BAB II
PENDAHULUAN PELEDAKAN
2.1
1.
Tujuan
Memperkenalkan alat bantu peledakan baik perlengkapan maupun fungsi
dari masing-masing alat tersebut.
2.
3.
2.2
untuk menunjang kegiatan peledakan dan hanya bisa dipakai dalam satu kali
kegiatan peledakan. Setiap bagian dari perlengkapan peledakan ini mempunyai
fungsi tersendiri. Secara umum jenis-jenis perlengkapan beserta fungsinya
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
berikut ini :
1.
Sumbu Bakar
Adalah sumbu yang berfungsi untuk menghantarkan nyala/panas ke
b.
Kabel Listrik
Adalah kabel-kabel listrik yang ada di permukaan tanah yang
sumbu arus (exploder). Dengan memakai kabel ini dibutuhkan jarak yang
cukup aman dari pemegang exploder ke daerah peledakan.
Kabel utama yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-
2.
Tahanan listrik tidak lebih dari 1,8 ohm per 100 meter
3.
Tahanan listrik tidak lebih dari 6,5 ohm per 100 meter
Penggalak Awal
Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam
bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek
kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau prime. Dalam bidang teknik
peledakan ada beberapa jenis detonator, berdasarkan cara penyalaan dan
10
kegunaannya, antara lain: dalam bidang teknik peledakan ada beberapa jenis
detonator, berdasarkan cara penyalaan dan kegunaannya, antara lain :
-
Gambar 2.1
Detonator Biasa
Detonator Listrik
plastik selubung
kabel
plastik selubung
kabel
penyumbat
penyumbat
fusehead :
- kawat halus yang
memijar
- ramuan pembakar
tabung silinder
isian utama
fusehead
elemen waktu
tunda
tabung silinder
isian dasar
Gambar 2.2
Instantaneous dan Delay Detonator
1.
isian utama
isian dasar
11
Gambar 2.3
Nonel
2. Detonator Elektronik
Gambar 2.4
Elektronik Detonator
4.
12
yang pengaruh listrik luarnya cukup kuat sehingga pemakaian detonator listrik
tidak dapat dilakukan. Sumbu ledak ini diledakkan dengan detonator listrik
atau detonator biasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian sumbu
ledak antara lain :
5.
agent lainnya, sedangkan primer itu sendiri dihentakkan oleh detonator atau
sumbu ledak. Primer ada yang sudah dibuat langsung di pabrik, tetapi dapat
juga dibuat sendiri dari dinamit. Ukuran atau berat dinamit yang diperlukan,
disesuaikan dengan diameter dan dalamnya lubang ledak. Untuk diameter
lubang ledak yang kecil ( 3 cm), primer dapat dibuat dari 1/3 atau dodol
dinamit, dengan berat satu dodol 200 gram, sedangkan untuk ukuran yang
besar ( 10 cm), primer dapat dibuat dari tiga (3) atau enam (6) dodol yang
disatukan. Dalam hal ini detonator atau sumbu ledak hanya dimasukkan ke
salah satu dari dodol dinamit.
(i)
(ii)
(iii)
Foto 2.1
Primer dari Dinamit dan Sumbu Bakar
2.3
Peralatan Peledakan
13
Blasting Machine
Shotgun
Bench Box
Base Station
Alat pemicu pada peledakan listrik dinamakan blasting machine (BM) atau
1)
2)
rangkaian peledakan. Untuk itu perlu diketahui benar kapasitas BM yang akan
digunakan jangan sampai kapasitasnya lebih kecil dibanding tahanan listrik
seluruhnya. Tahanan rangkaian listrik harus diukur atau dihitung terlebih dahulu
a. BEETHOVEN MK II A
b. NISSAN F-3
dan harus dijaga jangan sampai terdapat kebocoran arus karena terdapat kawat
a. BEETHOVEN MK II A
tersebut, misalnya T50, T100, T200, T300, dan T500. Angka menunjukkan
b. NISSAN F-3
c. REO BM175-10ST
c. REO BM175-10ST
Merupakan BM yang dapat meledakkan 10 sirkuit dengan
interval waktu antar sirkuit dapat diatur dari 5 199 ms
dalam skala 1 ms. Dengan menghubungkan BM ini ke
detonator tunda, operator dapat merancang peledakan
sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga perbaikan
fragmentasi bisa diperoleh dan getaran peledakan lemah.
Kapasitor diisi baterai kering 1,5 volt ukuran D alkalin
yang dapat diganti. Dimensi 170 x 317 x 298 mm dengan
berat 9 kg.
14
Foto 2.2
Beberapa jenis dan tipe pemicu ledak listrik dan keterangannya
Prosedur penggunaan alat pemicu ledak listrik (BM) untuk seluruh tipe yaitu:
1)
2)
Hubungkan dua kawat utama atau lead wire dari rangkaian peledakan
masing-masing ke kutub listrik yang ada pada alat pemicu ledak.
15
3)
4)
5)
firer atau nonel starter. Seperti diketahui bahwa sumbu nonel mengandung
bahan reaktif (HMX) yang akan aktif atau terinisiasi oleh gelombang kejut akibat
impact. Alat pemicu nonel dilengkapi dengan peluru yang disebut shot shell
primer dengan ukuran tertentu (untuk buatan ICI Explosives berukuran No. 209).
