Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
PE NGERTIAN

Pertolongan persalinan yang bersih dan aman serta mencegah


terjadinya komplikasi

TUJUAN

Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan


yang tinggi bagi ibu dan bayinya ,melalui upaya yang terintegrasi dan
lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang diinginkan (optimal)

KEBIJAKAN

SK Direktur RSUD I.A Moeis Tentang SPO Keperawatan

PROSEDUR

I. MENGENALI GEJALA TANDA KALA DUA


1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan regangan yang semakin kuat pada rektum dan
vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfinger ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu
dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia

tempat datar dan keras, 2

kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi
Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal
bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai
di dalam partus set
3. Pakai
Alat

Pelindung

Diri:

Jas
181

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
tindakan,Celemek,Kacamata,Masker,Penutup kepala,Sepatu Boot.
4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabuun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam
6. Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya degan hati-hati
dari depan ke belakanng dengan menggunakan kapas atau kasa
yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

langkah #

9)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah
lengkap lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10.Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
182

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120160 x/menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES BIMBINGAN MENERAN
11.Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menentukan posisi yang nyaman dan
sesuai keinginannya.
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada.
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana perang
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar
12.Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
keposisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman)
13.Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran:
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
183

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001

(kecuali posisi baring terlentang dalam waktu yang lama)


Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi semangat dan dukungan untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau 60

menit (1 jam) meneran (multigravida)


14.Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15.Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 dibagian bawah bokong ibu
17.Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengakapan alat dan
bahan
18.Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN BAYI
Lahirnya Kepala
19.Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm dan
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil
bernafas cepat dan dangkal
20.Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
184

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas bagian kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21.Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22.Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Bahu
23.Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
24.Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengn ibu jari dan jari-jari lainnya)
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25.Lakukan penilaian (selintas):
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa
kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap
segera lakukan tindakan resusitasi(

langkah 25 ini berlanjut


185

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan
asfiksia)
26.Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan
verniks) kecuali bagian tangan.
Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.
Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut
ibu
27.Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada
bayi lain dalam uterus (hamil tunggal)
28.Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan
menyuntikkan oksitosin (agar uterus berkontraksi
baik)
29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit (intramuskular) di 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30.Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua
menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari
pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem
186

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
pertama
31.Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali
pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem
tersebut
Ikat tali pusat dengan benag DTT/steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua
menggunakan dengan simpul kunci
Lepaskan klem masukkan ke dalam wadah yang
telah disediakan
32.Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke
kulit bayi
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel
dengan baikdi didinding dada-perut ibu.usahakan
kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
33.Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi dikepala bayi
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA
34.Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
187

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
vulva
35.Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas
simfisis, untuk mendetaksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36.Setalah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah involusi uteri).
Jika placenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan dan ulangi
prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
37.Lakukan penegangan dan dorso-kranial hingga placenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan placenta
Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit
b. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga pasien untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Segera rujuk jika placenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir
f. Bila terjadi perdarahan, lakukan placenta manual
38.Saat placenta muncul di introitus vagina, lahirkan placenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar placenta hingga selaput
ketuban terppilin kemudian lahirkan dan tempatkan placenta pada
188

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
wadah yang telah disediakan.
Jikaaa selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsang Taktil (Masase) Uterus
39.Segera setelah placenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan

jika

uterus

tidak

berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil


IX. MENILAI PERDARAHAN
40.Periksa kedua sisi placenta dengan baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
placenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus
41.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
X.
42.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43.Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada
ibu paling sedikit 1 jam)
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisisasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung selama 10-15 menit. Bayi cukuo
189

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
menyusus dari 1 payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
44.Lakukan penimbangan/pengukuranbayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis, dan Vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri
anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu-bayi.
45.Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah 1 jam pemberian
Vitamin K1) di paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bisa disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusus didalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu
Evaluasi
46.Lanjtukan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam
2-3 kali dalam 15 menit pascapersalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
47.Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
48.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pascapersalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2
190

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
jam pertama pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
50.Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5 37,5)
Kebersihan dan Keamanan
51.Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
52.Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
53.Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
54.Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.
55.Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
57.Cuci kedua tangan dengan air bersih dan mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan
bersih
Dokumentasi
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
191

PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen
445.1/248 .04/SPO/III/2015

No. Revisi
3

Halaman
14 / 14

RSUD I. A. Moeis
Samarinda
Standar Prosedur
Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur

1 Maret 2015
dr. Hj. Mieke Dhipa Anggraeni, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
tanda vital dan asuhan kala IV

UNIT TERKAIT

Ruang Kebidanan

192

Anda mungkin juga menyukai