Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
:
:
:
:
:
I.
PENDAHULUAN
Spirulina sp. adalah alga hijau biru yang berbentuk spiral. Kata
spirulina berasal dari bahasa latin spira yang berarti spiral. Panjang sel
Spirulina sp adalah 300-500 mikron atau sekitar milimeter, dimana kita tidak
dapat melihatnya dengan kasat mata. Spirulina sp dapat hidup di kolam yang
hangat dan sedikit mengandung garam. Pertumbuhannya sangat cepat, dan
merupakan penghasil oksigen di bumi. Organisme bersel satu ini sangat
sederhana, salah satu komponen utama dari rantai makanan dan kehidupan di
bumi ini. Spirulina sp merupakan mahluk hidup autotrof berwarna kehijauan,
kebiruan, dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral
(helix) sehingga disebut juga alga biru hijau berfilamen (cyano bacterium). Alga
ini termasuk dalam divisi cyanophyta, kelas cyanophyceae, ordo nostocales.
Bentuk tubuh Spirulina sp yang menyerupai benang merupakan rangakain sel
yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12
mikrometer. Filamen Spirulina sp hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas
(Borrowitzka, 1992).
Albumin memainkan peran penting dalam kesehatan dan penyakit.
Albumin merupakan penyumbang utama Oncotic Koloid Tekanan (COP),
mengikat molekul endogen dan eksogen, koagulasi menengahi, dan membantu
untuk
mempertahankan
permeabilitas
mikrovaskular
normal.Di
bidang
kesehatan, tingkat sintetis dipengaruhi secara dominan oleh COP. Ketika COP
menurun, meningkatkan sintesis albumin. (Memang, koreksi hipoalbuminemia
oleh sintetik infus koloid secara signifikandapat menekan sintesis albumin)
Peradangan berkurang albumin. Sintesis sebanyak 90%. Sitokin inflamasi shunt
asam amino untuk meningkatkan sintesisakut protein fase penting dalam proses
inflamasi, dan jauh dari sintesis albumin. Tinggi ataupun rendahnya kadar
albumin dalam darah sangat mempengaruhi kesehatan kita, oleh karena itu
sangat dibutuhkan pemeriksaan albumin dalam darah untuk mengetahui
tingkaatr kesehatan kita yang dipengaruhi oleh kadar albumin dalam darah
(Sutedjo, 2007).
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia dan
membentuk sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat
dalam plasma,sedangkan 60% lainnya terdapat di ekstrasel. Setiap harinya,
I.2 Tujuan
Tujuan praktikum acara ini adalah:
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kadar albumin dalam darah
mencit dengan menggunakan metode Brom Cresol Green.
2. Mahasiswa
dapat
menentukan
status
imunitas
mencit
melalui
II.
II.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah serum darah mencit, dan
reagen Brom Cresol Green (BCG
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah spuit 3cc, tourniquet,
Eppendorf, sentrifugator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, yellow
tip, blue tip, spektrofotometer, dan kuvet
III.
III.1
Hasil
IV Tabel 3.1 Data hasil pemeriksaan kadar albumin, total protein, kadar
globulin dan status imunitas
Sampel
Abs
Perhitungan
Globulin
Status
Imunitas
Albumin
Total
Protein
Kadar
Albumin
Kadar
Protein
Kontrol
1,251
0,413
3,473
6,692
3,215
1,08
Sampel 1
0,918
0,313
2,55
4,86
2,31
1,1
Sampel 2
1,076
0,399
2,98
15,52
12,52
0,23
Sampel 3
0,730
0.243
2,02
3,77
1,75
1,15
Interpretasi:
Status imunitas >1 (Baik)
Status Imunitas <1 (Buruk)
Perhitungan:
: 2,02
: 3,77
Globulin
Gambar 3.1 Hasil inkubasi albumin dan protein setelah diberi reagen
Keterangan Gambar:
Bagian kiri (Warna Biru) : Hasil inkubasi serum dengan Biuret
Bagian Kanan (Warna Hijau) : Hasil inkubasi serum dengan BCG
III.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan kadar albumin kontol yaitu 3,
473; sampel 1 2,55; sampel 2 2,98; dan sampel 3 2,02. Hasil kontrol
menunjukkan kadar albumin yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
sampel. Reagen yang digunakan untuk sampel yaitu Brom Cresol Green (BCG)
sebanyak 2 ml. Mencit yang digunakan untuk kontol, sampel 1,2, maupun 3
merupakan mencit yang sama, hanya saja dilakukan pengulangan. Hal ini
sesuai dengan pustaka, yaitu reaksi yang terjadi yaitu pada saat reagen
ditambahkan, larutan akan berubah warna menjadi hijau, kemudian diperiksa
pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin
pada serum (Sutedjo, 2007).
