Anda di halaman 1dari 3

Disusun Oleh :

Adilah Salamatunnisa
1543050043

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2016
Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang bekerja tanpa mengikuti k
ehendak kita. Misalnya detak jantung, mata berkedip, kesadaran, pernafasan maupu
n pencernaan makanan. Menurut fungsinya susunan saraf otonom dibagi menjadi 2 ba
gian, antara lain:
1. Susunan saraf simpatis (adrenergik dan adrenolitik)
2. Susunan saraf parasimpatis (kolinergik dan anti kolinergik)
Rangsangan dari susunan saraf pusat untuk sampai ke ganglion efektor mem
erlukan suatu penghantar yang disebut transmitter neurohormon atau neurotransmit
ter.
Prinsip perangsang Sistem Saraf Otonom yaitu bila rangsangan tersebut be
rasal dari saraf simpatis maka neurohormon yang bekerja adalah noradrenalin (adr
enalin) atau norepinephrin (epinefrin). Sebaliknya apabila rangsangan tersebut b
erasal dari saraf parasimpatis, maka yang neurohormon yang bekerja adalah asetil
kolin.
Obat-obat otonom bekerja mempengaruhi penerusan impuls dalam susunan sar
af otonom dengan jalan mengganggu sintesa, penimbunan, pembebasan atau penguraia
n neurohormon tersebut dan khasiatnya atas reseptor spesifik.
Berdasarkan khasiatnya obat-obat saraf otonom dibagi menjadi :
1. Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatis :
a. Simpatomimetik/adrenergik, yaitu obat yang meniru efek perangsangan d
ari saraf simpatis (oleh noradrenalin), contohnya efedrin, isoprenalin, dll
b. Simpatolitik/adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek bila saraf para
simpatis ditekan atau melawan efek adrenergik, contohnya alkaloida sekale, propa
nolol, dll
2. Obat yang berkhasiat terhadap saraf parasimpatis :
a. Parasimpatomimetik/kolinergik, yaitu obat yang meniru perangsangan da
ri saraf parasimpatis oleh asetilkolin, contohnya pilokarpin dan fisostigmin.
b. Parasimpatolitik/anti kolinergik, yaitu obat yang meniru bila saraf p
arasimpatis ditekan atau melawan efek kolinergik, contohnya alkaloida belladonna
.
Fungsi saraf simpatis yaitu:

1. Mempercepat denyut jantung


2. Memperlambat proses pencernaan
3. Memperkecil diameter pembuluh arteri
4. Memperbesar pupil
5. Memperkecil bronkus
6. Mengembangkan kantung kemih.
Pada fungsi saraf parasimpatis kebalikannya dari fungsi saraf simpatis.
A. Saraf Simpatis
1. Adrenergik (simpatomimetik)
Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari organ ujung
adrenergik dibagi menjadi reseptor alfa dan beta, dan berdasarkan efek fisiolog
isnya dibagi menjadi alfa-1, alfa-2, serta beta-1, dan beta-2. Pada umumnya stim
ulasi pada reseptor menghasilkan efek-efek sebagai berikut:
- Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor seperti otot polos (vasokontriksi) da
n sel-sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
- Alfa-2, menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik dengan e
fek turunnya tekanan darah (hipertensi).
- Beta-1, memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.
- Beta-2, bronkodilatasi (melebarkan batang tenggorokan/asma), dan stimulasi met
abolisme glikogen dan lemak (obesitas).
Penggunaan obat-obat adrenergik, antara lain:
- Shock, dengan memperkuat kerja jantung (B1), dan melawan hipotensi (a), contoh
nya adrenalin dan noradrenalin.
- Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (B2), contohnya salbutamol dan turunannya
, adrenalin dan efedrin.
- Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (a2), contohnya metildopa dan klonidin.
- Vasodilator perifer/varises, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis
dan paha (claudicatio intermitens).
- Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir yang bengkak yang disebabkan
alergi atau virus (a) contohnya imidazolin, efedrin, dan adrenalin.
- Midriatikum, dengan memperlebar pupil mata (a), contohnya fenilfrin dan nafazo
lin.
- Anoreksans, dengan mengurangi nafsu makan pada obesitas (B2), contohnya fenflu
ramin dan mazindol.
- Penghambat his dan nyeri haid (dismenore) dengan relaksasi pada otot rahim (B2
), contohnya isoxuprin dan ritordin.
Amfetamin adalah kelompok amin simpatomimetik yang berkhasiat bronkodila
tasi lemah. Memiliki khasiat kuat terhadap SSP terutama merangsang pusat pernafa
san dengan meningkatkan kecepatan dan volume nafas. Digolongkan dalam psikostimu
lansia yaitu obat-obat yang merangsang aktivitas fisik dan mental, berupa :
- mempertinggi inisiatif dan kelincahan
- memperbesar prestasi dan kepercayaan diri serta daya konsentrasi
- hilangnya rasa mengantuk dan lelah
- dapat menimbulkan efek euforia atau rasa nyaman dan bersifat adiksi
- menekan nafsu makan atau anoreksansia atau anti obesitas dan anti dotum pada i
ntoksikasi obat tidur.
Adanya sifat adiktif dan euforia menyebabkan penyalahgunaan obat atau dr
ug abuse terutama untuk meningkatkan prestasi dalam dunia olahraga (dopping). Ef
ek samping obat tersebut adalah mulut kering, gelisah, sakit kepala, dan tidak b
isa tidur, sedangkan pada dosis tinggi dapat timbul rasa lelah, depresi, halusin
asi, dan tekanan darah naik.
2. Adrenolitik (simpatolitik)
Berdasarkan mekanisme kerjanya pada adrenoreseptor dapat digolongkan:
- Alfa Bloker, yaitu zat-zat yang memblokir dan menduduki reseptor alfa sehingga
melawan vasokontriksi perifer yang disebabkan nordrenalin. Efek utamanya adalah
vasodilatasi perifer dan digunakan pada gangguan sirkulasi untuk memperlancar d

arah di bagian kulit. Contohnya derivat imidazolin (tolazin, fentolamin), deriva


t haloalkilamin (dibenamin, fenoksi-benzamin), alkaloida secale (ergotamin, ergo
toksin, dll), prazosin, tetrazosin, dan yohimbin.
- Beta Bloker, zat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga melawan efek stimul
asi noradrenalin pada jantung dan efek bronkodilatasinya. Digunakan pada pengoba
tan gangguan jantung (angina pectoris dan aritmia), hipertensi dan meringankan k
epekaan jantung oleh rangsangan stress, emosional dan kerja berat. contohnya, pr
opanolol dan turunannya.
- Penghambat neuron-neuron adrenergik post ganglion, yaitu bekerja terhadap neur
on-neuron post ganglion adrenergik dengan mencegah pembentukan atau pembebasan n
eurohormon. Efeknya dilatasi otot-otot polos dari dinding pembuluh darah dan tur
unnya tekanan darah. contoh : derivat guanidin (guanetidin) khusus digunakan pad
a jenis glaukoma tertentu.
http://dokumen.tips/documents/farmakologi-i-obat-obat-sistem-syaraf-otonomppt.ht
ml

Anda mungkin juga menyukai