DISUSUN OLEH:
Deviana Hidayatullah
145020200111044
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi menjadi sumber energi yang paling besar. Hampir setengah
dari konsumsi energi nasional ditopang oleh suplai minyak bumi di Indonesia.
PT Pertamina merupakan perusahaan besar yang tentu saja dikenal masyarakat
Indonesia dan mereka tahu bagaimana eksistensinya di pasar minyak dan gas
bumi. Kebutuhan akan segala macam bentuk bahan bakar, mulai dari gas dan
minyak seperti bahan bakar bensin dan oli menjadi kebutuhan yang high
demand.
Sebagai lokomotif perekonomian bangsa Pertamina merupakan
perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas
serta energi baru dan terbarukan.Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat
berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.
PT Pertamina dulu adalah perusahaan yang dapat melakukan regulasi
pasar pada segmen bahan bakar minyak, dalam hal ini yaitu bensin. Di
Indonesia hanya terdapat SPBU dari PT Pertamina saja, tidak ada saingan atau
kompetitor. Lalu semenjak dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun 2001 yang
menerangkan bahwa Pertamina tak lagi menjadi satu-satunya lembaga yang
mengenai perminyakan dan gas di Indonesia. Dari kalimat yang terdapat dalam
UU tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa PT Pertamina tidak lagi
perusahaan yang mengelola bensin secara tunggal dan membawahi segala
bentuk brand lain. Akan tetapi, kedudukan brand PT Pertamina disamakan
dengan brand dari perusahaan lain. Semua bentuk perusahaan perminyakan
yang berada di Indonesia dibawahi oleh BP Migas. Serta tak dapat dipungkiri
bahwa dengan keluarnya UU tersebut, dirasa sebagai angin segar oleh para
kompetitor PT Pertamina yaitu Shell, Petronas, Chevron, Total dan lain
sebagainya. Hal ini membuat PT Pertamina semakin mengembangkan dirinya
untuk mampu bersaing dengan para kompetitor asing tersebut. Oleh karena itu,
perusahaan sejenis BUMN seperti PT Pertamina agar tetap dapat bertahan harus
mampu bersaing dan memperoleh loyalitas dari para pembeli atau
masyarakatnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
analisis strategic planning yang dilakukan PT Pertamina (Persero) untuk
membahas cara mereka mempertahankan bisnis mereka hingga saat ini.
1.2 Tujuan
Tujuan jangka panjang
EKSTERNAL
O>T
2,37>0,50
Internal:
Sumbu X = (skor kekuatan skor kelemahan) : 2
= (2,35 - 0,49) : 2
= 0,93
Eksternal:
Sumbu Y = (skor peluang skor ancaman) : 2
= (2,37-0,50) : 2
= 0,94
Koordinat X, Y (0,93 ; 0,94)
2.3 Diagram Analisis SWOT dan Diagram Posisi Perusahaan
2.3.1 Diagram Matriks Space
STRATEGI
AGRESIF
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal
ditemukan hasil dari segi internal faktor kekuatan tertinggi PT Pertamina adalah
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi Produk dari PERTAMINA sudah
memiliki pengakuan dari dunia Internasional. Diantaranya produk oli dari
PERTAMINA yang sudah memiliki sertifikat ISO, dan faktor kekuatan
terendahnya ialah Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi. Sedangkan
faktor kelemahan tertinggi ialah Kurangnya modal dalam hal kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Serta faktor kelemahan
terendahnya ialah Ketergantungan dengan perusahaan pengembang SI.
Dari segi faktor eksternal , memberikan peluang tertinggi pada PT
Pertamina ialah Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM),
dan peluang dengan skor terendahnya ialah Subsidi langsung dari pemerintah.
Sedangkan dari ancaman eksternal variabel dengan skor tertinggi ialah
Masuknya para pesaing swasta yang berasal dari negara asing seperti
PETRONAS. Dan variabel ancaman dengan skor terendah ialah Pengeboran
minyak yang dekat dengan penduduk sehinnga menyebabkan pencemaran.
Dari analisis faktor internal dan eksternal diperoleh bahwa PT.Sido
Muncul memiliki kondisi kekuatan internal > kelemahan internal dan peluang
eksternal > ancaman eksternal. Hal ini , menempatkan PT. Sido Muncul pada,
sel 1 (sumbu x 0,93 dan sumbu y 0,94). Dimana, sel I, merupakan posisi yang
mendukung untuk menerapkan strategi agresif dari segi penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
3.2 Saran
LAMPIRAN
LAPORAN KEUANGAN PT PERTAMINA
Laporan Laba Rugi 2015 (Rp juta)
No. Keterangan
1 Penjualan
2 Biaya Produksi
Bahan baku
Rp 950.000
Tenaga Kerja Langsung
Rp 870.000
FOH
Rp 500.000
3
4
5
6
7
Rp 21.100.000
Rp 2.320.000
Rp 18.780.000
Rp 1.230.000
Rp 17.550.000
Rp 3.510.000
Rp 14.040.000
Laba Kotor
Biaya Usaha
EBIT
Pajak (20%)
Laba Bersih
Dari laporan laba- rugi diatas dapat kita peroleh informasi bahwa :
Pendapatan PT.Yamaha
Modal PT.Yamaha
: Rp 21,1 trilliun
: Rp 3,55 trilliun
Laba Bersih
: Rp 14,04 trilliun
(15%)
(25%)
(60%)
Rp 2,10 Trilliun
Rp 3,51 Trilliun
Rp 8,42 Trilliun
Penjelasan
Penetrasi pasar
Mengadakan berbagai event di beberapa negara yang menjadi
tujuan ekspor. Strategi penetrasi pasar berusaha mendorong PT
Pertamina (Persero) agar lebih agresif melakukan berbagai upaya
memaksimalkan potensi migas saat ini tentunya dengan dukungan
pemerintah.
Pengembangan pasar
Memperluas segmen pasar tidak hanya sebatas di dalam negeri
tetapi juga di luar negeri
Pengembangan produk
Meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan dan
memodifikasi produk-produk atau jasa yang ada saat ini. Hal ini dapat
dilakukan PT Pertamina (Persero) dengan cara meningkatkan produksi dan
cadangan migas secara organik
sebesar 17%, dan yang terakhir adalah perusahaan TOTAL E&P yang hanya
diberikan nilai sebesar 7%.