1, April 2013
Abstrak
Bali memiliki daya tarik wisata yang beragam. Wisata spiritual belum banyak
dikembangkan oleh masyarakat lokal Bali. Tujuan penelitian tahun pertama ini adalah
mengidentifikasi potensi pariwisata spiritual di Bali dan merumuskan strategi
pengembangan serta pemasaran pariwisata spiritual di Bali. Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan etnografi di tiga Kabuapten di Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pura Lempuyang Luhur, Pura Penegil Dharma, Pura Negara Gambur Anglayang, Pura
Ponjok Batu, Pura Pulaki, dan Pura Perancak dengan segala aktivitas spiritualnya sangat
cocok dikembangkan sebagai objek wisata spiritual di Bali. Ini karena seluruh pura dapat
memberikan pengalaman nilai-nilai historis, sosial budaya, dan nilai-nilai spiritual kepada
wisatawan yang datang. Strategi pengembangan dan pemasaran yang masih harus
dilakukan antara lain adalah pemberdayaan masyarakat lokal pengempon pura, koordinasi
dengan pemkab dan pihak-pihak terkait, penataan lingkungan pura yang lebih baik,
penyediaan sarana pendukung yang lebih baik, kegiatan inventarisasi dan dokumentasi,
sosialisasi melalui media TIK, sosialisasi melalui kerja sama dengan asosiasi perhotelan
dan jasa wisata lainnya, sosialisasi melalui desa pakraman, sekolah dan perguruan tinggi,
dunia kerja dan industri, masyarakat transmigran Bali, dan masyarakat Hindu Nusantara.
Abstract
Bali has a variety of tourist attraction. Spiritual tourism object has not been
developed by local community in Bali. Accordingly to that issue, this first year research
purpose are to indentify the existing potential of spiritual tourism in Bali and to formulate the
development and marketing strategy of spiritual tourism in Bali. This research was
conducted by an ethnographic approach in three districts in Bali. The result of this research
indicate that Lempuyang Luhur temple, Penegil Dharma temple, Negara Gambur Anglayang
temple, Ponjok Batu temple, Pulaki temple, and Perancak temple with all the spiritual
activities are very suitable to be developed as spiritual tourism object in Bali. This is because
those entire temples can provide experience of historical values, socio-cultural, and spiritual
values to tourist who come to visit those temples. Development and marketing strategy that
remains to be done is to empower the local community of pengempon pura; coordination
with the district goverment and related staff; structuring the temple compound; providing
better facilities for support; doing inventory and documentation; dissemination through ICT
media; socialization through cooperation with the hotel association and other travel service;
and socialization with pakramans, schools and universities, work and industry organization,
the transmigrants of Balinese, and with National Hindu communities.
dengan hal tersebut, kunjungan wisatawan para Rsi tersebut sekaligus dapat
ke Bali pada tahun 2010 meningkat dikategorikan sebagai wisata spiritual.
sebanyak 1.172.978 orang atau 20,39 Pura-pura tersebut perlu
persen. Memperhatikan data kunjungan diidentifikasi potensinya untuk
pada tahun 2010, maka pada tahun 2011 dikembangkan dan dipasarkan menjadi
Pemprov Bali memasang target kunjungan objek wisata spiritual di Bali berbasis
wisatawan nusantara berkisar antara 4,7-5 masyarakat lokal. Untuk tujuan itulah
juta orang dan target kunjungan wisatawan penelitian ini dilakukan. Secara rinci tujuan
mancanegara berkisar antara 2,6-2,7 juta khusus dari penelitian tahun pertama ini
orang (http://infopariwisata.wordpres.com- adalah: 1) mengidentifikasi potensi dan
bali/). Dari jumlah kunjungan wisata tersebut eksisting pariwisata spiritual di Bali dan 2)
telah banyak wisatawan yang melakukan menghasilkan strategi pengembangan dan
wisata spiritual. pemasaran pariwisata spiritual di Bali
Sebagai tindak lanjut dari penelitian berbasis kearifan lokal masyarakat.
