Narasi Lot
(PRMI Imanuel, Bandengan, 14 Oktober 2007)
Intro.
Masyarakat kita saat ini tengah mengalami perubahan nilai.
Apa yang dahulu dianggap tabu, kini dianggap sebagai hal yang
biasa. Dulu, perempuan yang pergi ke diskotik dan pulang pagi
akan disebut hostess, lonte atau perek. Namun saat ini, perempuan
yang pergi ke diskotik dianggap biasa, bahkan dicap sebagai anak
gaul.
Walau begitu, apa yang telah dianggap biasa oleh
masyarakat tidak bisa serta merta dianggap benar. Misalnya, iklan
salah satu perusahaan komunikasi mengatakan bahwa Pilihan
jutaan orang gak mungkin salah. Ngapain beda? Benarkah
pilihan jutaan orang gak mungkin salah? Jika ya, maka ketika
jutaan orang mengatakan bahwa melakukan aborsi itu benar, maka
aborsi pasti benar pula, dihadapan manusia dan di hadapan Tuhan.
Jika banyak orang mengatakan perceraian itu biasa, maka tidak ada
seorang pun di dalam ruangan ini yang boleh protes jika orang
tuanya bercerai. Jika kita tidak dapat menerima hal ini, maka
jelaslah bahwa suara terbanyak tidak identik dengan kebenaran.
Dengan demikian, perubahan nilai yang terjadi di dalam
masyarakat kita harus diwaspadai dan terus dicermati. Sebagai
anak-anak Tuhan, kita harus menentukan sikap terhadap segala
sesuatu yang ditawarkan dunia.
Ada beberapa prinsip yang harus kita pegang ketika kita
diperhadapkan pada tawaran dunia:
1) Apa yang menguntungkan dan menyenangkan tidak selalu
benar dan berguna.
a) Lot memilih Sodom dan Gomora karena menurutnya tanah
itu subur dan dapat mendatangkan keuntungan. Demi
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, ia mengabaikan
fakta bahwa Sodom dan Gomora adalah dua kota besar yang
jahat.
b) Ilust.
Saya
mengenal
seseorang
yang
hidupnya
dihancurkan oleh apa yang menurutnya menyenangkan.