Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Kegiatan industry...........................................................................................3
2.2 Manajemen Industri........................................................................................7
2.3 Fakor-faktor produksi kegiatan industry......................................................11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayanyalah sehingga kami semua dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan yang telah di tentukan. Selanjutnya kami mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah ‘’Geografi Industr, yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penyusun untuk menyelesaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca, meskipun banyak
kekurang sempurnaan di dalamnya. Akhir kata kami meminta maaf sebesar-
besarya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan, maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati
pembaca maupun pengoreksi. Karena hingga saat ini kami masih dalam proses
belajar, oleh karena itu saya mohon kritik dan sarannya demi kemajuan bersama.

Palu, 07 Maret 2018


Penyusun

Kelompok 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan


baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi.
Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian
diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut
semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan
macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya,
makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,
makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat
kegiatan dan usaha tersebut (Gunawan, 2005:1).

Industri yang memproduksi hampir semua alat-alat yang kita gunakan, obat
yang kita minum, atau makanan yang kita makan. Karena itu, industri sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Maka dari itu, pemerintah
serius mengembangkan sektor industri terutama sektor usaha kecil dan menengah
(UKM).

Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) adalah salah satu alat


(tools) untuk pengembangan kegiatan industri yang cukup diraskan efektif.
Namun perlu digaris bawahi mengingat penyediaan suatu kawasan industri
merupakan suatu kegiatan business, maka dalam pengembangannya tentunya
harus memenuhi kaidah-kaidah kelayakan tekno ekonomis, yang didalamnya juga

1
tercakup aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar kawasan industri yang
dikembangkan berwawasan lingkungan (Wardyatmoko, 2006:2).

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah


dengan judul ”Proses, manajemen dan factor-faktor kegiatan industry” ini pada
dasarnya ingin menjelaskan kepada pembaca mengenai hal-hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kegiatan atau proses industry ?
2. Bagaimana system manajemen industry ?
3. Apa saja factor-faktor produksi kegiatan industry ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kegiatan atau proses industry.
2. Untuk mengetahui system manajemen industry.
3. Untuk mengetahui factor-faktor produksi kegiatan industry.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan industry.


A. Pengertian Kegiatan industry

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang tetapi juga
dalam bentuk jasa. Kegiatan industri di Indonesia dlatur dalam Undang-Undang
No.5 Tahun 1984. Undang-Undang tersebut mengatur bahwa cabang-cabang
industri penting strategis bagi negara yang merupakan kebutuhan hajat hidup
orng banyak dikuasai oleh negara dan mencegah adanya monopoli.

Ada banyak pengertian industri menurut para ahli diantaranya:

1. Hasibuan, Memahami industri sangat luas, dapat dalam lingkup makro


dan mikro. Dalam usaha mikro adalah kumpulan perusahaan yang
memproduksi barang yang homogen, atau barang yang memiliki sifat dpt
sangat erat. Dalam hal pendapatan cenderung pembentukan makro. Industri
adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi industri ini
dalam batas-batas mikro sebagai kumpulan perusahaan yang memproduksi
barang-barang, sementara makro dapat membentuk pendapatan.

2. Menurut Moh. Hatta, Industri adalah upaya untuk mengubah struktur


pertanian ke dalam struktur industri.

3. UU No. 5 Tahun 1984, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah


bahan baku, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi yang memiliki
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya.

4. Menurut Encyclopedia Indonesia, Industri merupakan bagian dari proses


produksi yang tidak mengambil bahan-bahan tersebut langsung dari alam
untuk konsumsi, tetapi bahan-bahan diproses dan akhirnya menjadi
komoditas yang berharga kepada masyarakat.

3
5. Encyclopedia Americana, Industri adalah kegiatan kelompok yang
menumbuhkan benda ekonomi dan pengguna.

6. Sudut pandang Geografi, Industri adalah sesuatu yang merupakan


perpaduan dari subsistem fisik dan subsistem manusia.

7. Badan Pusat Statistik, Industri adalah unit usaha yang berjalan kesatuan


kegiatan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan barang atau jasa yang
berdomisili di tempat tertentu atau lokasi dan memiliki catatan administrasi
tersendiri.

8. Tim Grasindo, Industri adalah semua jenis pekerjaan yang menghasilkan


uang.

9. Menurut George T. Renner, Industri adalah semua kegiatan manusia


dalam ekonomi produktif / memproduksi barang dan uang.

10. Sukimo, Industri adalah perusahaan yang melakukan kegiatan ekonomi


yang termasuk ke dalam sektor sekunder.

11. Kartasapoetra, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan


baku, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang
dengan menggunakan nilai yang lebih tinggi, termasuk kegiatan desain
industri dan teknik industri.

12. Dra. Sri Milaningsih, Industri berasal dari bahasa Latin, yang berarti
bahwa tenaga kerja atau tenaga kerja Perindustrian.

13. I Made Sandi, Industri adalah suatu usaha untuk menghasilkan barang


jadi untuk bahan baku atau bahan baku melalui proses produksi budidaya
dalam jumlah besar sehingga barang dapat diperoleh dengan harga serendah
mungkin tetapi dengan kualitas tertinggi.

14. Badan Perencanaan Pembangunan Sumatera Utara, Industri adalah


kegiatan untuk mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi untuk tujuan penjualan.

15. Teguh S. Pamudi, Industri adalah kelompok perusahaan yang


menghasilkan produk yang dipertukarkan dengan satu sama lain.

16. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Industri adalah kegiatan proses


atau barang proses dengan menggunakan sarana dan peralatan, seperti mesin.

4
17. Anto Pracoyo dan Tri Kurnawangsih, Industri adalah kumpulan dari
beberapa perusahaan yang memproduksi barang atau jasa di pasar.

18. Hinsa Sahaan, Industri merupakan bagian dari proses pengelolaan bahan


baku menjadi bahan baku atau bahan mentah menjadi barang jadi menjadi
barang yang berharga kepada masyarakat.

19. Wirastuti, industri adalah pengolahan bahan baku atau barang setengah


jadi menjadi barang jadi yang membawa keuntungan.

20. Dini Natalia, industri merupakan pengolahan bahan baku menjadi barang


yang membawa keuntungan.

Sedangkan Kawasan industry menurut National Industrial Zoning


Committee’s (USA) 1967 , adalah suatu kawasan industri diatas tanah yang cukup
luas, yang secara administratif dikontrol oleh seseorang atau sebuah lembaga yang
cocok untuk kegiatan industri, karena lokasinya, topografinya, zoning yang tepat,
kesediaan semua infrastrukturnya (utilitas), dan kemudahan aksesibilitas
transportasi. Secara konseptual Kawasan Industri merupakan kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri pengolahan (manufacture) yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya yang disediakan oleh badan
pengelola (pemerintah/swasta), sehingga para investor atau pengusaha akan
memiliki semangat untuk memasukkan modalnya di sektor industri. Deengan
ketersediaan lahan, sarana dan prasarana serta fasilitas lainnya yang memadai,
akan menghasilkan efisiensi ekonomi dalam berinvestasi (mendirikan pabrik dan
industri) dibandingkan setiap investor harus menyediakan sendiri fasilitas
tersebut.

Industri tidak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan sarana penunjang.


Berikut ini penunjang industri:

a. Tenaga kerja yang terampil


b. Suasana yang mendukung bagi berkembangnya industry
c. Jaringan transportasi dan komunikasi yang mantap
d. Terjaminnya persediaan bahan mentah atau bahan baku

5
e. Tenaga energi atau bahan bakar
f. Manajemen atau perangkat pengelolaan

B. Tujuan Pembangunan Industri

Tujuan dari pembangunan industri diantaranya:

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan


merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil
budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup;

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur


perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang
sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi
pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi
pertumbuhan industri pada khususnya;

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya


teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap
kemampuan dunia usaha nasional;

4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan


ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam
pembangunan industri;

5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan


berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri;

6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil


produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui
pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi
ketergantungan kepada luar negeri;

6
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang
pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;

8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam


rangka memperkokoh ketahanan nasional.

 C. Dampak positif dan negative pembangunan industry.

Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional,


sehingga derap pembangunan industri harus mampu memberikan sumbangan
yang berarti terhadap pembangunan ekonomi, budaya maupun sosial politik. Oleh
karenanya, dalam penentuan tujuan pembangunan sektor industri jangka panjang,
bukan hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor
industri saja, tetapi sekaligus juga harus mampu turut mengatasi permasalahan
nasional. Masalah Nasional yang sedang mengemuka di antaranya: tingginya
angka pengangguran dan kemiskinan, rendahnya pertumbuhan ekonomi,
melambatnya perkembangan ekspor Indonesia, lemahnya sektor infrastruktur, dan
tertinggalnya kemampuan nasional di bidang penguasaan teknologi.

