ANALISIS JURNAL PENELITIAN Analisi Spasial Das Kal Bodo
ANALISIS JURNAL PENELITIAN Analisi Spasial Das Kal Bodo
Oleh :
INAYATUL HAMIDAH EL FUAD
NIM:
166060400111003
BAB I
LATAR BELAKANG PEMILIHAN JURNAL
Salah Satu pengamatan suatu wilayah untuk dikaji dalam segi penerapan ilmu
pengairan adalah permasalah yang timbul setelah terjasdinya hujan. Gambaran genangangenangan air air yang meluber kemana-mana, sehingga dapat pula mengganggu proses
keawetan jalan(aspal,akibaat dari genangan dan luberan dari drainase). Hal ini sangat erat
sekali kaitannya dengan perhitungan perhitungan dikeilmuan hidrologi.
Proses infiltrasi merupakan salah satu proses penting dalam siklus hidrologi karena
infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang meresap dan masuk ke dalam tanah secara
langsung. Pemahaman mengenai proses infiltrasi dan besarnya laju infiltrasi yang terjadi serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat diperlukan sebagai acuan untuk pelaksanaan
manajemen air dan tata guna lahan yang lebih efektif (Asdak, 2010). Dalam perencanaan
pengelolaan sumber daya air, infiltrasi merupakan masalah yang seharusnya diatasi terlebih
dahulu sebelum upaya berikutnya dilakukan, Terlebih lagi perubahan tata guna lahan yang
terjadi pada saat ini, akan sangat mempengaruhi besarnya laju infiltrasi yang terjadi. Hujan
akan langsung menjadi aliran permukaan, dan meningkatkan potensi banjir dan genangan di
kawasan tersebut.
Sampai saat ini kriteria penentuan kawasan resapan air masih belum jelas. Pada
umumnya diserahkan pada masing-masing pemerintah daerah. Seharusnya kriteria baku perlu
ditetapkan, paling tidak sebagai acuan pemerintah daerah untuk melakukan zonasi kawasankawasan yang berpotensi untuk meresapkan air ke dalam tanah. Fungsi kawasan resapan air
selain sebagai penambah cadangan air tanah juga berfungsi untuk mengurangi potensi
kemungkinan terjadinya banjir
BAB II
JURNAL
(terlampir)
BAB III
RESUME JURNAL
A.
Peneliti
Nama
Institusi
B. Penerbit
Jurnal Teknik Pengairan, Volume 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 6167
C.
Tempat Penelitian
: DAS Kali Bodo yang merupakan Sub DAS Kali Bangosari DAS
Kali
Brantas.Secara administratif terletak pada Kabupaten Malang Propinsi
Jawa Timur
Waktu Penelitian
: -
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan memetakan DAS kali bodo dilihat dari proses infiltrasi dan juga
penerapan metode perhitungan erosi dengan menggunnkan KINEROS.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei tempat di sekitran DAS kali bodo dan di
bengambilan data yang hendak di olah di setasiun hujan terdekat yakni stasiun hujan karang
ploso. Metode pengumpulan data pada studi ini menggunakan pendekatan metode survei,
yaitu perolehan data dilakukan dengan cara langsung dikumpulkan dari sumber pertama atau
pengukuran langsung di lapangan (data primer) dan dari instansi terkait atau secara tidak
langsung (data sekunder). Jenis data yang dikumpulkan pada dasarnya terdiri dari data
spasial dan data non spasial yang menggambarkan karakteristik DAS Kali Bodo.
Data primer :Data laju infiltrasi, dilakukan dengan menggunakan alat turf-tec
infiltrometer yang ditunjukkan pada gambar 3, memiliki silinder ganda, dengan
silinder dalam berukuran 3/8 in (6,03 cm) dan silinder luar berukuran 1/4 in (10,79
cm) dengan kedalaman 6 in. Digunakan metode infiltrasi genangan (ponded
infiltration) falling head pada beberapa lokasi di daerah studi dengan beberapa
penggunaan lahan. (Anomin, 2013)
Data sekunder : Jenis data sekunder yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: (1) Data
curah hujan harian (tahun 20012011) (Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Malang);
(2) Data jenis tanah (Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya); (3) Peta topografi skala 1 : 25.000 (Sumber: BIG tahun
2006); (4) Peta penggunaan lahan skala 1 : 50.000 (Sumber: BBWS Brantas)
G.
Hasil Penelitian
1. Dalam jurnal penelitian ini penulis menyajikan hasill pengamatan dari sisi hidrologi
pendukung perhitungna rumus infiltrasi, yakni pengambilan data hujan distasiun
hujan karang ploso. Data hujan diambil selama periode 11 tahun yakni mulai tahun
2001-2011
2. Pengujian kekonsistenan data hujan yang hendak digunakan, serta perancangan hujan
dengan kala ulang dan rumus-rumus yang berlaku
3. Pengujian-pengujian data pengamatan dari stasiun hujan disesuaikan dengan para
meter yang dibutuhkan oleh program perhitungan KINEROS
4. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut. Model KINEROS dapat digunakan pada DAS Bodo
dengan catatan dilakukan kalibrasi pada parameter Manning, K, Gs dan Por. Kalibrasi
yang dilakukan menunjukkan parameter yang sangat berpengaruh adalah parameter
K, Gs dan Por yang merupakan parameter pada tanah. Dengan menggunakan metode
statistika NSE dilakukan kalibrasi untuk hujan kala ulang 2 tahun, dengan alasan
hujan tersebut lebih mendekati hujan harian. Hasil kalibrasi keenam didapatkan NSE
= 0,460 setelah dilakukan penambahan 50% nilai parameter koefisien Manning dan
penambahan 75% nilai parameter K, Gs dan Por. Hasil tersebut masuk dalam batasan
metode NSE yaitu 1 > NSE > 0, dimana berarti hasil model dapat diterima.
5. Perbedaan yang terjadi pada hasil model dan hasil pengukuran lapangan dapat
dijelaskan pada pengukuran lapangan pengaruh kemiringan lahan dan perbedaan
intensitas hujan terhadap laju infiltrasi tanah tidak dapat dilakukan karena pada
pelaksanaannya dilakukan pada satu titik dan pemberian air yang tetap. Pemetaan
kawasan infiltrasi pada DAS Kali Bodo dapat dilihat pada Gambar didalam jurnal
6. Untuk hujan kala ulang 2 tahun berdasarkan peta berdasarkan persentase luas untuk
kriteria laju infiltrasi sedang adalah 1.80%, agak lambat adalah 20.21%, lambat
adalah 74.21% dan sangat lambat adalah 3.77%. Sedangkan untuk kala ulang 5 tahun
persentasi kriteria laju infiltrasi untuk kriteria sedang adalah 2.24%, agak lambat
adalah 20.74%, lambat adalah 73.86% dan sangat lambat adalah 2.24%. Kriteria laju
infiltrasi sedang terdapat pada penggunaan lahan hutan (60%) dan semak belukar
(6%), untuk kriteria agak lambat terdapat pada penggunaan hutan (40%), semak
belukar (96%), kebun (90%), dan pemukiman (22%), untuk kriteria lambat terdapat
pada penggunaan lahan kebun (10%), pemukiman (78%), sawah (89%) dan ladang
(100%), untuk kriteria laju infiltrasi sangat lambat terdapat pada penggunaan lahan
sawah (11%).
H. Rekomendasi
Berdasarkan hasil laju infiltrasi kriteria lambat cukup besar dan hasil kriteria kemampuan
resapan air menunjukkan kriteria rendah sampai sedang cukup besar, menunjukkan kondisi
DAS Bodo yang cukup kritis. Hal tersebut dapat dijadikan acuan sebagai dasar pelaksanaan
konservasi pada DAS Bodo supaya dapat menjadi lebih baik.
BAB IV
ANALISIS TERHADAP ISI JURNAL
A.
terkait yang akan digunakan sebagai bahan penelitian tentang infiltrasi yang terjadi diDAS
kali Bodo. Rumusan yang ditampilkan oleh penulis sudah sangat memahamkan bagi pembaca
yang mana keterkaitan sebuah variable yang terdapat pada parameter penialaian sangat
berpengaruh pada hasil wilayah yang dipetakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. KINEROS Documentation and UserManual. http://www. tucson. ars.
ag.gov/unit/publications/PDFfiles/703.pdf, 7 Maret 2013.
Anonim. 2005. AGWA Documentation and User Manual,http:// www. epa.gov/esd/landsci/agwa /pdf/ agwamanual_1-5.pdf, 7 Maret 2013.
Anonim. 2013. Turf-Tec Infiltrometer, http://turf-tec.com/IN2lit.html. 27 Maret 2013.
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Limantara, L.M. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung: CV.Lubuk Agung.