Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

LABORATORIUM UNIT OPERASI


WETTED WALL ABSORPTION COLUMN

Disusun Oleh :
Ahmad Andriansyah

03121403013

Pitri Yanti

03121403032

Anindya Fatmadini

03121403041

Debi Putri Suprapto

03121403045

M. Wandy Amrullah

03121403053

Agus Krismaya

03121403055

Nama Asisten :

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penyerapan gas oleh penyerap atau absorbent dapat terjadi pada
kolom absorber. Pada industri-industri kimia, pemakaian kolom absorber
disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. Misalnya, tipe atau jenis kolom
absorber yang digunakan. Absorpsi merupakan proses penyerapan yang terjadi
pada seluruh permukaan bahan atau zat hingga ke dalam zat tersebut
yang berlangsung dalam suatu kolom atau absorber. Proses penyerapan yang
terjadi tersebut merupakan suatu fenomena fisik ataupun kimiawi sewakru atom,
molekul, ataupun ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang dapat berupa
gas, cairan, ataupun padatan. Proses absorpsi ini tentunya berbeda dengan proses
adsorpsi karena penyerapan molekul dilakukan melalui volume bukan melalui
permukaan (penyerapan terjadi hingga kebagian dalam absorben).
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses absorpsi, yaitu kemampuan
pelarut yang digunakan sebagai absorben, laju alir dari pelarut dan jenis atau tipe
kolom yang digunakan serta kondisi operasi yang sesuai. Dalam proses absorpsi,
zat yang diserap disebut fase terserap (absorbat) sedangkan zat yang menyerap
disebut absorben kecuali zat padat. Absorben dapat pula berupa zat cair karena itu
absorpsi dapat terjadi antara zat cair dengan zat cair atau gas dengan zat cair.
Proses absorpsi dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yakni proses absorpsi
secara fisika dan proses absorpsi secara kimia. Absorpsi fisika dipengaruhi oleh
gaya Van der Waals pada permukaan absorben. Panas absorpsi fisika rendah dan
lapisan molekul pada permukaan absorben biasanya lebih dari satu molekul.
Sedangkan pada absorpsi kimia terjadi reaksi antara absorbat dan absorben. Panas
absorpsi kimia tinggi dan lapisan molekul pada permukaan absorben hanya satu
lapis.
Proses absorpsi yang terjadi didalam wetted wall absorption column dapat
menggambarkan adanya perpindahan massa didalam kolom tersebut. Perpindahan
massa ini terjadi akibat adanya penyerapan (dalam hal ini berupa absorpsi) yang

berlangsung di dalam kolom tersebut. Perpindahan massa merupakan proses


penting dalam proses industri, misalnya dalam penghilangan polutan dari suatu
aliran keluaran pabrik dengan absorpsi, pemisahan gas dari air limbah, dan difusi
neutron dalam reaktor nuklir.
1.2 Manfaat
Manfaatdaripercobaanini,yaitu:

1. Dapat mengetahui cara kerja alat wetted wall absorption secara lebih jelas.
2. Dapat menentukan nilai Sh dan nilai Re dari suatu senyawa dengan
menggunakan metode wetted wall absorption.
3. Dapat mengetahui hubungan antara nilai Sh dengan nilai Re dengan melihat
grafik.
4. Dapat mengetahui secara langsung proses terjadi absorpsi apabila suatu gas
dilewatkan pada suatu cairan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui prinsip dan cara kerja Wetted Wall Absorption Colomn.
2. Mengetahui cara menghitung kadar DO dalam air.
3. Mengetahui cara menghitung koefisien perpindahan massa dalam liquid (kL).
4. Mengetahui aplikasi dari Wetted Wall Absorption Colomn
1.4 Permasalahan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Absorbsi
Absorpsi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen fluida dari
campurannya dengan menggunakan solven atau fluida lain. Absorpsi dapat
dilakukan pada fluida yang relatif berkonsentrasi rendah maupun yang bersifat
konsentrat. Prinsip operasi ini adalah memanfaatkan besarnya difusivitas molekulmolekul gas pada larutan tertentu. Bahan yang memiliki koefisien partisi hukum
Henry rendah sangat disukai dalam operasi ini.
Peristiwa absorpsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar
peranannya dalam proses industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan
kontak antara dua fasa. Operasi ini dapat terjadi secara fisika maupun kimia.
Contoh dari absorpsi fisika antara lain sistem amonia-udara-air dan aseton-udaraair. Sedangkan contoh dari absorpsi kimia adalah NOx-udara-air, dimana NOx
akan bereaksi dengan air membentuk HNO3.
Tujuan dari operasi ini umumnya adalah untuk memisahkan gas tertentu dari
campurannya. Biasanya campuran gas tersebut terdiri dari gas inert dan gas yang
terlarut dalam cairan. Cairan yang digunakan juga umumnya tidak mudah
menguap dan larut dalam gas. Sebagai contoh yang umum dipakai adalah absorpsi
amonia dari campuran udara-amonia oleh air. Setelah absorpsi terjadi, campuran
gas akan di-recovery dengan cara distilasi.
Peralatan yang digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang
digunakan dalam operasi distilasi. Namun, terdapat beberapa perbedaan menonjol
pada kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Umpan pada absorpsi masuk dari bagian bawah kolom, sedangkan pada
distilasi umpan masuk dari bagian tengah kolom.
2) Pada absorpsi cairan solven masuk dari bagian atas kolom di bawah
titik didih, sedangkan pada distilasi cairan solven masuk bersama-sama
dari bagian tengah kolom.

3) Pada absorpsi difusi dari gas ke cairan bersifat irreversible, sedangkan


pada distilasi difusi yang terjadi adalah equimolar counter diffusion.
4) Rasio laju alir cair terhadap gas pada absorpsi lebih besar dibandingkan
pada distilasi.
5)
6) 2.1.1 Jenis Menara Absorpsi
7) 2.1.1.1 Sieve Tray
8)
Bentuknya mirip dengan peralatan distilasi. Pada Sieve
Tray, uap menggelembung ke atas melewati lubang-lubang sederhana
berdiameter 3-12 mm melalui cairan yang mengalir. Luas penguapan atau
lubang-lubang ini biasanya sekitar 5-15% luas tray. Dengan mengatur
energi kinetik dari gas dan uap yang mengalir, maka dapat diupayakan
agar cairan tidak mengalir melaui lubang-lubang tersebut. Kedalaman
cairan pada tray dapat dipertahankan dengan limpasan (overflow) pada
tanggul (outlet weir).
9) 2.1.1.2 Valve Tray
10)
Valve Tray adalah modifikasi dari Sieve Tray dengan
penambahan katup-katup untuk mencegah kebocoran atau mengalirnya
cairan ke bawah pada saat tekanan uap rendah. Dengan demikian alat ini
menjadi sedikit lebih mahal daripada Sieve Tray, yaitu sekitar 20%.
Namun demikian alat ini memiliki kelebihan yaitu rentang operasi laju alir
yang lebih lebar ketimbang Sieve Tray.
11) 2.1.1.3 Spray Tower
12)
Jenis ini tidak banyak digunakan karena efisiensinya yang
rendah.
13) 2.1.1.4 Bubble Cap Tray
14)
Jenis ini telah digunakan sejak lebih dari seratus tahun lalu,
namun penggunaannya mulai digantikan oleh jenis Valve Tray sejak tahun
1950. Alasan utama berkurangnya penggunaan Bubble Cap Tray adalah
alasan ekonomis, dimana desain alatnya yang lebih rumit sehingga
biayanya menjadi lebih mahal. Jenis ini digunakan jika diameter kolomnya
sangat besar.
15) 2.1.1.5 Packed Bed
16)
Jenis ini adalah yang paling banyak diterapkan pada menara
absorpsi. Packed Column lebih banyak digunakan mengingat luas

kontaknya dengan gas. Packed Bed berfungsi mirip dengan media filter,
dimana gas dan cairan akan tertahan dan berkontak lebih lama dalam
kolom sehingga operasi absorpsi akan lebih optimal.
17)
Beragam jenis packing telah dikembangkan

untuk

memperluas daerah dan efisiensi kontak gas-cairan. Ukuran packing yang


umum digunakan adalah 3-75 mm. Bahan yang digunakan dipiluh
berdasarkan sifat inert terhadap komponen gas maupun cairan solven dan
pertimbangan ekonomis, antara lain tanah liat, porselin, grafit dan plastik.
Packing yang baik biasanya memenuhi 60-90% dari volume kolom.
18) 2.1.2 Pemilihan Solven
19)
Pemilihan solven umumnya dilakukan sesuai dengan tujuan
absorpsi, antara lain:
1) Jika tujuan utama adalah untuk menghasilkan larutan yang spesifik,
maka solven ditentukan berdasarkan sifat dari produk.
2) Jika tujuan utama adalah untuk menghilangkan kandungan tertentu dari
gas, maka ada banyak pilihan yang mungkin. Misalnya air, dimana
merupakan solven yang paling murah dan sangat kuat untuk senyawa
polar.
20)
21)

2.2 Sistem Absorpsi

22) 2.2.1. Sistem Dua Komponen


23)

Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan liquid yang

tidak mudah menguap yang akan larut sampai tercapai keadaan setimbang.
Konsentrasi gas yang larut disebut kelarutan gas pada kondisi temperatur
dan tekanan yang ada. Pada temperatur tetap, kelarutan gas akan
bertambah bila tekanan dinaikkan pada absorben yang sama. Gas yang
berbeda mempunyai kelarutan yang berbeda. Pada umumnya kelarutan gas
akan menurun apabila temperatur dinaikkan.
24) 2.2.2. Sistem Multikomponen
25)

Bila dalam campuran ada gas yang sukar larut maka

kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas yang mudah larut.
Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu,
kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas

yang dinyatakan dalam tekanan parsiil dalam campuran gas. Pada


beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut dalam liquid,
kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas tidak
dipengaruhi oleh sifat liquid. Hal ini hanya terjadi pada larutan ideal.
26)

Karakteristik larutan ideal yaitu:

1) Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik dalam larutan tidak
berubah, dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.
2) Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan.
3) Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
27)

Dalam absorpsi gas dan beberapa operasi lain alat yang

sering digunakan adalah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom
berbentuk sekunder atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas
dan ruang distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat cair dan
distributornya pada bagian atas, sedangkan pengeluaran gas dan zat cair
masing-masing pada bagian atas dan bagian bawah serta tower packing.
Penyangga harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang cukup besar untuk
mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu.
28)

Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut

murni atau larutan encer zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di


atas isian dengan distributor sehingga pada operasi yang ideal
membebaskan permukaan isian secara seragam. Gas yang mengandung zat
terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang pendistribusian yang terdapat di
bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian
berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan
yang luas untuk kontak zat cair dan gas serta membantu terjadinya kontak
antara kedua fase. Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara
ialah:
1) Mengandung cukup banyak tempat mengalir untuk kedua arus tanpa
terlalu banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan
tekanan terlalu tinggi.

2) Tidak mengalami reaksi kimia dengan fluida di dalam menara


3) Kuat tetapi tidak terlalu berat.
4) Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair
dengan gas.
5) Tidak terlalu mahal.
29)

Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas

atau zat cair yang akan diolah sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu,
tingkat perubahan konsentrasi dan pada laju perpindahan massa persatuan
volume isian. Laju optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan dengan
menyeimbangkan biaya operasi untuk kedua unit dan biaya tetap untuk
peralatan.
30)

Bila gas hanya diumpankan ke dalam menara absorpsi

maka suhu di dalam menara itu berubah secara menyolok dari dasar
menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut menyebabkan naiknya
suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan suhu turun.
Efeknya secara menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di dekat
dasar kolom suhu itu bisa sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu
bergantung pada laju penyerapan zat terlarut, penguapan dan kondensasi
pelarut, serta perpindahan kalor antara kedua fase.
31)
32)

2.3 Absorpsi Gas


33)
Absorpsi gas merupakan suatu proses di mana campuran
gas dikontakkan dengan cairan (liquid) yang bertujuan untuk memisahkan
satu atau lebih komponen dari gas. Pada operasi absorpsi gas terjadi
perpindahan massa dari fase gas ke cair. Kecepatan larut gas dalam
absorben tergantung pada kesetimbangan yang ada sehingga diperlukan
karakteristik kesetimbangan sistem gas-cair. Laju absorpsi dapat
dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda, yaitu:
1) Menggunakan koefisien individual
2) Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
3) Menggunakan koefisien volumetrik.
4) Menggunakan koefisien persatuan luas.

34)

Absorbsi gas oleh cairan merupakan proses perpindahan massa antar

fasa, dimana komponen dalam campuran gas diserap oleh cairan. Campuran
gas umumnya terdiri dari komponen yang dapat diserap dan gas sukar
diserap/ bereaksi (inert), sedangkan cairannya bersifat tidak melarut dalam
dasa gas. Dalam perpindahan massa antar fasa, terdapat batas antara kedua
fasa tersebut. Komponen akan terserap melalui fasanya sendiri kemudian melewati
batas antar fasa dan masuk ke fasa yang lain. Hal ini terjadi bila terdapat cukup
kekuatan gerak (driving force) dari suatu fasa yang lain atau dinamakan koefisien
perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju perpindahan massa
juga tergantung antara lain luas permukaan kontak antar fasa.
35)
Operasi absorbsi gas dalam cairan biasanya dilakukan
dalam suatu kolom silinder berunggun (cylindrical packed coloumn). Unggun
yang dimaksud merupakan sekumpulan benda padat dengan bentuk dan bahan
tertentu (plastik/ keramik) yang disusun sedemikian rupa untuk
menghasilkan luas permukaan kontak antar fasa gas -liquid yang sebesar - besarnya.
Dalam kolom absorbsi, penyerapan komponen gas oleh cairan mengalir melewati
packed bed, biasanya arah aliran fluida diatur sedemikian rupa, dimana cairan
mengalir dari atas dan gas mengalir dari bawah (counter current).
36)
Gas dan cairan yang masuk dan keluar dapat dianalisa
untuk mengetahui jumlah gas yang diserap. Dalam skala laboratorium,
peralatan kolom absorbsi gas biasanya sudah dilengkapi dengan peralatan
analisa sampel gas (hempl analisis) maupun analisa cairan (titrasi). Perangkat peralatan
analisa gas (hempl analisis) berisi larutan NaOH yang reaksinya dengan CO2.
37)
CO2 + 2NaOH Na2CO3+ H2O
38) Jumlah CO2 yang terserap sebanding dengan pertambahan volume larutan dalam peralatan
analisa tersebut.
39)
40) 2.4 Tipe-Tipe Absorber
41)

Absorber

digolongkan

menjadi

beberapa

bagian

berdasarkan klasifikasi dan pemakaian pada operasinya. Pemakaiannya


harus disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. Absorber diklasifikasi

ke dalam 5 tipe utama yang metodenya digunakan untuk menghasilkan


kontak interfase.
42) 2.4.1. Spray Tower
43)
Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar di mana
fase gas mengalir dan masuk serta kontak dengan liquid terjadi di dalam
spray nozzles. Aliran fase di dalam spray tower dimulai dari liquid masuk
ke dalam spray dan jatuh karena gaya gravitasi, serta kontak secara
countercurrent dengan aliran gas yang masuk. Untuk ketinggian yang
rendah, efisiensi ruang spray kira-kira mendekati packed powder, tetapi
untuk ketinggian yang melebihi 4 ft efisiensi spray turun dengan cepat.
Adanya kemungkinan terjadinya interfase aktif yang sangat besar pada
saat terjadinya sedikit penurunan, ternyata pada prakteknya ditemukan
ketidakmungkinan untuk mencegah terjadinya hubungan ini.
44)
Spray nozzles didesain untuk aliran liquid yang mempunyai
bilangan pressure drop yang besar maupun kecil, untuk aliran liquid yang
mempunyai flow rate kecil, maka cross area kontaknya harus besar. Laju
aliran yang mempunyai drop fals menentukan waktu kontak dan
sirkulasinya disertai dengan influensasi perpindahan massa antara dua fase
dan harus kontak secara kontinu. Hambatan pada transfer yaitu pada fase
gas dikurangi dengan gerakan swirling dari falling liquid droplets. Spray
tower digunakan untuk perpindahan massa larutan gas yang tinggi dengan
45)

dikontrol laju perpindahan masa secara normal pada fase gas.


2.4.2. Bubble Tower
46)
Pada bubble tower, gas terdispersi menjadi fase liquid di
dalam fine bubble. Small gas bubble merupakan bagian untuk menentukan
luas area. Kontak perpindahan massa terjadi di dalam bubble formation
dan buble rise up melalui liquid. Arah aliran countercurrent di mana gas
terdispersi di bottom tower. Gerakan bubble mengurangi hambatan fase
liquid. Penggunaan bubble tower dengan sistem di mana pengontrol laju
dari perpindahan masa pada fase liquid yang absorpsinya adalah relatif
fase gas. Mekanisme dasar perpindahan massa terjadi di dalam bubble
tower dan demikian juga dengan aliran counter di dalam tank bubble
batch di mana gas itu terdispersi di dalam bottom tank.

10

47) 2.4.3. Packed Tower


48)
Packed tower merupakan tipe absorber yang digunakan
untuk memperbesar luas permukaan kontak antara gas dan liquid.
Keuntungan dari penggunaan packed tower, antara lain:
1) Pressure drop aliran gas rendah.
2) Lebih ekonomis di dalam operasi cairan korosif karena ditahan untuk
packing keramik.
3) Biaya kolom dapat lebih murah dari plate column pada ukuran diameter
yang sama.
4) Cairan hold up kecil.
49) 2.4.4. Plate Column
50)
Plate column merupakan tipe absorber yang digunakan
lebih luas dibandingkan dengan packed column terutama untuk destilasi.
Keuntungan dari penggunaan plate column, antara lain:
1) Menyiapkan kontak lebih positif antara dua fase liquid.
2) Dapat meng-handle cairan lebih besar tanpa terjadi floading.
3) Lebih mudah dibersihkan.
51) 2.4.5. Wetted Wall Column
52)
Wetted wall column telah digunakan oleh sejumlah pekerja
dan mereka telah membuktikan pentingnya menentukan berbagai faktor
dan mengadakan basis dari hubungan yang telah dikembangkan untuk
packed tower.
53)
54)
55)

2.5 Teori-Teori Pada Absorber

2.5.1.Teori Film
56)

Teori film bersifat elementer di mana semua aliran di dalam

aliran fluida turbulen terkonsentrasi dalam suatu stagnant film. Berikutnya


terhadap dinding atau batas stasioner fluida, menurut model ini semua
driving force atau garad konsentrasi untuk mengurangi stagnant film serta
konsentrasi di dalam bulk fluida adalah konstan, hal ini dikarenakan
adanya turbulen yang tingi. Turbulen yang tingi mengurangi stagnant
fluida.
57)

Tebal dari film hayalan yang digunakan untuk masa pada

kecepatan aliran yang sebanding adalah tidak sama kecuali pada kondisi
batas. Dari Reynold Number diketahui koefisien dari transfer massa
banyak digunakan, tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan koefisien

11

transfer atau juga apabila dibandingkan dengan koefisien permukan.


Dalam teori film ketebalan film efektif ditentukan oleh bagaimana kondisi
laminer dan turbulen. Gradien konsentrasi merupakan karakteristik steady
state.
58)

Persyaratan kontak antara liquid dan gas merupakan

persyaratan yang paling sulit dicapai, terutama pada tower yang besar.
Secara ideal, terdistribusi dari top packing, mengalir dalam bentuk film
tipis dari seluruh permukaan packing turun ke bawah tower. Sebenarnya
film tersebut, cenderung menebal pada beberapa tempat dan menipis di
tempat lain, sehingga liquid itu mengumpul menjadi arus-arus kecil dan
mengalir melalui lintas-lintas tertentu dalam packing. Begitu juga pada
laju aliran rendah, sebagian besar permukaan mungkin kering atau
sedikitnya diliputi oleh film stagnant liquid. Efek ini disebut sebagai
chanelling dan merupakan penyebab utama dari kerja yang kurang
memuaskan pada menara berukuran besar.
59) 2.5.2.Teori Penetrasi
60)

Teori penetrasi digunakan oleh Higbie untuk menganalisa

fase cair. Dalam absorpsi gas di mana cairan diasumsikan sebagai aliran
laminer atau stasioner. Higbie mempertimbangkan bahwa transfer di
dalam cairan dengan transport molekul unsteady state.
61)

Suatu gelembung gas yang berada pada liquid yang

bergerak ke luar dari liquid, dituliskan dalam persamaan menjadi:


C A
C
DAB . 2A

t
62)
.................... (1)
63)

Rumus di atas digunakan berdasarkan teori penetrasi. Di

mana merupakan waktu yang diperlukan oleh gelembung gas untuk naik
dengan jarak tempuh sama dengan jarak gelembung, C A merupakan
konsentrasi awal, t merupakan fungsi waktu, dan D merupakan jarak
gelembung.
64)

Konsep yang dikemukakan oleh Higbie ini menghasilkan

suatu persamaan untuk fluks masa pada titik yang berada pada permukan
cairan yang diekspos untuk absorpsi gas. Berbeda dengan Danckwerte

12

yang menggunakan konsep unsteady state untuk absorpsi di dalam suatu


cairan turbulen dengan mengangap random surface renewal. Kemudian
Marcello, melakukan perbaikan terhadap model film penetrasi dengan
kombinasi dari dua model di atas pada Sc yang rendah model film steady
state kelihatan pada Sc yang tinggi. Sedangkan pada model unsteady state
surface renewal lebih mengambarkan situasi yang menguntungkan.
65)
66) 2.6 Kriteria Pemilihan Solven
67)

Dalam absorpsi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

seperti solven yang akan digunakan. Ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan solven, antara lain:
1) Kelarutan Gas
68) Umumnya solven yang memiliki sifat yang sama dengan
bahan terlarut akan lebih mudah dilarutkan. Kelarutan gas harus tinggi
sehingga meningkatkan laju absorpsi dan menurunkan kuantitas solven yang
diperlukan. Jika gas larut dengan baik di dalam fraksi mol yang sama pada
beberapa jenis solven, maka dipilih solven yang memiliki berat molekul
paling kecil agar didapatkan fraksi mol gas terlarut yang lebih besar. Jika
terjadi reaksi kimia dalam operasi absorpsi, maka umumnya kelarutan akan
sangat besar. Namun, bila solven akan di-recovery maka reaksi tersebut
harus reversible. Sebagai contoh, etanol amina dapat digunakan untuk
mengabsorpsi hidrogen sulfida dari campuran gas karena sulfida tersebut
sangat mudah diserap pada suhu rendah dan dapat dengan mudah dilucut
pada suhu tinggi. Sebaliknya, soda kostik tidak digunakan dalam kasus ini
karena walaupun sangat mudah menyerap sulfida tapi tidak dapat dilucuti
dengan operasi stripping.
2) Volatilitas
69) Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas
yang meninggalkan kolom absorpsi jenuh terhadap pelarut maka akan ada
banyak solven yang terbuang. Jika diperlukan dapat digunakan cairan
pelarut kedua yang volatilitasnya lebih rendah untuk menangkap porsi gas

13

yang teruapkan. Aplikasi ini umumnya digunakan pada kilang minyak


dimana terdapat menara absorpsi hidrokarbon yang menggunakan pelarut
hidrokarbon yang cukup volatil dan di bagian atas digunakan minyak
nonvolatil untuk me-recovery pelarut utama. Demikian juga halnya dengan
hidrogen sulfida yang diabsorpsi dengan natrium fenolat lalu pelarutnya direcovery dengan air.
3) Miscellaneous
70) Solven haruslah tidak beracun, tidak mudah terbakar,mengandung
bahan kimia yang stabil, dan mempunyai freezing point yang rendah. Tipe
kolom absorber

digolongkan ke dalam beberapa bagian yang masing-

masing memiliki klasifikasi dan pemakaian yang berbeda pada operasinya.


Di mana pemakaian harus disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan.
4) Korosivitas
71) Solven yang korosif dapat merusak kolom
5) Harga (Cost)
72) Penggunaan solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery akan
meningkatkan biaya operasi kolom.
6) Viskositas
73) Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi
laju absorpsi yang tinggi, meningkatkan karakter flooding dalam kolom
absorpsi, jatuh-tekan (pressure drop) yang kecil dan sifat perpindahan panas
yang baik (transfer panas berlangsung dengan baik).
7) Ketersediaan
74) Ketersediaan pelarut di dalam negeri akan sangat mempengaruhi
stabilitas harga pelarut dan biaya operasi secara keseluruhan.
75)
76) 2.7 Perpindahan Massa dalam Wetted Wall Column
77)

Data yang paling baik untuk operasi perpindahan massa

antara luas permukaan pipa dan aliran fluida sebaiknya digunakan wetted
wall column, alasan penggunaan column ini adalah dalam pengamatan
perpindahan massa yaitu kontak luas permukaan antara dua fase yang

14

hasilnya dapat akurat. Persamaan dasar pada wetted wall column ada 2,
yaitu:
1) Koefisien perpindahan massa untuk aliran gas
2) Koefisien Perpindahan Massa untuk Lapisan Film (Persamaan Vivian
dan Peaceman)
78) 2.7.1 Koefisien perpindahan massa untuk aliran gas
79)
Koefisien perpindahan massa untuk aliran gas dapat
ditunjukkan oleh persamaan :
KC . D . B . I M
0 ,83
0 , 44
0,23. Re . Sc
DAB .
80)
.................... (1)
81) di mana :
82) B = densitas liquid B
83) Re = Reynold Number
84) DAB = massa difusivitas komponen A yang menjadi liquid
85) Sc = Schmidt Number
86) 2.7.2 Koefisien Perpindahan Massa untuk Lapisan Film (Persamaan
Vivian dan Peaceman)
87)
Koefisien

perpindahan

massa

untuk

lapisan

film

ditunjukkan oleh persamaan Vivian dan Peaceman:


KI .Z
2 gz 3 1 6 0, 4
0,5
. Re
0,433. Sc .
DAB
2
88)
.................... (2)
89) di mana :
90) z
= panjang kotak
91) g
= gravitasi
92) Re = Reynold Number
93) DAB = massa difusivitas komponen A yang menjadi liquid
94)
= viskositas liquid B
95) Sc
= Schmidt Number.
96) 4r/ di mana r adalah massa flowrate liquid per unit wetted parameter.
Koefisien

film liquid terletak antara 1020% lebih rendah daripada

persamaan teoritis untuk absorpsi di dalam aliran laminar film.


97)
98) 2.8 Aliran dalam Pipa
99)

Korelasi untuk perpindahan massa pada dinding dalam

harus mempunyai bentuk yang sama dengan korelasi untuk perpindahan


kalor karena persamaan dasar untuk difusi dan konduksi serupa.

15

Persamaan ini merupakan persamaan yang paling sederhana dan cocok


dengan data publikasi dalam jangkauan Reynolds Number dan Schmidt
Number yang cukup luas. Bentuk alternatif dari bentuk korelasi didapat
dengan membagi persamaan di atas dengan NRe x NSc sehingga
menghasilkan faktor jM sebagaimana ditunjukkan oleh Chilton dan
Colbum sama dengan jH serta f/2. Suku (/w) 0,14 biasanya 1,0 untuk
perpindahan massa oleh karena itu ditinggalkan. Analogi untuk persamaan
ini berlaku umum untuk perpindahan kalor dan perpindahan massa dengan
pelarutan yang sama.
100)
Adanya perluasan analogi di atas dapat menutupi rugi gesek
yang dilakukan untuk pipa saja karena semua rugi disini berasal dari gesek
kulit saja. Analogi ini tidak berlaku untuk rugi gesek di mana tidak
terdapat seret bentuk dari pemisahan aliran, sebagaimana terdapat pada
aliran seputar benda. Korelasi yang telah disajikan untuk berbagai kisaran
Schmidt Number. Data untuk penguapan beberapa macam zat cair di dalam
menara di dinding basah dikorelasi dengan eksponen yang agak lebih
tinggi baik untuk Reynold Number maupun untuk Schmidt Number.
Schmidt Number berkisar antara 0,60 dan 0,25 dan dalam jangkau yang
sempit. Perbedaan antara eksponen itu mungkin mempunyai makna
fundamental karena perpindahan ke permukaan zat cair yang mungkin
mempunyai gelombang yang harus berbeda dari permukaan perpindahan
padat yang licin. Korelasi untuk perpindahan massa dan Schmidt Number
yang tinggi (antara 430100.000) didapat dengan mengukur laju kelarutan
di dalam tabung asam benzoat di dalam air dan zat cair viscous. Perbedaan
antara eksponen Schmidt Number dan nilai 1/3 yang biasa mungkin tidak
banyak, tetapi eksponen Reynold Number jelas lebih besar dari 0,80.
101)
102)

2.9 Penggunaan Absorpsi


103)

Absorpsi gas oleh zat padat digunakan pada gas masker.

Alat ini berisi arang halus yang berfungsi menyerap gas-gas yang tidak
diinginkan misalnya gas yang beracun. Arang halus yang juga

16

dipergunakan untuk membuat vakum dengan temperatur yang rendah


dapat dibuat

vakum sampai 10 -4 mm. Grafit yang juga dipergunakan

sebagai pelumas karena molekulnya yang pipih sehingga mudah bergeser


terhadap satu sama lain.
104)
Grafit memang sangat menguntungkan akan tetapi ternyata
pada temperatur yang tinggi sifat pelumas grafit sangat berkurang dan
kembali lagi apabila temperatur direndahkan. Dengan analisis kimia sering
diperoleh kesulitan, hal ini disebabkan oleh karena daya serap dari
beberapa endapan terhadap ion-ion dalam larutan.
105)
106)

107)
108)

109)
110)
111)
112)
113)
114)
115)
116)
117)
118)

119)
120)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

121)
122)

3.1 Alat yang Digunakan

1) Kolom Deoksigenator
2) Pump
3) Compressor
4) Sensor probe
5) Tanki Penampung air
6) Flowmeter udara
7) Flowmeter air
123)
124)

3.2 Bahan yang Digunakan

1) Air
2) Udara
125)
126)

3.3 Prosedur Percobaan

1) Tekan tombol power, lalu tekan tombol supply.


2) Tekan tombol pump 1 untuk mengalirkan air dari bak penampung ke kolom
deoksigenator.
3) Atur flowmeter untuk air sesuai dengan laju alir yang ditetapkan.
4) Bila kolom deoksigenator penuh dengan air, hidupkan pump 2 yang berfungsi
untuk menyedot air dan dialirkan ke flowmeter dan sensor probe, dimana alat
ini digunakan untuk menghitung laju alir air dan O2 yang terserap dari inlet.
5) Kemudian air akan mengalir ke puncak Wetted Wall Absorption Colomn dan
selanjutnya akan turun dari puncak ke dasar kolom secara laminer yang berupa
lapisan tipis (film).
6) Bersamaan dengan itu tekan tombol compressor untuk mengalirkan udara
secara counter current ke dalam Wetted Wall Absorption Coloumn. Udara yang
dialirkan oleh Compressor sebelumnya masuk dalam flowmeter udara untuk
menghitung laju alir udara.

16

17

7) Kemudian air yang sudah bebas O2 masuk ke sensor probe untuk menghitung
O2 outlet. Dimana kedua alat ini dihubungkan dengan DO meter.
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)

37) Daftar Pustaka


38)
39)

Adinda, Putri. 2013. Absorbsi Gas dalam Cairan. [Online]


http://id.scribd.com/doc/51091372/ABSORBSI-GAS [diakses tanggal 30
Agustus 2014]

40)

Firdaus,

M.

Yusuf.

2011.

Absorbsi.

[Online]

http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2011/10/23/dasar-dasarabsorpsi/ [diakses tanggal 30 Agustus 2014]


41)

Ningtyas, Rizky Siswi. 2012. Laporan Pendahuluan WW. [Online]


http://www.scribd.com/doc/109891021/Laporan-Pendahuluan-WW
[diakses tanggal 29 Agustus 2014]

42)

Rustamaji.

Heri.

2011.

Tinggi

Packed

Column.

http://herirustamaji.files.wordpress.com/2011/12/pap_31.pdf

[Online]
[diakses

tanggal 30 Agustus 2014]


43)

Sucitro,

Ade.

2014.

Absorpsi

Weted

Wall.

[Online]

http://rumahdukasi.blogspot.com/2014/02/absorpsi-weted-wall.html
[diakses tanggal 29 Agustus 2014]
44)

Suprapto,

Hasan.

2013.

Absorpsi.

[Online]

http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/absorpsi.html [diakses tanggal


29 Agustus 2014]
45)

Tiawarman,

Anggi

Yudi.

2013.

Absorpsi.

[Online]

http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/absorpsi.html [diakses tanggal


29 Agustus 2014]
46)

Verdian, Malik. 2011. Penyusunan Packing Tower. [Online] http://mvfprocessengineer.blogspot.com/2011/02/packedtower.html

[diakses

30

Agustus 2014]
47)

Zahra,

Amanda.

2010.

Packing

Tower.

[Online]

http://id.scribd.com/doc/55181922/Packed-Tower [diakses 30 Agustus


2014
48)

18

Anda mungkin juga menyukai