Berbagai masalah pokok yang sedang dihadapi oleh sektor industri di


Indonesia yaitu: 

1. Ketergantungan  yang  tinggi  terhadap  impor  baik  berupa  bahan  baku,


bahan penolong, barang setengah jadi dan komponen.
2. Keterkaitan  antara  sektor  industri  dengan  sektor ekonomi lainnya
relatif masih lemah.
3. Struktur  industri  hanya  didominasi  oleh  beberapa  cabang  industri 
yang  tahapan  proses industrinya pendek.
4. Ekspor  produk  industri  didominasi  oleh hanya beberapa cabang
industri, dan kegiatan sektor industri lebih banyak terpusat di Pulau Jawa.
5. Masih  lemahnya  peranan  kelompok  industri kecil dan menengah (IKM)
dalam sektor perekonomian.

7
Secara umum, dampak positif dan negatife sector industry diantaranya :

Dampak positif :

1. Terbukanya lapangan kerja

2. Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat

3. Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat

4. Menghemat devisa negara

5. Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat

6. Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri

7. Penundaan usia nikah

Dampak Negatif :

1. Terjadi pencemaran lingkungan

2. Konsumerisme

3. Hilangnya kepribadian masyarakat

4. Terjadinya peralihan mata pencaharian

5. Terjadinya urbanisasi di kota-kota

6. Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota

2.2 Manajemen Industri

Manajemen industry, atau biasa disebut Manajemen Operasi, berkaitan


dengan berbagai kegiatan produksi barang dan jasa. Selama beberapa decade,
ketika bidang operasi lebih banyak berhubungan dengan manufaktur, Manajemen

8
Operasi disebut Manajemen Produksi. Istilah tersebut kemudian diperluas menjadi
Manajemen Produksi dan Operasi. Ketika terjadi pergeseran minat, dari bidang
manufaktur menjadi bidang jasa, seperti yang terjadi di Amerika, maka bidang
perasi tersebut diistilahkan sebagai Manajemen Operasi. Manajemen industry
berusaha mempelajari manajemen kuantitatif yang terlibat, baik dalam
pengelolaan industry jasa maupun manufaktur.

Dari penjelasan sebelumnya kita dapat mendefinisikan manajemen operasi


sebagai kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Adapun
tanggung jawab dari manajer operasi adalah menghasilkan barang dan jasa sesuai
fungsinya, mengambil keputusan mengenai suatu fungsi operasi, dan sistem
transformasi yang digunakan.

Dari definisi tersebut, ada 3 hal yang mendapat perhatian, yaitu :

1.      Fungsi

Di dalam suatu organisasi, manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola


departemen atau organisasi yang menghasilkan barang atau jasa yang menyangkut
koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi. Selain itu, tanggung jawab manajer
operasi juga menyangkut perancanaan strategis, penentuan kebijaksanaan,
penganggaran, koordinasi dengan manajer – manajer lainnya.

2.      System

Gambaran system tidak hanya menjadi dasar dalam pendefinisian jasa dan
manufaktur  sebagai system transformasi, tetapi juga menjadi dasar yang kuat
untuk rancangan dan analisis operasi. Si`stem operasi juga memberikan wawasan
untuk rancangan dan manajemen system yang produktif pada bidang fungsional di
luar fungsi operasi.

3.      Keputusan

9
Pada akhirnya definisi di atas mengacu pada pengambilan keputusan sebagai
elemen penting dari manajemen operasi. Karena semua manajer mengambil
keputusan, maka sudah selayaknya mereka memusatkan perhatian pada
pengambilan keputusan sebagai tema pokok operasi. Focus keputusan ini
memberikan dasar untuk membagi operasi berdasarkan bentuk utama manajemen
operasi, yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja, dan mutu.

Pokok bahasan manajemen sangat luas sehingga perlu adanya pembatasan agar
fokus pada masalah yang akan dipelajari. Beberapa tokoh di bidang manajemen
memberikan batasan - batasan dalam bidang manajemen, diantaranya adalah:

1.John D Millet

Menurut John D Millet, manajemen adalah suatu proses pengarahan dan


pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok
formal untuk mencapai tujuan. Inti manajemen berada pada proses pengarahan
atau actuating dan leading terhadap sumber daya organisasi agar mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.

