Anda di halaman 1dari 7

Tugas dan tanggung jawab KomKordik

A. Tugas Komkordik :
1. Ketua
Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan.
2. Wakil ketua
merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Institusi Pendidikan.
3. Sekretaris merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan.
4. Anggota yang mewakili setiap unsur fasilitas pelayanan kesehatan jejaring Rumah Sakit Pendidikan.1
(http://bakordikrsau.com/index.php/design-and-features/sambutan)
B. Tanggung jawab Komkordik
1. Komkordik bertanggung jawab kepada Direktur/kepala Rumah Sakit dan Dekan Instansi Pendidikan yang
menunjuk.
2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses manajemen pendidikan klinik di Rumah Sakit Pendidikan.
3. Bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan klinik/profesi di Rumah sakit
Pendidikan. (http://bakordikrsau.com/index.php/design-and-features/sambutan)
C. Wewenang Komkordik
1. Mengatur, mengawas, menilai pelaksanaan dari peraturan, pedoman, dan kebijakan yang telah ditentukan
untuk dilaksanakan oleh koparnit dan Pembimbing Klinik di Rumah Sakit Pendidikan.
2. Mengusulkan mengenai reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
sesuai peraturan yang berlaku. (http://bakordikrsau.com/index.php/design-and-features/sambutan)
D. Sekertariat Komkordik
1. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh Komkoridk.
2. Mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap SMF.
3. Mengatur jadwal pertemuan evaluasi Komkordik tiap 3 (tiga) bulan sekali.
4. Membuat undangan dan notulensi setiap pertemuan yang dilaksanakan oleh Komkordik.
E. Bagian perasional pendidikan yang dibina oleh seorang kepala.
Bertugas :
1. Mengelola administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadwalan, administrasi nilai, umpan balik, dan
surat.
2. Menyusun jadwal pra pelaksanaan pendidikan yang berisi :
a. Tanggal masuk
b. Nama SMF sesuai stase yang diatur oleh pihak instansi pendidikan pengirim.
c. Jumlah peserta didik.
Untuk dilakukan persamaan persepsi, uji seleksi masuk pra klinik yang dilaksanaan bersamaan dengan
peserta didik yang berbeda asal instansi pendidikannya.
3. Menyusun jadwal pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama,
kegiatan, waktu, penanggung jawab, ruangan) dilaksanakan sesuai jadwal.
4. Memiliki staf sekertariat sebagai administrator khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh
untuk mengurusi semua yang berkaitan dengan pendidikan , peserta didik, kelengkapan proses pendidikan
peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadwal dan administrasi).
5. Mempersiapkan sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
6. Mempersiapkan sistem informasi pendidikan yang termasuk didalam nya data dasar peserta didik dalam
bentuk tertulis atau elektronik (meliputi indentitas berupa tanggal masuk, nama, jumlah peserta didik yang
akan masuk dan hasil belajar).
7. Menyusun laporan kemajuan pendidikan/dokumen progress report secara berkala (jumlah peserta didik,
tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) sebagai laporan kepada Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan
lain.
8. Mempersiapkan upaya sosialisasi kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan tekhnis dalam bentuk
ketentuan/pedoman dan prosedur disepakati bersama, diketahui dan dilaksanakan semua unsur, yang
harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
9. Menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan terkait sumber dan biaya pendidikan yang disahkan,
diketahui bersama dalam satuan waktu tertentu, dan dapat berasal dari internal keuangan RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus dari aggaran RS sesuai dengan aturan yang berlaku maupun sumber-sumber lain
yang tidak mengikat.
10. Membuat dokumen kesepakatan dan realisasinya dari penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
terkait :
a. Ruang pembelajaran yang tenang
b. Fasilitas ruangan belajar, meliputi : papan tulis, meja/kursi yang cukup dan penerangan yang cukup.
c. Adanya ruang diskusi.
d. Perpustakaan dengan jumlah dan variasi buku dan koleksi audiovisual cukup banya, dan fasilitas
computer.
e. Sistem Informasi Rumah Sakit.
f. Teknologi Informasi.
g. System dokumentasi Medis Pendidikan
h. Skill Lab dilengkapi model/manekin untuk berlatih ketrampilan.
i. Audiovisual
j. Fasilitas ruang jaga/akomodasi untuk peserta didik dengan persyaratan sesuai dengan standar sarana
dan prasarana penunjang dan pendukung, bersih, tenang dan cukup luas.
k. Jumlah tempat tidur dan kamar mandi harus cukup.
