DIABETES MELITUS
MAKALAH
oleh:
Kelompok 5
MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Kep. Maternitas dengan dosen pengampu:
Ns.John Hafan Sutawardana, M.Kep.,Sp.Kep.MB
oleh:
Kelompok 5
Yunizar Firda A
NIM 142310101011
NurilFauziah
NIM 142310101103
Depi Lestari
NIM 142310101106
KATA PENGANTAR
Pujisyukurkehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Diabetes Melitus.Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal. Penyusunan makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Ketua Program Studi Ilmu Keperawata Universitas Jember yang telah
memberikan saran dan prasarana kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tuga sini dengan baik dan benar serta tepat pada waktunya.
2. Ns. Jon Hafan S,M.kep., Sp.Kep. MB selaku dosen pengampu dan juga
sebagai dosen penanggungjawab matakuliah Keperawatan Maternitas yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis juga menerima segala bentuk kritikdan saran dari semua pihak
demi kesempurnaa nmakalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB. 1 PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latarbelakang.............................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................1
1.3 Implikasikeperawatan................................................................2
BAB. 2 TINJAUAN TEORI.........................................................................3
2.1 Definisi.........................................................................................3
2.2 Epidemiologi................................................................................4
2.3 Etiologi.........................................................................................5
2.4 Tanda dan Gejala........................................................................7
2.5 Patofisiologi dan Pathways........................................................8
2.6 Komplikasi dan Prognosis........................................................11
2.7 Pemeriksaan Penunjang...........................................................12
2.8 Penatalaksanaan Medis............................................................15
2.9 Penatalaksanaan Non Medis ...................................................16
BAB. 3 ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................19
3.1 Pengkajian.................................................................................19
3.2 Diagnosa.....................................................................................39
3.3 Perencanaan..............................................................................41
3.4 Pelaksanaan...............................................................................51
3.5 Evaluasi......................................................................................56
BAB. 4 PENUTUP......................................................................................60
4.1 Kesimpulan............................................................................................60
4.2 Saran......................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
BAB. 1 Pendahuluan
1.1 Latarbelakang
Diabet mellitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu
penyakit menahun yang di tandai dengan kadar glukosa darah ( gula darah)
melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200
mg/dl.
Diagnosa khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat keluhan khas
DM yaitu : poliuria ( banyak kencing ), polidipsia ( banyak minum ), polifagia
( banyak makan ), dan penurunan berat badan, dan ada beberapa keluhan yang
lain yaitu kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensia pada pria, prioritis
vulva pada wanita. Bagi penderita diabetes kadar glukosa dalam darah
meningkat, kelebihan glukosa tersebut akan dikeluarkan melalui urin,
sehingga terjadilah glukosuria atau adanya glukosa dalam urin, dan pada
orang yang normal glukosaria tidak terjadi.
Dan penderita diabetes di Indonesia sendiri sangat tinggi menurut surve
ADA 2012 adalah 137 orang, itu adalah jumlah penderita yang sudah di
nyatakan diabetes dan masih banyak yang memiliki potensi diabetes dengan
jumlah yang sangat tinggi pula. Dan melihat kondisi seperti itu perlu
dilakukan pencegahan untuk menindaklanjuti masalah tersebut. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pencegahan secara dini agar tidak terjadi panambahan
jumlah penderita diabetes di masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
penderita diabetes melitus
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui seperti apa penyakit diabetes melitus
2. Untuk mengetahau bagaimana karakteristik penyakit diabetes melitus
melitus
diidentikkan
menurun.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti sering makan makanan cepat saji
atau makan melebihi kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat
meningkatkan resiko DM. Pankreas memiliki batas sekresi insulin,
makan apabila tidak diimbangi dengan sekresi insulin yang cukup dapat
menyebabkan meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh.
6. Kurang aktivitas fisik
Latihan jasmani bertujuan untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti : jalan
kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
7. Riwayat diabetes kehamilan
Mengalami diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi yang
beratnya lebih dari 4 kg akan meningkatkan resiko DM.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ulkus pada DM:
a. Neuropati diabetik
Adalah suatu kelainan syaraf pada penderita DM akibat tingginya kadar
gula dalam darah. Akibatnya penderita DM kehilangan keampuan untuk
merasaan nyeri pada kaki, sehingga apabila penderita mengalami luka
pada kaki tidak akan terasa.
b. Angiopati diabetik
Adalah penyempitan pada
pembuluh
darah
dan
mudah
terjadi
karena
peradangan.
Proses
mikroangiopati
dapat
menyebabkan
Pain (nyeri)
Pale (pucat)
Parathesia (kesemutan)
Pulseless (nadi lemah / hilang)
Paralysis (lumpuh)
kesemutan
b. Stadium II
c. Stadium III
d. Stadium IV
poliuri,
polidipsi, luka yang tidak kunjung sembuh, dan pandangan kabur apabila
kadar gula darah terlalu tinggi.
10
Clinical pathway
Reaksi autoimun
Hiperglikemia
ginjal x mampu
menyerap glukosa
lebih
Glukosuria
Pembatasan
Diet
Intake tidak
adekuat
Gx.
Metabolisme
Badan keton
Energi
Ketoasidosis
Mudah letih
Reaksi intrasel
Inefektif insulin
Mual muntah
Intolerans
i aktivitas
Ekskresi cairan
dan elektrolit
Poliuria
Retensi insulin
& gangguan
sekresi insulin
Nutrisi kurang
dari
kebutuhantub
Hipersekresi
insulin
Intoleransi
glukosa
Dehidrasi
Penyembuhan
luka mjd lama
Polidipsi
Media tumbuh
mikroorganisme
Kekurangan
volumecairan
Nanah
Infeksi
Kerusakan
integritas jaringan
10
Inflamasi
Nyeriakut
Tidak dirawat
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes melitus menurut IDF (2015) dan ADA (2015) :
1. Penyakit jantung
DM dapat mempengaruhi jantung dan pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung dan stroke. Penyakit
jantung menjadi penyebab kematian paling umum pada pasien dengan
DM.
2. Penyakit ginjal (nefropati)
Karena kerusakan pembuluh darah kecil yang menyebabkan aliran darah
ke ginjal terganggu. Keadaan ini umum terjadi pada pasien DM.
3. Penyakit pada saraf (neuropati)
Tingginya kadar gula darah dan tekanan darah dapat menyebabkan
kerusakan saraf di seluruh tubuh, terutama adalah daerah ekstremitas
khususnya kaki. Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, dan
mati rasa. Kemampuan merasakan sakit dan nyeri sangatlah penting untuk
mengindikasi terjadinya luka.
4. Penyakit pada mata (retinopati)
Tingginya kadar gula darah dan tekanna darah secara konsisten adalah
penyebab utama retinopati. Banyak penderita DM yang mengalami
retinopati. Namun hal ini dapat dikontrol dengan cara rajin melakukan
pemeriksaan mata dan menjaga kadar gula darah serta tekanan darah
dalam batas yang normal.
5. Komplikasi kehamilan
Wanita hamil dengan semua jenis diabetes selama kehamilan memiliki
resiko komplikasi jika tidak berhati-hati untuk menjaga kadar gula darah
dan tekanan darah dalam batas normal. Glukosa yang tinggi dalam darah
beresiko menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang
lebih.
6. Ketoasidosis diabetik (KAD)
Adalah suatu keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemi, asidosis dan ketosis yang disebabkan oleh difisiensi insulin
absolut yang relatif. Akibat diuresis osmoyik, KAD biasanya mengalami
dehidrasi yang berat bahkan dapat menyebabkan syok.
7. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketolik (HONK)
11
Grade 0 : tidak terdapat lesi terbuka dan kulit masih terlihat utuh
Grade 1 : terdapat ulkus superfisial pada kulit namun terbatas
Grade 2 : terdapat ulkus yang menembus sampai tendon dan tulang
Grade 3 : terjadi abses dalam dengan atau tanpa osteomielitis
Grade 4 : terjadi gangren pada bagian distal kaki, dengan atau tanpa
selulitis
f. Grade 5 : terjadi gangren pada sebagian atau seluruh kaki
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara
lain:
2.7.1 Pemeriksaan elektrolit
Elektrolit yang didapatkan pada penderita diabetes mellitus bisa
kurang maupun lebih dari kadar normal. Normalnya elektrolit pada
tubuh adalah sebagai berikut :
a. Kalium : 3,6-5,6mEg/l
b. Natrium : 137-145mEq/l
c. Klorida : 98-107mEg/l
2.7.2 Pemeriksaan hematologi
a. Laju endap darah (LED)
Normalnya LED pada pria antara 0 15 mm/jam dan pada wanita
antara 0 20 mm/jam. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya
akan meningkat.
b. Hemoglobin
Normalnya Hb pada pria antara 13,0 16,0 dan pada wanita antara
12,0 14,0. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan
menurun.
c. Leukosit
12
dimana
pasien
sebelum
melakukan
e) Limfosit : 25 40 %
f) Monosit : 3 7 %
2.7.5
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan HbA1c
Kadar HbA1c merupakan kontrol glukosa jangka panjang,
Baik
2,5-6,0%
Sedang
6,1-8,00%
Buruk
>8,00%
14
di
hati,
meningkatkan
afinitas
reseptor
insulin,
15
stress akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan ideal
dikali kebutuhan kalori basal ( 30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg
BB untuk wanita). Kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori untuk
aktifitas, koreksi status gizi, dan kalori yang diperlukan untuk menghadapi
stress akut sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya kebutuhan kalori pada
diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat memenuhi
kebutuhan
untuk
aktifitas
baik
fisik
maupun
psikis
dan
untuk
Siang
Nasi
Malam
Nasi
kacang
Semur daging
Pepes ikan
Telur rebus
Tempe goreng
Tumis kangkung
Jeruk
Apel
16
B. Aktivitas Fsik
Menurut PERKENI (2006) kegiatan jasmani dan latihan jasmani
dilakukan secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit),
17
I.
: Tn. G
No. RM : 388-36-
XX
II.
: 21 Mei 1975
Umur
: 38 Tahun
Jenis kelamin
:Laki-laki
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
:Pegawai Swasta
Agama / Suku
:Kong Hu Cu
Status perkawinan
:Menikah
Tanggal MRS
: 16-10-2013
Diagnosa Medis
: DM Tipe II + Hemofili B
18
Klien
Sumber Lain
Masalah keperawatan:
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
sejak 3 minggu sebelum MRS, pasien mengeluhkan luka di kaki kiri, yang
tampak bengkak dan terasa nyeri. Luka diawali dengan tumbuhnya bisul
yang semakin lama semakin besar kemudian menjadi bengkak terasa nyeri
dan muncul nanah. Klien berobat ke RS Karyta Bhakti sempat dirawat di
HCU, kemudian di rujuk di RSCM yang kemudian direncanakan operasi
namun karena keterbatasan biaya klien memutuskan untuk dibawa pulang
untuk mengurus surat jaminan kesehatan daerah. Setelah selesai mengurus
surat, klien kembali berobat. Setelah diketahui klien menderita hemofili B
yang dideritanya sejak berumur 5 tahun. Saat itu klien pernah terjatuh dan
mengalami benturan pada pelipis sebelah kanan yang mana mengalami
perdarahan yang tak kunjung berhenti. Klien sering kontrol ke poli
hemofili anak hingga usia 9 tahun lalu klien tidak pernah kontrol kembali.
Pasien tidak mengetahui dirinya menderita DM, saat di IGD kadar gula
darah klien di cek dengan nilai 400 mg/dl. Kemudian klien mengatakan
memang akhir-akhir ini sering memiliki keluhan 3P; sering kecing, sering
merasa haus dan minum banyak dan terasa sering lapar.
III.
b.
Kecelakaan : -
19
c.
d.
Operasi :
Obat
:-
b.
Makanan
:-
Nama obat
b.
Lama :
20
V.
Kebersihan
: bersih
2.
Polusi
: minimal
3.
4.
Lain-lain deskripsikan:
Masalah keperawatan:
VI.
Pola nutrisi :
a.
Makan
Sebelum MRS
Pantangan makanan :
[ ] kurang,
alasan :
b.
] Kg
Minum
21
c.
Jenis minuman :
Lainnya/deskripsikan:
Saat MRS
a. Makan
Frekuensi makan :
Jenis makanan :
Pantangan makanan :
[ ] kurang,
alasan :
] Kg
b. Minum
Masalah keperawatan:
2. Pola Eliminasi:
Sebelum MRS
a.
: 1x dalam sehari
22
b.
c.
Waktu
Warna
: kuning
Konsistensi
: lembek
Kesulitan
:-
Warna
:kuning/jernih
Bau
Kesulitan
Lain-lain deskripsikan:
Saat MRS
Buang air besar
Frekuensi
: 1x dalam sehari
Waktu
Warna
: kuning
Konsistensi
: lembek
Kesulitan
:-
Warna
:kuning/jernih
Bau
Kesulitan
:
23
Lain-lain deskripsikan:
Masalah keperawatan:
3. Pola tidur dan istirahat
Sebelum MRS
a. Waktu tidur (jam) : pukul 21.00- 05.00
b. Lama tidur /hari : 8 jam
c. Kualitas tidur
a. Alasan :
d. Kebiasaan saat tidur
e. Kesulitan tidur
f. Lain-lain deskripsikan:
Saat MRS
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Masalah keperawatan:
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan : duduk di depan komputer
b. Olah raga :
Jenis
Frekuensi
Masalah keperawatan:
Pola personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi : 2x sehari
Tempat :
b. Cuci rambut
Masalah keperawatan:
6.Pola seksual : terganggu karena bed rest dan ketergantungan parsial
Masalah keperawatan:
VII.
Aspek Psikososial
Alat
bantu
yang
digunakan
[ ] kaca mata
[ ] alat bantu pendengaran
[ ] lainnya
b.
Kesulitan
dialami:
[ ] menurunnya sensitifitas terhadap sakit
25
yang
Lain-lain
deskripsikan: pandangan kabur karena stadium ringan
Masalah keperawatan:
8. Persepsi diri
a. Hal yang dipikirkan saat ini: penyakit yang diderita saat ini sebagai
suatu cobaan dan tidak akan pernah putus asa
b. Harapan
setelah
menjalani
perawatan:
klien
percaya
bahwa
Bicara
[ v ] jelas
[ ] relevan
[ ] mampu mengekspresikan
[ ] mampu mengerti orang lain
Bahasa utama / bahasa sehari-hari
b.
: bahasa indonesia
Tempat tinggal
[ ] sendiri
[ ] bersama orang lain;
c.
Kehidupan keluarga
26
: sunda
: ayah/klien
: baik
: baik
terganggu karena klien sedang bed rest dan salah satu kaki di amputasi
d.
Lain-lain
deskripsikan:
Masalah keperawatan:
10. Pertahanan koping
Pengambilan keputusan
[ v ] sendiri
[ ] dibantu orang lain, sebutkan
Pengkajian Fisik
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
TD
: 160/90 mmHg
Nadi
: 104x/menit
Suhu
: 37 C
RR
: 18x/menit
BB/ TB
: 65 kg / 167 cm
Head to toe
1. Kepala :
- Mata : konjungtiva tidak anemis, pengelihatan berkurang, mata kanan
-
Data Laboratorium
17- Angka
11-2012
normal
7.384
36.2
89.9
23.8
97.5
7,35 - 7,45
35 - 4 5
85 - 95
21 - 25
94-100
gas
darah
Ph
pCO2
pO2
HCO3
SaO2
mmHg
mmHg
mmol/L
%
Pengkajian PEDIS
Tgl
Nilai normal
Hemoglobi
20-12-2012
10,7
12 18 g/dL
n (Hgb)
Hematocrit
31,6
40% 50%
29
(Hct)
Eritrosit
3,75
Leucosit
11.970
Trombosit
342.000
MCV
84,3
MCH
28,5
MCHC
33,9
Variasi Nilai GDKH = 201 428
ENDOKRIN
Pemeriksa
Tgl
Nilai
an Lab
17-12-
normal
SGOT
SGPT
Albumin
2012
19
16
2.07
10 35
10 36
3.4-4.5
Satuan
H/ L
U/L
U/L
g/dl
URINE
Komponen
Warna
Kejernihan
Leukosit
Eritrosit
Kristal
Jamur
2012
Kuning
jernih
16-17
13-14
-
Komponen
Natrium
Kalium
Klorida
Kreatinin
serum
Blood
K uning
Jernih
16 18
12 14
/LPB
/LPB
Tgl 20-12-2012
140
3.13
100,5
1.20
urea 34
Normal
Normal
132 147
3,3 5,4
94 111
0,5 1,5
Satuan
mEq/L
mEq/L
mEq/L
mg/dl
20 40
mg/dl
8.8-10.2
mg/dl
nitrogen
(BUN)
Kalsium darah 6,8
30
Magnesium
CCT
1,40
67
1.70-2.50
61-120
Mg/dl
ml/mnt
Pemeriksaan Penunjang
Pengakjian PEDIS
P: penyakit arteri pedis tapi tidak kritis. Nilai ABI: pada kaki kiri 0,86 (batas
normal: 0,9-1,3)
E: 8x1 cm
D: ulkus Dermis
I: infeksi hanya pada jaringan kulit dan jaringan subkutan
S: sensitibilitas menurun
Hasil EKG tgl 15-12-2012
Hasil Rongten tgl 15-12-2012: terdapatfibroinfiltrat paru kanan atas dan infiltrate
pada kiri atas.
Pemeriksaan Penunjang Luka
Komponen
Trombosit
Tgl 24-09-2012
342.000
Satuan
10^3/
Normal
150
Leukosit
11.970
L
10^3/
400
8 10
0,3
2,2
75
16,3
6,2
115
L
%
%
%
%
%
mm
01
13
52 76
20 40
28
0 20
Basofil
Eosinofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Laju
Endap
Darah
31
No.
Data penunjang
1.
Etiologi
Hiperglikemia
Masalah
Nyeri akut
Neuropati perifer
terasa nyeri
Do :
P: penyebab nyeri
Luka di kaki
tersebut karena
Inflamasi
adanya proses
inflamasi
Q : nyeri hilang
Nyeri akut
timbul seperti
berdenyut-denyut
R: kaki kiri
S: skala 5
T: nyeri terus
menerus tanpa ada
jeda
2.
DS :
-
Hiperglikemi
jaringan
Infeksi
Pasien mengatakan
awalnya tumbuh bisul
Nanah
Kerusakan integritas
32
3.
granullasi 80%
Ds :
-
Intoleransi aktivitas
dimetabolisme
Klien mengatakan
Energi menurun
badannya terasa
lemas
Lemah
Do :
Mudah letih
KU tampak lemah
Kaki pasien di
Intoleransi aktivitas
amputasi
4.
DS :
-
Luka bisul
Bengkak
sejak 3 minggu
33
Defisit pengetauan
mengeluhkan luka di
kaki kiri, yang
Tanpa penanganan
Defisit pengetahuan
DO :
-
Pasien tidak
mengetahui dirinya
menderita DM, saat
di IGD kadar gula
darah klien di cek
dengan nilai 400
mg/dl. Kemudian
klien mengatakan
memang
DS :-
34
Hambatan Mobilitas
DO :
Fisik
Proses penyembuhan
Kebutuhan ADL
Turunnya kemampuan
aktivitas mandiri
bungsunya dan
perawat, Klien dalam
tingkat
ketergantunganpartial
-
,
Untuk memenuhi
kebutuhan makan
minum, duduk dan
ambulasi dibantu
oleh anaknya.
Klien juga
mengalami
keterbatasan dalam
berdiri dan aktivitas
berjalan
pada ekstremitas
bawah didapatkan
luka post amputasi 2
bulan yang lalu
dibawah lutut dengan
proses penyembuhan
luka memanjang
6
.
DS :
-
karena kondisinya,
dan tidak bisa
35
kembali normal
-
DO :
-
pada ekstremitas
bawah didapatkan
luka post amputasi 2
bulan yang lalu
dibawah lutut dengan
proses penyembuhan
luka memanjang
DS :
-
Kulit lembab
. Klien mengatakan
bau
rembesan cairan
Gatal-gatal
dan berbau
klien merasakan
gatal-gatal seluruh
tubuh
DO :
-
kelembapan kulit
baik dan tidak tampak
36
kering,
tangan kanan
terpasang heflock
37
selitar 3 cm. Gambaran prosentase luka nekrose 0%, slough 20% dan
granullasi 80%
2.
bungsunya
DO : pada ekstremitas bawah didapatkan luka post amputasi 2 bulan
yang lalu dibawah lutut dengan proses penyembuhan luka
memanjang
6. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa gatal dan luka yang
berbau di tandai dengan
DS :- Klien mengatakan pada luka terjadi rembesan cairan berwarna
coklat tua dan berbau
- klien merasakan gatal-gatal seluruh tubuh
3.3 Intervensi
No
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
1. nyeri akut a. kontrol terhadap nyeri
berhubunga b. tingkat nyeri
n
dengan Setelah
inflamasi
dilakukan
tindakan
yang
dialami
berkurang/menghilang,
pasien
dengan
kriteria hasil :
Intervensi
Pain Management:
1. Monitor rasa nyeri
dengan PQRST
2. Monitor TTV
3. Atur posisi pasien
senyaman mungkin
4. Lakukan tindakan
manajemen nyeri
(tehnik distraksi
dan relaksasi)
5. Kolaborasi dengan
tim kesehatan
lainnya mengenai
39
pemberian terapi
6. Berikan obat
melalui IV sebagai
pengurang rasa
nyeri
7. berikan
terapiantibiotic, bila
120/80 mmHg;
diperlukan
gangguan tidur
1. Integritas jaringan
Integritas
2. Perawatan diri
kulit
3.Penyembuhan luka
Asessment
1.Monitor TTV : TD,
RR, N, dan S
berhubunga
n
dengan Setelah
dilakukan
3x24
jam
perawatan
adanya
selama
kerusakan
nanah
eksudat, termasuk
rubor, fungsiolesa)
kekentalan, warna
tidaknya granulasi
atau epitelialisasi,
ada atau tidaknya
jaringan nekrotik.
4.Deskripsikan warna,
bau dan banyaknya,
ada atau
tidaknyatanda-tanda
infeksi luka setempat
40
41
2. Konsultasikan pada
dokter tentang
implementasi
pemberian makanan
dan nutrisi enteral
atau parenteral untuk
meningkatkan
potensi
3. Intoleransi
penyembuhan luka
NIC
NOC
aktivitas
Energy conservation
Activity Therapy
berhubunga
Activity tolerance
4. Kolaborasikan
dengan
dengan
menurunny
a
tenaga
Rehabilitasi Medik
jumlah Setelah
dilakukan
perawatan
dalam
energi
merencanakan
akibat
program
proses
yang tepat.
metabolism 1.
e
Berpartisipa
mengidentifikasi
disertai
aktivitas
peningkatan
tekanan
yang
mampu dilakukan
Mampu
terapi
6. Bantu
memilih
untuk
aktivitas
konsisten
sesuai
vital normal
4.
Mampu
kemampuan
psikologis
bantuan alat
sosial
5.
Sirkulasi
status baik
6.
Status
42
7. Bantu
yang
dengan
fisik,
dan
untuk
mengidentifikasi
dan
mendapatkan
ventilasi adekuat
sumber
diperlukan
aktivitas
yang
untuk
yang
diinginkan
8. Bantu
untuk
mendapatakan alat
bantuan
aktivitas
untuk
mengidentifikasi
aktivitas
yang
disukai
10. Bantu klien untuk
mebuat
jadwal
latihan
diwaktu
luang
11. Bantu pasien atau
keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
12. Sediakan penguatan
positif bagi yang
aktif beraktivitas
13. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
14. Monitor
respon
43
dan spiritual
4. Defisit
NOC
NIC
pengetahua
n
1. Knowledge
yang
berhubunga
n
disease
disease process
process
dengan
Teaching:
2. Knowledge
ketidak
health
tahuanpera
behavior
watan luka
1. Berikan
penilaian
tentang
tingkat
pengetahuan pasien
tentang
proses
penyakit
Setelah
dilakukan
selama
1x24
perawatan
jam
yang
spesifik
defisit 2. Jelaskan
patofisiologi
dari
kriteria hasil:
penyakit
dan
1.
Pasie
berhubungan
dengan
dan
pengobatan
2.
Pasie
n
dan
keluarga
anatomi
fisiologi,
tepat
mampu 3. Gambarkan
tanda
dan
3.
Pasie
n
dan
keluarga
mampu
gejala
penyakit,
yang
dengam
perawat/tim
kesehatan lainnya
penyakit,
dengan
44
dengan
dengan
bagi
keluarga informasi
tentang
kemajuan
5 Hambatan
NOC
. mobilitas
berhubunga
1
2
3
4
n dengan
Setelah
ekstremitas
selama
bawah
mobilitas
bagian
fisik
kakan yang
Exercise therapy:
ambulation
15. Monitoring vital
perawatan
sign
hambatan
sebelum/sesudah
jam
pasien
dapat
aktivitas fisik
Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan perasaan
di amputasi
atau
dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan
4
berpindah
Memperagakan penggunaan
alat
Bantu untuk mobilisasi
(walker)
45
berhubunga
n
jika diperlukan
NIC
NOC
Body
2. Self esteem
image
enhancement
dengan
hilangnya
Setelah
dilakukan
ekstreitas
respon
bawah
terhadap tubuhnya
46
perawatan
dan
non
verbal
klien
bagian
kanan
2. Monitor frekuensi
mengkritik dirinya
mengidentifikasikan
3. Jelaskan
kekuatan personal
tentang
pengobatan,
perawatan,
kemajuan
interaksi
sosial
dan
prognosis penyakit
4. Dorong
klien
mengungkapkan
perasaannya
5. Identifikasi
arti
pengurangan
melalui pemakaian
alat bantu
6. Fasilitasi
dengan
kontak
individu
lain
dalam
kelompok kecil
7 Gangguan
NOC
NIC
. rasa
Ansiety
Fear leavel
nyaman
Sleep deprivation
berhubunga 31. Comfort, readines, for
Anxyety Reduction
n dengan
1. Menggunakan
enhanced
dilakukan
(penurunan
kecemasan)
rasa gatal
Setelah
perawatan
pendekatan yang
dan luka
yang
menenangkan
2. nyatakan dengan
berbau
kriteria hasil:
jelas harapan
1.
Mampu
mengontrol kecemasan
2.
Status
lingkungan yang nyaman
3.
Kualitas
47
terhadap perilaku
pasien
3. jelaskan semua
prosedur dan apa
yang dirasakan
4.
terhadap pengobatan
5.
Dapat
mengontrol kekuatan
6.
mengontrol
nyeri
selama prosedur
4. temani pasien untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
5. pahami prespektif
pasien terhadap
situasi stres
6. identifikasi tingkat
kecemasan\
7. dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan
persepsi
8. berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
environment
management confort
pain management
3.4 Implementasi
NO
1.