Spirulina sp. adalah salah satu jenis Cyannobacter atau ganggang hijaubiru. Spirulina
resisten dari spesies lain dengan kondisi lingkungan yang fluktuatif khususnya
kondisi fisik dan kimiawi lingkungan seperti: intensitas cahaya, suhu, air,
salinitas dan keterbatasan nutrien. Spirulina sp. adalah makhluk hidup
mikroskopis multi sel yang memiliki membran semipermiabel yang rentan
terhadap perubahan
kandungan nutrisi yang sangat tinggi terutama protein sel tunggalnya yang
berkisar antara 67,5 -70,0% dan mempunyai kandungan asam amino esensial
yang lengkap serta dinding selnya kaya akan mukopolisakarida, Phycocyanine,
dan caroteneyang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia yang
mengalami malnutrisi, gangguan cholesterol. Manfaat lain adalah untuk
meningkatkan kesehatan bakteri usus, sebagai sumber GLA (Asam Gama
Lenolenat), untuk membantu menurunkan berat badan, dapat membantu
mengatasi masalah keracunan ginjal dan penyakit kanker (Kabinawa et al.,
2014).
Spirulina sp. merupakan salah satu pakan alami larva udang dan ikan
yang mempunyai nilai gizi tinggi. Spirulina sp. mempunyai sumber protein
yang potensial bagi makhluk hidup baik manusia atau pun hewan ternak.
Pemberian Spirulina sp. sebagai pakan alami larva udang dan ikan dapat
menekan besarnya kematian larva tersebut. Hal ini menjadikan spirulina
merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembenihan larva udang dan
ikan. Spirulina sp. memiliki kandungan protein yang tinggi yang memiliki sifat
gelling (pembentuk gel). Gelling tersebut mengakibatkan konsentrasi kritis
gelling terlewati dan diperoleh minyak berupa gel yang tidak dapat dimurnikan
pada proses pemisahan. Dikarenaan kandungan proteinnya lebih bersifat basa,
sehingga tidak terjadi pengendapan. Spirulina sp. dapat berpotensi sebagai
bahan baku pembuatan biodiesel dari minyak alga, sehingga dapat
mengahasilkan yield dan kemurnian minyak alga yang tinggi (Yosta, 2008).
Menurut hasil riset, ganggang hijau-biru ini
berkhasiat mengatasi
2.
3.
Anti-inflamasi.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Peranan albumin dalam darah adalah menjaga tekanan osmotik dari cairan
koloid plasma, sebagai alat pengangkut dan memperbaiki kadar bilirubin,
sebagai alat pengangkut asam lemak dan bahan metabolit lain seperti
hormon dan enzim. Dengan demikian albumin sering kali dipakai pada
penelitian karena kemampuan mempertahankan tekanan osmotik, sebagai
plasma expander dan kemampuannya sebagai pengikat berbagai bahan
IV.
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT. Gramedia.
Borowitzka, M.A., Borowitzka, L.J. 1992. Mikroalga Biotechnology. New York:
Cambridge University Press.
Kabinawa, K.N.I. 2014. Pangan dan Herbal Hayati Menyehatkan Dari Mikroalga
Spirulina. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 3(3).
Merlot, M.A., Kolinowski, S.D., Richardson, R,D., 2014. Unraveling The Mysteries
Of Serum Albumin More Than Just A Serum Protein. Journal Physiology, 5.
Murray, R. K. 2006. Plasma Protein & Immunoglobulins. In: Murray, R.K. Granner,
D.K., Rodwel, V. W. (eds). Harpers Illustrated Biochemistry. New York:
McGraw-Hill.
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
Jakarta: EGC.
Sutedjo, SKM. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Yoyakarta: Amara Books.
Wirahadikusuma. 2001. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung: ITB.
Yosta, R, E., Danang, H.W. 2008. Studi Pendahuluan: Ekstraksi Minyak Alga dari
Spirulina Sp Wacana Baru Bahan Baku Alternatif pada Proses Pembuatan
Biodiesel. Surabaya: Jurusan Tekhnik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITS.