Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Sehingga berkat dan rahmat karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah manajemen operasional ini yang berjudul
MENGANALISIS INSTANSI ATAU LEMBAGA BPJS KESEHATAN dengan deadline yang
sudah ditentukan .
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah manajemen
operasional ,Yang telah memberi kesempatan untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini
,Sehingga saya memperoleh banyak ilmu,informasi dan pengetahuan selama saya membuat dan
menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan,oleh sebab itu kami
berterima kasih sekiranya bila mendapatkan masukan yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.

Samarinda, 6 Desember 2016


Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,
termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan, setiap orang
berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta
pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita
sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan
kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga mengakui hak
asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan
diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan.
Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut
serta dalam program jaminan kesehatan social
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah bertanggung
jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah
dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya
adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain
pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skemaskema tersebut masih terfragmentasi, terbagi- bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan
menjadi sulit terkendali
2

Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib
bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan,
Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional,
pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain:
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan
Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusaan masalah berdasarkan permasalahan yang ada , Maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa definisi sistem?
2. Apa definisi sistem pelayanan BPJS?
3. Apa manfaat & tujuan sistem pelayanan BPJS?
4. Bagaimana input subsistem SDM pelayanan BPJS?
5. Bagaimana sudut pandang sistem pelayanan BPJS (petugas kesehatan)?
6. Apa kendala sistem pelayanan BPJS?
7. Bagaimana Solusi sistem pelayanan BPJS?
1.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka adalah untuk mengetahui faktor-faktor peranan promosi sebagai berikut
1. Untuk mengetahui definisi sistem
2. Untuk mengetahui definisi sistem pelayanan BPJS
3. Untuk mengetahui manfaat & tujuan sistem pelayanan BPJS
4. Untuk mengetahui input subsistem SDM pelayanan BPJS
5. Untuk mengetahui sudut pandang sistem pelayanan BPJS (akademisi)
6. Untuk mengetahui kendala sistem pelayanan BPJS
4

7. Untuk mengetahui Solusi sistem pelayanan BPJS


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan
untuk

menggambarkan

suatu

set

entitas

yang

berinteraksi,

di

mana

suatu model

matematika seringkali bisa dibuat.


Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang
pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem
adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.Sistem meliputi:
1. Sistem informasi
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli - Secara umum Sistem informasi dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari
orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan
untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi
sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal
yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Menurut Mc leod, Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan
untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk
menampilkan informasi

Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan laporan yang diperlukan.
Menurut Erwan Arbie, Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan
operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan
laporan yang diperlukan.
Menurut Tafri D. Muhyuzir, Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan,
dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi
yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi
yang menerimanya.
Menurut OBrien, sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari
people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and
data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan,
mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
2. Sistem informasi kesehatan
Pengertian sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai dari pengumpulan data sampai pemberian
umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan
suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem
pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

2.2 Defenisi BPJS


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJSadalah badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminansosial (UU No 24 Tahun 2011).
BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS. Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan
hukum yang dibentuk untukmenyelenggarakan program jaminan kesehatan.Jaminan Kesehatan
adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agarpeserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalammemenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yangtelah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2.3 Maksud & tujuan sistem pelayanan BPJS
Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan.
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
A. Penyuluhan kesehatan perorangan. Penyuluhan kesehatan perorangan meliputi paling sedikit
penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Imunisasi dasar. Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri
Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.)
C. Keluarga berencana. Pelayanan keluarga berencana yang dijamin meliputi konseling,
kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi
dasar disediakan bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
D. Skrining kesehatan. Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan
untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
Ketentuan mengenai tata cara pemberian pelayanan skrining kesehatan jenis penyakit, dan waktu
pelayanan skrining kesehatan sebagaimana dimaksud diatur dalam Peraturan Menteri.
Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas manfaat medis dan
manfaat non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Manfaat
non medis meliputi manfaat akomodasi, dan ambulans. Manfaat akomodasi dibedakan
berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan. Ambulans hanya diberikan untuk pasien
rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
7

2.4 Subsistem SDM dalam BPJS


2.4.1 Subsistem SDM Kesehatan
1. Bermutu, Terdistribusi merata
2. Fokus penting pada pengembangan dan
3. Pemberdayaan sumber daya manusia
4. Kesehatan guna menjamin ketersediaan,
5. Pendistribusian, dan peningkatan kualitas
6. Sumber daya manusia kesehatan.
7. Perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
8. Pembinaan dan pengawasan
2.4.2 Hak-Kewajiban
SDM Kesehatan mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (hak asasi)
sebagai mahluk social wajib memiliki kompetensi kewenangan untuk mengabdikan dirinya
dibidang kesehatan,mempunyai etika, berakhlak luhur , dan berdedikasi tinggi dalam melakukan
tugasnya
1. Adil dan merata serta demokratis;
2. Kompeten dan berintegritas;
3. Objektif dan transparan; dan
4. Hierarki dalam sumber daya manusia kesehatan
2.5 Sudut pandang sistem pelayanan BPJS
Sebagai manusia, hakikatnya kita memiliki pikiran yang terbuka dan kritis terhadap
lingkungan sekitar, misal terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, dalam
hal ini adalah BPJS. Dalam hal ini kita harus memahami dan mengerti dengan benar
manfaat/fungsi dari BPJS itu sendiri dan bgaimana kesiapan pemerintah,petugas kesehatan,pihak
rumah

sakit,dan

asuransi

kesehatan

yang

terlibat

dalam

program

BPJS

untuk

mengimplementasikan BPJS dengan baik. Mungkin ada 3 pertanyaan yang terbesit di pikiran
kita yaitu :
A. Bagaimana Jenis Pelayanan
B. Bagaimana Prosedur Pelayanan
C. Bagaimana Kompensasi Pelayanan
8

Pemerintah yang menyelenggarakan progam BPJS ini dengan bekerjasama dengan


asuransi kesehatan, rumah sakit, petugas kesehatan harus memahami dan menjalankan fungsi
BPJS sebagaimana mestinya yang sudah diprogramkan. Jika program BJS ini bisa berjalan
sesuai fungsinya pasti akan mampu menyejahterkan masyarakat dalam bidang kesehatan dan
mampu memperbaiki kesehatan di negara ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJSadalah badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan programjaminan sosial. BPJS terdiri dari
BPJS Kesehatan dan BPJSKetenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentukuntuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dengan
kapitasi.Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkatlanjutan, BPJS Kesehatan membayar
dengan sistem paket.
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yangdiberikan
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejakdokumen klaim diterima lengkap.
Besaran pembayaran kepada Fasilitas. Kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara BPJS Kesehatandan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan
mengacupada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
3.2 Saran
Sustainabilitas program atau bahwa program jaminan sosial harus berkelanjutan selama
negara ini ada, oleh karena itu harus dikelolasecara prudent, efisien dengan tetap
mengacu pada budaya pengelolaankorporasi.
Kenyataannya 80% penyakit yang ditangani rumah sakit rujukan diProvinsi adalah
penyakit yang seharusnya ditangani di Puskesmas.Tingkat okupansi tempat tidur yang
tinggi di RS Rujukan Provinsi bukanindikator kesuksesan suatu Jaminan Kesehatan. Hal
9

ini berdampak padabeban fiskal daerah yang terlalu tinggi. Oleh karenanya
PelaksanaanJaminan Kesehatan membutuhkan sistem rujukan berjenjang danterstruktur
maka setiap Provinsi harap segera menyusun peraturanterkait sistem rujukan.
DAFTAR PUTAKA
1. http://id.scribd.com/doc/243965464/215012344-Makalah-BPJS-Kesehatan
2. http://lismunpad.blogspot.com/2014/05/kajian-bpjs-jkn-tanggapan-kami-para.html
3. http://www.google.com/urlsa=t&rct=j&q=subsistem+sdm+pada+bpjs&source=web&cd=2&ca
d=rja&uact=8&ved=0CCQQFjAB&url=https://maryamspkom.files.wordpress.com/2013/01/sosi
alisasi-pjsn_poltekkes-jakarta-3final.ppt&ei=B02AVOqoOceSuASI0IGgDg&usg=AFQjCNGaRhRWSuyJfndjk6j16nQ7cV0zV
Q&sig2=gnpuT8SqoNxBSjKQtX6dVQ

10

Anda mungkin juga menyukai