Anda di halaman 1dari 6

Friendship=} Love?

Khotbah Topikal
(Kopem GKY Mangga Besar, 09 Februari 2008)
Intro.
Banyak orang mempertanyakan persahabatan antar lawan
jenis. Mereka ragu apakah hal semacam itu bisa terjadi tanpa
melibatkan perasaan lebih dari sekedar teman. Alasan di balik
keraguan ini jelas, banyak persahabatan antar lawan jenis yang
berubah menjadi hubungan romantis, yang celakanya seringkali
berakhir menyedihkan: pacar tak ada, sahabatpun tak punya.
Di satu sisi, kekuatiran semacam ini cukup beralasan.
Namun di sisi lain, upaya untuk memisahkan persahabatan dari
perasaan sayang terkesan konyol. Sekalipun persahabatan antar
lawan jenis dibayang-bayangi oleh bahaya laten pecahnya
persahabatan tersebut karena cinta romatis, namun menjauhkan
sama sekali kemungkin naik level dari persahabatan ke hubungan
pacaran jelas berlebihan.
Yang perlu diwaspadai mungkin bukan pergeseran level
persahabatan ke hubungan cinta, namun kedewasaan kedua belah
pihak di dalam mengakomodir perasaan masing-masing.
Bagi saya, sah-sah saja persahabatan antara lawan jenis itu
berkembang ke hubungan pacaran, asal saja kedua belah pihak bisa
bersikap dewasa dan matang.
Jika kedewasaan melambari
hubungan itu, maka persahabatan yang berubah menjadi pacaran
atau pacaran yang batal tidak akan merusak persahabatan.
Prop.
Kita harus mensikapi hubungan antar lawan jenis
dengan dewasa.
Quest.
Bagaimana kita bisa mensikapi hubungan antar lawan jenis
dengan dewasa?
Trans.
Agar dapat mensikapi hubungan antar lawan jenis dengan
dewasa, ada sedikitnya tiga rambu yang harus kita perhatikan.
Rambu pertama, sadari adanya perbedaan kepribadian
antara pria dengan wanita. Menyadari perbedaan ini akan sangat
menolong kita untuk tidak menjadi GR (Gede Rasa) satu dengan
yang lain.

Kita akan melihat perbedaan itu dengan jelas, jika kita


mengamati bagan ini:
Nasihat untuk
Pria
Wanita
Kaum Hawa
Jangan GR jika
ada pria yang
tampaknya
Wanita mampu
fokus pada
memikirkan banyak
pembicaraanmu.
Compartmentalizing
hal sekaligus.
Terkadang itu
(Kecenderungan untuk
Mereka mampu
bukan bentuk
menempatkan hidup dan memproses
perhatian.
tanggung jawab dalam
serangkaian
Mungkin saja
bagian ruang yang
informasi yang
karena memang
berbeda-beda). Hasilnya, berbeda dan
si pria tidak bisa
pria akan terfokus pada
melakukan aktivitas
pecah
bidang yang
yang berbeda dalam
konsentrasi.
dikerjakannya. Fokus
waktu bersamaan.
Kalau ia
semakin tajam jika ia
Hasilnya, mampu
mendapati
menyukai bidang itu.
mengaitkan segala
sesuatu yang
sesuatu dengan
lebih menarik
hidupnya.
minatnya,
dijamin Anda
akan diabaikan.
Cepat-cepat
Cenderung melihat
menyelesaikan
masalah dan memikirkan masalah yang
solusinya. Merasa diri
meliputi banyak hal
paling baik pada waktu
yang tidak terkait
Kalau mau
menyelesaikan masalah.
adalah sebuah
sharing, cari saja
Bagi pria, tidak ada yang
tindakan
rekan wanita.
namanya sekedar
penyangkalan.
sharing, hanya untuk
Pembahasan
didengarkan.
menyeluruh
diperlukan.
Termotivasi untuk
Dalam komunikasi,
Komunikasi
berkomunikasi jika ia
mengaitkan aspekdengan Anda
tahu komunikasi ini akan aspek logika, emosi, mungkin

berjalan dengan sukses,


bisa nyambung.

hubungan, dan
rohani dari suatu
topik.

menyenangkan
bagi sahabat
pria Anda sejauh
itu nyambung
dari versinya.
Jadi jika ia
berkata bahwa
Anda
nyambung,
mungkin saja itu
menurut
versinya, bukan
versi Anda.
Sebaliknya, jika
Anda berkata
bahwa
komunikasinya
nyambung,
mungkin itu
karena Anda
yang
menyesuaikan
diri.

Ada begitu banyak perbedaan antara pria dan wanita.


Menyadari perbedaan-perbedaan ini akan menolong kita untuk
tidak gampang GR.
Rambu kedua, sadari adanya konsep yang keliru
mengenai hubungan antar lawan jenis. Ada beberapa konsep yang
keliru, yang kita miliki mengenai hubungan antar lawan jenis:
1) Pria dan wanita tidak mungkin menjalin hubungan
persahabatan.
Konsep semacam ini muncul karena para penganutnya ragu,
apakah hubungan persahabatan semacam ini adalah murni atau
bisa tetap dijaga kemurniannya.
Para penganut pandangan
semacam ini bahkan meragukan adanya motivasi yang tulus antara
pria dan wanita yang menjalin persahabatan itu. Keraguan
semacam ini wajar saja muncul. Bukankah banyak orang menjalin

hubungan persahabatan setelah cintanya ditolak pihak lain;


daripada jadi musuh dan hilang kesempatan, lebih baik menunggu
kesempatan dengan menjalin hubungan koko-meimei?
Sekalipun beralasan karena satu atau dua kasus, rasanya
terlalu berlebihan dan terlalu mengeneralisir jika kita langsung
berasumsi bahwa persahabatan lawan jenis tidak bisa dijalin.
Buktinya, Tuhan Yesus mempunyai banyak sekali sahabat wanita.
Kita tentunya mengenal Marta dan Maria. Mereka jelas adalah
sahabat Tuhan Yesus (Yohanes 11:1-44). Jika kita memperhatikan
Yohanes 11:5, maka kita akan melihat bahwa Tuhan Yesus
mengasihi Maria dan Marta sama seperti Ia mengasihi Lazarus. Di
dalam ay 11, kita baca bahwa Tuhan Yesus menyebut Lazarus
sebagai Lazarus, saudara kita. Dengan demikian, Tuhan Yesus
jelas mengasihi Maria dan Marta sama seperti Ia mengasihi
saudara-Nya sendiri.
Jika kita ragu bahwa persahabatan antara pria dan wanita
bisa terjalin, maka kita bisa bergabung dengan Dan Brown yang
bersikukuh bahwa Maria adalah istri Yesus. Mau???
2) Hubungan persahabatan antar lawan jenis mungkin saja
terjadi, namun harus dijaga agar tidak sampai menjadi
hubungan cinta.
Terhadap pandangan semacam ini, saya hanya ingin
mengajukan satu pertanyaan, Jika hubungan persahabatan itu
berkembang menjadi hubungan pacaran, so what gitu lho!!
Hubungan pacaran adalah jenjang menuju pernikahan. Karena
pernikahan dalam konsep Kristen hanya terjadi satu kali seumur
hidup, maka pernikahan harus dipersiapkan dengan hati-hati dan
teliti. Salah satu diantaranya adalah dengan memilih pasangan
hidup dengan teliti. Untuk itu, banyak konselor pernikahan yang
menyarankan agar setiap orang mengembangkan hubungan
persahabatan yang sehat agar dapat saling mengenal.
Dari
hubungan persahabatan itu kemudian diharapkan ada sebuah
hubungan asmara yang sehat.
Jadi masalahnya bukan pada pergeseran dari hubungan
persahabatan ke hubungan cinta. Masalahnya terletak pada
kedewasaan kedua belah pihak. Untuk itu dibutuhkan pemahaman
yang benar tentang pasangan yang sepadan sebelum kedua belah
pihak memutuskan untuk mengakhiri hubungan persahabatan dan

memulai hubungan cinta. Itulah sebabanya, kita perlu memahami


rambu ketiga.
Rambu ketiga, miliki pemahaman yang alkitabiah
mengenai hubungan kasih antara pria dengan wanita. Miliki
Konsep I3KI. I3KI adalah akronim dari Iman, Karakter, Kekekalan,
Ketuhanan Yesus dan Ibadah. Kita harus memastikan bahwa orang
yang akan menjadi suami kita kelak memenuhi kriteria I3KI. Mari
kita mencermatinya secara sepintas.
1) Seiman.
Artinya, ia mengakui Tuhan Yesus sebagai Juruselamat
pribadinya dan mengalami kelahiran baru.
Ketika kita
mempertimbangkan seorang sahabat untuk menjadi kekasih kita,
pastikan bahwa ia adalah orang yang telah mengalami kelahiran
kembali.
Yesus bangkit bagi menantu saya
Ada seorang ibu yang baru memeluk agama Kristen. Ia
tinggal dengan menantunya, yang adalah seorang Kristen yang
saleh. Setiap hari ia mendengar menantunya ini berdoa, Terima
kasih Tuhan Yesus, Engkau bangkit bagiku. Ibu ini selalu
mendengar doa yang sama dari menantunya itu.
Suatu hari di kelas katekisasi, pendeta yang mengajar kelas
itu bertanya kepada sang ibu, Ibu, Yesus bangkit buat siapa?
Jawab ibu itu, Yesus bangkit bagi menantu saya.
Banyak orang Kristen yang seperti ibu ini, mengaku Kristen,
namun tidak memiliki keterkaitan pribadi dengan Yesus. Jika kita
mempertimbangkan sahabat kita untuk menjadi pasangan kita,
pastikan bahwa sahabat kita itu bukan sekedar beragama Kristen,
namun benar-benar menerima Kristus sebagai Juruselamatnya dan
mengalami kelahiran baru.
Apakah ia telah dilahirkan kembali?
2) Karakter yang solid.
Artinya, ia menjadikan pertumbuhan karakternya sebagai
salah satu prioritas hidupnya. Di sisi lain, ia memiliki karakter yang
unggul, yang membedakannya secara spesifik dengan orang-orang
yang tidak mengenal Allah.
Ketika kita mempertimbangkan
seorang sahabat untuk menjadi kekasih kita, pastikan bahwa ia
adalah orang yang memiliki karakter yang solid.

Bagaimana kita bisa mengetahui kualitas karakter


seseorang? Kita akan mengetahui kualitas karakter seseorang
ketika kita melihatnya menghadapi tekanan. Ketika ia menghadapi
tekanan, pilihan apa yang dibuatnya? Setiap pilihan yang dibuat
menunjukkan kualitas karakter seseorang.
Thomas Alfa Edison
Thomas Alfa Edison bukan hanya penemu bola lampu. Ia
juga adalah salah seorang tersukses di dunia yang membangun
laboratorium modern pertama di dunia. Orang beranggapan bahwa
kesuksesan Thomas Edison lebih dipengaruhi oleh kejeniusannya.
Namun John Maxwell, salah seorang tokoh kepemimpinan dunia,
beranggapan bahwa kesuksesan Thomas Edison lebih disebabkan
oleh sikap positifnya.
Ketika ia harus mencoba sepuluh ribu kali untuk
menemukan bahan yang tepat untuk lampu pijarnya, ia tidak
memandangnya sebagai kegagalan. Dengan setiap upayanya, ia
beranggapan bahwa ia mendapatkan satu lagi informasi baru
tentang apa yang tidak efektif, sehingga ia semakin dekat dengan
solusinya. Ia tidak pernah ragu bahwa ia akan menemukan
solusinya. Keyakinannya dirangkumkan dalam pernyataannya
sendiri, Banyak pecundang adalah mereka yang tidak sadar betapa
dekatnya mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah.
Sikap positifnya tampak ketika laboratoriumnya yang
dibangun di West Orange, New Jersey, terbakar. Laboratorium itu
telah terkenal di seluruh dunia. Laboratorium itu adalah sebuah
kompleks yang terdiri dari empat belas gedung yang besar. gedung
utamanya sebesar lapangan rugby, atau hampir sebesar lapangan
sepakbola.
Dari kompleks laboratorium inilah Edison
menghasilkan penemuan-penemuannya yang dijual ke masyarakat.
Edison sangat menyukai tempat ini. Sebisa mungkin ia
melewatkan setiap menit waktunya disana. Ia bahkan tidur di sana,
di salah satu meja laboratoriumnya. Namun pada bulan Desember
1914, laboratorium kesayangannya terbakar. Waktu itu ia berada di
usia akhir enampuluhan.
Sementara ia berdiri di luar
menyaksikannya, ia memanggil anak-anaknya, Anak-anak,
panggilkan ibu kalian. Ia takkan pernah melihat api sebesar ini
lagi.

Kebanyakan orang pasti telah hancur hatinya. Tapi Edison


tidak. Ia berkata, Saya memang sudah enampuluh tujuh tahun,
tapi kan belum terlalu tua untuk memulai lagi. Saya kan sudah
sering mengalami hal ini.
Ia pun membangun kembali
laboratoriumnya dan terus bekerja selama 17 tahun lagi. Inilah
kekuatan karakter. Karakter Edison yang sesungguhnya muncul
ketika ia berada di bawah tekanan. Demikian pula halnya dengan
kita. Masalahnya, mutu karakter macam apa yang akan muncul ke
permukaan?
Jika kita mempertimbangkan sahabat kita untuk menjadi
kekasih kita, jangan biarkan perasaan mengaburkan penilaian kita.
Pengenalan kita akan orang ini melalui persahabatan kita setiap
hari seharusnya memberi kita cukup bahan pertimbangan untuk
menilai karakternya secara obyektif.
Bagaimana ia ketika berada di bawah tekanan?
3) Mengakui ketuhanan Yesus.
Artinya, ia memiliki komitmen pribadi pada Yesus Kristus
sebagai Tuhan. Hidupnya dicirikan dengan upaya-upaya mencari
kehendak Tuhan dan ketaatan total kepada-Nya.
Ketika kita mempertimbangkan seorang sahabat untuk
menjadi kekasih kita, pastikan bahwa ia adalah orang yang telah
mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia rindu untuk mengetahui
kehendak-Nya dan mentaati-Nya.
Henry Richards
Henry Richards, misionaris dari Livingstone Inland Mission
untuk Afrika, memulai pelayanannya di desa Banza Mateke dengan
menterjemahkan Injil Lukas dalam bahasa daerah.
Dia
menterjemahkan ayat-ayat setiap hari dan secara teratur
berkhotbah pada suku bangsa itu dari ayat-ayat yang telah dia
terjemahkan.
Suatu kali, ia membaca Lukas 6:30, Berilah kepada setiap
orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali
kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Ia bertanya-tanya,
bagaimana ia dapat menerapkan ayat ini dalam kehidupan jemaat.
Desa itu penuh pengemis dan sudah biasa bila penduduk
desa yang ingin tahu meminta semua yang dimilikinya. Dia takut
bila dia memberikan barang-barangnya yang sedikit kepada setiap

orang yang meminta kepadanya, dia akan segera kekurangan


sampai pakaian dalamnya.
Henry kembali ke bab pertama dan mulai berkhotbah dari
Lukas lagi, untuk memperkuat pesan Injil dan untuk memberikan
waktu yang lebih banyak untuk merenungkan Lukas 6:30.
Kemudian, dia menjadi yakin bahwa yang tertulis itu sungguh tepat
maka ketika dia tiba di ayat itu, dia membacanya dengan terus
terang.
Segera penduduk desa di Banza Mateke mulai meminta
barang-barang kepunyaannya. Dia mulai memberikan barangbarangnya seperti yang diminta dan tidak lama kemudian yang
hampir tersisa hanya pakaian dalamnya. Tetapi Henry terkejut
karena tiba-tiba masyarakat disana mulai mengembalikan barangbarangnya dan tidak lama setiap barang dikembalikan pada
tempatnya, Apa artinya ini? misionaris itu bertanya-tanya.
Kemudian Henry mengetahui bahwa para penduduk desa
telah berbicara di antara mereka, mereka menyimpulkan orang
yang tidak egois seperti itu pasti benar-benar utusan Allah dan
pesannya pasti merupakan pesan Allah, karena begitu besar kasih
Allah sehingga Ia mengaruniakan...
Sebagai akibat dari peristiwa itu, masyarakat Banza Mateke
membuka hati mereka kepada Henry Richards dan pada pesanpesannya, dan terjadi kebangkitan dan kebangunan yang mengubah
desa itu.
Henry Richards mengasihi Allah. Ia terus mempelajari
Alkitab dan berusaha untuk mencari tahu kehendak Tuhan. Ketika
ia mengetahuinya, ia pun melakukannya tanpa tanya.
Jika kita mempertimbangkan sahabat kita untuk menjadi pasangan
kita, pastikan bahwa sahabat kita adalah orang yang mencari dan
menaati kehendaj Tuhan.
Apakah ia rindu mencari dan mentaati kehendak Tuhan?
4) Menginvestasikan hidup pada hal-hal bernilai kekal.
Ia menyadari bahwa setiap orang percaya mempunyai
bagiannya sendiri di dalam kekekalan. Apapun yang dilakukannya,
dilakukan sebagai investasi pada hal-hal yang bernilai kekal. Ia
mengarahkan pandangannya pada upah.

Ketika kita mempertimbangkan seorang sahabat untuk


menjadi kekasih kita, pastikan bahwa ia adalah orang yang
menginvestasikan hidupnya pada hal-hal yang bernilai kekal.
Visi
Ada seorang remaja yang dikenal pemberani. Suatu kali, ia
berhasil menjinakkan seekor kuda liar. Ayahnya tentu saja merasa
bangga dan bersukacita karena keberanian anak itu.
Carilah
kerajaan
lain
yang
sepadan
dengan
kemampuanmu, anakku, ujarnya, Kerajaan ini terlalu kecil
bagimu.
Siapakah remaja itu? kelak dunia akan mengenalnya
sebagai Aleksander yang Agung. Sejak Aleksander menetapkan
hatinya untuk memiliki kerajaan yang lebih besar, ia hidup di
dalam tujuan itu dan menjadi Penakluk Dunia.
Aleksander Agung mempunyai satu visi: menaklukkan
dunia. Akhirnya, ia pun menginvestasikan seluruh hidupnya pada
upaya untuk menguasai dunia. Bayangkan betapa dahsyatnya
kekuatan seorang Kristen yang menginvestasikan hidupnya pada
hal-hal yang bernilai kekal.
Jika kita mempertimbangkan sahabat kita untuk menjadi
pasangan kita, pastikan bahwa sahabat kita adalah orang yang
menginvestasikan hidupnya pada hal-hal yang bernilai kekal. Salah
satu indikatornya adalah keterlibatannya di dalam pelayanan dan
bagaimana sepak terjangnya di dalam pelayanan itu. Selain itu,
tentu saja kita harus mencermati kemana waktu, tenaga dan
uangnya mengalir.
Apakah ia terlibat di dalam pelayanan?
Apakah ia menginvestasikan waktu, tenaga dan uangnya
untuk hal-hal bernilai kekal?
5) Ibadah sebagai gaya hidup.
Ia beribadah secara rutin, bukan hanya di hari Minggu,
namun setiap hari. Ibadah adalah gaya hidupnya.
Ketika kita mempertimbangkan seorang sahabat untuk
menjadi kekasih kita, pastikan bahwa ia adalah orang yang
beribadah kepada Tuhan.
Tanah Kudus
Bulan Januari 1995, J. Robert Ashcroft memiliki kurang dari
48 jam untuk hidup, tetapi ia berjuang untuk mempertahankan

nyawanya demi melihat putranya, John Ashcroft, diambil


sumpahnya dalam Senat AS keesokan harinya. Saat keluarga dan
teman-teman berkumpul di Washington untuk resepsi kecil, J.
Robert Ashcroft meminta anaknya untuk memainkan piano dan
semuanya bernyanyi, Kita berdiri di atas Tanah Kudus.
Setelah lagu itu, pria tua yang rapuh itu mengucapkan
beberapa kata yang penuh kekuatan, John, aku ingin agar kau tahu
bahwa bahkan Washington sekalipun dapat menjadi tempat
kudusmu. Dimanapun kau mendengar suara Tuhan, tanah itu
dikuduskan. Itu adalah tempat dimana Tuhan bisa memanggilmu
ke tempat tertinggi dan terbaik.
Saat bekerja, kata mistikus tua Bruder Lawrence, bagiku
tidak berbeda dengan saat berdoa, dan di tengah keriuhan dan
kebisingan dapurku, ketika beberapa orang berseru untuk hal-hal
berbeda, aku memiliki Tuhan dalam hatiku sebagai ketenangan
besar, seolah aku berlutut di tengah sakramen yang terberkati.
Bagi orang seperti John Ashcroft dan Bruder Lawrence,
setiap tempat yang mereka injak adalah Bait Allah dimana mereka
bisa beribadah kepada Tuhan, tanpa ritual dan liturgi sekalipun.
Jika kita mempertimbangkan sahabat kita untuk menjadi
kekasih kita, pastikan bahwa ia adalah orang yang beribadah
kepada Tuhan.
Kita bisa mengetahuinya dari komitmennya
terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhan, komitmennya
terhadap gereja lokal dan pandangan serta komitmennya pada
mezbah keluarga.
Jika ia tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,
sebaik apapun ia sebagai sahabat, jangan jadikan dia pacar kita.
Jika ia tidak bisa setia pada Tuhan yang tidak kelihatan, namun
melihat kita, bagaimana kita bisa mengharapkan komitmennya
pada kita?
Jika ia tidak memiliki komitmen pada gereja lokal, sebaik
apapun ia sebagai sahabat, jangan jadikan ia pacar. Jika ia tidak
bisa memiliki komitmen terhadap Tubuh Kristus, bagaimana kita
bisa mengharapkan komitmennya terhadap kita?
Jika ia tidak memiliki komitmen pada mezbah keluarga,
sebaik apapun ia sebagai sahabat, jangan jadikan ia pacar. Jika ia
tidak bisa, bersama dengan pasangannya, membangun hubungan
dengan Tuhan, bagaimana rumah tangga itu bisa bertahan?

Apakah ibadah adalah gaya hidupnya? Apakah ia memiliki


komitmen terhadap gereja lokal?/Bagaimana komitmennya
terhadap gereja lokal?
Apakah ia bersaat teduh? Apakah ia memiliki komitmen pada
mezbah keluarga?

Penutup
Pak Budi dan istrinya
Pak Budi dan istrinya adalah pasangan suami istri yang
rukun, mereka tidak pernah kelihatan bertengkar sekalipun mereka
sudah berumah tangga sekitar 60 tahun.
Istrinya sangat penurut. Apa saja yang diminta atau
diperintahkan suaminya selalu dilaksanakan tanpa membantah
sedikitpun.
Pak Yanto, teman seperjuangan Pak Budi semasa perang
kemerdekaan dahulu menceritakan mengapa pasangan ini bisa
demikian rukun.
Pada tahun 1946, Pak Budi hendak mengungsi bersama
dengan istrinya.
Kendaraan yang dipakai adalah delman.
Sayangnya, baru beberapa kilometer berjalan, kuda delmannya
jatuh. Mungkin karena kelelahan membawa beban yang sangat
berat. Pak Budi bergegas turun untuk membantu kudanya berdiri
sambil berseru, Satu!!!
Namun setelah beberapa saat kuda itu berjalan, kuda itupun
jatuh kembali. Pak Budi kembali membantunya berdiri sambil
berseru, Dua!!!
Ketika perjalanan dilanjutkan, kuda ini kembali jatuh. Pak
Budi bergegas turun sambil berseru, Tiga!!! Kemudian ia
mengeluarkan pistolnya dan menembak kuda itu tepat
dikepalanya...DOR...DOR...DOR!!! Kuda itu langsung mati.
Melihat hal itu, istri Pak Budi sangat terkejut dan menjadi
sangat marah. Ia memaki-maki Pak Budi sebab telah membunuh
kuda yang bisa memudahkan perjalanan mereka.
Ketika istrinya sedang memaki-maki, Pak Budi menatap
kalem istrinya, kemudian berseru, Satu!!!

Begitulah akhirnya, Pak Budi dan istrinya hidup damai


selamanya.
Jelas si istri menjadi istri yang menurut karena ia takut pada
pistol Pak Budi. Banyak orang yang melakukan sesuatu karena rasa
takut.
Siapa diantara kita yang ingin menikah dengan seorang pria
seperti pak Budi, yang marah sedikit langsung di tembak? Tidak
ada, bukan? Mungkin jika ibu Budi sudah mengenal pak Budi
dengan baik, ia akan mengurungkan niatnya untuk menikah dengan
Pak Budi.
Mungkin jika ia diberi kesempatan untuk yang
keduakalinya, ia akan mempertimbangkan untuk menjalin
persahabatan terlebih dulu dengan Pak Budi, sampai ia benar-benar
yakin dengan pilihannya.
Persahabatan seharusnya dilambari dengan perasaan kasih
sayang. Sebaliknya, jalinan kasih sebaliknya dimulai dan dibangun
di dalam koridor persahabatan. Tidak setiap persahabatan bisa
berakhir dengan hubungan kasih. Sebaliknya, hubungan kasih yang
dibangun dari persahabatan tidaklah salah. Yang paling penting
adalah kita memperhatikan, apakah persahabatan kita itu
memenuhi lima syarat Paulus, yaitu seiman, karakter
yang solid, mengakui ketuhanan Yesus, berinvestasi pada
hal-hal bernilai kekal dan menjadikan ibadah sebagai gaya
hidup, sebelum persahabatan itu didaulat menjadi
hubungan asmara.
Rumus Manjur
Iman
Karakter
Kekekalan
Ketuhanan Yesus
Ibadah

Anda mungkin juga menyukai