Shot shell primer diaktifkan oleh pemicu, yaitu pegas bertekanan tinggi yang
yang terdapat di dalam alat pemicu nonel. Beberapa tipe alat pemicu nonel
terlihat pada Gambar 1.2 dan 1.3 masing-masing buatan ICI Explosives dan Nitro
Nobel. Pada Gambar 1.2 terlihat bahwa alat pemicunya menggunakan striker
yang disisipkan di bagian atas barrel, kemudian transmisi impact melalui shot
shell primer ke sumbu nonel menggunakan hentakkan kaki. Sedangkan alat
pemicu nonel digenggam dan untuk melepas pegas di dalam alat pemicu agar
shot shell primer mentransmisikan impact ke sumbu nonel dengan cara dipukul.
Prosedur penggunaan alat pemicu ledak nonel untuk seluruh tipe seperti pada
Gambar 1.2 dan 1.3 adalah sebagai berikut:
2) Sisipkan lead-in line atau extendaline atau sumbu nonel utama ke dalam
lubang yang tersedia pada alat pemicu ledak nonel.
3) Masukkan shot shell primer ke dalam lubang yang tersedia, kemudian tutup
oleh striker dan siap diledakkan.
16
Striker
Barrel
Foto 2.3
Alat pemicu nonel buatan ICI Explosives
Gambar 2.4
Alat pemicu nonel buatan Nitro Nobel
17
Foto 2.5
Alat pemicu nonel Shot Firer
18
Foto 2.6
Bench box
Foto 2.7
Bench box Tampak Atas
19
Base station dapat menginisiasi 4 Bench Boxe secara Bersamaan dan base
station ini mempunyai keterbatasan yaitu :
-
Firing link
Penggunaan maximum 2000 m dengan kabel link untuk 0.63mm atau
0.86 mm copper cable
Foto 2.8
Base Station
Foto 2.9
Base Station
20
2.4
Persiapan Peledakan
Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun
Kepekaan Lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan
getaran dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur
terdekat
Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris
dan antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan.
Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser
sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan
batuan besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan
peledak ke semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya
cutoff. Batuan yang lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk
21
Sederhana
Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk
menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa
penyambungan pada konfigurasi delay)
Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya biasanya
akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya
modifikasi rancangan lain agar diperoleh efisiensi biaya.
crew peledakan
22
serta kondisi lubang ledak, pada tahapan ini crew bor melakukan
beberapa tahaoan kegiatan yaitu :
4. Pelaksanaan di Lapangan
23
- Pengisian bahan peledak, paling banyak dua per tiga dari tinggi
lubang ledak.
Tie Up
Tie Up adalah proses perangkaian lubang ledak yang akan
diledakan, berikut adalah cara tie up :
- Pembagian nonel surface delay hanya boleh dilakukan setelah
Lokasi Peledakan minimal 75 % telah diisi bahan peledak dan di
stemming.
- Lakukan proses perangkaian (penyambungan), dengan dimulai
dari lubang ledak terakhir dari baris (row) terakhir menuju control
row dengan menggunakan isolasi.
- Pastikan posisi nonel surface delay menghadap ke atas, sehingga
memudahkan pada saat melakukan Final Check (pengecekan
terakhir)
- Proses perangkaian control row dilakukan terakhir setelah
rangkaian lubang pada row tersebut selesai dirangkai.
- Pastikan nonel surface delay yang menghubungkan antar lubang
ledak tidak terlalu kencang, ujung nonel surface delay (ujung klip
tempat detonator) diikat rapi
- Pastikan perangkaian lubang ledak sesuai dengan gambar
rencana rangkaian yang sudah disepakati, laporkan kepada
supervisor peledakan bila terjadi perubahan
Pengamanan
lapangan
kerja
selama
pelaksanaan
persiapan
24
Gambar 2.5
Diagram Alir Kegiatan Peledakan
2.5
handak pada gudang handak sudah diatur di dalam pasal 52 sampai dengan
pasal 79.
Bahan peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah
mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak
terletak diluar wilayah tempat usaha pertambangan dan akan digunakan untuk
kegiatan pertambangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.
Bahan peledak yang digunakan untuk kegiatan lain harus mendapat
persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
Permohonan izin gudang bahan peledak di bawah tanah harus dilengkapi
dengan peta dan spesifikasi yang memperlihatkan rancang bangun dan lokasi
gudang bahan peledak.
25
Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang yang sama dengan bahan
peledak lainnya tetapi harus dalam gudang tersendiri yang diizinkan untuk
menyimpan detonator. Gudang detonator harus mempunyai konstruksi yang
sama seperti bahan peledak.
Persyaratan untuk mendapatkan izin gudang bahan peledak ditetapkan
oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
Masa berlaku izin gudang bahan peledak:
a.
b.
c.
1.
Sekitar
gudang
bahan
peledak
harus
dilengkapi
lampu
penerangan dan harus dijaga 24 jam terus menerus oleh orang yang
dapat dipercaya. rumah jaga harus dibangun diluar gudang dan dapat
untuk mengawasi sekitar dengan mudah.
3.
4.
5.
6.
26
7.
1.
2.
2.6
Tugas