Anda di halaman 1dari 7

Me and My School

Efesus 5:3-5
(Retreat Grade 7, Sekolah Dian Harapan,
27-29 Februari 2008)
Intro.
Homo Soloensis
Di sebuah SMP ternama, seorang guru sejarah
sedang memberikan pertanyaan kepada muridmuridnya.
Guru : Tono, apa artinya Pithecantropus Erectus
Javanicus?
Tono : manusia kera yang berdiri tegak yang berasal
dari Jawa.
Guru : bagus. Sekarang Ujang. Apa artinya Homo
Saphien?
Ujang : manusia berpikir, Pak Guru.
Guru : tepat. sekarang kalau Homo Soloensis, Paijo?
Paijo : cowok homo yang berasal dari Solo, Jawa
Tengah, Pak.
Guru & murid : ???!!!###@@@
Si Paijo ini, bukannya jadi berkat malah jadi
kutuk untuk teman-temannya. Suasana belajar yang
sudah kondusif menjadi rusak total karena pikirannya
yang ngeres.
Kita tidak boleh mengulangi kesalahan Paijo.
Sebaliknya, kita harus bisa Menjadi Berkat di
Sekolah (Prop).
Quest.
Bagaimana kita bisa menjadi berkat di sekolah?
Trans.
1) Menjaga kesucian moral (ay 3).
Saya pernah melayani sebuah SMP swasta
ternama. Mayoritas siswanya adalah wanita. Di dalam
sess.tanya jawab, saya dikejutkan dengan sebuah
pertanyaan, Apakah Tuhan masih akan mengampuni
saya yang sudah tidak perawan lagi? Pertanyaan itu
diajukan oleh siswa kelas 1 SMP. Sewaktu saya menggali
informasi, ternyata anak ini telah mengenal pornografi
sejak kelas 5 atau 6 SD. Ia membiarkan kecabulan

menguasai
pikirannya
sehingga
ia
melakukan
percabulan.
Mengenai masalah moralitas seksual, Paulus
berbicara dengan tegas.
Ia melarang kita untuk
melakukan,
bahkan
menyebutkan,
percabulan,
kecemaran dan keserakahan. Ketiganya mengacu pada
satu penyakit yang sama, yaitu tidak adanya penguasaan
diri secara seksual. Kata percabulan berasal dari kata
porneia, darimana kata porno berasal.
Kata
kecemaran berasal dari kata akaqarsia yang
mengacu pada ketidakmurnian moral. Sedangkan kata
keserakahan berasal dari kata pleonexia yang
mengacu pada bermanja-manjaan yang tidak wajar.
Jadi jelaslah bahwa Paulus mengacu pada ketidaksucian
secara seksual.
Dengan kata lain, Paulus ingin
mengatakan bahwa anak-anak Allah seharusnya suci
secara seksual.
Ilustrasi
Kekacauan yang terjadi ketika setiap orang
mengumbar nafsu seksualnya
Ita baru saja masuk SMP. Ia sedang puber dan
sedang dalam masa jahil-jahilnya.
Satu kali, ia
memutuskan untuk mengerjai sahabatnya, Santi. Ia
menelepon Santi dan berkata, San, aku sudah tahu
semuanya, lho? Santi tiba-tiba terperanjat dan berkata,
Ta, lu jangan bilang sama Indri, ya kalo gua jalan sama
pacarnya. Gua kasih lu voucher HokBen, deh. Sorry ya.
Gua cuma punya itu. pokoknya, please deh lu jaga
rahasia gua.
Ita kaget juga, pikirnya, Gila juga si Santi,
sahabat sendiri dikhianati. Tapi Ita kemudian berkata,
OK, deh San. Nanti gua ambil vouchernya. Ita pun
tertawa terkekeh-kekeh.
Keenakan, ia memutuskan untuk mengerjai
kakaknya juga. Romi, kakaknya, sedang tertidur di
kamar. Ita masuk perlahan, lalu berbisik di telinga
kakaknya, Kak, gua udah tahu semuanya. Gawat juga
lu, ya. Romi sontak bangun. Ia segera menutup pintu
kamar dan setengah berbisik berkata, Ta, please...lu

jangan bilang papa kalo pacar gua udah hamil, ya. Elu
boleh pake mobil gua, deh. Bensinnya nanti gua yang
isiin. Dengan sedikit cengo, Ita pun mengangguk.
Dengan kesal ia keluar dari kamar Romi. Tapi
tampaknya, ia belum puas mengerjai orang. Ketika ia
bertemu papanya, ia berkata, Pah, Ita udah tahu semua,
lho. Si papa, sambil celinguk kanan celinguk kiri,
mengeluarkan handphone dan berkata, Ta, papa
hidupin kartu kredit kamu, ya. Kamu boleh pake
sepuasnya. Kalo habis, bilang aja sama Papa. Tapi,
jangan ngomong sama mama soal bi Ijah, ya. Sekali
lagi Ita cengo. Dia tidak menyangka kalau papahnya
mau mengkhianati mamanya demi mpok Ijah,
pembantu mereka.
Dengan kesal, ia keluar dari rumah menuju ke
garasi. Di sana ia bertemu dengan Paijo, sopir pribadi
ibunya. Dengan berteriak, Ita berkata, Pak Paijooo, Ita
udah tahu semua!!!. Paijo terhenyak. Ia menatap Ita
dengan mata berkaca-kaca. Ia lalu mendekati Ita dan
berkata, Ta, syukurlah...akhirnya kamu tahu semuanya.
Sini, nak. Peluk papamu.
Aplikasi
Kacau sekali, bukan?
Karena tidak dapat
menguasai
diri,
seseorang
bisa
mengkhianati
sahabatnya. Karena tidak dapat mengekang hawa nafsu,
Ita hampir punya mama baru. dan celakanya, karena
tidak dapat mengekang hawa nafsu, ternyata papa Ita
adalah sopir pribadi kita. kekacauan ini adalah akibat
dari hawa nafsu yang tak terkendali.
Kita harus melatih diri di dalam menjaga
kesucian seksual kita. Kita bisa mulai dari kehidupan
pribadi kita. Jangan pernah membuka situs porno. Jika
ada diantara kita yang pernah melakukannya, kita harus
bertobat. Jika kita membiarkan gambar-gambar porno
mencemari pikiran kita, maka pikiran kita akan
dipenuhi oleh percabulan. Akibatnya, kita akan hidup di
dalam percabulan. Siapa menabur pikiran, menuai
perbuatan.
Siapa menabur perbuatan, menuai
kebiasaan. Siapa menabur kebiasaan, menuai karakter.

Jangan pernah nonton film porno atau baca


majalah porno.
Jika kita masih menyimpan atau
mengkoleksi film-film porno atau majalah-majalah
porno, buang itu semua. Hubungi hamba Tuhanmu,
orang yang dewasa rohani dan dapat menjaga
kerahasiaanmu, agar ia bisa melayanimu. Barangbarang najis itu harus segera dimusnahkan.
Kita bukan hanya harus menjaga perbuatan kita
dari yang najis, kita juga harus menjaga mulut kita dari
mengatakan hal yang cabul. Remaja seringkali bertukar
cerita mengenai pengalaman seksual mereka atau orang
lain. Mereka melakukannya agar dibilang jago. Namun
itu kecabulan. Jika kita membicarakan hal yang cabul,
maka itu akan menajiskan pikiran kita.
Saya mendengar bahwa sekolah ini melarang
siswanya untuk pacaran. Saya percaya bahwa sekolah
tidak bermaksud melanggar hak asasi Anda. Akan
tetapi, sekolah bermaksud untuk melindungi kita dari
ketidaksucian secara seksual. Jika kita tidak cukup
matang secara karakter, maka kemungkinan kita untuk
jatuh begitu besar. mungkin ada yang berkata, Tapi
saya sudah cukup dewasa untuk pacaran. Baik! Tapi
bagi saya, orang dewasa adalah orang yang bisa
menghargai keberatan orang lain dan mampu
menguasai perasaannya sendiri. Jika masih memaksa
sementara sudah ada larangan, apakah masih bisa
disebut dewasa?
Jika kita ingin menjadi berkat di sekolah,
perhatikan hidupmu.
Jauhilah percabulan atau
imoralitas seksual, baik di dalam tindakan maupun di
dalam kata-kata. Kalau perlu, dengan tidak pacaran
sebelum waktunya.
2) Menjaga kesucian mulut (ay 4).
Salah satu ciri anak remaja adalah asbun alias
asal bunyi. Anak remaja biasanya tidak berhati-hati di
dalam bicara, apa saja keluar dari mulutnya.
Paulus mengingatkan kita untuk hati-hati di
dalam berbicara. Ia mengingatkan kita untuk tidak
mengeluarkan perkataan yang kotor. Artinya, perkataan

yang memalukan karena mengandung kejorokan. Kita


telah membahas ini sebelumnya.
Paulus juga mengingatkan agar perkataan kita
tidak kosong. Bahasa Yunani untuk perkataan yang
kosong adalah mwrologia, artinya perkataan yang
bodoh. Asal bicara, namun tidak dipikirkan terlebih
dahulu.
Yang terakhir, Paulus mengingatkan agar
perkataan kita itu tidak sembrono. Artinya, guyonan
yang tidak berkelas. Asal njeblak, namun menghina
orang lain.
Paulus mengingatkan bahwa hal-hal semacam itu
tidak pantas keluar dari mulut anak Tuhan. dari mulut
kita seharusnya terdengar ucapan syukur atas karya
Tuhan dalam hidupnya.
Ilustrasi
Pada suatu hari, Socrates, seorang filosof Yunani
terkenal, berjumpa dengan rekannya. Temannya itu
mengadukan seorang kenalan Socrates, yang katanya,
menjelek-jelekkan Socrates.
Sebelum orang itu melanjutkan ceritanya,
Socrates memotong pembicaraan dan mengatakan,
Nanti dulu, teman. Sebelum kamu melanjutkannya,
saya ingin bertanya, apakah kamu menyaring dulu
pembicaraanmu ini dengan tiga saringan?
Tiga saringan? tanya temannya keheranan.
Ya, jawab Socrates. Saringan yang pertama
adalah KEBENARAN.
Apakah kamu benar-benar
mendengar orang itu berkata demikian, atau kamu
hanya mendengar itu dari orang lain pula?
Temannya tertunduk malu, katanya, Iya, saya
memang mendengarnya dari orang lain juga.
Kalau begitu, lanjut Socrates, Saringan yang
kedua, yaitu saringan KEBAIKAN. Walaupun apa yang
kamu sampaikan itu benar, apakah ada kebaikan di
dalamnya?
Wah, bukannya baik, malah sebaliknya, jawab
orang itu.

Baiklah, yang terakhir. Apakah perkataan itu


lolos saringan ketiga, yaitu saringan FAEDAH. Apakah
faedahnya bagi saya dan bagi kamu? tanya Socrates.
Iya, memang kalau dipikir, tidak ada faedahnya.
Malah apa yang saya sampaikan bisa menyebabkan
pertengkaran di antara kalian berdua, jawab orang itu
dengan malu.
Kalau begitu, temanku, lebih baik pulanglah
sekarang, sebab yang keluar dari mulutmu itu tidak
benar, tidak baik dan tidak berfaedah! kata Socrates
mengakhiri pembicaraan.
Aplikasi
Jika kita ingin memberkati sekolah kita, berhatihatilah dengan perkataan kita. Jangan sampai keluar
dari mulut kita kata-kata yang kotor, yang kosong dan
yang sembrono. Sebaliknya, sebelum berbicara kita
harus berpikir apakah kita mengatakan KEBENARAN,
KEBAIKAN dan mendatangkan FAEDAH? Jika tidak,
lebih baik tidak usah bicara.
Kata-kata kita seharusnya penuh dengan ucapan
syukur karena berkat dan pertolongan Tuhan. Jika kita
terus bersaksi tentang kasih Tuhan dalam hidup kita,
bukan hanya kata-kata kita itu benar, namun juga
mendatangkan kebaikan dan faedah bagi yang
mendengarnya.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa apa yang keluar
dari mulut kita sesungguhnya keluar dari hati kita. Jika
kita mendengar teman kita memanggil kita, Anjing!!!,
maka di hatinya kita tidak lebih dari seekor anjing.
Jangan bergaul dengannya!
Jika ia tidak mengatakan kebenaran, maka ia
penipu. Jangan bergaul dengannya!
Jika ia tidak mengatakan yang baik, maka
hatinya pahit dan jahat. Jangan bergaul dengannya!
Jika ia tidak mengatakan hal yang berfaedah
untuk kita, maka ia adalah orang yang egois. Jangan
bergaul dengannya!
Jika ia tidak pernah mengucap syukur kepada
Tuhan, maka ia tidak takut akan Tuhan. Jangan bergaul
dengannya!

Jika kita mengatakan hal yang benar, baik dan


berfaedah. Jika kita mengucap syukur kepada Tuhan,
maka kita akan menciptakan suasana belajar yang indah
di sekolah. Jadi jika kita ingin memberkati sekolah kita
perhatikan kesucian mulut kita!
Penutup
Jika kita ingin memberkati sekolah kita, maka
kita harus menjaga kesucian moral kita.
Jika kita ingin memberkati sekolah kita, maka
kita harus menjaga kesucian mulut kita.
Kita berhak untuk memilih, bagaimana kita
bersikap dan berbicara di sekolah. Kita bisa memilih
untuk memuaskan hawa nafsu dan bicara asal njeblak
di sekolah, atau kita bisa memilih untuk menjaga
kesucian moral dan mulut kita.
Namun sebelum
memilih, mari kita membaca ayat 5 bersama-sama:
Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang
sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya
penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam
Kerajaan Kristus dan Allah.

Anda mungkin juga menyukai