di atas, dilakukan penelitian tentang potensi
dan eksisting pariwisata spiritual di Bali. B. METODE PENELITIAN
Alasan pariwisata spiritual adalah bahwa Penelitian ini merupakan penelitian
pariwisata spiritual sesungguhnya sangat tahun pertama dari rencana dua tahun
prospektif dan cocok dikembangkan di Bali penelitian. Rancangan penelitian yang
karena daya dukung alam dan digunakan adalah studi etnografi. Penelitian
masyarakatnya yang religius. Selain itu, dilakukan pada enam Pura Sad Kahyangan
pariwisata spiritual belum banyak ada di dan Dang Kahyangan di tiga Kabupaten,
wilayah lain di Indonesia. Pariwisata spiritual yaitu: Karangasem, Buleleng, dan
dapat menata tata kehidupan sosial budaya Jembrana. Subjek penelitian yang dilibatkan
masyarakat Bali dengan berbagai keunikan meliputi: tokoh masyarakat, prajuru desa
adat-istiadat dan budaya. Hampir di setiap pakraman dan desa dinas, staff pada Dinas
desa pakraman memiliki keunikan, baik Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten,
adat-istiadat, budaya maupun kehidupan budayawan, rohaniawan, serta subjek
sosial yang didasarkan pada awig-awig. dokumen. Subjek dipilih secara purpossive
Selain itu, kawasan suci dengan lingkungan dan dengan teknik snowball dimulai dengan
alamnya berupa perbukitan, pegunungan, menetapkan informan kunci dan selanjutnya
pantai yang indah harus selalu dipelihara dipilih sesuai dengan pilihan subjek. Data
dan dibina. Mengembangkan pariwisata yang dikumpulkan dalam penelitian ini
spiritual tidak selalu berpikir membangun adalah berfokus pada identifikasi potensi
hotel atau vila sebanyak-banyaknya, tetapi dan eksisting pariwisata spiritual di Bali dan
tetap pada pemberdayaan nilai sosial strategi pengembangan dan pemasaran
budaya masyarakat yang ada. pariwisata spiritual di Bali berbasis kearifan
Bali merupakan satu-satunya lokal masyarakat. Data dikumpulkan dengan
daerah tujuan wisata yang memiliki pura metode wawancara mendalam, observasi,
terbanyak di dunia. Pura-pura yang ada, kajian dokumen, dan diskusi kelopok fokus.
terutama Pura Sad Kahyangan atau Dang Data yang diperoleh lalu dianalisis secara
Kahyangan, sesungguhnya merupakan kualitatif melalui siklus interaktif, yang
sebuah kisah perjalanan yang ditempuh meliputi: pengumpulan data, reduksi data,
oleh orang intelek dan suci di masa lalu display data, dan penarikan kesimpulan atau
dalam melakukan penyebaran agama, verifikasi (Milles dan Huberman, 1992).
seperti Rsi Markandeya, Empu Kuturan,
Dang Hyang Dwijendra atau Dang Hyang
Nirartha, dan Mpu Bharadah. Perjalanan
spiritualnya adalah Rsi Mankandeya. Raja keluarga raja Sri Singa Murti di Bali
Ugracena dan Rsi Markandeya tidaklah (Adnyana Ole, 2011, 2008b; Darmawan M.,
hanya pemimpin masyarakat, tetapi juga 2008).
memiliki kemampuan spiritual kepanditaan Pura Ponjok Batu sebagai objek
yang tinggi, sehingga istananya tidak saja keempat juga sangat cocok dikembangkan
menjadi pusat pemerintahan tetapi juga menjadi objek wisata spiritual di Bali. Ini
menjadi pusat pendidikan agama dan dilakukan karena keberadaan Pura ini
sebagai petirtan (tempat air suci kehidupan) dengan segala aktivitas spiritualnya dapat
dengan adanya 118 sumber mata air memberikan pengalaman nilai historis,
(Gobyah, 2006). sosial budaya, dan spiritual yang tinggi
Melakukan aktivitas spiritual di kepada para wisatawan. Melakukan aktivitas
lingkungan pura ini juga dapat memberikan spiritual di lingkungan pura ini juga dapat
pengalaman hidup bertoleransi dalam memberikan pengalaman hidup bertoleransi
kehidupan masyarakat multikultur di dan memberikan sinar kehidupan suci
Indonesia. Ini terjadi karena dari kepada masyarakat. Pura ini adalah situs
peninggalan sejarahnya dapat diketahui sejarah peninggalan dan penghormatan
bahwa pada masa pemerintahan Raja kepada Dang Hyang Nirartha dalam
Ugracena kerajaan Kawista telah menjadi melakukan perjalanan tirtha yatra dan
pusat perdagangan dan pusat pendidikan memberikan ajaran agama Hindu di Bali
agama yang didatangi orang dari berbagai (Adnyana Ole, 2006b; Arie Sri lestari, tt;
suku dan bangsa yang berbeda dengan Gobyah, 2011).
keyakinan yang berbeda juga. Yang unik, Pura Pulaki dengan pesanakannya
keberagaman itu justru disungsung di pura (Pura Melanting, Pura Kertha Kawat, Pura
ini dengan adanya pelingih-pelinggih pura Pemuteran, dan Pura Pabean) sebagai
sebagai stana Ratu Gede Sundawan (unsur objek yang kelima sangat cocok menjadi
Sunda), Ratu Gede Melayu (unsur Melayu), objek wisata spiritual di Bali. Ini terjadi
Ratu Mas Subandar (unsur Cina), dan Ratu karena keberadaan Pura ini dengan segala
Dalem Mekah (unsur Islam), di samping ada aktivitas spiritualnya dapat memberikan
juga pelinggih stana Dewa Ciwa (unsur pengalaman nilai historis, sosial budaya,
Hindu). Pada pokoknya Pura Penegil dan spiritual yang tinggi kepada para
Dharma dengan pesanakannya adalah situs wisatawan. Melakukan aktivitas spiritual di
sejarah peninggalan dan penghormatan lingkungan pura ini juga dapat memberikan
kepada keluarga raja Sri Kesari Warmadewa pengalaman hidup bertoleransi dan
dan raja Sri Singa Murti di Bali (Paramartha, memberikan sinar kehidupan suci kepada
tt). masyarakat dalam mengembangkan
Pura Negara Gambur Anglayang aktivitas usaha secara fungsional di
sebagai objek ketiga, seperti Pura Penegil masyarakat. Pura ini adalah situs sejarah
Dharma, juga sangat cocok dikembangkan peninggalan dan penghormatan kepada
menjadi objek wisata spiritual di Bali. Ini Dang Hyang Nirartha dan keluarganya (Ida
dilakukan karena keberadaan Pura ini Bhatari Dalem Ketut Pulaki, Ida Bhatari
dengan segala aktivitas spiritualnya dapat Dewa Ayu Melanting, dan Ida Bhatara
memberikan pengalaman nilai historis, Mentang Yuda atau Ida Bhatara Hakim
sosial budaya, dan spiritual yang tinggi Agung) dalam melakukan perjalanan tirtha
kepada para wisatawan. Melakukan aktivitas yatra dan mengajarkan agama Hindu dan
spiritual di lingkungan pura ini juga dapat ajaran nilai-nilai kehidupan di Bali (Adnyana
memberikan pengalaman hidup bertoleransi Ole, 2006a; Pemkab Buleleng, 2012; PHDI,
dalam kehidupan masyarakat multikultur di 2000).
Indonesia. Pura ini adalah situs sejarah Pura Perancak sebagai objek pura
peninggalan dan penghormatan kepada keenam juga sangat cocok dikembangkan
menjadi objek wisata spiritual di Bali. Ini dan dokumentasi semua potensi yang
dilakukan karena keberadaan Pura ini dimiliki pura dengan segala aktivitas
dengan segala aktivitas spiritualnya dapat spiritualnya, terutama yang menyangkut
memberikan pengalaman nilai historis, nilai-nilai historis pura, aktualisasi nilai-nilai
sosial budaya, dan spiritual yang tinggi kesadaran sosial dan budaya yang
kepada para wisatawan. Melakukan aktivitas melingkupi, serta nilai-nilai spiritual yang
spiritual di lingkungan pura ini juga dapat dikandungnya. Jika ini sudah dilakukan,
memberikan pengalaman hidup bertoleransi usaha berikutnya adalah sosialisasi potensi
dan memberikan sinar kehidupan suci pura dengan aktivitas spiritualnya kepada
kepada masyarakat. Pura ini adalah situs masyarakat melalui media TIK, sosialisasi
sejarah peninggalan dan penghormatan melalui kerja sama dengan asosiasi
kepada Dang Hyang Nirartha dalam perhotelan dan jasa wisata lainnya,
melakukan perjalanan tirtha yatra dan sosialisasi melalui desa pakraman, sekolah
memberikan ajaran agama Hindu di Bali dan perguruan tinggi, dunia kerja dan
(Asram Bunda RAM, 2010; Fajar Arcana, tt; industri, masyarakat transmigran Bali, dan
Yudi, 2012). masyarakat Hindu Nusantara.
Untuk menjadikan Pura-pura Sad
Kahyangan Jagat dan Pura-pura Dang PEMBAHASAN
Kahyangan di Bali sebagai objek wisata Penelitian ini menemukan bahwa
spiritual perlu dikembangkan strategi Pura-pura Sad Kahyangan dan Dang
pengembangan dan pemasaran Kahyangan di Bali yang menjadi objek
berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap dalam penelitian ini dengan segala aktivitas
keberadaannya. Strategi pengembangan spiritualnya sangat cocok dikembangkan
dan pemasaran yang masih harus dilakukan menjadi objek wisata spiritual di Bali. Ini
antara lain adalah pemberdayaan dilakukan karena seluruh pura dapat
masyarakat lokal pengempon pura agar memberikan pengalaman nilai-nilai historis,
mampu mengelola usaha wisata spiritual. sosial budaya, dan nilai-nilai spiritual kepada
Masyarakat pengempon pura perlu wisatawan yang datang. Temuan ini cocok
berkoordinasi dengan pemkab dan pihak- dengan pandangan yang menyatakan
pihak terkait dalam memberikan dukungan bahwa wisata spiritual merupakan
fasilitas dan sarana yang memadai untuk perjalanan yang memperkaya batin individu
penunjang kegiatan pariwisata spiritual di secara personal meski tidak terkait dengan
lingkungan pura masing-masing. anjuran dalam ajaran agama yang
Masyarakat juga masih perlu melakukan dipeluknya (Herdina, 2012). Jenis wisata ini
penataan lingkungan pura yang lebih baik dalam praktiknya sangat menghargai tradisi
agar kondisinya tetap bersih, asri, hijau, budaya lokal, mencintai alam dan
sehat, lestari, nyaman, dan aman. Karena lingkungan, serta sebagian besar turisnya
itu, diperlukan penyediaan sarana berasal dari kalangan yang berpendidikan
pendukung yang lebih baik seperti (Pitana, 2012). Objek wisata spiritual ini
penyediaan sarana parkir yang memadai, bukanlah mendiskusikan agama semata.
sarana listrik, air bersih, dan tempat untuk Kecenderungannya justru orang lebih melirik
membersihkan diri secara lahir dan bathin, berbicara spiritual. Mereka mencari peace
serta peralatan kebersihan lingkungan yang and harmony. Menurut Pitana (2012) lebih
memadai. lanjut para wisatawan dewasa ini telah
Jika penataan lingkungan spiritual melirik nilai-nilai historis, praktik sosial
pura telah memadai, maka kegiatan budaya masyarakat tradisional yang toleran
sosialisasi untuk pemasaran objek wisata dan ramah lingkungan, dan nilai-nilai
spiritual perlu terus dikembangkan. Kegiatan spiritual yang penuh kedamaian sebagai
yang utama adalah aktivitas inventarisasi objek wisatanya.
perguruan tinggi, dunia kerja dan dunia onjok-batu.htm. Diunduh pada Hari
industri, kelompok masyarakat Bali Sabtu, 4 Agustus 2012.
transmigran, dan kelompok masyarakat Asram Bunda RAM. 2010. Pura Perancak.
Hindu yang tersebar di seluruh nusantara. http://asrambundaram.blogspot.
Kesepuluh, perlu sosialisasi melalui jalur com/2010/04/pura-perancak.html.
kerja sama dengan asosiasi perhotelan dan Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Agustus
asosiasi usaha jasa perjalanan wisata. 2012.
Terakhir, perlu penyusunan buku-buku Bali Post. 2006. Pura Lempuyang, ''Stana''
spiritual tentang keberadaan dan Dewa Iswara. http://www.balipost.
perkembangan aktivitas spiritual di co.id/balipostcetak/2006/2/15/bd2.htm
lingkungan suci Pura-pura Sad Kahyangan Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Agustus
dan Dang Kahyangan. 2012.
Darmawan Mataram. 2008. Pura Negara
DAFTAR RUJUKAN Gambur Anglayang. http://balitv.tv/
btv2/index.php/ista-dewata/658-pura-
Adnyana Ole. 2011. Pura Negara Gambur negara-gambur-anglayang. Diunduh
Anglayang Spirit Multikultural. pada Hari Sabtu, 4 Agustus 2012.
http://www.balipost.com/mediadetail.p Dinas Kebudayaan Propinsi Bali. 1980/
hp?module=detailberita&kid=21&id=5 1981. Pura-Pura di Bali. Denpasar:
8168. Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Dinas Kebudayaan Propinsi Bali.
Agustus 2012. Fajar Arcana, P. Pura Perancak. http://
.................. 2008a. Lempuyang Stana Mpu www.parisada.org/index.php?
Genijaya. option=com_content&task=view&id=5
http://departelahne.wordpress.com/20 3&Itemid=99. Diunduh pada Hari
08/10/09/pura-luhurlempuyang/# Sabtu, 4 Agustus 2012.
more -24. Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Gobyah I K. 2011. Pura Ponjok Batu. http://
Agustus 2012. binginbanjah.wordpress.com/2011/02/
.................. 2008b. Pura Gambur 21/pura-ponjok-batu/. Diunduh pada
Anglayang. http://www.babadbali.com/ Hari Sabtu, 4 Agustus 2012
pura/plan/gambur-anglayang.htm. ....................... 2006. Pura Penegil Dharma.
Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Agustus http://www.balipost.co.id/
2012. balipostcetak/2006/7/12/bd1.htm.
.................. 2006a. Pura Pulaki, Tempat Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Agustus
Suci Peninggalan Prasejarah. 2012.
http://www.balipost.co.id/BaliPostceta Herdina, L. 2012. Wisata Spiritual,
k/2006/1/18/bd2.htm. Diunduh pada Perjalanan Suci Peziarah Urban.
Hari Sabtu, 4 Agustus 2012. http://wisata.kompasiana.com/jalan-
.................. 2006b. Pura Ponjok Batu: jalan/2012/10/15/wisata-spiritual-
Penyeimbang Bali Utara. perjalanan-suci-peziarah-urban/.
http://kemoning.info/blogs/?p=864. Diunduh pada hari Sabtu, 17
Diunduh pada Hari Sabtu, 4 Agustus Nopember 2012.
2012.
Arie sri lestari, 2006. Pura Penegil Dharma
Berawal dari Kerajaan Kawista.
http://www.balipost.co.id/balipostcetak
/2006/7/12/bd2.htm. Diunduh pada
Hari Sabtu, 4 Agustus 2012.
.................. Tt. Pura Ponjok Batu.
http://www.babadbali.com/pura/plan/p