Bayi Tabung
Bayi Tabung
Disusun Oleh:
Nama
: Andrianto Aliong
NIM
: 08711159
Kelompok
: 08
Tutor
: dr. Ika
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2011/2012
BAB I
ILUSTRASI KASUS
BANDUNG, (GNI)- Setelah melalui proses sesar, seorang bayi perempuan hasil dari
proses pembuahan dengan cara bayi tabung, hari ini, Jumat (01/04) lahir di Melinda
Hospital, Kota Bandung.
Berbeda dengan bayi tabung lainnya, bayi yang mempunyai berat 2,5 kilogram dan
panjang 45 cm, berasal dari seorang ayah yang bersperma nol atau mandul.
Menurut Direktur Melinda Hospital, Susan Melinda, untuk mendapatkan sperma yang
akan membuahi sel telur, tim dokter mengambil dari testis.
Kita terpaksa mengambil sperma dari testis melalui operasi, karena jika keluar suami
tidak ada spermanya atau 'azoospermia non-obstruksi', ujar Susan, saat memberikan
keterangan kepada wartawan di Melinda Hospital.
Susan menyatakan, proses bayi tabung dengan kasus sperma nol hanya mempunyai
tingkat keberhasilan dibawah 10 persen, dibanding proses bayi tabung normal yang
mencapai 40% tingkat keberhasilannya.
"Meski tingkat keberhasilan minim, dengan proses seperti ini pasangan suami istri yang
mempunyai sperma nol tetap bisa mempunyai anak, ucapnya.
BAB II
ISI
1. Fakta Biomedis
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
fertilisasi-in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : Fertilisasi-in-vitro adalah
pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh
petugas medis. Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi
berupa teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil
dipraktekkan pada tahun 1970. Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula
dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama
bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321 F.
Proses bayi tabung akan dilakukan jika terjadi hal seperti di bawah ini :
Kualitas dan kuantitas sperma.
Keadaan rahim normal atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan rontgen
dan USG.
Apakah
tuba
falopi
(saluran
telur)
lancar
atau
tersumbat.
Untuk
dengan program ini sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang
kontra berasal dari kalangan alim ulama. Tulisan ini tidak akan membahas mengenai
pro kontra yang ada tetapi akan membahas mengenai aspek hukum perdata yang
menekankan pada status hukum dari si anak dan segala akibat yang mengikutinya.
Proses Inseminasi Buatan (Bayi Tabung)
Dalam melakukan fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan
dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
1. Istri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan
baru dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.
2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah Istri
dan pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui
vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi
dengan sel sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih
yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri
kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20
jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan
sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian
diimplantasikan ke dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu
terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi
menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu
kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.
1. Sperma kosong
Pada proses bayi tabung, ada istilah sperma kosong disini maksudnya
Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat
penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan
sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis.
Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE
(Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat sperma
dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE, sperma
langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma. Setelah sperma
diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-langkah menurut
prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita sejak
1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak.
Seperti di negara lain, sejak 1992 Indonesia sudah melakukan simpan beku
embrio. Perangsangan indung telur wanita pada prosedur bayi tabung
memungkinkan terbentuknya banyak embrio. Tidak mungkin semua embrio
ditransfer ke dalam rahim pada saat bersamaan. Embrio yang untuk sementara
tidak digunakan dapat disimpan dengan cara kriopreservasi, yang selanjutnya
disimpan dalam tabung berisi cairan nitrogen pada suhu 196 oC di bawah nol
derajat. Kapasitas tabung sekitar 100 embrio.
Simpan beku embrio ini menghemat biaya karena pasangan tidak perlu lagi
mengulang proses pengerjaan dari awal lagi bila embrio berikutnya perlu
ditanamkan kembali. Tidak seperti di Barat, embrio ataupun sperma yang
tersimpan
beku
di
Indonesia
hanya
diperuntukkan
bagi
pasutri
yang
bersangkutan.
Salah satu contoh keberhasilan teknik penyimpanan embrio bisa ditemukan
di Belgia. Baru-baru ini lahir seorang bayi laki-laki sehat hasil penanaman embrio
yang sudah dibekukan selama 7,5 tahun dari pasangan lain. Bayi yang dibantu
kelahirannya oleh dr. Michael Vermesh ini beratnya 4 kg. Daya tahan embrio
yang dibekukan bisa puluhan tahun dan tetap bisa menjadi bayi sehat.
Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang
mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai
dalam
subprosesnya,
yaitu
sistem
pembekuan
sel
telur
yang
memungkinkan para wanita bebas dalam memilih waktu yang tepat bagi mereka
untuk memulai sebuah keluarga tanpa kuatir batasan umur dan siklus reproduksi
yang mereka alami.
Sistem pembekuan sel telur ini baru akan diluncurkan di negara Inggris.
Biasanya yang dibekukan adalah sel sperma si pria, namun setelah berbagai
penelitian maka didapatlah sistem baru pembekuan bagi sel telur.Sebelumnya,
berdasarkan tingkat keberhasilan yang rendah yang didapat dari sistem
pembekuan sel telur ini serta hanya dilakukan bagi pasien penderita kanker,
akan tetapi para rumah-rumah sakit percaya bahwa tehnik yang dikembangkan
oleh ilmuwan Jpang ini akan dapat menghasilkan bayi tabung dengan tingkat
keberhasilan yang cukup besar.
Professor Gedis Grudzinskas, kepala medis Bridge Center meyakini bahwa
tehnik ini akan menwarkan sejumlah pilihan kepada para wanita. "Dahulu para
wanita memakai pil kontrasepsi untuk dapat menentukan waktu yang tepat untuk
mendapatkan anak, tapi sekarang tehnik pembekuan sel telur inilah yang lebih
efektif." Akan tetapi tehnik pembekuan sel telur ini yang juga lebih dikenal
sebagai vertifikasi masih berada dalam tahap awal perkembangannya.
Sebelumnya sistem pembekuan sel telur ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
dalam proses pembekuan dan pencairannya berdasarkan kandungan air yang
tinggi yang terdapat didalamnya dan proses pengkristalisasiannya dapat
menimbulkan kerusakan pada sel telur. Tehnik pembekuan sel telur yang telah
dari genetiknya sendiri. Jika embrio telah sampai pada tahap blastosis maka
embrio tersebut telah melalui masalah pertama dalam proses perkembangannya.
Proses pengaktifan gen ini tidak dapat dievaluasi jika embrio masih berumur 3
hari. Dalam siklus reproduksi normal, hari ke-3 (6-10 sel) embrio berada dalam
tuba fallopi. Setelah 5 hari, blastosis akan tiba di saluran uterus dan memulai
proses implantasi. Pemindahan blastosis yang berumur 5 hari lebih bersifat
alamiah dalam prosesnya jika dilihat dari padangan psikologi.
Sistem Pemindahan Blastosis belum banyak digunakan karena proses
pengaktifan
gen-nya
memerlukan
media
kultur
dan
lingkungan
yang
khusus.Berbeda dari proses standar IVF, proses blastosis ini memerlukan embrio
yang berumur 5 hari atau lebih.
Menerobos Kesuburan
2. Sel telur hampir siap untuk dilepaskan dari ovarium si wanita. Selama masa
subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur yang akan berpindah ke
bawah yang lalu akan bertemu sel sperma yang akan mengakibatkan terjadinya
pembuahan.
Injeksi
4. Setelah hormon bekerja sepenuhnya maka sel-sel telur siap untuk dikumpulkan.
Dokter bedah akan menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur
tersebut.
5. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara
sangat hati-hati oleh para teknisi.
7. Tujuan utama IVF - menghasilkan embrio berumur 2 hari. Embrio ini memiliki 4
sel, yang diharapkan mencapai stage perkembangan yang benar.
Pemindahan Embrio
Implanted foetus
2. Fakta Bioetika
Seperti diketahui, kemampuan berfikir dan bernalar membuat manusia
menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan itu kemudian digunakan
untuk mendapatkanmanfaat yang sebesar-besarnya dari lingkungan alam yang
tersedia. Akan tetapi, sering pula teknologi yang kita hasilkan itu menimbulkan
pengaruh sampingan yang menimbulkan kemudaratan.
Dalam mengembangkan bioteknologi, etika bioteknologi harus mendapat
perhatianyang utama. Bagaimanapun juga, perkembangan dalam bioteknologi tidak
terlepas dari tanggung jawab manusia sebagai perilaku sekaligus makhluk etis.
Maka refleksi etis terhadap apa yang sedang dilakukan manusia menjadi sangat
diperlukan. Manusia hendaknya dapat merefleksikan prinsip prinsipnya sendiri
dalam seluruh aktivitasnya, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bioetika, merupakan tuntutan etis yang berciri menampung segala pemikiran dan
aliran tentang kehidupan, yang bersumber pada filsafat, budaya, agama, tradisi
tanpa harus terikat dengan agama tertentu.
Etika diperlukan untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi serta
penerapannya secara teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan tidak
menguntungkan bagi kemanusiaan dapat dihindarkan. Selain itu, yang tak kalah
penting pula perlu diterapkan adanya aturan resmi pemerintah dalam pelaksanaan
dan penerapan bioteknologi, sehingga ada mekanisme pengawasan yang intensif
pembuahan
sperma
dan
ovum
dari
suami
istri
yang
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan
peralatan yang telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya
kehamilan diluar cara alami dan ditunjuk oleh pemerintah.
Status anak yang dilahirkan tidak dalam ikatan perkawinan adalah anak diluar
nikah. Anak diluar nikah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan
keluarga ibu. Sedangkan anak yang lahir dari sewa rahim, terdapat 2 keadaan
sebagai berikut:
1. Ovum dari pemesan, sperma dari pemesan.
2. Ovum pemesan, sperma suami.
Apabila sperma dari pemesan disebut Surrogate Mother. Setelah anak
dilahirkan maka anak adalah anak sah si ibu dan suaminya. Peralihan status anak
dengan adopsi.
Selain hukum menurut undang undang, ada juga hukum perdata yang
mengatur tentang inseminasi buatan (bayi tabung), yaitu:
a. Jika benihnya berasal dari Suami Istri
Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro
transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut
baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai satus sebagai anak sah
(keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan
mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah
bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian
mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika
dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami
ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas
suami ibunya. Dasar hokum ps. 255 KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka
secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil,
bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974
dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat
menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes golongan darah
atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya dilakukan perjanjian antara kedua
pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara perdata
barat, sesuai dengan ps. 1320 dan 1338 KUHPer.)
b. Jika salah satu benihnya berasal dari donor
Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro
transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan
dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi
pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan
memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan
keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan
melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250 KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka
anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut.
Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.
c. Jika semua benihnya dari donor
Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat
pada perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita
yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak
sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang
perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah.
Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak
tersebut
memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat
perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula
anaknya secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur
berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan biologis sebagai
anaknya.
Dari tinjauan yuridis menurut hokum perdata barat di Indonesia terhadap
kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer embrio
ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan tidak dapat mengcover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
yang ada khususnya mengenai status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan
kelebihan embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya. Secara khusus,
Menurut hemat penulis, dalil-dalil syari yang dapat menjadi landasan hukum untuk
mengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut :
1. Al-Quran Surat Al-Isra ayat 70 :
Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.
Dan Surat Al-Tin ayat 4 :
2. Hadits Nabi :
Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istriorang lain).
Hadits riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu
Hibban.
yang menghamili ibunya. Karena itu, adanya si janin itu sama dengan tidak ada,
sehingga tidak perlu ada iddah. Sementara Abu Hanifah membolehkan juga
seorang mengawini wanita hamil dari zina dengan orang lain (sah nikahnya),
tetapi dengan syarat si pria yang menjadi suaminya itu untuk sementara tidak
boleh melakukan hubungan seksual dengan istrinya sebelum kandungan lahir.
Menurut hemat penulis, madhab Hanbali yang mengharamkan perkawinan
antara wanita hamil karena zina dengan pria yang tidak menghamilinya sebelum
habis iddahnya (lahir kandungannya) adalah mengandung hukuman yang cukup
berat yang tidak hanya dirasakan oleh si wanita pelaku zina, melainkan juga
oleh keluarganya, lebih-lebih nantinya akan dirasakan oleh si anak yang tidak
berdosa akibat ulah ibunya. Sebaliknya madzhab Syafii yang membolehkan
wanita hamil karena zina bisa dinikahi pria lain tanpa syarat bisa membawa
dampak negatif dalam masyarakat, yakni pria dan wanita tidak merasa takut
melakukan hubungan seksual di luar nikah. Sebab kalau terjadi kehamilan, pria
dan wanita tersebut bisa kawin atau wanita tersebut bisa kawin dengan pria lain
tanpa menunggu iddah, kecuali kalau keduanya atau salah seorang dari
keduanya masih terikat tali perkawinan dengan orang lain (vide UU No. 1/1974
pasal 9 jo pasal 3 (2) dan pasal 4).
BAB III
PEMBAHASAN
sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan
pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma.
Setelah sperma diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkahlangkah menurut prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita
sejak 1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan seiringnya waktu, perkembangan teknologi di era moderenisasi ini
akan selalu mengalami kemajuan dan perubahan. Tanpa kita sadari, ternyata
saat ini cara untuk memperoleh seorang anak tidak hanya dilakukan dengan
cara persetubuhan, tetapi dapat juga dilakukan dengan cara tanpa persetubuhan
(bayi tabung).
Bayi tabung adalah bayi yang dihasilkan bukan dari persetubuhan, tetapi
berasal dengan cara mengambil sperma laki laki dan ovum perempuan, lalu
dimasukkan dalam alat dalam waktu beberapa hari lamanya setelah dianggap
mampu menjadi janin, maka dimasukkan ke dalam rahim ibu.
Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang
mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai
anak sungguh merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun
pembuahannya dilakukan di laboratorium. Teknik untuk membuat bayi tabung
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, teknik untuk azoospermia, pembekuan sel
telur dan Blastocyst culture.
2. Saran
Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah / Sperma dan
Bank Ovum untuk pembuatan bayi tabung karena selain bertentangan
dengan UUD 1945 dan bertentangan juga dengan norma agama dan moral,
serta merendahkan harkat dan martabat manusia karena secara tidak
langsung sejajar dengan hewan yang diinseminasi tanpa perlu adanya
perkawinan.
Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi
tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa
ditransfer ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan), dan pemerintah
hendaknya juga melarang keras dengan anksi-sanksi hukumannya kepada
dokter dan siapa yang melakukan inseminasi buatan pada manusia dengan
sperma dan/atau ovum donor.
DAFTAR PUSTAKA
Adma., 2011. Bayi Tabung dengan "Sperma Nol". Global News Indonesia: Bandung.
http://www.globalnews-indonesia.com/fullpost/beritautama/1301716352/bayi-tabung-dengan-sperma-nol-.html. Di akses tanggal
17 Desember 2011.
Chang, W., 2009. Bioetik sebuah pengantar. Kanisius : Yogyakarta.
Hadibroto, I., dan Alam, S., 2004. Infertil Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Rusyana., 2009. Bayi tabung menurut hukum islam. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh : Ciamis.
Yanggo, H. T., 2006. Membendung Liberalisme. Republika : Jakarta.