Anda di halaman 1dari 8

Salah satu yang terkait dengan fungsi manajemen

Pengertian Pengarahan dalam manajemen


Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif
dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.
Menurut menurut KAMUS KOMPETISI "Pengarahan adalah keinginan untuk
membuat orang lainuntuk mengikuti keinginannya.". Sedangkan menurut DASARDASAR MENEJEMEN "Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan kualitas."
Menurut Saure Dan Dislainer dalam Wanadiana (2010), Pengarahan merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu,atau perintah resmi seseorang pimpinan kepada
bawahannya berupa petunjuk untuk melaksanakan sesuatu.
Menurut George R Terry, Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan
dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Directing dapat dikatakan sebuah proses dimana para manajer membimbing dan
mengawasi kinerja para pekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Mengarahkan dikatakan sebagai jantung dari proses

manajemen. Perencanaan,

pengorganisasian, staf yang sudah didapat tidak akan penting apabila tidak ada yang
mengawasi dan membimbing.

2.1.3 Pengarahan dalam manajemen keperawatan


Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi,
membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston,
2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan

perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000).
Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi
sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi
dan kepemimpinan (Huber, 2006).
Tindakan pengarahan di mulai dari saat melakukan kegiatan, pengarahan ini
dirancang agar pekerja bekerja secara efektif, efisien supaya dapat mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan. Mengarahkan adalah fungsi membimbing, menginspirasi, mengawasi,
supaya tujuan tercapai.
2.1.4 Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan
di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan
melalui:

saling

memberi

motivasi,

membantu

pemecahan

masalah,

melakukan

pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan


koordinasi (Swanburg, 2000). Memotivasi adalah menunjukkan arah tertentu kepada
perawat atau staf dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan mereka sampai
pada tujuan (Soeroso, 2003).
Kepala ruangan haruslah menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan bekerja
yang harmonis, bersikap objektif dalam menghadapai persoalan dalam pelayanan
keperawatan melalui pengamatan, dan objektif juga dalam menghadapi tingkah laku
stafnya. Kepala ruangan harus peka akan kodrat manusia yang punya kelebihan dan
kekurangan, memerlukan bantuan orang lain, dan mempunyai kebutuhan yang bersifat
pribadi dan sosial (Muninjaya, 2004).
Manajer keperawatan harus memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang
baik. Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi dengan pasien, staf, dan atasan setiap hari
(Nursalam, 2012). Komunikasi membentuk inti kegiatan manajemen dan melewati semua
proses manajemen (Marquis dan Huston, 2010).
Prinsip komunikasi manajer keperawatan menurut Nursalam (2012), yaitu:

1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena dampak dari
keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal dan informal perlu
dibangun antara manajer dan staf
2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses yang tak
terpisahkan dalam organisasi
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.
4. Perawat profesional adalah mampu berkomunikasi dengan secara adekuat,
lengkap dan cepat.
5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima
6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam komunikasi.
Konflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan. Konflik yang terjadi antar staf
dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter
(Swanburg, 2000). Manajer memiliki interaksi dengan staf yang memiliki nilai, keyakinan,
latar belakang dan tujuan berdeda yang menjadi sumber terjadinya konflik (Marquis dan
Huston, 2010). Sebagai manajer keperawatan, kepala ruangan memiliki asumsi bahwa
konflik suatu hal yang dapat dihindari dan jika konflik tidak dikelola dengan baik, maka
dapat menghasilkan penyelesaian yang kreatif dan berkualitas. Kepala ruangan
menggunakan konflik yang konstruktif dalam menciptakan lingkungan yang produktif
(Nursalam, 2012).
Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan baik. Dauglas dalam
Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas teknis yang berhubungan
dengan pengarahan pada manajemen, yaitu:
1. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan keperawatan,
pasien dan perawat pelaksana
2. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan dengan tugastugas perawat pelaksana
3. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
4. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
5. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
6. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat pelaksana

7. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran, konsultasi, dan


evaluasi
8. Mempercayai anggota
9. Menginterpretasikan protokol
10. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
11. Memberikan laporan ringkas dan jelas
12. Menggunakan proses kontrol manajemen
A. Manfaat Pengarahan (Directing)
Sebagai salah satu dari fungsi administrasi, pekerjaan pengarahan amat penting.
Pada dasarnya pengarahan diupayakan agar berbagai keputusan yang telah ditetapkan
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Apabila pengarahan dapat dilakukan dengan
baik, akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:
1.
Para pekerja mendapatkan informasi yang tepat tentang segala sesuatu yang
2.

akan dikerjakan.
Para pekerja akan terhindar dari kemungkinan berbuat salah dan dengan

3.

demikian tujuan akan lebih mudah tercapai.


Para pekerja akan selalu berhadapan dengan prosesw belajar mengajar sehingga

4.

pengetahuan, keterampilan dan keaktivitasan akan meningkat.


Para pekerja akan berada dalam suasana yang menguntungkan yakni
terciptanya hubungan pimpinan dan bawahan yang baik.

B.

Syarat-Syarat Pengarahan (Directing)


Untuk dapat melaksanakan pengarahan yang baik har us memenuhi beberapa
syarat yaitu:
1.
Kesatuan perintah (Unity of Command)
Agar pengarahan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka
perintah atau petunjuk yang diberikan harus terpelihara kesatuannya.
2.

Perintah yang simpangsiur akan dapat membingungkan karyawannya.


Informasi yang lengkap (Comprehensive Information
Syarat lain yang harus dipenuhi pada pengarahan ialah pada waktu
memberikan perintah atau petunjuk tersebut lengkapkanlah dengan segala
keterangan yang diperlukan. Keterangan yang dimaksudkan ini sering
disususn dalam suatu uraian khusus yang disebut dengan nama petunjuk

3.

pelaksanaan.
Hubungan langsung dengan karyawan (direct Relationship)

agar pengarahan tersebut berjalan sesuai dengan rencana, usahakanlah agar


perintah atau petunjuk yang diberikan tersebut dapat diterima langsung oleh
karyawan sering disebutkan bahwa adanya hubungan langsung antara
4.

pimpinan dan karyawan akan membantu kelancaran pengarahan program.


Suasana Informal (Informal Situation)
perintah atau petunjuk yang disampaikan tentu maksudnya untuk
dimengerti dan selanjutnya dapat diterapkan oleh karyawan dengan sebaikbaiknya. Untuk ini terciptanya suasana yang informal, dapat membantu
ciptakanlah suasana informal tersebut sehingga perintah yang diberikan
tidak dirasakan sebagai beban yang terlalu berat.
Sekalipun pengetahuan dimaksudkan agar setiap karyawan melakukan apa
yang telah digariskan, hendaknya haruslah diingat bahwa pengarahan yang
dilakukan jangan sampai mematikan kreasi karyawan. Kalau hal ini sampai
terjadi maka inovasi tidak akan muncul dan suasana kerja akan menjadi
kaku.

C.

Teknik Pengarahan
Teknik pengarahan banyak macamnya beberapa diantaranya yang sering
dipergunakan ialah:
1.

Teknik konsultasi
Penjelasan pelaksanaan pengarahan dalam bentuk konsultasi misalnya melalui
pertemuan atau rapat yang khusus diselenggarakan untuk itu. Pada teknik
konsultasi ini pemimpin menyampaikan pengarahannya untuk kemudian dibahas
secara bersama-sama. Keuntungan dari teknik ini adalah mengundang peran serta
dari karyawan. Kerugiannya ialah jika terlalu sering diselenggarakan dapat
menambah beban kerja serta dapat timbul kesan dari karyawan bahwa pimpinan

2.

tidak mengetahui apa-apa.


Teknik Demokratis
Pelaksanaan pengarahan menurut teknik demokrasi ialah dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada karyawan untuk mengajukan pendapat dan saran.
Keuntungan dari teknik ini adalah dapat menimbulkan inisiatif karyawan.

Kerugiannya dapat menyulitkan pimpinan, terutama jika pendapat atau saran


3.

tersebut sulit dilaksanakan dan bertentangan dengan kebijakan organisasi.


Teknik Otokratis
Disini pengarahan dilaksanakan secara satu arah yakni dari pimpinan pada
bawahan. Pimpinan menetapkan segalanya, sedangkan karyawan hanya
melaksanakan saja. Keuntungaan dari teknik ini ialah proses pengarahan berjalan
cepat. Kerugiannya adalah dapat timbul keselahan dalam pengarahan. Teknik ini
hanya baik jika diterapkan dalam suatu organisasi yang memiliki kepempinan kuat

4.

serta pendidikan karyawan yang masih terbatas.


Teknik Bebas Teratur
Disini pengarahan dilaksanakan tidak terlalu ketat. Biasanya jika berhadapan
dengan karyawan yang memiliki pengetahuan, keteranpilam, serta pengetahuan
yang cukup banyak dalam melaksanakan tugas yang dilaksanakan.
Kesemua teknik ini mengandung aspek positif dan aspek negatif tergantung dari
penterapannya yang tepat menurut situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi.

D.

Proses Pengarahan
Untuk dapat melaksanakan pengarahan dengan baik perlu ditempuh suatu proses
tertentu yang terdiri dari beberapa langkah kegiatan. Secara umum langkah-langkah
yang dimaksud dapat dibedakan atas 4 yakni:
1.

Menyusun perintah ataupun petunjuk


Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menyusun perintah ataupun petunjuk
yang akan dilakukan. Perintah dan petunjuk ini harus jelas, lengkap dalam batasbatas kemampuan pekerja. Agar perintah atau petunjuk tersebut sesuai dengan
kebutuhan, maka seseorang administrator perlulah memahami dengan baik segala
hal yang ada dalam organisasi dan rencana kerja. Apabila pemahaman ini tidak
dimiliki tentu mudah diperkirakan dapat lahir perintah atau petunjuk yang kurang

2.

tepat.
Melaksanakan Latihan
Langkah kedua yang harus dilakukan ialah melaksanakan latihan terus-menerus
kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan perintah atau petunjuk dengan

3.

baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.


Melakukan Motivasi

Langkah ketiga yang harus dilakukan ialah melakukan motivasi sehingga pekerja
4.

mau dan bersedia melaksanakan segala perintah atau petunjuk dengan baik.
Memelihara Ketertiban dan Kepatuhan
Langkah keempat yang harus dilakukan ialah memelihara ketertiban dan
kepatuhan sehingga tidak terjadi penyimpangan. Pemberian hadiah bagi yang baik
dan atau pun hukuman bagi yang bersalah perlu dilaksanakan.

E. Karakteristik Pengarahan:
1. Pervasive Function, yaitu pengarahan diterima pada berbagai level organisasi. Setiap
manajer menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2. Continous Activity, pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa
organisasi
3. Human factor, fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu
berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku manusia yang
kompleks dan tidak bisa diprediksi.
4. Creative Activity, fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana ke
dalam tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik
menjadi tak berarti.
5. Executive Function, Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer dan
eksekutif pada semua level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan
menerima instruksi hanya dari atasannya.
6. Delegated Function, pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan
dengan manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan
suatu hal tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat
mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang diharapkan.
Pengarahan pada hakekatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang dilakukan
agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan
pengarahan (directing) diharapkan :

1. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini


akan diperoleh kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana.
Sehingga tidak tercapai kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para
pelaksana.
2. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan. Artinya dengan
pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah atasan yang langsung kepada
bawahan, tidak akan terjadi miskomunikasi. Disamping itu pengarahan yang
langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Adanya umpan balik yang langsung. Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan

balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai