Anda di halaman 1dari 19

8

Modul Praktikum Teknik Peledakan

BAB II
PENDAHULUAN PELEDAKAN

2.1
1.

Tujuan
Memperkenalkan alat bantu peledakan baik perlengkapan maupun fungsi
dari masing-masing alat tersebut.

2.

Mengenal jenis-jenis peralatan peledakan yang umum digunakan dalam


kegiatan peledakan.

3.
2.2

Mengenal dan memahami kepmen 555 tentang peledakan.


Perlengkapan Peledakan
Perlengkapan peledakan merupakan salah satu alat yang digunakan

untuk menunjang kegiatan peledakan dan hanya bisa dipakai dalam satu kali
kegiatan peledakan. Setiap bagian dari perlengkapan peledakan ini mempunyai
fungsi tersendiri. Secara umum jenis-jenis perlengkapan beserta fungsinya
adalah sebagai berikut :
1.

Penghantar nyala/panas atau arus listrik (sumbu bakar, kabel listrik)

2.

Penggalak awal (detonator, sumbu ledak)

3.

Penggalak utama (primer/booster)


Beberapa bagian dari perlengkapan peledakan tersebut akan dijelaskan

berikut ini :
1.

Penghantar nyala/panas atau arus listrik


a.

Sumbu Bakar
Adalah sumbu yang berfungsi untuk menghantarkan nyala/panas ke

dalam detonator biasa. Sumbu bakar ini berisi bahan peledak


berkekuatan lemah, seperti black powder, yang dibungkus dengan bahan
tekstil dan kemudian dilapisi dengan bahan kedap air, seperti bitumen.
Adapun syarat-syarat dari sumbu bakar adalah :
-

Cukup kuat terhadap pengaruh gesekan

Kedap terhadap air dan minyak

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Bila terdapat pengaruh tekanan dari luar, misalnya pengaruh


steaming yang terlalu padat, maka penurunan kecepatan rambat api
di dalam sumbu tidak labih dari 10%

Variasi cepat rambatnya 85 160 detik/meter

b.

Kabel Listrik
Adalah kabel-kabel listrik yang ada di permukaan tanah yang

berfungsi untuk mendistribusikan arus listrik dari sumber arus ke setiap


ujung legwire. Kabel-kabel listrik ini dibagi dua jenis sesuai dengan
fungsinya, yaitu kabel utama dan kabel pembantu.
c.

Kabel Utama (Lead Wire)


Berfungsi untuk menghubungkan kedua ujung rangkaian peledak ke

sumbu arus (exploder). Dengan memakai kabel ini dibutuhkan jarak yang
cukup aman dari pemegang exploder ke daerah peledakan.
Kabel utama yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-

Isolasi/pembungkus harus kedap air, dan cukup kuat terhadap


pengaruh gesekan/goresan

2.

Cukup kuat terhadap renggangan (Tensile Strength) dan tidak kaku

Tahanan listrik tidak lebih dari 1,8 ohm per 100 meter

Kabel Penyambung (Connecting Wire)


Merupakan kabel tambahan dari kabel utama yang berfungsi untuk :
-

Menghubungkan antar dua leg wire dalam rangkaian seri

Menyambung leg wire yang terlalu pendek

Kabel penyambung yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan seperti


di bawah ini, yaitu :
-

Isolasi/pembungkus tidak mudah terluka akibat goresan atau tahan


gesekan

3.

Tahanan listrik tidak lebih dari 6,5 ohm per 100 meter

Penggalak Awal
Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam

bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek
kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau prime. Dalam bidang teknik
peledakan ada beberapa jenis detonator, berdasarkan cara penyalaan dan

10

Modul Praktikum Teknik Peledakan

kegunaannya, antara lain: dalam bidang teknik peledakan ada beberapa jenis
detonator, berdasarkan cara penyalaan dan kegunaannya, antara lain :
-

Detonator biasa (plain detonator)

Gambar 2.1
Detonator Biasa

Detonator Listrik

plastik selubung
kabel

plastik selubung
kabel

penyumbat
penyumbat

fusehead :
- kawat halus yang
memijar
- ramuan pembakar
tabung silinder

isian utama

fusehead
elemen waktu
tunda
tabung silinder

isian dasar

Gambar 2.2
Instantaneous dan Delay Detonator

1.

Detonator Non Electric (Nonel)

isian utama

isian dasar

11

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Gambar 2.3
Nonel

2. Detonator Elektronik

Gambar 2.4
Elektronik Detonator

4.

Sumbu Ledak (Detonating Cord)


Adalah sejenis sumbu yang berfungsi untuk meledakan bahan peledak

lain atau menghantarkan gelombang ledakan (gelombang detonasi). Sumbu


ledak berisi bahan peledak yang sangat kuat dan peka, seperti PETN dan
menghasilkan gelombang ledak dengan kecepatan 6.700 m/detik.
Karena itu sumbu ledak harus diperlakukan seperti bahan peledak, baik
dalam penyimpanannya maupun dalam pengangkutannya. Pembungkus
sumbu ledak dibuat kedap air dan minyak, untuk itu hindari sumbu ledak agar
tidak bocor dan terluka. Sumbu ledak dipakai untuk daerah-daerah peledakan

12

Modul Praktikum Teknik Peledakan

yang pengaruh listrik luarnya cukup kuat sehingga pemakaian detonator listrik
tidak dapat dilakukan. Sumbu ledak ini diledakkan dengan detonator listrik
atau detonator biasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian sumbu
ledak antara lain :
5.

Penggalak Utama (primer/booster)


Primer berfungsi untuk menghentakkan (shock) ANFO atau blasting

agent lainnya, sedangkan primer itu sendiri dihentakkan oleh detonator atau
sumbu ledak. Primer ada yang sudah dibuat langsung di pabrik, tetapi dapat
juga dibuat sendiri dari dinamit. Ukuran atau berat dinamit yang diperlukan,
disesuaikan dengan diameter dan dalamnya lubang ledak. Untuk diameter
lubang ledak yang kecil ( 3 cm), primer dapat dibuat dari 1/3 atau dodol
dinamit, dengan berat satu dodol 200 gram, sedangkan untuk ukuran yang
besar ( 10 cm), primer dapat dibuat dari tiga (3) atau enam (6) dodol yang
disatukan. Dalam hal ini detonator atau sumbu ledak hanya dimasukkan ke
salah satu dari dodol dinamit.

(i)

(ii)

(iii)
Foto 2.1
Primer dari Dinamit dan Sumbu Bakar

2.3

Peralatan Peledakan

13

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Peralatan peledakan adalah suatu alat pendukung kegiatan peledakan


yang bisa dipakai beberapa kali dalam suatu kegiatan peledakan peralatan
peledakan diantaranya adalah :
-

Blasting Machine

Shotgun

Bench Box

Base Station
Alat pemicu pada peledakan listrik dinamakan blasting machine (BM) atau

exploder merupakan sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator.


Cara kerja BM pada umumnya didasarkan atas penyimpanan atau pengumpulan
arus pada sejenis kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika pada saat
yang dikehendaki. Pengumpulan arus listrik dapat dihasilkan malalui:

1)

Gerakan mekanis untuk tipe generator, yaitu dengan cara memutar


engkol (handle) yang telah disediakan. Putaran engkol dihentikan setelah
lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah maksimum dan
siap dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah jarang digunakan.

2)

Melalui baterai untuk tipe kapasitor, yaitu dengan cara mengontakkan


kunci kearah starter dan setelah lampu indikator menyala yang
menandakan arus sudah terkumpul maksimum dan siap dilepaskan.
Arus yang dilepaskan harus dapat mengatasi tahanan listrik di dalam

rangkaian peledakan. Untuk itu perlu diketahui benar kapasitas BM yang akan
digunakan jangan sampai kapasitasnya lebih kecil dibanding tahanan listrik
seluruhnya. Tahanan rangkaian listrik harus diukur atau dihitung terlebih dahulu

a. BEETHOVEN MK II A

b. NISSAN F-3

dan harus dijaga jangan sampai terdapat kebocoran arus karena terdapat kawat
a. BEETHOVEN MK II A

terbuka yang berhubungan dengan tanah,


air atau
bahan
lain
yang
bersifat
Engkol memutar
generator
untuk
mengisi
kapasitor
sampai
lebih
dari
1200
volts.
Setelah
penuh
lampu
indicator
konduktor. Pabrik pembuat BM, misalnya buatan Nissan, biasanya
menyala dan dengan menekan tombol arus akan dilepas-

mencantumkan jumlah detonator masimum


mampudipakai
diledakkan
oleh batubara.
BM
kan. BMyang
ini disarankan
pada tambang
Dimensi: 159 x 114 x 267 mm dan berat 4,5 kg.

tersebut, misalnya T50, T100, T200, T300, dan T500. Angka menunjukkan
b. NISSAN F-3

jumlah detonator yang mampu diledakkan


oleh BM
tersebut.
Kapasitor
diisi dengan
baterai kering 1,5 volt ukuran D
yang dapat diganti. Setelah beberapa saat kunci dikontak,
lampu indikator menyala (hijau) menandakan arus sudah
maksimum dan siap dilepaskan. BM ini mampu meledakkan 30 detonator. Dimensinya 175 x 85 x 55 mm dengan
berat 850 gr.

c. REO BM175-10ST

c. REO BM175-10ST
Merupakan BM yang dapat meledakkan 10 sirkuit dengan
interval waktu antar sirkuit dapat diatur dari 5 199 ms
dalam skala 1 ms. Dengan menghubungkan BM ini ke
detonator tunda, operator dapat merancang peledakan
sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga perbaikan
fragmentasi bisa diperoleh dan getaran peledakan lemah.
Kapasitor diisi baterai kering 1,5 volt ukuran D alkalin
yang dapat diganti. Dimensi 170 x 317 x 298 mm dengan
berat 9 kg.

14

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Foto 2.2
Beberapa jenis dan tipe pemicu ledak listrik dan keterangannya

Prosedur penggunaan alat pemicu ledak listrik (BM) untuk seluruh tipe yaitu:

1)

Informasi dahulu tentang pelaksanaan peledakan ke sekitar lokasi


peledakan melalui corong mikropon atau handy- talky (HT) dan yakinkan
bahwa situasi benar-benar aman.

2)

Hubungkan dua kawat utama atau lead wire dari rangkaian peledakan
masing-masing ke kutub listrik yang ada pada alat pemicu ledak.

15

Modul Praktikum Teknik Peledakan

3)

Ikat kuat kawat pada masing-masing kutub dengan memutar sekrupnya.

4)

Isilah kapasitor sesuai prosedur yang disarankan oleh pabrik pembuat


alat pemicu ledak. Misalnya, bila menggunakan tipe generator putarlah
engkol sampai kapasitor terisi penuh dan bila menggunakan tipe baterai
putarlah kunci kontak kearah kanan dan tahan beberapa saat sampai
kapasitor penuh. Lampu indikator akan menyala bila kapasitor penuh.

5)

Bila menggunakan tipe generator, tekanlah tombol yang tersedia, maka


arus akan dilepaskan dan rangkaian peledakan akan meledak; dan bila
menggunakan tipe baterai putar kunci ke arah kiri sampai titik yang
ditentukan, maka arus akan dilepaskan dan rangkaian peledakan akan
meledak.
Alat pemicu nonel (starter non-electric) dinamakan shot gun atau shot

firer atau nonel starter. Seperti diketahui bahwa sumbu nonel mengandung
bahan reaktif (HMX) yang akan aktif atau terinisiasi oleh gelombang kejut akibat
impact. Alat pemicu nonel dilengkapi dengan peluru yang disebut shot shell
primer dengan ukuran tertentu (untuk buatan ICI Explosives berukuran No. 209).
Shot shell primer diaktifkan oleh pemicu, yaitu pegas bertekanan tinggi yang
yang terdapat di dalam alat pemicu nonel. Beberapa tipe alat pemicu nonel
terlihat pada Gambar 1.2 dan 1.3 masing-masing buatan ICI Explosives dan Nitro
Nobel. Pada Gambar 1.2 terlihat bahwa alat pemicunya menggunakan striker
yang disisipkan di bagian atas barrel, kemudian transmisi impact melalui shot
shell primer ke sumbu nonel menggunakan hentakkan kaki. Sedangkan alat
pemicu nonel digenggam dan untuk melepas pegas di dalam alat pemicu agar
shot shell primer mentransmisikan impact ke sumbu nonel dengan cara dipukul.
Prosedur penggunaan alat pemicu ledak nonel untuk seluruh tipe seperti pada
Gambar 1.2 dan 1.3 adalah sebagai berikut:

1) Informasi dahulu tentang pelaksanaan peledakan ke sekitar lokasi peledakan


melalui corong mikropon atau handy- talky (HT) dan yakinkan bahwa
situasi benar-benar aman.

2) Sisipkan lead-in line atau extendaline atau sumbu nonel utama ke dalam
lubang yang tersedia pada alat pemicu ledak nonel.

3) Masukkan shot shell primer ke dalam lubang yang tersedia, kemudian tutup
oleh striker dan siap diledakkan.

16

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Striker

Barrel

Shot shell primer


a. Menyisipkan shot shell primer ke
dalam barrel

b. Menghentakkan kaki untuk


menghasilkan impact

Foto 2.3
Alat pemicu nonel buatan ICI Explosives

Gambar 2.4
Alat pemicu nonel buatan Nitro Nobel

17

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Foto 2.5
Alat pemicu nonel Shot Firer

Bench box adalah alat yang berfungsi untuk pengetesan rangkaian


detonator keseluruhan. Dapat menginisiasi peledakan ketika dihubungkan
dengan konektor block dan red smart key (Metode Local Blast). Terhubung tanpa
kabel dengan base station ketika dilakukan peledakan tanpa kabel (metode
remote firing). Bench box ini memiliki batasan tertentu seperti hanya dapat
digunakan dengan maksimum pemakaian 3048 detonator dengan 12 jaringan
tergantung pada panjang downline yang digunakan

18

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Foto 2.6
Bench box

Foto 2.7
Bench box Tampak Atas

Base station adalah alat yang digunakan untuk menginisasi peledakan


jika dihubungkan dengan bench box dengan metode remote firing , bench box
juga dapat diinisiasi oleh base station dengan metode :
-

Copper wire link


Radio frequency wireless link

19

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Base station dapat menginisiasi 4 Bench Boxe secara Bersamaan dan base
station ini mempunyai keterbatasan yaitu :
-

Penggunaan maksimum 3500 m (tanpa terhalang) dengan Remote

Firing link
Penggunaan maximum 2000 m dengan kabel link untuk 0.63mm atau
0.86 mm copper cable

Foto 2.8
Base Station

Foto 2.9
Base Station

20

Modul Praktikum Teknik Peledakan

2.4

Persiapan Peledakan
Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun

tindakan pengamanan yang ditujukan untuk dapat melaksanakan peledakan


dengan aman dan berhasil. Persiapan peledakan dapat dibagi atas beberapa
bagian atau tahapan kerja diantaranya :
1.

Kegiatan Perencanaan Peledakan


Kegiatan perencanaan peledakan merupakan tahap awal dari suatu
kegiatan peledakan yang biasanya meliputi kegiatan penentuan schedule
dialy blasting, blast and drill pattern / blasting design, jumlah lubang dan
kedalaman lubang ledak, arah lemparan batuan (freeface) serta segala
aspek teknis yang akan menunjang keberhasilan kegiatan peledakan di
perhitungan dengan sebaik mungkin. Pada kegiatan perencanaan
peledakan juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

Kepekaan Lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan
getaran dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur
terdekat

Fragmentasi yang diperlukan

Perpindahan tumpukan material hasil ledakan (muckpile)


Arah perpindahan tergantung pada jalur daya tahan paling kecil yang
dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan peledakan
yang tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe
yang kecil, dll); urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat
perpindahan material hasil ledakan.

Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris
dan antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan.

Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser
sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan
batuan besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan
peledak ke semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya
cutoff. Batuan yang lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk

21

Modul Praktikum Teknik Peledakan

melakukan perpindahan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama


antara baris-baris untuk mengendalikan pecah yang berlebihan.
Kondisi air

Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan


tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya
(water hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi
bahan peledak atau meningkatkan densitasnya sampai ke titik yang
tidak memungkinkan peledakan (deadpressed)
-

Bahan peledak yang digunakan


Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25
g/cc) yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur
kepekaan, mudah

terkena dead pressing dari peledakan lubang

peledakan yang berdekatan.


-

Sederhana
Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk
menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa
penyambungan pada konfigurasi delay)

Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya biasanya
akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya
modifikasi rancangan lain agar diperoleh efisiensi biaya.