Diagnosa
nyeri akut berhubungan
dengan inflamasi
Implementasi
Pain Management:
1.
2.
3.
4.
48
6.
7.
2.
kerusakan
kulit
diperlukan
Integritas Asessment
berhubungan
Intoleransi
berhubungan
dengan 1. Mengkolaborasikan
menurunnya
jumlah
energi
proses
akibat
metabolisme
tenaga
untuk
memilih
aktivitas
yang
sesuai
dengan
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Menyediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
10. Membantu
pasien
mengembangkan
untuk
motivasi
diri
dan
penguatan
11. Memonitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
4
Defisit
yang
dengan
ketidak
tahuanperawatan luka
pengetahuan
pasien
tentang
proses
proses
penyakit,
kemungkinan
51
dengan
terapi
atau
penanganan
mobilitas Exercise therapy: ambulation
Hambatan
fisik
pilihan
6.
Gangguan
berhubungan
hilangnya
citra
diperlukan
diri Body image enhancement
dengan
ekstreitas
52
tentang
pengobatan,
klien
mengungkapkan
perasaannya
5. Mengidentifikasi
arti
pengurangan
dengan
menenangkan
2. Menyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
4. Menemani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
5. Memahami prespektif pasien terhadap
situasi stres
6. Mengidentifikasi tingkat kecemasan\
7. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan
persepsi
8. Memberikan obat untuk mengurangi
kecemasan
3.5 Evaluasi
NO
1.
Masalah
nyeri akut berhubungan dengan
inflamasi
Evaluasi
S: pasien mengatakan Pasien
mengeluh luka di kaki kiri, tampak
bengkak dan nyeri sudah berkurang
O:
P: penyebab nyeri tersebut karena
adanya proses inflamasi
53
2.
kerusakan
Integritas
berdenyut-denyut
R: kaki kiri
S: skala dari 5 ke 3
T: nyeri terus menerus tanpa ada jeda
A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
S : pasien mengatakan Pasien
kulit
nanah
3.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
dengan sendiri
4.
tahuanperawatan luka
5.
54
berhubungan dengan
6.
7.
Gangguan
rasa
survive
nyaman S : pasien mengatakan luka di kakinya sudah
55
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DM adalah suatu penyakit menahun yang terjadia kibat tubuh tidak
mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup maupun tidak
dapat mengguanakan insulin dengan efektif. Penderita DM tidakdapat
mengabsorbsi glukosa dan menyalurkan hasil ke sirkulasi darah. Keadaan
ini disebut dengan hiperglikemia yang apabila dalam waktu lama dapat
menyebabkan kerusakan jaringan tubuh.kerusakan ini mengakibatkan
komplikasi dan ketidakseimbangan dalam tubuh.
4.2 Saran
Penulis
mahasiswa
Keperawatan
berharap
dapat
dengan
dengan
makalah
mengerti
DM,
dan
ini,
bagaimana
paham
semoga
asuhan
bagaimana
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, dkk. 2009. Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Borley, Neil & Grace, Pierce. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikan Bedah ed.8.
Jakarta: EGC.
Doenges, E.M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan ed.3. Jakarta: EGC.
NANDA Internasional. 2015. Nursing: Definition and Classification 2015-2017.
USA: Willey Black Publcation
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes: Neurologi ed.8. Jakarta: Erlangga.
Lanywati, Endang. 2011. Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis.Yogyakarta:
Kanisius.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,
Menanggualangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medik.
Sustrani, dkk. 2006. Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sutedjo, A.Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Melitus Berusia Panjang.
Yogyakarta: Kanisius.
Tapan, Erik. 2005. Penyakit Degeneratif. Jakarta: Elex Media Komputindo.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31529/4/Chapter%20II.pdf
(diakses 8 Mei 2016 pukul 10.13)
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/02.%20Perawatan%20Ulkus%20Diabetes.pdf
(diakses 8 Mei 2016 pukul 10.15)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-nurulagriy-5372-2babiir-1.pdf (diakses 8 Mei 2016 pukul 10.45)