2.James A.F. Stoner dan Charles Wankel

Berbeda dengan John, Stoner dan Wankel memberikan batasan manajemen


adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya
demi tercapai tujuan organisasi.

3.Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard

Paul dan Blanchard membatasi manajemen sebagai suatu usaha yang


dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi.

10
Ada tujuh bidang/momen yang memberikan sumbangan besar dalam
manajemen operasi, yaitu sebagai berikut :

a.       Revolusi industry

Revolusi ini berupa pengaplikasian tenaga mesin untuk mengantikan tenaga


manusia. Hal ini dimulai sejak terciptanya mesin uap buatan James Watt (1764),
dilanjutkan mesin berbahan bakar mesin dan listrik (1800) dengan konsep
produksi massalnya, dan sampai pada era otomatisasi manufaktur dengan
perhatian pada alam (green technologi) dan terjadi pergeseran ke industry jasa
(1960).

b.      Spesialisasi tenaga kerja

Konsep spesialisasi kerja ini dikembangkan secara ilmiah pertama kalinya


oleh Adam Smith (1776) di mana disimpulkan bahwa spesialisasi kerja dapat
meningkatkan produktivitas dikarenakan tiga hal yaitu peningkatan keterampilan
pekerja, terhindarnya kehilangan waktu karena pertukaran  pekerjaan antar-
pekerja, dan adanya penambahan alat – alat dan mesin yang memudahkan
pekerjaan. Berikutnya, Charles Babbage (1832) menyimpulkan bahwa spesialisasi
kerja tidak hanya meningkatkan produktivitas saja, tetapi juga memungkinkan
untuk tingkat upah berdasarkan keahlian khusus. Meskipun demikian, konsep
spesialisasi tenaga kerja saat ini sedang dinilai kembali karena ternyata
mengakibatkan beberapa efek nagatif, seperti munculnya kebosanan pada pekerja
yang pada akhirnya menurunkan prestasi.

c.       Manajemen ilmiah

Manajemen ilmiah dapat digunakan untuk menentukan metode terbaik


dalam melakukan kerja dengan cara mengamati metode kerja yang dilakukan saat
ini, mengembangkan metode yang baru dengan melakukan analisis dan
pengukuran kerja secara ilmiah, dan menerapkan metode terbaru dengan
mendapatkan umpan balik yang diperoleh dari pekerja terhadap metode baru.

11
d.      Metode kuantitatif

Konsep ini menggunakan model matematis dalam menyelesaikan model –


model keputusan dalam manajemen, seperti model jumlah pemesanan ekonomis
(EOQ) untuk keputusan menentukan persediaan bahan, model pengendalian
kualitas statistic dan berlanjut dengan model – model simulasi computer.

e.       Teori motivasi

Elton Mayo (1930) menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan elemen


terpenting dalam peningkatan produktivitas . teori motivasi ini mengarahkan kita
pada penekanan aspek nonteknis dari rancangan kerja seperti pengayaan pekerjaan
untuk memanusiawikan pekerjaan dan menghindarkan kebosanan.

f.       Standarisasi ukuran.

Konsep ini berangkat dari pemikiran akan pentingnya pembuatan ukuran


yang standar untuk bagian – bagian dari produk.

g.      Komputerisasi

Computer telah digunkan secara luas untuk otomatisasi operasi jasa maupun
manufaktur

Ketujuh bidang konsep di atas telah membantu meningkatkan efektivitas


dari manajemen operasi modern hingga berkembang sedemikian canggih saat ini.
Program – program yang dulu manual sekarang telah terkomputerisasi sehingga
sangat mampu mempercepat pengambilan keputusan, penyelesaian operasi, serta
pengendaliannya.

Seperti telah dijelaskan pada ilustrasi di atas bahwa semua organiasi untuk
dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya diperlukan
manajemen yang baik. Jika organisasi bekerja tanpa manajemen yang baik tentu

12
akan mengalami kesulitan dan hambatan yang berat dalam usaha mencapai
tujuannya bahkan bisa berakibat fatal tidak dapat mencapai tujuan yang diiginkan.
Manjemen diperlukan dalam organisasi untuk :

 Mencapai tujuan

Tujuan organisasi akan tercapai dengan baik jika manajemen diterapkan dengan
baik dengan meminimasi trial and erroratau coba-coba. Melalui ilmu dan seni,
sumber daya yang ada dapat dioptimalkan demi tercapainya tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.

 Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang bertentangan.

Kadang dalam suatu organisasi terdapat kepentingan, tujuan, sasaran dan kegiatan
yang berbeda dari para anggota dan pengurusnya. Hal ini akan menimbulkan
benturan yang sangat hebat. Dengan manajemen yang baik permasalahan ini dapat
diseimbangkan sehingga prioritas tujuan bersama dapat diutamakan.

  Mencapai efisiensi dan efektivitas.

Kinerja suatu organisasi merupakan ukuran baik tidaknya suatu organisasi, salah
satu cara untuk mengukur kinerja suatu organisasi yaitu dengan peningkatan
efisiensi dan efektivitas kinerja
2.3 Fakor-faktor produksi kegiatan industry
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan
dalam proses produksi yang disebut factor produksi. Factor produksi yang bias
digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alm, tenaga kerja
manusia, modal dan kewirausahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi industri ada 5, yaitu:

a. Sumber daya alam atau bahan mentah, sumber daya alam adalah segala
sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk

13
memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam meliputi segala sesuatu yang ada
didalam bumi, seperti :
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Tidak ada barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya,
misalnya untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis khusus
tentunya.
b. Sumberdaya Pengusaha. Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan.
Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan factor-faktor
produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara
efektif dan efisien. Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai
pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat
diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan factor-faktor produksi,
pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.
c. Sumber tenaga (power resource), sumber tenaga ini menyangkut tenaga air
(hydro power) atau pelistrikan untuk menggerakkan mesin pabrik.
d. Suplai tenaga kerja atau Sumber daya manusia, tenaga kerja manusia adalah
segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu
barang. Hal ini menyangkut dua segi yakni kuantitatif (jumlah tenaga kerja)
dan kualitatif (keterampilan yang dilmiliki tenaga kerja).
e. Sumberdaya modal. Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau
hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala
merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan).
f. Suplai air, industri sudah jelas sangat memerlukan air baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.

14
g. Pemasaran, dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena
dalam indutri memeproduksi barang untuk di jual.
h. Fasilitas transportasi, transpotasi dalam industri sangat penting baik untuk
mendatangkan bahan baku maupun menyebarkan produk.

Disamping itu, dikenal adanya factor pendukung dan factor penghambat


kegiatan industry khususnya di Indonesia, diantaranya :

Faktor Pendukung:

1. Indonesia kaya bahan mentah

2. Jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak

3. Tersedia pasar dalam negeri yang banyak

4. Iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industri

5. Tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industri

6. Stabilitas politik yang semakin mantap

7. Banyak melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam


hal permodalan, alih teknologi, dll.

8. Letak geografis Indonesia yang menguntungkan

9. Kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan

10. Tersedia sumber tenagalistrik yang cukup

Faktor Penghambat:

1. Penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan

2. Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara


lain

15
3. Promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan

4. Jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat tergantung dengan


negara lain

5. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia

6. Modal yang dimiliki masih relatif kecil

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Industri Adalah Suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa. Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah
pada asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi (pengiriman barang), dan
lain sebagainya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri ada 5, yaitu: bahan mentah,


sumber tenaga (power resource), suplai tenaga kerja, suplai air, pemasaran,
dan fasilitas transportasI.
3. Manajemen industry disebut juga manajemen operasi yang dapat diartikan
sebagai kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Adapun jenis

16
keputusan yang diambil yaitu berupa keputusan – keputusan strategis,
keputusan – keputusan taktis dan keputusan – keputusan operasional.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Totok dkk. 2005. fakta dan Konsep Geografi. Jakarta : Ganeca Exact 4.

http://matakristal.com/pengertian-industri-orientasi-industri-dan-faktor-lokasi-
industri/ (diakses pada tanggal 07 Maret 2018 pukul 20:00 Wita).

17
Nasution, Arman Hakim. Manajemen Industri. 2006. ANDI OFFSET :
Yokyakarta.

Wardiyatmoko, K.2006. Geografi SMA.Jakarta : Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai