BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan yang sangat penting dalam masyarakat
yaitu melakukan pelayanan melalui pendekatan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) dan dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah
sakit juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah
sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut. Untuk itu rumah sakit harus memiliki
pengorganisasian dan manajemen yang baik.
Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya (unsur
manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kemampuan pengendalian untuk
mencapai tujuan rumah sakit. Banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam manajemen rumah
sakit agar pelaksanaan program dan sistem sistem yang ada di rumah sakit dapat berjalan
dengan baik.
Untuk itu perlu dilakukan pembahasan secara lebih rinci mengenai organisasi dan
manajemen rumah sakit ini. Sehingga kita mengetahui bagaimana organisasi dan manajemen
rumah sakit yang baik, karena hal ini merupakan hal sangat penting yang harus diperhatikan
demi berjalannya kinerja di rumah sakit yang sesuai sehingga memberikan pengaruh yang bagus
pada kualitas rumah sakit .
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul permasalahan, rumusan masalah dalam makalah
mengenai organisasi dan manajemen rumah sakit adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.3.
Tujuan
Tujuan Umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi dan
manajemen yang ada di dalam rumah sakit. Tujuan ini dapat dijabarkan secara khusus, sebagai
berikut :
1.4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Manfaat
Dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada
mahasiswa terkait organisasi dan manajemen di rumah sakit. Sehingga mahasiswa dapat
memahami secara lebih rinci dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan baik .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
1.
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh
empat) jam dan 7 (Tujuh) hari seminggu dengan kemapuan melakukan resusitasi dan
stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Bedah, Obsteri dan Ginekologi.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik, dan Patologi Anatomi.
e. Pelayanan Medik Spesialis lain sekurang kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga
Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung, Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran
Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
f.
Pelayaan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,
Konservasi,/Endodonsi, Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi, dan Penyakit
Mulut
g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan Asuhan Keperawatan dan
Asuhan Kebidanan.
h. Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Obsteri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan,Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut.
i.
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi,
Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
j.
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur,
Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan
Penampungan Air Bersih
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis tingkat pelayanan, dibawwah ini
akan dijelaskan mengenai tenaga kesehatan di tipa jenis dan ingkat pelayanan pada Rumah
Sakit Umum tipe A :
a. Pada Pelayanan Medik Dasar minimala harus ada 18 orang dokter umum dan 4 orang
dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 6 orang
dokter spesialis dengan masing-masing 2 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
c. Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-masing minmal 3 orang
dokter spesialis dengan masing-masing 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
d. Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 3 orang
dokter spesialis dengan masing-masing 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
e. Untuk Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut harus ada masing-masing minmal 1
orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap
f.
Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 2 orang dokter
subspesialis dengan masing-masing 1 orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap
g. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan Rumah Sakit
h. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum kelas A harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri. Peralatan radiologi dan
kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Kelas A harus memenuhi standar yang
telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum tipe A minimal terdapat 400 buat tempat
tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan manajemen di Rumah Sakit Umum
kelas A terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di
Rumah sakit Umum Kelas A paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau
direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan, unsur
penungjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi
umum dan keuangan. Sedangkan yang dimaksud dengan tata laksana meliputi tata
laksana organisasi, standar pelayanan, stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem
Informasi Mananjemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff
by laws.
Contoh : RSU Dr Cipto Mangunkusumo, RS PAD Gatot Soebroto, RS Jiwa Jakarta
2.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obsteri dan Ginekologi.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik.
e. Pelayanan Medik Spesialis lain sekurang kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas)
pelayanan meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung, Pembuluh
Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,
Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
f.
Pelayaan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,
Konservasi,/Endodonsi, Periodonti
g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan Asuhan Keperawatan dan
Asuhan Kebidanan.
h. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi,
Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
i.
f.
g. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan Rumah Sakit
h. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum kelas B harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri. Peralatan yang dimiliki
oleh Rumah sakit kelas B harus memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh
Menteri. Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum
Kelas B harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum kelas B minimal terdapat 200 buat
tempat tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan manajemen di Rumah Sakit
Umum kelas A terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana. Struktur
organisasi di Rumah sakit Umum Kelas A paling sedikit terdiri atas Kepala
Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medik, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan
internal, serta administrasi umum dan keuangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan,
stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi Mananjemen Rumah
Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.
Contoh : RS Pusat Pertamina, RS MMC, RSU Persahabatan, RS Jantung Harapan
kita, RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.
3.
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan Asuhan Keperawatan dan
Asuhan Kebidanan.
g. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi,
Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
h. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur,
Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan
Penampungan Air Bersih.
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis tingkat pelayanan, dibawah ini
akan dijelaskan mengenai tenaga kesehatan di jenis dan tingkat pelayanan pada Rumah
Sakit Umum Kelas C :
a. Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 orang dokter umum dan 2 orang
dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 2 orang
dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang dokter spesialis sebagai tenaga
tetap pada pelayanan yang berbeda.
c. Pada setiap Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-masing minimal 1 orang
dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang dokter spesialis sebagai tenaga
tetap pada pelayanan yang berbeda.
d. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan Rumah Sakit
e. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum kelas C harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri. Peralatan yang dimiliki oleh
Rumah sakit kelas C harus memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh Menteri.
Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Kelas C harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum kelas C minimal terdapat 100 buah
tempat tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan manajemen di Rumah Sakit
Umum kelas C terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di
Rumah sakit Umum Kelas C paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang
medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan. Sedangkan yang dimaksud dengan tata laksana meliputi tata laksana
organisasi, standar pelayanan, stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi
Mananjemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.
Contoh : RS medistra,RS UKI cawang, RS Haji Jakarta, RS PAU Antariksa.
4.
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari High Care Unit, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi,
Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
g. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur,
Teknik
dan
Pemeliharaan
Komunikasi, Kamar
Fasilitas,
Pengelolaan
Limbah,
Gudang, Ambulance,
b. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 1 orang
dokter spesialis dari 2 jenis pelayaanan spesialis dasar dengan 1 orang dokter spesialis
sebagai tenaga tetap.
c. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan Rumah Sakit
d. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum kelas D harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri. Peralatan yang dimiliki oleh
Rumah sakit kelas D harus memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh Menteri.
Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Kelas D harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum kelas B minimal terdapat 50 buah tempat
tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan manajemen di Rumah Sakit Umum kelas A
terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di Rumah sakit
Umum Kelas A paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
Sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite
medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. Sedangkan
yang dimaksud dengan tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan,
stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi Mananjemen Rumah Sakit
(SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.
Contoh : RSU Gandaria, RSB Asih, RSB Pusdikkes,RS Abdi Waluyo.
b.
Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi Rumah sakit publik dan rumah
sakit privat.
a. Rumah Sakit Publik
Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh Pemerintah, Badan hukum
yang bersifat nirlaba. Pemerintah disini adalah pemerintah pusat dan daerah termasuk TNI dan
POLRI. Badan Hukum nirlaba adalah badan hukum yang sisa hasil usahanya tidak dibagikan
kepada pemilik, melainkan digunakan untuk peningkatan pelayanan, antara lain yayasan,
perkumpulan dan Perusahaan Umum.
b. Rumah Sakit Privat
Rumah sakit privat adalah jenis rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Rumah sakit privat dapat ditetapkan
menjadi rumah sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit
pendidikan. Rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelanggarakan
pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran,
pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan yang lainnya. Dalam
penyelanggaraan rumah sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring rumah sakit pendidikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai rumah sakit pendidikan diatur dengan peraturan pemerintah.
2.3.
Hal
Wewenang
Penjelasan
Yayasan Merupakan penjabaran secara praktis
dan Direksi
Struktur Organisasi
lengkap
kesempatan
untuk
tetapi
diberikan
mengembangkan
kreatifitasnya
Table 2.3.1 Gambaran Umum Pengorganisasian Rumah Sakit
1.
2.
3.
a.
b.
Fungsi Yayasan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Fungsi Direksi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menunjukan institusi dan kelompok kunci di luar Rumah Sakityang harus dibina dan
didekati
g.
Menciptakan organisasi yang mampu serta formal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
h.
4.
Fungsi Spesialisasi
No
Yayasan
Direksi
1.
RS
2.
Menjalankan
3.
fungsi
manajemen
Melaksanakan
operasional RumahSakit
Tabel 2.3.2 Fungsi Spesialisasi Yayasan dan Direksi Rumah Sakit
5.
