Ca akan ter endapakan dengan lepasnya CO2 dari fluid fasa. Secara umum bila
konsentrasi Ca rendah menunjukkan high temperature fluid. Na/Ca ratio bisa di gunakan seperti NA/K ration,
high permebility upflow zone.
Mg +
Dalam high temperature fluid Mg konsentrasi sangat rendah (0.01 0.1 ppm). High kosentrasi bisa ditafsirkan
berhubungan dengan near-surface reaction.

Anion

Chloride (Cl)
Cl ini adalah komponent sangat penting dalam geothermal fluids karena sifatnya unreactive atau conservative
dalam larutan. Dalam explorasi maupun reservoir monitoring sering digunakan, ratio beberapa komponen
tehadap Cl untuk menafsirkan water migration, mixing dan effecting process. Seperti di jelaskan pada
sebelumnya, high Cl dalam hot spring indikasi langsung dari deep reservoir. Sebegai elemen yang sangat
koservatif banyak di gunakan untuk interpretasi boiling effec atau dilution , sebagai contoh:
Cl/B ratio , jika hasilnya kecil menunjukkan steam heated waters, kalau rationya besar menunjukkan upflow
zone, dengan asumsi komponent B diserap oleh clay ketika fluid travelling.
Cl/Mg ratio biasanya tinggi pada geothermal high Temp. karena Mg biasanya rendah dalam reservoir fluid. Kalau
ratio kecil, menunjukkan adanya kontaminasi surface water atau acid water.
Cl/SO4 ratio rendah untuk steam heated acid water, tinggi untuk high temperatur geothermal brine.

HCO3
Lihat keterangan pada section bicarbonate fluid. Ratio HCO3/SO4 ratio banyak digunakan dalam interpretasi
flow direction., dimana high ratio menunjukkan dekat ke upflow dan sebaliknya.
SO4 2-

Konsentrasi dalam deep geothermal fluids adalah rendah < 50 ppm. High konsentrasi di mungkinkan oleh steam
condensation near surface water (ground water). Lihat keterangan pada section sulphate water.
Rock type.
High B, I, NH3, CO2, petunjuk untuk organic-rich sedimentary environment. High Li, Cs, Rb untuk rhyolite dan
andesite host rock, high F untuk granitoid, fumice, obsidian dan fumice, high B untuk andesite, high in Li, Cs
untuk basaltic.
Boiling point Depth-relationship
Pada kondisi hydrostatic, kenaikan salinitas dan gas konten dalam larutan akan mempunyai efek yang
berlawanan terhadap boiling point-depth profile. Suatu larutan pada temperatur tertentu kenaikan salinitas
larutan akan menghalangi fluid boiling pada kedalaman dan boiling akan tercapai pada kedalaman yang lebih
dangkal. Kontras dengan kenaikan kandungan gas mengakibatkan larutan mencapai boiling pada kedalaman
yang

lebih

dalam.

Gambar-4.

Gambar-4.

KARAKTER FLUIDA PANASBUMI


June 3, 2014 by raharjonug

in

Geothermal.

Dari hasil sampling air panas di lapangan panasbumi setelah di analisa di labolatorium dapat
dilakukan karakterisasi jenis fluida lapangan.

Moteode yang banyak digunakan adalah dengan melakukan ploting hasil anaaisa lab di diagram
trilinear, contoh diagram trilinier Cl SO4 HCO3.

Dari diagram tersebut dapat di interpretasikan 3 macam jenis fluida panasbumi yaitu :

Air Sulfat (SO4).

Air sulfat banyak di jumpai di daerah sekitar kawah gunung berapi, memiliki sifat sebagai berikut :

1. Terbentuk di bagian dangkal akibat kondensasi unsur volatil magmatik menjadi


fasa cair.
2. Kadar SO4 tinggi (mencapai 1000 ppm) akibat oksidasi H2S di zona oksidasi dan
menghasilkan H2SO4 :

H2S + O2 = H2SO4

3. Bersifat sangat asam (pH mendekati 1 2)


4. Biasanya ditunjukkan dengan adanya kenampakan kolam lumpur dan
pelarutan batuan sekitar.
5. Juga Mengandung Cl .
6. Disarankan untuk tidak menggunakan fluida jenis ini sebagai parameter dalam
menghitung geothermometer.
o

Air Klorida (Cl)

Merupakan jenis air utama di dalam reservoar panasbumi (dalam bentuk NaCl), keberadaan fluida
ini mengindikasikan bahwa sumber air panas di daerah tersebut merupakan zona Upflow yang
dekat dengan reservoar panasbumi.

Sifat sifatnya secara umum adalah :

1. Mengandung kation utama : Na, K, Ca dan Mg


2. Kaya SiO2 dan sering terdapat HCO33. Perbandingan Cl/SO4 umumnya tinggi.
4. Berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S
5. pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa tergantung CO2 terlarut. CO2
menyebakan meningkatnya kadar keasaman fluida.
6. Mata air panasnya umumnya jernih kebiruan pada mataair natural.
7. Terbentuk endapan di permukaan sekitar mata air panas sinter silika (SiO2).
8. Merupakan fluida yang sangat ideal untuk digunakan sebagai geothermometer baik
geothermometer alkali maupun silika (note harus melihat hasil analisa diagram
trilinier yang lain untuk hasil yang lebih akurat).
o

Air Bikarbonat (HCO3)

Terbentuk di zona outflow yang jauh dari reservoar panasbumi, fluida ini dipengaruhi oleh meteoric
water.

1. Terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal dari sebuah sistem paanasbumi.
2. Terbentuk Akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi uap air ke dalam air
tanah (steam heated water).
3. Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na.
4. Kandungan Cl rendah dan kandungan SO4 bervariasi.
5. Di bawah muka air tanah bersifat asam lemah, tetapi dapat bersifat basa oleh
hilangnya CO2 terlarut di permukaan.
6.

Kehadiran batugamping di bawah permukaan dapat membentuk


endapan sinter travertin (CaCO3) di permukaan.

7. Tidak disarankan menggunakan fluida jenis ini untuk perhitungan dengan


Geothermometer alkali karena akan memberikan hasil yang terlalu tinggi.

geothermometer yang disarankan adalah geothermometer Gas atau dapat juga


menggunakan geothermometer SiO (T yang dihasilkan lebih konservatif).
[QUESTION]

1. Dengan menggunakan Geothermometer di atas tentukanlah karakter masing masing


fluida hasil sampling dari mata air panas.
2. Fluida manakah yang paling tepat untuk digunakan sebagai parameter dalam perhitungan
nilai Temperatur Reservoar ?

Anda mungkin juga menyukai