manajemen. Perencanaan,
pengorganisasian, staf yang sudah didapat tidak akan penting apabila tidak ada yang
mengawasi dan membimbing.
perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000).
Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi
sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi
dan kepemimpinan (Huber, 2006).
Tindakan pengarahan di mulai dari saat melakukan kegiatan, pengarahan ini
dirancang agar pekerja bekerja secara efektif, efisien supaya dapat mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan. Mengarahkan adalah fungsi membimbing, menginspirasi, mengawasi,
supaya tujuan tercapai.
2.1.4 Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan
di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan
melalui:
saling
memberi
motivasi,
membantu
pemecahan
masalah,
melakukan
1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena dampak dari
keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal dan informal perlu
dibangun antara manajer dan staf
2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses yang tak
terpisahkan dalam organisasi
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.
4. Perawat profesional adalah mampu berkomunikasi dengan secara adekuat,
lengkap dan cepat.
5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima
6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam komunikasi.
Konflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan. Konflik yang terjadi antar staf
dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter
(Swanburg, 2000). Manajer memiliki interaksi dengan staf yang memiliki nilai, keyakinan,
latar belakang dan tujuan berdeda yang menjadi sumber terjadinya konflik (Marquis dan
Huston, 2010). Sebagai manajer keperawatan, kepala ruangan memiliki asumsi bahwa
konflik suatu hal yang dapat dihindari dan jika konflik tidak dikelola dengan baik, maka
dapat menghasilkan penyelesaian yang kreatif dan berkualitas. Kepala ruangan
menggunakan konflik yang konstruktif dalam menciptakan lingkungan yang produktif
(Nursalam, 2012).
Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan baik. Dauglas dalam
Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas teknis yang berhubungan
dengan pengarahan pada manajemen, yaitu:
1. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan keperawatan,
pasien dan perawat pelaksana
2. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan dengan tugastugas perawat pelaksana
3. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
4. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
5. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
6. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat pelaksana
akan dikerjakan.
Para pekerja akan terhindar dari kemungkinan berbuat salah dan dengan
3.
4.
B.
3.
pelaksanaan.
Hubungan langsung dengan karyawan (direct Relationship)
C.
Teknik Pengarahan
Teknik pengarahan banyak macamnya beberapa diantaranya yang sering
dipergunakan ialah:
1.
Teknik konsultasi
Penjelasan pelaksanaan pengarahan dalam bentuk konsultasi misalnya melalui
pertemuan atau rapat yang khusus diselenggarakan untuk itu. Pada teknik
konsultasi ini pemimpin menyampaikan pengarahannya untuk kemudian dibahas
secara bersama-sama. Keuntungan dari teknik ini adalah mengundang peran serta
dari karyawan. Kerugiannya ialah jika terlalu sering diselenggarakan dapat
menambah beban kerja serta dapat timbul kesan dari karyawan bahwa pimpinan
2.
4.
D.
Proses Pengarahan
Untuk dapat melaksanakan pengarahan dengan baik perlu ditempuh suatu proses
tertentu yang terdiri dari beberapa langkah kegiatan. Secara umum langkah-langkah
yang dimaksud dapat dibedakan atas 4 yakni:
1.
2.
tepat.
Melaksanakan Latihan
Langkah kedua yang harus dilakukan ialah melaksanakan latihan terus-menerus
kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan perintah atau petunjuk dengan
3.
Langkah ketiga yang harus dilakukan ialah melakukan motivasi sehingga pekerja
4.
mau dan bersedia melaksanakan segala perintah atau petunjuk dengan baik.
Memelihara Ketertiban dan Kepatuhan
Langkah keempat yang harus dilakukan ialah memelihara ketertiban dan
kepatuhan sehingga tidak terjadi penyimpangan. Pemberian hadiah bagi yang baik
dan atau pun hukuman bagi yang bersalah perlu dilaksanakan.
E. Karakteristik Pengarahan:
1. Pervasive Function, yaitu pengarahan diterima pada berbagai level organisasi. Setiap
manajer menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2. Continous Activity, pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa
organisasi
3. Human factor, fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu
berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku manusia yang
kompleks dan tidak bisa diprediksi.
4. Creative Activity, fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana ke
dalam tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik
menjadi tak berarti.
5. Executive Function, Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer dan
eksekutif pada semua level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan
menerima instruksi hanya dari atasannya.
6. Delegated Function, pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan
dengan manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan
suatu hal tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat
mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang diharapkan.
Pengarahan pada hakekatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang dilakukan
agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan
pengarahan (directing) diharapkan :