a. batang semu, dengan tinggi lebih kurang 2 meter, berwarna hijau atau coklat
gelap.
b. Tiap batang mempunyai daun 2 sampai 9 lembar. Bentuk bundar memanjang,
berwarna hijau atau coklat keunguan.
c. tangkai ramping, berbulu, sisik berbentuk garis, berbulu halus. Bentuk bulir
bulat memanjang berdaun pelindung yang banyak,
d. mahkota bunga berbentuk tabung berwarna putih atau kekuningan,
e. bunga berbentuk bundar telur sungsang berwarna jingga, serta buah berbulu.
f. Akar berupa umbi beraroma yang agak tajam dan dagingnya berwarna jingga
dan mengandung minyak.
(Hernani dan Rahardjo. (2005). Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta:
Penebar Swadaya. Hal. 3-5.)
Kandungan
a. Minyak atsiri ( 3-12% ) komponen utama : ar-kurkumen(alfa-kurkurmen),
xanthorrizol, beta-kurkrmen, germakrene furaanodien, furanodienon
b. Kurkuminoid ( 0,8-2%) terdiri atas kurkumin dan desmetoksikurkumin
c. Pati (30-40%)
( Pranomo S. dan Katno, 2010. Tingkat Manfaat dan Keamanan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Jurnal Farmasi UGM.)
Dosisi pemberian
Dosis harian : 2 g obat Infus 2-3 x sehari diantara waktu makan
Cara peyeduhan
a. Bahan:
Rimpang temu lawak dan sedikit tepung kanji
b. Cara pembuatan:
Temulawak dicuci, diparut, dan diperas. Air perasan dicampur tepung kanjidan
sedikit air panas. Ramuan diaduk rata dan diminum.
(Latief A. 2012. Obat Tradisional. Jakarta. EGC)
Pada
uji
klinik
penelitian
Pengaruh
Pemberian
Temulawak
efek
farmakologi,
antara
lain
hepatoprotektor
Kimia
2013.
Available
http://eprints.uny.ac.id/18704/1/SKRIPSI.pdf
Desember 2016]
[Diakses
from:
29