i.
terhadap amputasi
Intervensi :
Evaluasi nyeri : berasal dari sensasi panthom limb atau dari luka insisi.
Bila terjadi nyeri panthom limb Beri analgesik ( kolaboratif ).
Ajarkan klien memberikan tekanan lembut dengan menempatkan puntung pada handuk dan
menarik handuk dengan berlahan.
2. NUTRISI
a. Dx: Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan
mual dan muntah.
Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
Timbang berat badan klien.
Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).
Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien
b. Dx: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan (resiko) berhubungan dengan masukan
nutrient yang tidak adekuat, Outcome yang diharapkan.
Intervensi :
Anjurkan klien untuk modifikasi diit (porsi sedikit demi sedikit tapi sering)
Rencanakan pengaturan diit dengan libatkan klien dan ahli gizi (kebutuhan kalori, variasi
menu)
c.
Intervensi :
Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan kesehatan klien
(lunak, bubur kasar, nasi biasa)
Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)
Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi parenteral.
e. Dx: Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Intervensi :
Observasi frekuensi peristaltic usus secara periodic
Observasi respon klien terhadap pemasukan nutrisi peroral, nasogastrik tube maupun
parenteral
Bantu dan berikan motivasi dan dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan
nutrisinya
Pemberian obat-obatan
3. ELIMINASI
a. Dx: Diare
Intervensi :
Bantu kebutuhan defekasi (bila tirah baring siapkan alat yang diperlukan dekat tempat tidur,
pasang tirai dan segera buang feses setelah defekasi).
Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis, penurunan protein serum, ansietas dan
kelesuan.
b. Dx: gangguan eliminasi BAB, konstipasi sampai dengan nyeri rektand atau penrema
Intervensi :
Rasionalisasi :
-
Banyak minum dapat mambantu melarutkan feses dengan ambulasi mengurangi kostipasi
c.
Intervensi :
Rasional : pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin terjadi akibat trauma dan stress.
tindakan.
Pertahankan system drainase urin yang tertutup.
Jika irigasi diperlukan dan diresepkan, lakukan tindakan ini secara hati-hati dengan
menggunakan larutan saline steril.
Bantu pasien dalam mobilisasi
Observasi warna, volume bau dan konsistensi urin.
Kurangi trauma dan manipulasi kateter, system drainase serta uretra.
Bersihkan kateter secara hati-hati.
Pertahankan asupan cairan yang adekuat
e. Dx: gangguan eliminasi BAK sampai dengan trauma akibat p saluran
Intervensi :
Observasi kandung kemih
Anjurkan BAB teratur
Berikan kompres hangat
Lakukan kaperisasi
Rasionalisasi :
- Kandungan kemih menjaga kontraksi atau involusi uterus
- Urine tertahan mengakibatkan terjadinya infeksi
- Relaksasi spring ter urinenan
Blass yang para mengakibatkan terganggunya kontraksi dengan akolasi uterus dimana
f.
uterus tertekan oleh blass sehingga uterus terjepit dan mengakibatakan penanahan
Dx: Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat
perkemihan.
Intervensi :
Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam.
Rasional : mengetahui fungsi ginjal
pernapasan.
Lakukan fisioterapi nafas.
Rasional : mencegah sekret tertahan
b. Dx: Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan lokasi imsisi
Intervensi :
Berikan preparat analgesic seperti yang diresepkan.
Fiksasi luka insisi dengan kedua belah tangan atau bantal untuk membantu pasien saat
batuk.
Dorong penggunaan spirometer insentif jika terdapat indikasi
Bantu dan dorong ambulasi dini.
Bantu pasien untuk mengganti posisi dengan sering
c. Dx: Penurunan curah jantung
Intervensi :
5. ISTIRAHAT/TIDUR
a. Dx: Ketidak keseimbangan istirahat/tidur
Intervensi :
Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman
Mengatur lingkungan yang adekuat
Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot
Minum hangat sebelum tidur
b. Dx: Gangguan pola tidur
Intervensi :
Identifikasi fktor penyebab gangguan tidur dan cara mengatasinya
Ciptakan lingkungan yang tenang kurangi kebisingan
batasi asupan cairan pada malam hari dan anjurkan berkemih sebelum tidur.
batasi waktu tidur siang.
6. AKTIVITAS
a. Dx: Takikardia sebagai respons terhadap aktivitas
Intervensi :
pandangan dirinya.
Rasional : Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa
Catat prilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada
perawatan.
Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanjut dan
terapi yang lebih ketat.
Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan.
Rasional : Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik
tentang diri sendiri.
8. PSIKOSOSIAL
a. Dx: Risiko terhadap penyiksaan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan berespon pada pikiran delusi dan halusinasi.
Intervensi :
Pertahankan agar lingkungan klien pada tingkat stimulaus yang rendah (penyinaran rendah,
sedikit orang, dekorasi yang sederhana dan tingakat kebisingan yang rendah)
Ciptakan lingkungan psikososial :
sikap perawat yang bersahabat, penuh perhatian, lembuh dan hangat)
Bina hubungan saling percaya (menyapa klien dengan rama memanggil nama klien, jujur,
d.
Dx: Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder
terhadap amputasi
Intervensi :
Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder terhadap
amputasi
Menggunakan pakaian.
Berikan dukungan moral.
Hadirkan orang yang pernah amputasi yang telah menerima diri
Berikan cairan jenuh/lembut jika masukan dimulai lagi, hindari minuman yang berkafein
dan berkarbon
c.
Dx : Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan lokasi imsisi
operatif.
Intervensi :
batuk.
Dorong penggunaan spirometer insentif jika terdapat indikasi
Bantu dan dorong ambulasi dini.
Bantu pasien untuk mengganti posisi dengan sering.
d. Dx : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan
sekunder akibat kehilangan bagian tubuh.
Intervensi :
Mandiri
Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, perasaan,
pandangan dirinya.
Rasional : Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa
Catat prilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada
perawatan
Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanjut dan
terapi yang lebih ketat.
Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan
Rasional : Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik
tentang diri sendiri.