Fungsi
Wewenang Yayasan
dan
RS
misi
WewenangDireksi
Rumah Sakit
Penetapan
Tujuan RS
membuat
membuat
menetapkan tujuan RS
untuk
pencapaian
tujuan
3
Penetapan
Mengevaluasi,
Kebijakan
Mengatur
sumber
data,
saran,
dan
menjalankan kebijakan
Mengawasi
dan Mengatur,
daya mengevaluasi
RS
Menyiapkan
memanfaatkan
penggunaan
daya
sumber menambah,
dan
mengurangi
sumber
daya
5
Menjalankan
Menerima
laporan, Melaksanakan,
fungsi
manajemen
dan
memberi
pada
manajemen
saran pengorganisasian,
pelaksana pelaksanaan,
pengendalian
dan
Menjalankan
Menerima
laporan, Mengatur,
operasional
melakukan
observasi menjalankan
dan
menghentikan kegiatan
operasional
sesuai
dengan keharusan
Table 2.3.3 Wewenang Yayasan dan Direksi Rumah Sakit
a. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Banyak struktur organisasi yang bisa dipilih, tentunya yang terbaik adalah yang sesuai
dengan kebutuhan. Secara umum pemenuhan kebutuhan sangat tergantung dari :
1. Tujuan organisasi
2. Pelaksanaan
3. Keadaan rumah sakit
4. Lingkungan rumah sakit
Rumah sakit merupakan institusi yang kompleks memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan
perlu dikembangkan secara terus menerus. Dalam hal ini ada tiga hal penting yaitu Keterkaitan
antara Yayasan dan Direksi melalui pelaksanaan harian Yayasan dan Audit, Struktur organisasi
direksi dan jajaranya, dan Uraian tugas pemegang jabatan, yang perlu mendapat kejelasan seperti
gambar dibawah ini :
Bidang
Seksi
Unit
Medis
Pelayanan Medis
Medis
Penunjang Medis
Umum
Administrasi
Umum
Pengembangan
1.
2.
ICU
3.
Kamar Jenazah
4.
UGD
5.
Rawat Jalan
6.
Rawat Inap
1.
Pemeliharaan
2.
Catatan Medis
3.
Kantin
4.
Laundry
5.
Farmasi
6.
7.
Laboratorium
8.
Radiologi
1.
Keamanan
2.
Logistik
3.
Keuangan
4.
Kepegawaian
5.
TU
6.
Admission
7.
1.
Sistem Informasi
2.
Peningkatan Program
3.
Penelitian
4.
Pelatihan
5.
Pemasaran
6.
Menjaga Mutu
Jabatan
Direktur
Kepala Bidang
Seksi
Pelaksana
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
Melaksanakan
tanggung
jawab
sesuai
memperhatikan kondisi regional, yang dimaksud dengan Kondisi Regional termasuk didalamnya
indeks kemahalan setempat. Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal berdasarkan pola tarif
nasional yang berlaku dirumah sakit provinsi yang bersangkutan
Penetapan besaran tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tariff nasional yang ditetapkan
oleh Menteri dan penetapan tarif pagu maksimal harus sesuai dengan pagu tariff maksimal yang
telah di tetapkan oleh Gubernur.
Besaran tarif Rumah Sakit yang dikelola oleh pemerintah ditetapkan oleh Menteri.
Besaran Rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Besaran tarif Rumah sakit selain rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah dan Rumah
sakit yang dikelola oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit dengan
memperhatikan besaran tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
3. Analisis Biaya Rumah Sakit
Analisis biaya pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit ditujukan untuk mendapatkan
informasi total biaya yang terjadi di rumah sakit dan sumber pembiayaan beserta komponennya.
Informasi lain adalah tentang biaya satuan layanan kesehatan dan penentuan biaya pemulihan
(cost recovery) dan metode penentuan layanan rumah sakit . Prosedur untuk melakukan analisis
biaya layanan kesehatan rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Pertama, melakukan identifikasi sumber biaya yang diperoleh rumah sakit dalam melakukan
aktifitas.
b. Kedua, melakukan identifikasi pusat pusat biaya (cost centers) yang terdapat di rumah sakit.
c. Ketiga, menghitung besar biaya asli pada setiap unit penunjang yang diurai kedalam biaya
investasi dan operasional.
d. Keempat, memindahkan biaya asli setiap unit penunjang ke unit produksi yang terkait.
4. Pengelolaan dan Alokasi biaya Rumah Sakit
Pendapatan Rumah Sakit public yang dikelola oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
digunakan seuruhnya secara langsung untuk biaya operasional Rumah Sakit dan tidak dapat
dijadiakn pendapatan negara atau Pemerintah Daerah.
Pengalokasian biaya dilakukan dengan mengidentifikasi hubungan antar unit penunjang
dengan unit produktif dan menentukan ukuran dasar alokasi yang akan digunakan .Ukuran dasar
alokasi dari unit penunjang pada prinsipnya dapat ditentukan dan disepakati bersama oleh pihak
rumah sakit. Berikut ini contoh ukuran dasar alokasi unit penunjang yang umum dipakai oleh
pihak rumah sakit .
a. Unit penunjang administrasi ukuran dasar alokasi yang dipakai yaitu jumlah pegawai.
b. Unit penunjang dapur ukuran dasar alokasi yang dipakai yaitu jumlah piring makan.
c. Unit penunjang cuci atau laundry ukutran dasar alokasi yang dipakai yaitu jumlah potong
pakaian atau jumlah kg cuci.
d. Unit penunjang kebersihan ukuran dasar alokasi yang dipakai yaitu meter persegi luas lantai.
e. Unit penunjang kebun, ukuran dasar alokasi yang dipakai yaitu meter persegi luas kebun.
2.5.
Pengertian
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data,
pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian
informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
b.
1.
Sistem global dari sistem informasi rumah sakit atas dasar pemakaian, terbagi atas :
a.
sakit dan
sistem informasi jasa lainnya. Sistem ini dikembangkan terutama dalam membantu pelayanan
dokter yang memberikan pengawasan pada
harus lelah. Contoh: EKG monitoring di ICU, termasuk tekanan darah dan denyut nadi.
Sistem informasi yang terkandung pada alat akan merupakan salah satu
kecanggihan
tertentu yang pasti akan berharga mahal. Maka pengenalan akan pesatnya sistem informasi klinis
berikut keterbatasannya sangat penting bagi efisiensi.
Dalam prakteknya perlu pula diketahui bagaimana prinsip kerja sistem ini
bagaimana secara ekonomis harus mendukung. Sebab bila tidak
dan
diketahui seringkali
banyak fasilitas yang tidak bisa dimanfaatkan, dengan penjelasan singkat pada pengenalan sistem
informasi klinis ini,diharapkan akan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
pengertian yang terkandung dalam sistem informasi klinis, jenis-jenis sistem informasi klinis
yang ada, bagaimana upaya yang perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan sistem ini.
b.
pelaksanaan yang
berhubungan dengan pencatatan, perhitungan dan pelaporan. Sistem akan makin terasa
kebutuhannya bila rumah sakit makin besar, makin banyak pasien dan makin banyak proses
administrasi yang diperlukan.
Sistem informasi administratif , mempunyai beberapa karakteristik antaranya :
1.
2.
Menangani perhitungan. Seperti pada jumlah barang yang beredar di Rumah Sakit sangat
banyak jenis dan jumlahnya. Monitoring stock obat akan jadi masalah. Maka sistem informasi
akan menolong perhitungan secara cepat.
3.
Menangani pengarsipan. Adanya arsip yang bertumpuk dari kertas-kertas dapat dikurangi
dengan sistem informasi administratif ini, sehingga akan menghemat ruangan dan tempat
penyimpanan.
Sistem informasi rumah sakit apabila dikelompokkan atas jaringan sistem yang digunakan
adalah :
a.
Individual
Artinya sistem hanya merupakan kelompok itu sendiri tanpa terkait sistem yang lain.
Contoh :
a)
b)
Sistem penggajian
b.
Modular
Berarti satu sistem dikaitkan sebagai satu kelompok Contoh :
a)
b)
c.
3.
Ada cara yang sering dilupakan, bahwa sistem informasi selalu berkaitan dengan komputer,
padahal jenis sistem informasi berdasarkan alat yang digunakan adalah :
a.
b.
c.
d.
1.
Input
a.
Sumber data / informasi untuk menunjang upaya kesehatan dan manajemen kesehatan.
b.
c.
Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas) untuk pengelolaan dan pemanfaatan data / informasi.
2.
Proses
a.
Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data/informasi termasuk aspek koordinasi,
integrasi dan kerjasama antar unit pelayanan dan pengelola data (Unit Rekam Medis).
b.
3.
Output
Pemanfaatan data/informasi untuk menunjang manajemen dan pengembangan kegiatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
e.
1.
Internal, meliputi : Direktur, wakil direktur, kepala bagian, kepala instansi, kepala sub
bagian/kepala seksi, kepala urusan (medis, paramedis, dan Non medis).
2.
Eksternal,
meliputi
Departemen
Kesehatan
RI,
Dinas
Kesehatan
Propinsi,
Kantor
Menilai mutu pelayanan dengan cara mencocokan kesesuaian dengan standar, mengevaluasi
kepuasan pelanggan dan proses pelayanan yang berkesinambungan.
2.
3.
4.
pelayanan, probabilitas, likuiditas, sovabilitas, dan kepuasan customer internal dan eksternal.
2.6.
c. Bukti tertulis
d. Bahan yang digunakan
e. Kepentingan hukum
f.
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Agama
e. Asal pasien
f.
Pekerjaan
g. Status
h. Cara masuk pasien
i.
j.
Pasien datang
k. Cara pembayaran
l.
g. Kutipan hasil pemeriksaan penunjang dan laboratorium. Perlu diperhatikan oleh dokter bahwa
hasil pemeriksaan penunjang adalah milik pasien
h. Catatan tentang komunikasi dan nasihat yang telah diberikan
7. Tugas Unit Rekam Medik adalah :
a.
Pengaturan Pasien - pesanan tempat tidur, penjadwalan operasi, sensus, koordinasi dengan
kamar jenazah.
b.
c.
d.
e.
f.
Menjaga Mutu Rekam Medik - menjaga agar rekam medik sesuai dengan tujuannya.
BAB III
RINGKASAN
Jadi Orginasasi rumah sakit adalah organisasi yang di bangun untuk mempermudah,
mempercapat para masyarakat agar lebih efisien jika ingin pergi ke rumah sakit. Manajemen
rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, ada kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti:
Menyiapkan sumber daya, mengevaluasi efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, Efisiensi,
Kualitas.
Dalam melakukan manajeman rumah sakit harus memperhatikan manajeman fungsional
dan mutu. Manajeman fungsional meliputi perencanaan, pengorganisasian, operasional rumah
sakit, pengendalian dan pegawasan. Dalam melakukan menajemen mutu yang perlu diperhatikan
yaitu komponen, aspek, efesiensi dan efektifitas, keselamatan pasien serta kepuasan pasien.
Organisasi manajemen rumah sakit juga memperhatikan sistem informasi rumah sakit
yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah
sakit. Selain itu, juga memperhatikan dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan. Serta
melakukan evalusi terhadap sistem organisasi manajemen rumah sakit yang telah dijalankan
untuk meningkatkan nilai daya guna dan hasil guna dari perencanaan dan pelaksanaan program.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=148:pengembangan
pelayanan-rekam-medis-di-rumah-sakit diakses pada 2 November 2016 pukul 02.30
Handoko, T Hani, 1997, Manajemen, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta
Hardjodisastro, Daldiyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran Bagaimana Dokter Berpikir,
Bekerja, Dan Menampilkan Diri. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama
Keputusan Menteri Kesehatan No. 340 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1165 tentang Pola tarif Rumah Sakit Badan Layanan Umum
Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sabarguna, Boy S. 2004. Decision Support System (DSS)/ Sistem Bantu Keputusan (SBK).
Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam
Sabarguna, Boy S. 2009. Kompetensi Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Sagung Seto
Sabarguna, Boy S. 2009. Manajemen Rumah Sakit (Jilid 1). Jakarta: Sagung Seto
Sabarguna, Boy S. 2009. Manajemen Rumah Sakit (Jilid 2). Jakarta:
Sagung Seto
Sagung Seto
Sabrguna, Boy S., Listiani, Henny. 2003. Organisasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:
Konsorsium
Sabarguna, Boy S. 2003. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium
Sabarguna, Boy. 2003. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: KONSORSIUM
Rumah Sakit Islam Jateng
Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan