BAB I
PENDAHULUAN
Bayat
tidak
menunjukkan
struktur
tektonik
melange
dapat
menjelaskan posisi Perbukitan Jiwo relatif terletak dibagian timur dari daerah
metamorfisme tingkat tinggi di Indonesia bagian tengah. Akan tetapi, hal tersebut
masih menjadi hal yang spekulatif untuk menjelaskan interpretasi setting tektonik
dari studi awal yang dilakukan. Penelitian lebih lanjut mengenai kehadiran batuan
metamorf tekanan tinggi di Perbukitan Jiwo sangat diperlukan guna menjelaskan
evolusi tektonik yang berkembang pada daerah ini (Setiawan et al., 2013).
Dharmawan (2014) melakukan penelitian difokuskan kepada pembentukan
skarn di Desa Pagerjurang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa zonasi skarn pada lereng Gunung Jabalkat sisi
baratdaya dicirikan oleh kehadiran mineral garnet yang hadir melimpah pada
batas marmer dan secara gradual menghilang kearah hornfels. Sebaliknya untuk
mineral klinopiroksen secara berangsur-angsur semakin banyak ke arah batas
fasies hornfels.
Selanjutnya zonasi skarn pada daerah penelitian berturut-turut dari batas
marmer ke arah hornfels adalah proksimal prograde eksoskarn (garnet >
klinopiroksen), distal prograde eksoskarn (garnet < klinopiroksen), dan
retrograde eksoskarn (Gambar I.2). Perkembangan zonasi skarn mulai proksimal
hingga distal nampak jelas di lapangan dan penyebaran ubahan batuan skarn
tersebut tidak melampar luas. Sikuen paragenesis endapan skarn Desa Pagerjurang
dimulai dari proses intrusi, metamorfisme, prograde skarn, dan retrograde skarn
(Dharmawan, 2014).
Satyana (2014) mengungkapkan bahwa pembentukan Perbukitan Jiwo
tidak berhubungan dengan proses pembentukan Komplek Luk Ulo yang diasosi-
Gambar I.2. Pembagian zonasi skarn di Daerah Pagerjurang, Perbukitan Jiwo Barat
2.
3.
4.
5.
Gambar I.3. Peta lokasi penelitian yang terletak di Desa Paseban, Desa Krikilan, Desa Krakitan,
Desa Jotangan, Desa Kebon, Desa Tawangrejo, Desa Talang, Desa Gununggajah,
dan Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah