Anda di halaman 1dari 12

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
5.1.1 Rancangan peledakan
Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan persamaan yang ada, maka diperoleh hasil rancangan
peledakan aktual, teoritis berdasarkan R. L.Ash dan C. J.Konya
Tabel 5.1 Perbandingan Rancangan peledakan Aktual, R. L. Ash dan C. J. Konya
Rancangan peledakan
Target produksi
Diameter lubang ledak
Burden (B)
Spasi (S)
Stemming (T)
Subdrilling (J)
Kedalam lubang ledak (H)
Tinggi jenjang ( L)
Panjang kolom isian (PC)
Jumlah lubang ledak
Loading density (de)
Powder factor (PF)
Bahan peledak/lubang (whole)
Bahan peledak /hari
Detonator elektrik
Lead wire dan lige wire
plastik
Volume batuan/lubang
Waktu tunda
Ukuran fragmentasi rata-rata
Pola pemboran
Pola peledakan
Volume batuan/hari
Tonage

Keterangan

5.1.2

Ton
inch
m
m
m
m
m
m
m
Kg/m
Ton/kg
kg
kg
pcs
m
m
m3
ms
cm
m3
Ton

Aktual
(Awal)
17,500
4.5
3.1
3.2
2.7
0.3
6.0
5.7
3.3
117
8.3
4.4
27.8
3178
117
1502
56.54
35

6,615.2
14,289

Aktual
17,500
4.5
3.1
3.2
2.7
0.3
6.0
5.7
3.3
145
8.3
4.4
27.8
3,938.2
145
1670
1,015
56.54
35
13.3

8,198.3
17,708.3

Simulasi
R. L. Ash
17,500
4.5
3
3.9
2.85
0.6
6.0
5.4
3.15
129
8.3
5.14
26.55
3,425
129
1550
903
63.18
30 - 39.4
25.13

8,150.2
17,600.4

C. J. Konya
17,500
4.5
3.7
4
2.59
1.11
7.96
6.85
5.37
80
8.3
4.87
44.97
3,587.8
80
1360
680
101.38
78 -105
24.42

8,110.4
17,518.5

= pola pemboran sejajar


= pola pemboran selang seling
= pola peledakan tunda antar baris dan serentak antar baris

Estimasi Biaya Produksi Peledakan


Estimasi baya produksi peledakan rancangan peledakan berdasarkan

rancangan aktual, rancangan peledakan usulan dapat dilahat pada tabel 5.2, tabel
5.3 dan untuk langkah perhitungan biaya produksi peledakan dapat dilihat pada
lampiran 9 dan lampiran 10.
1. Biaya produksi peledakan rancangan simulasi aktual

Tabel 5.2 Estimasi biaya produksi peledakan aktual


Komponen Biaya
Penyediaan lubang ledak
Ammonium nitrat (AN)
Fuel Oil/solar
Dinamit
Detonator
Lead wire/leg wire
Plastik
Gaji juru ledak
Gaji asisten juru ledak
Total biaya
Biaya produksi per ton

Harga satuan
Rp37,738/m (lampiran
9)

Rp7,859/kg
Rp8,820.45/ltr
Rp183,370/kg
Rp19.647/pcs
Rp 715/m
Rp 750/m
Rp 250,000
Rp 95,000

Kebutuhan

Biaya (Rp)

870 m

32,832,060

3,741 kg
26.81 ltr
58 kg
145 pcs
1670 m
1015 m
1 orang
6 orang

29,400,519
236,476.3
10,635,460
2,848,815
1,194,050
761,250
250,000
570,000
78,728,630
Rp 4,499

2. Biaya produksi rancangang usulan


Tabel 5.3 Estimasi Biaya Produksi Peledakan Usulan (R. L. Ash)
Komponen Biaya
Penyediaan lubang ledak
Ammonium Nitrat (AN)
Fuel Oil/solar
Dinamit
Detonator
Lead wire/leg wire
Plastik
Gaji juru ledak
Gaji asisten juru ledak
Total biaya
Biaya produksi per ton

Harga Satuan
Rp37,738/m (lampiran 9)
Rp7,859/kg
Rp8,820.45/ltr
Rp183,370/kg
Rp19,647/pcs
Rp 715/m
Rp 750/m
Rp 250,000
Rp 95,000

Kebutuhan
774 m
3,177.3 kg
22.65 ltr
51.6 kg
129 pcs
1574 m
903 m
1 orang
6 orang

Biaya (Rp)
29,209,212
24,970,401
199,783.2
9,461,892
2,534,463
1,125,410
677.250
250,000
570,000
68,998,411
Rp 3,943

5.2 Pembahasan
Kegiatan peledakan batugamping dikatakan optimal apabila target produksi
yang telah ditetapkan oleh perusahaan telah tercapai, untuk itu perlu adanya kajian
terhadap rancangan peledakan yang akan diterapkan di lapangan, rancangan
peledakan terkait dengan geometri peledakan, pola pemboran, pola peledakan, dan
penggunaan bahan peledak serta perlengkapannya, dari hasil penelitan diperoleh
tiga alternativ dengan hasil yang berbeda, maka dari itu akan dibandingakan
ketiga alternativ tersebut kemudian akan ditentukan rancangan peledakan yang
paling efektif untuk diterapkan di PT. Semen Bosowa Maros.
5.2.1

Rancangan Peledakan
Rancangan peledakan aktual adalah rancangan peledakan yang menyangktut

geometri peledakan, pola pemboran dan pola peledakan yang diterpakan di PT.
Semen Bosowa Maros serta bahan peledak dan perlengkapan yang digunakan saat
ini sedangkan rancangan peledakan berdasarkan R. L.Ash dan C. J. Konya yaitu
rancangan teoritis yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan
persamaan yang telah ditetapkan.
5.2.1.1 Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Volume Batuan Yang
Terbongkar
Hasil penelitian rancangan geometri peledakan R. L. Ash menunjukan
bahawa besarnya burden, spasi, kedalaman lubang ledak dan tinggi jenjang yang
direncankan berpengaruh terhadap perkiraan volume batuan yang akan
terbongkar, ukuran burden standar dengan jarak 3 meter dari bidang bebas dengan
spasi 30% lebih besar dari burden, kedalaman lubang ledak dua kali besar burden
dengan rencana tinggi jenjang 5.4 meter diperkirakan mengahsilkan volume
batuan yang terbongkar sebesar 63.18 m 3 per lubang ledak dengan ukuran
fragmentasi rata-rata 25.13 cm. jika dibandingakan dengan rancangan pada PT
Semen Bosowa Maros dengan burden 3.1 meter, spasi 3.2 meter, tinggi jenjang
5.7 m dengan kedalaman lubang ledak yang sama menghasilkan volume batuan
yang terbongakar sebesar 56.54 m3 dengan ukuran fragmentasi rata-rata 13.3 cm,
sedangkan rancangan menurut C. J. Konya mampu menghasilkan volume batuan

yang terbongkar sebesar 101.38 m3 dan ukuran frgamentasi rata-rata 24.42 cm


dengan burden 3.7 meter, spasi 4 meter, tinggi jenjang yang direncanakan lima
kali ukuran diameter lubang ledak (De 4.5 inch),dan kedalaman lubang ledak 7.96
meter, dari rancangan geometri peledakan secara aktual maupun toritis
berdasarkan R. L. Ash dan C. J. Konya dapat dilihat bahwa semakin besar nilai
fungsi dari geometri peledakan maka volume batuan yang akan terbongkar juga
lebih besar dan sebaliknya semakin kecil fungsi dari geometri peledakan maka
volume batuan yang terbongkar juga semakin kecil. Fungsi lainnya dari geometri
peledakan yaitu stemming, subdrlling dan kolom isian tidak dijelaskan secara
detail karena jumlah ketiga ukaran tersebut sama dengan ukuran kedalaman
lubang ledak, pada paragraf pertama telah dibahas mengenai pengaruh kedalaman
lubang ledak terhadap volume batuan yang terbongkar. Ukuran stemming,
subdrling dan panjang kolom isian dapat dilihat pada tabel 5.1.

5.2.1.2 Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Kebutuhan Lubang Ledak


Untuk Mencapai Target Produksi Peledakan.
Penyediaan lubang ledak merupakan bagian yang tidak terlepas dari
kegiatan peledakan, dalam menentukan jumlah lubang ledak yang akan disediakan
dalam satu kali peledakan terlebih dahulu harus mengetahui volume batuan yang
terbongkar per lubang ledak, Hasil penelitan menunjukan bahwa jumlah lubang
ledak untuk mencapai target produksi perusahaan berdasarkan rancangan aktual
yaitu 145 lubang dengan kedalaman 6 meter, 129 lubang ledak dengan kedalaman
6 meter untuk rancangan berdasarkan R. L. Ash dan 80 lubang ledak dengan
kedalaman 7.96 meter untuk rancangan berdasarkan C. J, Konya. Adanya
perbedaan jumlah lubang ledak disebabkan oleh geometri peledakan yaitu pada
kedalaman lubang ledak spasi dan burden yang mempengaruhi volume batuan
yang mampu terbongakar per lubang ledak,sedangkan target produksi yang ingin
dicapai jumlahnya sama untuk setiap rancangan, makin besar volume yang
terbongkar per lubang ledak maka jumlah lubang ledak juga semakin sedikt dan
sebaliknya makin kecil volume yang terbongkar per lubang ledak maka jumlah
lubang ledak juga semakin banyak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
5.1 dan lampiran 4

5.2.1.3 Bahan Peledak Dan Perlengkapannya


Bahan peledak yang digunakan dalam kegiatan peledakan yaitu bahan
peledak ANFO sebagai agen peledakan dan dinamit sebagai bahan peledak kuat
dengan perbandingan AN : FO

yaitu 94.2% : 5.8%, dari hasil penelitan

menunjukan bahwa jumlah bahan peledak yang digunakan per lubang ledak
berdasarkan geoemetri peledakan aktual sebesar 27.8 kg dengan panjang kolom
isian 3.3 meter dan powder factor 4.4 ton/kg, artinya dalam 1 kg bahan peledak
menghasilkan 4.4 ton batuan, kebutuhan bahan peledak per lubang menurut
rancangan R. L.

Ash dengan panjang kolom isian 3.15 meter menunjukan

perbedaan sebesar 4.5% dibawah jumlah bahan peledak rancangan aktual, dan
powder factor 5.14 ton/kg, sedangkan rancangan C. J. Konya membutuhkan
bahan peledak sebesar 44.97 kg per lubang ledak dengan panjang kolom isian
5.37 meter dan powder factor 4.87 ton/kg, jika dilihat hubungan bahan peledak
dengan jumlah batuan yang dihasilkan maka rancangan menurut R. L. Ash yang
menggunakan bahan peledak dengan jumlah yang sedikit namun dapat
menghasilkan batuan yang terbongkar lebih banyak, tentu saja jika ditinjau dari
jumlah bahan peledak yang digunakan rancangan ini lebih efektif dibandingkan
dengan rancangan aktual dan C. J. Konya. namun jika dilihat dari perlengkapan
peledak, yang dimaksud dengan perlengkapan peledakan yaitu bahan bahan
pembantu peledakan yang habis pakai diantaranya detonator, lead wire dan lige
wire, hasil penelitan menunjukan bahwa rancangan C. J. konya menggunakan
lebih sedikit dibandingakan dengan rancangan aktual dan R. L. Ash, besarnya
nilai- niai tersebut dapat dilhat pada tabel 5.1
5.2.1.4 Pola Pemboran
Pola pemboran yang diterapkan di PT. Semen Bosowa Maros yaitu pola
pemboran sejajar, pertimbangan perusahaan untuk menggunakan pola pemboran
sejajar karena dalam pembutan lubang ledak lebih mudah dibanding pola
pemboran selang-seling, jika dilihat dilihat dari ukuran fragmentasi rata- rata yang
dihasilkan sebesar 13.3 cm maka dapat dikatakan pola pemboran sejajar masih
efektif digunakan untuk rancangan peledakan aktual.

Gambar 5.1 Pola Pemboran Aktual


Pola pemboran berdasarkan rancangan R. L. Ash dan C. J. Konya
menggunakan pola pemboran selang-seling, pertimbangan untuk menggunakan
pola berdasarkan pada teori yang ada yang menyatakan bahwa pola pemboran
selang seling lebih efektif dibadingakan dengan pola pemboran sejajar,
pertimbangan lain dalam menentukan pola pemboran selang- seling dikarenakan
rancangan geometri peledakan berdasarkan R L. Ash dan C. J. Konya memiliki
luasan area peledakan per lubang ledak lebih besar dibandingakan dengan
rancangan aktual, jika menggunkan pola pemboran sejajar dengan luasan area
peledakan per lubang ledak yang lebih besar maka daerah yang tidak terkena
energi ledak juga semakin besar dan kemungkinan untuk terjadinya kelebihan
ukuran batuan (boulder) lebih banyak sehingga hasil peledakan tidak sesuai
dengan yang dinginkan perusahaan yaitu dibawah ukuran 100 cm. pola pemboran
selang-seling dengan luasan yang tidak terkena energi ledak lebih kecil dan
kemungkinan untuk terjadinya ukuran batuan lebh berkurang, dengan melihat
perbedaan

kedua pola pemboran tersebut maka untuk simulasi rancangan

peledakan brdasarkan R. L. Ash dan C. J. Konya menggunakan polapemboran


selang-seling

spasi

Burden

Gambar 5.2 pola pemboran selang-seling


5.2.1.5 Pola peledakan
Pola peledakan yang diterapkan di PT. Semen Bosowa Maros yaitu pola
peledakan tunda antar baris dan serentak antar baris,

Gambar 5.3 Pola Peledakan Aktual


Delay detonator yang dgunakan untuk menunda antar baris yaitu detonator
delay 35 ms, apabila jumlah baris dalam peledakan terdiri dari 6 baris maka
detonator yang digunakan yaitu detonator nomor 1-6 untuk detonator nomor

1ditempatkan pada baris yang paling dekat dengan bidang bebas selanjutnya baris
kedua dengan detonator delay nomor 2 dan seterusnya berurut sampai dengan
baris terakhir
Pola peladakan pada rancangan berdasarkan R. L. Ash sama dengan pola
peledakan aktual yaitu pola peledakan tunda antar baris dan serentak dalam satu
baris, dengan delay antar baris yaitu 30 ms - 39.4 ms, dengan demikian dapat
digunakan delay 35 ms sebagaimana yang telah diterapkan di perusahaan
sedangkan pada rancangan berdasarkan C. J. Konya pola peledakan masih sama
namun perbedaan pada delay yang digunakan yaitu delay antara 78 ms-105 ms,
artinya nomor delay detonator yang biasa digunakan yaitu dengan selisih 3 nomor
untuk setiap barisnya, misalnya pada baris pertama menggunakan nomor delay 0
maka untuk baris berikutnya menggunakan delay nomor 3 dan seterusnya sampai
dengan baris terakhir, dari ketiga rancangan pola peledakan terlihat bahwa pola
peledakn sama tetapi mempunyai perbedaan terhadap delay yang digunakan,
disebabkan karena ukuran burden yang berbeda, besarnya burden berbanding
lurus dengan delay detonator yang digunakan, artinya semakin besar ukuran
burden maka delay yang digunakan antar baris juga semakin besar dan begitupun
sebaliknya semakin kecil ukuran burden semakin kecil delay, dan ini berlaku
untuk hasil peledakan dengan tinggi runtuhan cukup, airblast dan back break
cukup.

5.2.2

Rancangan peledakan usulan dan biaya produksi peledakan


Tingkat produksi peledakan pada perusahaan PT. Semen Bosowa Marosa

saat ini berkisar 14,220 ton per hari sedangkan target produksi yang telah
ditetapkan yaitu 17,500 ton per hari. Hasil penelitan menunjukan ada 3 pilihan
rancangan peledakan yang dapat digunakan untuk memenuhi target produksi
peledakan, pilihan pertama yaitu rancangan peledakan simulasi aktual, R. L. Ash
dan C. J. Konya. Pertimbangan penentuan rancangan peledakan usulan yaitu
dengan melihat nilai perbandingan batuan yang terbongkar dengan jumlah bahan
peledak yang digunakan (powder factor) dan perlengkapan peledakan serta
mempertimbangkan kondisi kegiatan peledakan di lapangan. Rancangan
peledakan yang akan dipilih untuk diusulkan yaitu rancangan yang menggunakan

bahan peledak paling rendah serta perlengkapannya dan memiliki nilai powder
fator paling tinggi.
Jumlah penggunaan bahan peledak serta perlengkapannya yang paling
banyak dan powder faktor paling rendah berada pada rancangan peledakan
simulasi aktual, jumlah penggunaan bahan peledak paling rendah berada pada
rancangan peledakan berdasarkan R. L. Ash dan memliki nilai powder factor yang
paling tinggi diantara ketiga rancangan simulasi, sedangkan jumlah minimum
penggunaan

perlengkapan

peledakan

berada

pada

rancangan

peledakan

berdasarkan C. J. Konya tetapi dalam penggunaan bahan peledak jumlahnya lebih


banyak 4.53 % dari jumlah bahan peledak pada rancangan peledakan berdasarkan
R. L.Ash.
Pertimbangan dari kondisi lapangan, PT. Semen Bosowa Maros dalam
penyediaan lubang ledak maksimal kedalaman yang selama ini diterapkan yaitu
6.20 meter, kedalaman lubang ledak yang berada dibawah 6.20 meter

yaitu

rancangan peledakan berdasarkan simulasi aktual dan R. L. Ash. Sedangkan


kedalaman lubang ledak untuk rancangan peledakan berdasarkan C. J. Konya
berada diatas 6.20 meter. Berdasarkan penjelasan diatas menunjukan bahwa
rancangan peledakan yang baik untuk diusulkan pada PT. Semen Bosowa Maros
adalah rancangan peledakan berdasarkan R.L. Ash.
Biaya produksi diperhitungkan untuk mengetahui seberapa besar biaya yang
harus dikeluarkan untuk mencapai target produksi peledakan atau seberapa besar
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh per ton batuan hasil peledakan. Hasil
penelitian menunjukan besar biaya yang dikeluarkan untuk rancangan simulasi
aktual untuk mencapai target produksi yaitu Rp 78,728,630 atau Rp 4,499 per ton
sedangkan pada rancangan peledakan usulan sebesar Rp 68,998,411 atau Rp 3,943
per ton. Rincian biaya produksi peledakan dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3
Jika dibandingkan dengan biaya produksi simulasi aktual sebesar Rp
4,499/ton dengan biaya produksi usulan sebesar Rp 3,943 /ton dengan target
produksi yang sama sebesar 17,500 ton/hari maka rancangan peledakan usulan
yang lebih efektif dari segi ekonomis, apabila menggunakan rancangan usulan
untuk mencapai target produksi perusahaan maka biaya produksi peledakan dari
Rp 4.499/ton atau Rp 78,728,630 /hari akan menurun sebesar 12.36%.

Tabel 5.6 Rancangan peledakan usulan


Rancangan Peledakan
Target produksi
Diameter lubang ledak
Burden (B)
Spasi (S)
Stemming (T)
Subdrilling (J)
Kedalam lubang ledak (H)
Tinggi jenjang ( L)
Panjang kolom isian (PC)
Jumlah lubang ledak
Loading density (de)
Powder factor (PF)
Bahan peledak/lubang
Bahan peledak /hari
Detonator elektrik
Lead wire dan lige wire
Plastic
volume batuan/lubang
Waktu tunda
Ukuran fragmentasi rata-rata
Pola pemboran
Pola peledakan
Volume batuan/hari
Tonage
Biaya produksi peledakan

Keterangan

Ton
Inch
M
M
M
M
M
M
M
Kg/m
Ton/kg
Kg
Kg
Pcs
M
M
m3
Ms
Cm
m3
Ton
Rp/ton

Usulan
17,500
4.5
3
3.9
2.85
0.6
6.0
5.4
3.15
129
8.3
5.14
26.55
3,425
125
1550
875
63.18
30 - 39.4
25.13

8,150.2
17,600.4
3,943

= pola pemboran selang seling


= pola peledakan tunda antar baris dan serentak antar baris

VI PENUTUP
6.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap rancangan peledakan untuk mencapai

target produksi peledakan 17,500 ton per hari, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Rancangan peledakan yang efektif yaitu rancangan peledakan berdasarkan R.
L. Ash dengan geometri peledakan, ukuran burden 3 meter, spasi 3,9 meter,
stemming 2.85 meter, kedalaman lubang ledak 6.0 meter, tinggi jenjang 5.4
meter, panjang kolom isian 3.15 meter

dan bahan peledak 3,398.4 kg,

detonator 129 pcs, lead wire/lige wire 1550 meter, plastik 875 meter dengan
menggunakan pola pemboran selang- seling dan jumlah lubang ledak 129
lubang, pola peledakan yang diterapakn yaitu pola peledakan tunda antar baris
menggunakan delay 35 ms dan serentak dalam satu baris dengan perolehan
ukuran fragmentasi rata- rata 25.13 cm.
2. Estimasi biaya produksi peledakan untuk mencapai target produksi peledakan
dengan menggunakan rancangan berdasarkan R. L. Ash yaitu Rp 3,943 per ton
atau Rp 68,998,411/hari.

6.2

Saran
Dalam upaya pencapaian target produksi peledakan disarankan agar

merubah rancangan yang saat ini telah diterapkan dengan menerapkan rancangan
peledakan usulan karena selain target produksi dapat tercapai, biaya produksi
untuk rancangan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya produksi saat
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ash, R.L 1990, Design of Blasting Round, Surface Mining, B.A. Kennedy
Editor, Society for Mining,Metallurgy, and Explotion, Inc. Page. 565584.
Konya,C.J dan Walter, E.J,Rock Blasting And Overbreak control.National
Highway Institute, pracision blasting services, Montville, U.S.A, page.
89-100.
Lily 1986, Rock Fragmentation By Blasting, Mohanty 1996 Editor. Balkema
Rotterdam. Page 32-33
Koesnaryo. S.2001 Pemboran Untuk Penyediaan Lubang ledak Univesitas
Pembangunan Nasional, Yogyakarta
Koesnaryo. S.2001 Rancangan peledakan batuan Univesitas Pembangunan
Nasional, Yogyakarta
Diklat Angkatan VI, PT Karimun Granite-Riau 1996, Supervisory Teknik
Peledakan Institut Teknologi Bandung
Indrayani dan Fuad. A, 2010. Pemindahan Tanah Mekanis Dan Alat Berat
Modul Kuliah Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya
Subiyanto Ibnu, 1993.Metodologi Penelitian. Seri Diktat Kuliah Universitas
Gunadarma Depok
Rajpot, Muhammad Arshad.2009. The Effect Of Fragmentation Specification
On Blasting Cost. Queens University Canada

Anda mungkin juga menyukai