Anda di halaman 1dari 5

1.

Bercocok tanam
Mata pencarian pokok dari orang Bali adalah bertani. Dapat dikatakan 70%
dari mereka berpenghidupan bercocok tanam, dan hanya 30% hidup dari
peternakan, berdagang, menjadi buruh, pegawai, dan lain-lain. Berhubung
dengan perbedaan-perbedaan lingkungan alam dan iklim diberbagai tempat
di Bali, maka terdapatlah perbedaan dalam pengolahan tanah untuk
bercocok tanam itu.
Di daerah Bali bagian utara, tanah dataran sedikit curah hujan, maka
dari itu bercocok tanam relatif lebihterbatas daripada di Bali bagian selatan.
Di samping bercocok tanam di sawah, di Bali bagian utara sebelah timur dan
sebelah baratnya ada usaha menanam buah-buahan ( jeruk ),palawija,
kelapa dan kopi ( di pegunungan ).
Kebun kopi rakyat menurut laporan Jawatan Pertanian meliputi daerah
luas 26.657Ha dan terutama terdapat di pegunungan daerah Buleleng
( Singaraja ) dan Tabanan. Kadangkala letaknya sangat tinggi dan sering
sukar didatangi. Ada dua jenis kopi yang ditanam, yaitu jenis Robusta dan
Arabika. Kedua-duanya diexpor baik keluar Bali maupun keluar negeri dan ini
tidak sedikit artinya bagi perekonomian rakyat. Dilihat dari segi hasilnya,
maka sesudah kopi, penghasilan kelapa merupakan hal yang penting. Luasluas kebun kelapa menurut Jawatan Pertanian meliputi daerah yang luasnya
6.650,50Ha. Kecuali untuk keperluan rakyat sendiri, kelapa juga diexpor.
Pohon-pohon kelapa kecuali di kebun-kebun atau diladang ditanam juga di
halaman

rumah-rumah.

Terutaman

di

daerah

pantai

banyak

orang

menananm pohon kelapa. Selain untuk membuat kopra, maka batok serta
serabut kelapa dipergunakan sebagai bahan untuk kerajinan rakyat. Adapun
hasil penanaman buah-buahan seperti jeruk ( terutama di Kabupaten
Buleleng ) serta salak ( di Karangasem ), diexpor keluar pulau, terutama ke
kota-kota besar di Jawa.
Di daerah Bali bagian selatan yang merupakan daerah dataran yang
lebih luas yang pada umumnya dengan curah hujan yang cukup baik,
penduduk terutama mengusahakan bercocok tanam disawah. Sedapat

mungkin apabila keadaan mengijinkan, maka penduduk berusaha terutama


bercocok tanam di sawah. Untuk kepentingan ini maka diperlukanlah
pengaturan air yang sebaik-baiknya. Berkembanglah atas usaha rakyat
sistem subak yang mengatur perairan dan penanaman di sawah-sawah.
Apabila air cukup, maka ditanamlah padi yang terus menerus, tanpa di
selingi oleh palawija ( sistem demikian yang di sebut di Bali tulak sumur ).
Sebaliknya pabila keadaan kurang cukup, maka diadakan giliran penanaman
padi dan palawija ( sistem ini di sebut sistem kertamasa ). Semua cara
tersebut di atur oleh organisasi pengairan rakyat, subak.
Subak mempunyai pengurus yang di kepalai oleh klian subak, anggota
serta bagian-bagian bawahan yang mengatur pengairan serta penanaman
pada wilayah ssawah tertentu. Di samping itu subak mempunyai juga aspek
keagamaan dan untuk ini mempunyai suatu sistem upacara-upacara serta
tempat pemujaan sendiri. Dalam hubungan dengan pemerintahan, subak
mengenal suatu sistem administrasi dari sedahan hingga sedahan-agung
pada tingkat kabupaten. Di daerah-daerah yang karena luas tanah pada
umumnya tidak mencukupi keperluan penduduk yang bertambah padat
dengan laju yang cepat, terdapat pula sistem penggarapan tanah yang
dikerjakan oleh buruh tani. Dahulu sebelum adanya undang-undang yang
mengatur hal ini, ada berbagai sistem bagi hasil antara pemilik tanah dan
penggarapnya. Di daerah yang airnya kurang atau yang mendapat air dari
hujan,

maka

ditanamlah

padi

gaga,

jagung,

kacang-kacangan

dan

sebagainya. Demikian keadaan makan penduduk Bali di berbagai daerah


berbeda-beda, ada yang makan beras tulen dan ada yang makan beras
campuran ( dengan jagung atau dengan ketela rambat, ialah cacah )
2. Peternakan
Kecuali bercocok tanam, berternak juga merupakan uasaha yang penting
dalam masyarakat pedesaan di Bali. Binatang peliaraan yang terutama
adalah babi dan sapi. Babi dipelihara terutama oleh kaum wanita biasanya
sebagai sambilan dalam kehidupan rumah tangga, sedangkan sapi untuk

sebagian dipergunakan dalam hubungan dengan pertanian, sebagai tenaga


pembantu di sawah atau di ladang, dan untuk sebagian dipelihara untuk
dagingnya. Ada juga babi dan sapi yang di export keluar negeri seperti ke
Hongkong dan Singapura. Boleh dikatakan bahwa setiap rumah tangga di
Bali memelihara babi sebagai sebagai sambilan, karena pengembiakannya
relatif lebih cepat dan lebih mudah daripada sapi. Sedangkan untuk
pemeliharaan sapi yang baik terdapat pada daerah-daerah tertentu di Bali,
yaitu menurut letaknya. Daerah yang baik adalah misalnya derah kecamatan
Penebel dan Marga ( Tabanan ), karena daerah-daerah tersebut bergununggunung dan mendapat hujan yang cukup, sehingga banyak tanah yang tidak
di pergunakan untuk usaha pertanian sehingga dapat dipakai untuk
memelihara rumput yang berguna bagi ternak. Di samping sapi dan babi,
ada juga dipelihara ternak kerbau, kuda, kambing, tetapi hasilnya relatif jauh
lebih sedikit.
3. Perikanan
Suatu mata pencaharian lain adalah perikanan, baik perikanan darat maupun
perikanan laut. Perikanan darat boleh dikatakan umumnya merupakan mata
pencaharian sambilan dari penanaman padi di sawah, terutama di daerahdaerah dengan cukup air, artinya air sepanjang masa itu ada. Jenis ikan yang
dipelihara adalah ikan mas, karper dan mujair.
4. Kerajinan
Di Bali terdapat pula cukup banyak industri dan kerajinan rumah tangga
usaha perseorangan,atau usaha setengah besar, yang meliputi kerajinan
pembuatan benda-benda anyaman, patung, kain tenun,benda-benda mas,
perak dan besi,perusahaan meesin-mesin, percetakan, pabrik kopi, pabrik
rokok, pabrik makanan kaleng, tekstil, pemintalan, dan lain-lain. Usaha
dalam bidang ini tentu memberikan lapangan kerja yang agak luas kepada
penduduk.

Oleh

karena

perdagangan

di

Bali

menarik

dalam

bidang

pemandangannya, aktivitas-aktivitas adat istiadat, upacara dan kesenian,


maka banyaklah wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri
mengunjungi

Bali.

Untuk

perusahaan-perusahaan

menunjang

seperti

kepariwisataan,

perhotelan,

taxi,

maka

travel

timbullah

bureau,

took

kesenian dan sebaginya. Terutama di derah-daerah Denpasar ( Badung ),


Gianyar, Bangli, dan Tabanan. Kepariwisataan telah merangsang adanya
pengembangan kreasi-kreasi kesenian baik seni tabuh, seni tari maupun seni
rupa.
Sebagian besar masyarakat Bali memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Selain padi, pertanian yang lain yaitu palawija, kopi, dan kelapa. Peternakan
di Bali juga maju, yaitu ternak babi dan sapi. Selain itu juga dikembangkan
peternakan kambing, kerbau, dan kuda.
1. Perikanan: dikembangkan perikanan darat dan laut, perikanan laut
terdapat di pinggir pantai. Para nelayan menggunakan jangkung
(perahu penangkap ikan) untuk mencari ikan tongkol, udang, dan
cumi-cumi.
2. Di Bali juga banyak terdapat industri kerajinan, kerajinan yang dibuat
meliputi: benda-benda anyaman, kain tenun, pabrik rokok, dan tekstil.
Selain itu juga banyak perusahaan yang menjual jasa, seperti biro
perjalanan, hotel, rumah makan, taksi, dan toko kesenian. Tempat
usaha terbesar terdapat di Gianyar, Denpasar, dan Tabanan.

TUGAS.
ETNOGRAFI INDONESIA
SISTEM MATA PENCAHARIAN HIDUP SUKU BALI

DI SUSUN
OLEH
MOH RIFAT : (B301 15 055)
KELAS : ( A )
PRODI : ANTROPOLOGI

FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO

Anda mungkin juga menyukai