2. Kegiatan Pemboran Lubang Ledak


Kegiatan pemboran tersebut dilakukan setelah tim surveyor menentukan
titik lubang ledak. Kegiatan pemboran harus sesuai dengan titik yang
sudah ditentukan oleh tim surveyor dimana pengerjaannya lubang ledak
tersebut harus ditempatkan secara sistematis sehingga membentuk suatu
pola selain itu geometri lubang ledak perlu diperhatikan karena hal
tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil blasting recovery yang tinggi.
Setelah kegiatan pemboran selesai maka crew pemboran harus
melaporkan kondisi batuan serta kondisi lubang ledak baik basah maupun
kering kepada crew peledakan.
3. Persiapan Peledakan
Persiapan peledakan tersebut dilakukan setelah

crew peledakan

mendapatkan drilling report dari crew pemboran mengenai kondisi batuan

22

Modul Praktikum Teknik Peledakan

serta kondisi lubang ledak, pada tahapan ini crew bor melakukan
beberapa tahaoan kegiatan yaitu :

Mengurus ijin order aksesoris peledakan (sesuai dengan Peraturan


Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Pengawasan, Pengendalian Dan Pengamanan Bahan
Peledak Komersil Pasal 72).

Menghitung kebutuhan handak, order serta pengambilan handak


(termasuk kegiatan mixing AN+FO).

Melakukan pengecheckan kembali kelengkapan peralatan dan


perlengkapan peledakan.

Melakukan mobilisasi ke gudang handak.

4. Pelaksanaan di Lapangan

Pembuatan primer; yang berfungsi untuk menghentakkan (shock)


isian utama atau blasting agent, sedangkan primer itu sendiri
dihentakkan dengan detonator.

Pengisian Lubang Ledak


- Periksa lebih dahulu keadaan lubang. Pemerikasaan ini dapat
dilakukan dengan pantulan sinar dari sepotong cermin atau
tongkat kayu yang cukup panjang.
- Waktu pengisian ke dalam lubang ledak harus hati-hati sehingga
detonator atau leg wire tidak terluka.
- Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalau
terpaksa sambungan-sambungan harus diisolasi dengan baik.
- Jangan memadatkan primer (tapping)
- Diameter primer harus lebih kecil dari diameter lubang ledak. Bila
waktu memasukkan primer agak susah turunnya ke dalam lubang
maka dapat dibantu atau didoromg dengan tongkat kayu secara
perlahan-lahan.
- Setelah primer telah sampai benar-benar didasar lubang maka
bahan peledak dapat dimasukkan. Bila memakai bahan peledak
ANFO maka dilarang memadatkannya sehingga berat jenisnya
bertambah

23

Modul Praktikum Teknik Peledakan

- Pengisian bahan peledak, paling banyak dua per tiga dari tinggi
lubang ledak.

Stemming; syarat pengisian stemming adalah sebagai berikut:


- Bahan stemming adalah tanah liat atau cutting pemboran
- Stemming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan
(di-tapping) dengan tongkat kayu.
-

Stemming diusahakan bisa memperkecil suara peledakan.

Tie Up
Tie Up adalah proses perangkaian lubang ledak yang akan
diledakan, berikut adalah cara tie up :
- Pembagian nonel surface delay hanya boleh dilakukan setelah
Lokasi Peledakan minimal 75 % telah diisi bahan peledak dan di
stemming.
- Lakukan proses perangkaian (penyambungan), dengan dimulai
dari lubang ledak terakhir dari baris (row) terakhir menuju control
row dengan menggunakan isolasi.
- Pastikan posisi nonel surface delay menghadap ke atas, sehingga
memudahkan pada saat melakukan Final Check (pengecekan
terakhir)
- Proses perangkaian control row dilakukan terakhir setelah
rangkaian lubang pada row tersebut selesai dirangkai.
- Pastikan nonel surface delay yang menghubungkan antar lubang
ledak tidak terlalu kencang, ujung nonel surface delay (ujung klip
tempat detonator) diikat rapi
- Pastikan perangkaian lubang ledak sesuai dengan gambar
rencana rangkaian yang sudah disepakati, laporkan kepada
supervisor peledakan bila terjadi perubahan

Pengamanan

lapangan

kerja

selama

pelaksanaan

persiapan

peledakan; ini dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak


diinginkan atau terjadinya kerusakan pada alat-alat tambang
maupun keamanan pekerja tambang.
5. Setelah semuanya aman maka selanjutnya siap diledakkan dengan
blasting machine.

24

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Gambar 2.5
Diagram Alir Kegiatan Peledakan

2.5

Gambaran Umum Kepmen No.555 Tahun 1995


Berdasarkan kepmen no 555 tahun 1995 keamanan penyimpanan

handak pada gudang handak sudah diatur di dalam pasal 52 sampai dengan
pasal 79.
Bahan peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah
mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak
terletak diluar wilayah tempat usaha pertambangan dan akan digunakan untuk
kegiatan pertambangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.
Bahan peledak yang digunakan untuk kegiatan lain harus mendapat
persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
Permohonan izin gudang bahan peledak di bawah tanah harus dilengkapi
dengan peta dan spesifikasi yang memperlihatkan rancang bangun dan lokasi
gudang bahan peledak.

25

Modul Praktikum Teknik Peledakan

Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang yang sama dengan bahan
peledak lainnya tetapi harus dalam gudang tersendiri yang diizinkan untuk
menyimpan detonator. Gudang detonator harus mempunyai konstruksi yang
sama seperti bahan peledak.
Persyaratan untuk mendapatkan izin gudang bahan peledak ditetapkan
oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
Masa berlaku izin gudang bahan peledak:
a.

Izin gudang bahan peledak sementara diberikan untuk 2 tahun;

b.

Izin gudang bahan peledak transit diberikan untuk 5 tahun dan

c.

Izin gudang bahan peledak utama diberikan untuk 5 tahun.


Pengaman Gudang Bahan Peledak

1.

Setiap gudang bahan peledak harus dilengkapi dengan:


a. Thermometer yang ditempatkan di dalam ruangan penimbunan;
b. Tanda dilarang merokok dan dilarang masuk bagi yang tidak
berkepentingan;
c. Hanya satu jalan masuk dan
d. Alat pemadam api yang diletakkan ditempat yang mudah dijangkau di luar
bangunan gudang.
2.

Sekitar

gudang

bahan

peledak

harus

dilengkapi

lampu

penerangan dan harus dijaga 24 jam terus menerus oleh orang yang
dapat dipercaya. rumah jaga harus dibangun diluar gudang dan dapat
untuk mengawasi sekitar dengan mudah.
3.

Sekeliling lokasi gudang bahan peledak harus dipasang pagar


pengaman yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.

4.

Untuk masuk kedalam gudang hanya diperolehkan menggunakan


lampu senter kedap gas.

5.

Dilarang memakai sepatu yang mempunyai alas besi, membawa


korek api atau barang-barang lain yang yang dapat menimbulkan bunga
api ke dalam gudang.

6.

Sekeliling gudang bahan peledak peka detonator harus dilengkapi


tanggul pengaman yang tingginya 2 (dua) meter dan lebar bagian atasnya
1 (satu) meter dan apabila pintu masuk berhadapan langsung dengan
pintu gudang, harus dilengkapi dengan tanggul sehingga jalan masuk
hanya dapat dilakukan dari samping.

26

Modul Praktikum Teknik Peledakan

7.

Apabila gudang bahan peledak dibangun pada material kompak


yang digali, maka tanggul yang terbentuk pada semua sisi harus sesuai
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam point (6);
Gudang Amonium Nitrat dan ANFO, berlaku ketentuan sebagai berikut:

1.

Gudang dengan kapasitas kurang dari 5000 kilogram pada bagian


dalamnya harus dipasang pemadam api otomatis yang dipasang pada
bagian atas dan

2.

Gudang dengan kapasitas 5000 kilogram atau lebih harus dilengkapi


dengan hidrat yang dipasang di luar gudang yang dihubungkan dengan
sumber air bertekanan.

2.6

Tugas

2.6.1 Laporan Akhir


Buat resume mengenai Kepmen 555 dan Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengawasan,
Pengendalian Dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil serta beri tanggapan
hubungan antara kedua peraturan tersebut dengan kegiatan teknis peledakan.
(min 8 halaman).

2.6.2 Laporan Awal


Buat laporan awal mengenai Alat Bor Dan Kompresor minimal 8 lembar
(tidak termasuk cover dan daftar pustaka)!

Anda mungkin juga menyukai