11. Menyusun dokumen program pendidikan (buku paduan) yang dibuat oleh RSUD dr.Loekmono Hadi Kudus
sebagai rumah sakit pendidikan yang telah dikoordinasikan dengan dengan pihak institusi pendidikan
kedokteran, keperawatan, kebidanan dan tenaga kesehatan lain.
F. Kepala Evaluasi Dan Validasi.
Bagian evaluasi dan Validari KomKorDik dikelola oleh seorang kepala, yang mempunyai tugas sebgai berikut :
1. Mempersiapkan peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan termasuk
reward dan punishment terhadap staf medis, staf non medis dan peserta didik.
2. Menyusun peraturan tentang kebatasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
3. Mengatur pengangkatan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan
penelitian.
4. Mengatur SK Pengangkatan /Penugasan dari Karumkit RSUD dr.Leokmono Hadi Kudus sebagai Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup didalamnya kebijakan tentang kategori,
tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu.
5. Menyiapkan dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik berkala terhadap proses manajemen dan
adaministrasi pendidikan, didasarkan pada sistem penjaminan mutu, dan dilakukan oleh tim tertentu yang
ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan (lengkap untuk periode waktu evaluasi).
6. Menyusun sistem evaluasi dan dokumentasi yang didukung data umpan balik staf pengajar dan peseta,
analisis umpan balik dan tindak lanjut.
7. Menyususn dokumen kebijakan staf medis dan membuat surat penugasan setiap staf yang diprogramkan
sebagai tenaga pendidik maupun sebagai ahli, yang meliputi tenaga pendidik kedokteran ( ……) dan tenaga
kesehatan selain dokter (Clinical instruktur) dan menentukan syarat sebagai tenaga pendidikan dari
komkordik sesuai ketentuan (kategori, anggung jawab, kewenangan, hak dan status pendidikan tenaga
paruh/purna waktu sesuai kompetensi.
8. Menentukan Staf medik fungsional ditetapkan/ditunjuk sebagai supervisor klinik (clinical instruktur) dan
pembimbing bagi peserta yang rasio perbandingan 1 : 5.
9. Menyusun dokumen tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di
RSUD dr.Loekmono Hadi Kudus sebagai RS Pendidikan dan harus tercantum dalam ikatan kerjasama.
10. Mengatur tata cara perekruitan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama direktur RSUD
dr.Loekmono Hadi Kudus dan pimpinan Institusi pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang
diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik/Staf pengajar bidang kesehatan.
11. Membentuk panitia kredensial khusus yang terpadu, berperan dalam :
a. Menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan criteria yang jelas.
b. Berasal dari RSUD Kudus sebagai RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang
bersangkutan.
12. Mengatur sertifikasi kemampuan dari Institusi pendidikan Kedokteran bagi staf medik sebagai tenaga
pendidik dan pelatih program sesuai kompetensi kependidikan, keilmuan dan keprofesian, dai aspek strategi
pembelajaran klinik dan pembelajaran klinik yang obyektif.
13. Jaminan mutu pelayanan RSUD dr. Leokmono Hado Kudus termasuk didalamnya keselamatan pasien
harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, pra pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervise peserta didik.
14. Melakukan monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan, yang bertujuan untuk menilai prestasi ata kinerja
tenaga pendidik antara lain kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri, dalam aspek :
a. Kegiatan belajar mengajar dan sarananya.
b. Penelitan dan sarananya.
c. Presensi dan pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
d. Dokumen data dasar tentang pengembangan dir tenaga pendidikan dalam mengikuti seminar,
pelatihan, membuat karya ilmiah, dan pengabdian masyarakat, di bawah koordinasi sekertaris bagian di
RSUD Kudus dan Badan Koordinasi pendidikan/Sekertariat bersama.
e. Dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan sekertariat
bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan
f. Data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
g. Variasi dan jumlah kasus yang cukup (tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit) yang memadai peserta
didik dapat berlatih ketrampilan medic dengan adequate, sesuai dengan materi pembelajaran peserta
didik. Dalam sehari peserta didik dapat memerikasa/menangani 3-4 pasien dengan variasi kasus yang
berbeda.
h. Kasus – kasu yang ditangani peserta didik daam porsi peserta didik sebagai calon dokter umum dan
tidaj terlalu kompleks dan masuk pada daftar kompetensi kurikulum Nasional.
i. Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses
pembelajaran klinik yang efektif dan efisien shingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar
pendidikan profesi kedokteran.
j. Koordinasi antar RSUD Kudus dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan
penelitian , termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/pelatihan.
k. RSUD Kudus bersama – sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan
evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama-sama.
l. Efektivitas dan perbaikan program pendidikan klinik secara berkala, secara terdiri dan bersama oleh
RSUD Kudus dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
m. RSUD Kudus melakukan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri dan
bersama badan koordinasi pendidikan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.
n. Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/Tanya jawab) bagi peserta didik mengenai
program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.
o. Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali.
p. Terselenggaranya evaluasi supervise pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan.
q. Peserta program peserta klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RSUD Kudus dan staf Institusi
Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi
ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh SMF.
G. KOORDINATOR STAF MEDIK FUNGSIONAL
1. Setiap SMF harus mempunyai / menyusun perencanaan terkait aktivitas staf medis dalam proses
pendidikan dalam penyusunan rancangan dilengkapi notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran.
2. Setiap koordinator SMF harus mempunyai buku panduan program pendidikan kedokteran, agar staf medic
fungsional RSUD Kudus mampu memahami pendidikan klinik yang menjadi program perencanaan
pendidikan dan disetujui oleh Direktur RSUD Kudus bersama Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
tenaga kesehatan selain kedokteran dan institusi lain terkait pengirim peserta didik.
3. Berkenaan dengan hal tersebut diatas maka isi buku panduan tersebut :
a. Harus Jelas.
b. Telah ditetapkan.
c. Tertulis.
d. Dibukukan.
e. Diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola maupun pelaksana.
f. Dimiliki oleh setiap staf edukatif.
g. Telah dipahami oleh setiap staf/pembimbing di lingkungan Rumah Sakit.
h. Setiap bagian memiliki minimal 1 (satu) sebagai arsip.
i. Selalu mengacu dan menggunakan buku pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajarannya.
j. Digunakan dalam pelaksanann kegiatan (wawancara dan dokumen log book).
k. Ditetapkan bersama oleh Rumah Sakit Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran.
4. Masing-masing koordinator SMF dan staf medis yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam
proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga didik, dengan
menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara
staf.
5. Menyusun target pencapaian ketrampilan dalam proses pembelajaran
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian hasil belajar jelas sesuai modul pendidikan dari
instansi pengirim peserta didik, agar hasil belajar klinik dipahami dan dapat dikaji pencapaian kompetensi
sehingga mahasiwa dan pembimbing dapat memehami proses pembelajaran klinik dan pencapaian standar
kompetensi yang diharapkan bagi tenaga kedokterann lain dan peserta didik lain non kesehatan
6. Menghasilkan proses pendidikan klinis yang terstruktur..
Program pendidikan klinik harus terstuktur, ditetapkan oleh pihak RSUD Kudus bersama Institusi pendidikan
Kedokteran/tenaga kesehatan, mengacu pada Standar pendidikan profesi Dokter dan standar kompetensi
Dokter (bagi dokter).
7. SMF di RSUD Kudus memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan tertulis didalam buku peserta didik, dibagikan langsung kepada peserta didik dan
ditempel/dipasang ditempat yang dapat dijangkau/dibaca peserta didik.
8. Proses pendidikan klinis bertujuan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang dilaksanakan secara
konsekuen oleh peserta didik dan staf/pembimbing klinik.
9. SMF RSUD dr. Loekmono hadi Kudus dalam memberikan pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis terbukti (evidence based medicine).
10. SMF RSUD dr. Loekmono hadi Kudus wajib melaksanakan kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin, yang
ditetapkan oleh SMF.
11. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami oleh pengelolaan dan pelaksana.
Isi program pendidikan dalam buku pedoman, memiliki ketentuan berupa :
a. Setiap staf pendidik memiliki buku panduan rogram pendidikan kedokteran dan tenaga kesehatan
terkait.
b. Penggunaan log book untuk memantau kesesuain kegiatan pembelajaran dengan panduan.
c. Buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran diarsipan, digandakan buku dan proses
pendistribusianya dilakukan secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
d. Buku pedoman pendidikan memuat tujuan pendidikan dan pembelajaran klinik di rumah sakit
pendidikan tersebut secara jelas/konkrit berupa jenis kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical
reasoning dan pelatihan ketrampilan yang berbasis (evidence based medicine). Proporsi jadwal
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator SMF.
e. Batas pencapaian kompetensi yang dideskripsikan dengan jelas.
f. Disepakati bersama oleh rumah sakit pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran/nakes dan nakes
lainnya.
12. Menyusun evaluasi
Bentuk evaluasi dilakukan pada akhir rotasi di Rumah sakit Pendidikan RSUD dr.Loekmono Hadi Kudus.
13. Kewenangan peserta sisik
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik (tercantum dalam buku panduan
peserta didik yang disusun oleh koordinator SMF.
14. Kegiatan penelitian
a. Pelaksanakan kegiatan pembelajaran klinis, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang
dilakukan staf medis dan tenaga kesehatan lain sehingga dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pendidikan dan bimbingan peserta didik.
b. Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text book, serta
daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan.
c. Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan
pengaksesan data bagi penelitian.
d. Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/sub bagian.
15. Peran Staf Medis
a. Staf Medis harus aktif sejak proses perencanaan program pendidikan.
b. Membuat notulen untuk setiap pertemuan rutin sebagai proses dalam menyusun perencanann program
pendidikan.
c. Menyelenggarakan pertemuan rutin untuk perencanaan program dengan mempertimbangkan hasil
evaluasi.
d. Setiap bagian atau SMF SRUD dr.Loekmono Hadi Kudus dan staf medisnya yang tekait dalam program
pendidikan harus terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.
e. Staf medis menjadi pembimbing/supervisor pendidikan klinik, aktif terlibat dalam pelaksanaan
pembelajaran, memiliki ketentuan :
1) Hadir dalam proses pendidikan
2) Staf/pembimbing mudah dihubungi/ditemui peserta didik.
3) Secara aktif memantau log book.
4) Bersedia membimbing.
5) Memberikan kesempatan belajar yang sesuai pada peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajarannya dari bukti data hasil wawacara staf.
6) Setiap bagian pada SMF dan staf medis terkait dalam program pendidikan harus terlibat aktif
dalam kegiatan pertemuan ilmiah, dengan ketentuan :
a) Dilakukan secara rutin dan teratur.
b) Minimal 1 (satu) bulan sekali.
c) Dapat diikuti oleh staff pendidi

a) Secara rutin dan teratur.


b) Minimal 1 (satu) bulan sekali.
c) Diikuti oleh staf edukatif,non edukatif dan peserta didik.
d) Serta pihak manajemen rumah sakit.
e) Mengikuti institusi pendidikan kedokteran terkait.
f) Sehingga institusi pendidikan kedokteran dapat lebih banyak berpartisipasi dalam
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
g) Ditetapkan oleh rumah sakit pendidikan.
h) Menggunakan prinsip pengetahuan berbasis bukti (evidence based medicine)
menerapkan evidence based medicine secara aktif dan kegiatan evidence based medicine
tersebut dapat diwujudkan dalam kegiatan penelitian, pertemuan ilmiah.
i) Menjadwalkan dan melaksanakan pertemuan presentasi kasus terjadwal.
n. Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan staf medisnya menjadwalkan
pertemuan pemantauan dan evaluasi Kualitas pendidikan profesi kedokteran.
1) Agar pendidikan profesi kedokteran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
2) Dilakukan oleh komite mutu RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan
Kedokteran
3) Dilakukan secara berkala.
4) Melibatkan pihak RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Institusi pendidikan Kedokteran
misalnya dalam bentuk pembahasan presentasi kasus oleh peserta didik.
5) Presentasi kasus digunakan untuk :
a) Mengkaji secara substantive medis.
b) Mengkaji secara prosedur klinis.
c) Pemantauan kemampuan peserta didik.
d) Dan dilaksanakan secara terjadwal.

Anda mungkin juga menyukai