Anda di halaman 1dari 5

I.

KAJIAN TEORITIS
Air adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui. Air merupakan kebutuhan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia karena jumlahnya yang sangat melimpah di muka
bumi ini, tetapi kualitasnya sering mengalami penurunan dikarenakan aktivitas manusia yang
berdampak pada pencemaran lingkungan hidup. Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh
sumber daya air adalah kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang
terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang terus menurun. Kondisi ini
dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan
sumber daya air secara seksama.
Effendi dan Hefni (2003) menjelaskan, indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah
tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan
menjadi:
-

Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat


kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau

dan rasa.
Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia

yang terlarut, perubahan pH.


Pengamatan secara biologis,

yaitu

pengamatan

pencemaran

air

berdasarkan

mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen seperti
coliform.
Teknologi Membran
Membran dapat didefinisikan sebagai suatu media ukuran dan bentuk molekul,
menahan
komponen dari umpan yang memiliki ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan
melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Membran selain sebagai
pemisah juga sebagai sarana pemekat dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada
membran tersebut. Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
proses lain, antara lain pemisahan dilakukan secara terus menerus, konsumsi energi
umumnya relatif lebih rendah, proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses
pemisahan lainnya (hybrid processing), dan material membran bervariasi sehingga mudah
diadaptasikan pemakaiannya. Kekurangan teknologi membran antara lain fluks dan

selektifitas karena pada proses membran pada umumnya terjadi fenomena fluks berbanding
terbalik dengan selektifitas (Noble dan Stern, 1995).
Berdasarkan ukuran partikel yang dipisahkan, membran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
-

Membran mikrofiltrasi
Membran ultrafiltrasi
Membran osmosa balik (OR)
Nanofiltrasi
Membran dialisa
Membran elektrodialisa
Berdasarkan bentuknya membran dibagi menjadi:

Membran datar
Membran tubular
Kinerja (performance) membran dalam pemisahan terutama dipengaruhi oleh

karakteristik membran yang digunakan, selain itu juga dipengaruhi oleh disain proses, dan
aspek teknik kimianya. Penilaian terhadap karakteristik membran meliputi struktur dan
ukuran pori serta sifat fisik mekanik dan kimia membran (Brocks, 1983). Sifat-sifat kimia
membran yang penting antara lain (1) sifat hidrofilik atau hidrofobik, (2) ada atau tidaknya
muatan ion, (3) ketahanan terhadap suhu tinggi dan zat-zat kimia tertentu, serta (4) daya tarik
terhadap partikel dalam umpan. Selain itu menurut Brocks (1983), kandungan mineral yang
terdapat dalam membran dan zat yang dapat larut dalam larutan yang dipisahkan perlu
diperhatikan. Sifat-sifat kimia membran terutama dipengaruhi oleh bahan yang digunakan
untuk pembuatan membran.
Membran Keramik
Membran keramik terbentuk dari kombinasi logam (aluminium, titanium, zirkonium)
dengan non logam dalam bentuk oksida, nitrida atau karbida. Contohnya adalah membran
alumina atau zirkonia. Adanya oksida logam pada membran keramik menghasilkan muatan
listrik sehingga performance permukaan material keramik lebih kuat. Secara fisik, membran
keramik dapat berbentuk tube atau disk, bersifat porous (Dies dan Robert, 2003). Membran
keramik dapat digambarkan sebagai sebuah media selektif permiabel yang memiliki pori
dengan diameter tertentu dimana faktor permeabilitas dan separasi merupakan indikator
penting dalam menentukan performanya. Untuk sebuah membran keramik berpori, terdapat
ciri-ciri tertentu yaitu jika dilihat dari ketebalan, ukuran pori dan permukaan porositas dari
membran (Li, 2007).

II.

APLIKASI TEKNOLOGI MEMBRAN


Beberapa penelitian telah menerapkan membran-membran keramik untuk peningkatan

kualitas air minum. Matsu et al., (2003), Yonekawa (2004), Matsushita (2005) menguji
sebuah sistem. Matsu et al., (2003), Yonekawa (2004), Matsushita (2005) menguji sebuah
sistem hybrid dari flocculation dan dilanjutkan dengan membran mikrofiltrasi aluminiium
oksida dengan ukuran pori antara 0,1 dan 1 um untuk menghilangkan virus. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Cui et al., (2008) menunjukkan bahwa membran keramik mampu
meningkatkan kualitas air minum khsusunya untuk memisahkan bakteri patogen dan
menurunkan turbiditas dengan menggunakan membran keramik berbentuk pot (Ceramic
Water Purifier/CWP) dengan dan tanpa penambahan geothitr (CWP-Fe). Bahan dasar CWP
adalah batu bata clay tanpa pembakaran yang kemudian di-milling dan di mixig dengan
gabah yang telah dihaluskan. Kemudian dilakukan press molded, dibakar dalam tungku (klin)
dengan suhu 8700C. Filter kermaik ini kemudian dilapisi dengan AgNO 3 untuk mencegah
pertumbuhan mikroba dalam permukaan filter.
Sui dan Huang (2003) dalam penelitiannya menggunakan membran keramik dari
diatomeceos earth dibuat dengan cara sentrifugal. Membran gradien ini mempunyai flux
yang tinggi, porositas tinggi dengan distribusi ukuran pori yang sempit dengan rata-rata 0,15
um. Dari pengujian kualitas air, bahan membran dari keramik ini dapat menghilangkan
bakteri patogen dalam air minum. Membran ini memeiliki efisiensi penyimpanan flux yang
baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filter membran keramik gradien dengan ukuran
panjang 225 mm, diameter luar 55 mm dan ketebalan 7 mm dapat memfiltrasi lebih dari 50
m3 air minum.
Nasir et al., 2010 melaporkan bahwa filter keramik yang dibuat dengan perbandingan
tertentu dari tanah liat dan abu batu bara dan dikombinasikan dengan pretreatment awal
menggunakan silika, zeolit dan karbon aktif ternyata cukup efektif dalam menurunkan TDS,
logam berat dan juga amonia dari limbah cair sekunder pada industri pupuk urea. Salah satu
kelemahan yang dijumpai adalah sifat membran yang rapuh dan mudah patah (brittle). Untuk
memperkuat struktur keramik yang dibuat menggunakan serbuk besi.
III.

PEMBAHASAN
Membran keramik kebanyakan dibuat dalam dua bentuk geometri utama yaitu tubular

dan flat. Kelebihan membran keramik terletak pada stabilitas termalnya yang baik, memiliki
ketahanan terhadap senyawa kimia dan degradasi biologis ataupun mikroba, dan relatif
3

mudah untuk dibersihkan dengan cleaning agent. Saat ini implementasi membran keramik
juga banyak dijumpai pada industri kimia (untuk pemisahan produk dan pembersihan),
industri logam (daur ulang dan pembuangan zat zat penghilang minyak dan lemak, recovery
logam berat), industri tekstil (penghilangan zat warna), makanan dan minuman (penjernihan
jus dan bir, sterilisasi susu an whey).
Membran keramik biasanya terbuat dari tanah liat/lempung (clay). Clay merupakan
alumina silikat basah (hydrous aluminosilicate) yang mana secara luas dikenal sebagai mineral
yang membentuk koloid pada tanah, endapan, batuan dan air, selain itu juga dapat tersusun
dari campuran butiran halus mineral clay dan yang berbentuk kristal dari mineral lainnya
seperti kuarsa, karbon, dan oksida logam.

Clay memegang peran yang penting bagi

lingkungan yaitu sebagai pembasmi alami polutan dengan mengikat kation dan anion melalui
pertukaran ion maupun adsorpsi atau secara bersamaan. Di permukaan clay selalu terjadi
pertukaran kation dan anion. Jenis kation dan anion yang sering ditemukan pada permukaan
clay yaitu Ca2+, Mg2+, H+, K+, NH4+, Na+, SO42, Cl, PO43,dan NO3. Ion-ion ini dengan
mudah melakukan pertukaran dengan ion lain tanpa mempengaruhi struktur mineral dari
clay . Area permukaan yang luas, sifat kimia dan mekanik yang stabil, struktur berlapis,
kapasitas pertukaran kation yang tinggi (Cation Exchange Capacity/CEC), dan lain
sebagainya telah menjadikan clay sebagai bahan adsorban yang baik. Clay alam dan clay yang
termodifikasi juga memiliki kemampuan dalam mengadsorpsi berbagai logam berat. Clay
telah menarik perhatian sebagai adsorban untuk As, Cd, Cr, Co, Cu, Fe, Pb, Mn, Ni, dan Zn
dalam bentuk ionik pada madium cair. Kapasitas adsorpsi berbeda dari logam ke logam dan
juga bergantung dari jenis clay yang digunakan (Bhattacharyya, 2008).
Membran keramik terbentuk dari komposit bebrapa bahan. Hal yang perlu diperhatikan
yaitu bahan-bahan aditif yang digunakan dalam komposit keramik, yang mana dari jenis
aditif inilah performa dari clay filter yang dihasilkan dapat dioptimumkan. Baik itu dari segi
porositas, permeabilitas, kuat tekan, hingga kemampuannya dalam menyaring kontaminankontaminan berbahaya pada sumber air seperti logam berat, coliform, serta pengaruh pada
turbiditasnya. Bahan-bahan aditif yang sering digunakan dalam pembuatan filter keramik
berbahan dasar clay antara lain adalah sekam padi, karbon aktif, zeolit, serbuk besi, dan
koloid perak (Nasir et al., 2011).
Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air melewati
suatu media filtrasi yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal
tertentu. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tidak terlarut
dengan cara absorbsi. Adsorpsi adalah proses penyerapan atau penggumpalan pada benda
4

yang berlangsung hanya pada permukaan benda tersebut. Prinsip dasar filter atau filter
keramik sama dengan proses filtrasi di dalam pengolahan air konvensional menggunakan
filter pasir lambat pada saat proses filtrasi berlangsung, maka kotoran akan tersaring dari
airnya. Bahan media filter biasanya bervariasi pada pengolahan air konvensional contohnya
pasir, batu, antrasit, arang, plastik, gelas dll. Pada filter keramik bahan campurannya untuk
membentuk porositas dapat digunakan berbagai macam media seperti arang, sekam dan kayu.
Pada proses filtrasi sendiri mekanisme yang terjadi adalah proses adsorpsi, filter keramik
sendiri juga terjadi aktivitas kimiawi dan proses bilogis.
IV.
-

KESIMPULAN
Filter dengan membran keramik dapat meningkatkan kualitas air minum karena mampu

menghilangkan berbagai polutan seperti patogen, logam berat, kesadahan, dan TDS.
Terdapat berbagai macam bahan pembentuk membran keramik diaantaranya adalah tanah
liat, sekam padi, karbon aktif, zeolit, serbuk besi, koloid perak, dan lain-lain.

REFERENSI
Bhattacharyya, K. G. 2008. Adsorption of a few heavy metals on natural and m odied
kaolinite and mont-morillonite: a review. Advances in Colloid and Interface Science,
vol. 140, no. 2, pp. 114 131.
Brocks, T. D. 1983. Membran Filtration : A Users Guide and Reverence Manual. Science
Tech. Ins. Madison.
Cui, J., Z. Zhang, H. Liu, S. Liu, dan K.L.Yeung. 2008. Preparation and application of
zeolite/ceramic microfiltration membranes for treatment of oil contaminated water,
Journal of Membrane Science, 325, 420-426
Dies, Robert. 2003. Devepment of A Ceramic Water Filter for Nepal. Massachussets Institute
of Technology. Massachussetts, USA.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Li, Kang. 2007. Ceramic Membranes for Separation and Reaction. John Wiley dan Sons Ltd.
England.
Nasir, S, D. Anggraeni, R. Agustina. 2010. Pembuatan Filter Mikrofiltrasi dari Clay dan Fly
Ash dalam Pengolahan Limbah Cair. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia,
Unpar, Bandung.
Noble, R. D and S. A. Stern. 1995. Membrane Separations Technology. Principles and
Applications, Elsevier Science B. V.
Sui. X, Huang. X. 2003. The characterization and water purification behavior of gradient
ceramic membranes. Separation and Purification Technology. 32(1-3): 73-79.

Anda mungkin juga menyukai