Anda di halaman 1dari 15

Peranan Hormon Hipofisis dan Kelenjar Tiroid pada Manusia

Kelompok A4
Prahasta Listianing Renny (102012144), Jennie Ivana (102013268), Andi Akhmad Riskal
(102014067), Florence Clasrissa Benyamin (102014102), Alexander Felix (102014128), Nur
Latifah Kurnia Fachrudin (102014134), Elena Silvia Tara (102014177), Risty Rizki Oktaviana
(102014275)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara, No.6, Jakarta Barat, 11510,Telp.(021)5694-2061, Fax.(021) 563-1731
Abstrak
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar
ini juga mempunyai peran penting dalam memetabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Kelenjar ini mensekresi hormone tiroid yang merupakan hormon regulator
utama dalam tubuh. Sekresi hormone ini dipengaruhi oleh konsentrasi zat iodium yang masuk
dalam tubuh melalui konsumsi makanan dan juga oleh hormone TSH (Thyroid Stimulatory
Hormone )yang disekresikan dihipofisis anterior. Hormon tiroid ini memilki fungsi sangat
kompleks yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Selain
itu sintesis yodium dibutuhkan harus tetap seimbang dimana apabila terjadi kekurangan ataupun
kelebihan dari zat ini dapat menyebabkan terjadinya suatu gangguan.
Kata Kunci: Kelenjar Tiroid, Hormon Tiroid, Sintesis Iodium
Abstrack
The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland is also
have an important role in metabolizing nutrients substances such as carbohydrates, proteins,
and fats. This gland is secretes thyroid hormone which is the main regulator of hormone in the
body. The secretion of this hormone is influenced by the concentration of iodine that enters the
body through the consumption of food and also by the hormone TSH (Thyroid stimulatory
hormone) which is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has an extremely
complex functions which deal with all aspects of metabolism that occurs in the body. Other than
1

that the synthesis of Iodine needed must stay balanced which in case of a shortage or excess of
these substances may cause a disturbance.
Keyword: Thyroid Gland, Thyroid Hormone, Synthesis of Iodine
Pendahuluan
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini juga penting peranannya dalam metabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Kelenjar ini mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar
optimal sehingga berfungsi normal.
Kelenjar tiroid merupakan regulator penting bagi laju metabolisme basal keseluruhan,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, fungsi saraf, serta untuk mensintesis hormone tiroid.
Pada skenario di ceritakan Seorang dokter puskesmas di suatu kabupaten di daerah
pegunungan mendapati pembesaran pada bagian leher pada beberapa pasien yang berobat ke
poliklinik puskesmas. Ia mengadakan kunjungan ke beberapa sekolah pada pelaksanaan program
UKS didapatkan beberapa siswa SD di wilayah kerjanya tampak kecil dan pendek dibandingkan
teman-teman sekelasnya. Berdasarkan skenario tersebut maka dalam makalah ini akan di bahas
mengenai kelenjar tiroid dan hal-hal yang berkaitan dengan kasus.
Hipotalamus - Hipofisis
Hipotalamus adalah area kecil otak yang terletak di bagian otak depan yang disebut
diensefalon. Hipotalamus adalah organ saraf sekaligus oragan endokrin. Hipotalamus memiliki
suatu peran penting untuk mempertahankan homeostatis, yaitu mempertahankan lingkungan
internal tubuh tetap konstan. Ia secara terus-menerus menerima informasi dari sistem saraf pusat
dan perifer mengenai suhu tubuh, nyeri, rasa nikmat, pemerian makanan, rasa lapar, massa tubuh,
dan status metabolik. Hipofisis adalah kelenjar endokrin yang terletak di rongga tulang didasar
otak tepat dibawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah tangkai
tipis. Hipofisis memiliki dua lobus yaitu hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis anterior terdiri
dari jaringan epitel kelenjar atau (adenohipofisis). Hipofisis anterior membentuk hormone yang
dibebaskan kedalam darah. Hipofisis anterior berhubungan dengan hipotalamus melalui
pembuluh darah. Hipofisis posterior berhubungan dengan terdiri dari jaringan saraf atau
(neurohipofisis). Hiposfisis posterior tidak menghasilkan hormone apapun, tetapi bagian ini
2

hanya menyimpan. Hipofisis posterior berhubungan dengan hipotalamus melalui jalur saraf.
Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu system neuroendokrin yang terdiri dari
suatu populasi neuron sekretorik yang badan selnya terletak di dua kelompok hipotalamus yaitu
nucleus paraventrikel dan nucleus supraoptikus yang mengandung neuron-neuron penghasil
vasopressin dan oksitosin yang disintesis dibadan sel, lalu hormone akan mengalir menyusuri
akson untuk disimpan diujung neuron, jika neuron mengalami eksitasi maka hormone simpanan
dibebaskan dari ujung-ujung saraf kedalam darah sistemik untuk disebar keseluruh tubuh.1
Tiga jenis sel dapat dibedakan dengan metode pewarnaan: asidofil yang berwarna merah,
basofil yang berwarna biru, kromofob yang tidak berwarna. Sementara itu, hipofiis posterior
lebih kecil daripada hipofisis anterior dan terdiri dari serat saraf, neuroglia, dan pembuluh darah.
Serat saraf berjalan menuju lobus ini dari hipotalamus.2
Adapun hormon-hormon yang mengalir dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis anterior
terdiri dari hormon pertumbuhan (growth hormon GH), thyroid stimulating hormone (TSH),
adrenokortokotropik (ACTH), gonadotropin (LH & FSH), dan juga prolaktin. Sementara hormon
yang dialirkan ke lobus posterior adalah hormon antidiuretik (ADH) dan oksitosin.2
Hormon Hipofisis Anterior
Growth Hormon (GH)
Growth hormon atau GH memiliki beberapa efek fisiologis. Pertama, GH berperan dalam
sintesis protein, GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh dengan
meningkatkan pemasukan asam amino melalui membran sel. Kedua, berperan dalam konservasi
karbohidart dimana GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel tubuh, dengan
demikian menambah kadar glukosa darah. Ketiga, GH berperan dalam mobilisasi simpanan
lemak dan pemakaian lemak untuk energi. Terakhir, GH menyebabkan hati (mungkin juga ginjal)
memproduksi somatomedin, sekelompok faktor pertumbuhan dependen-hipofisis yang sangat
penting untuk pertumbuhan tulang dan kartilago.3
Pelepasan GH distimulus oleh hormon pelepas pertumbuhan (growth hormone releasing
hormon GHRH) dari hipotalamus yang kemudian dibawa melalui saluran portal hipotalamushipofisis anterior. Stimulus tambahan untuk pelepasan GH meliputi kondisi stress, mal-nutrisi,
dan aktivitas yang merendahkan kadar gula darah, termasuk puasa. Sekresi GHRH akan
dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalui mekanisme umpan balik.

Somatostatis adalah hormon yang juga berperan penting sebagai penghambat GH. Stimulus
tambahan lainnya untuk inhibisi GH meliputi obesitas dan peningkatan kadar asam lemak darah.3
Thyroid stimulating hormone (TSH)
TSH adalah hormon tiroid dari hipofisis anterior yang merupakan regulator fisiologik
terpenting sekresi hormon tiroid (TH). TSH selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH
juga mempertahankan integritasi kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi dan
mengeluarkan TH dalam jumlah sangat rendah. Sebaliknya, kelenjar mengalami hipertrofi dan
hiperplasia sebagai respon terhadap TSH yang berlebihan.
Thyrotropin releasing hormon (TRH) hipotalamus melalui efek tropiknya, menyalakan
sekresi TSH oleh hipofisis anterior, sementara hormon tiroid melalui mekanisme umpan balik
negatif, memadamkan sekresi TSH degan menghambat hipofisis anterior. Satu-satunyaa faktor
yang diketahui meningkatkan sekesi TRH adalah pajanan ke cuaca dingin pada bayi baru lahir.
Sementara itu, berbagai jenis stress menghambat sekresi TSH dan hormon tiroid.4
Adrenokortokotropik (ACTH)
ACTH atau yang dikenal sebagai adrenokortokotropik merangsang sekresi kortisol oleh
korteks adrenal dan mendorong pertumbuhan korteks adrenal. Selain dari itu, ACTH juga
merangsang androgen adrenal. Apabila kadar ACTH tinggi, dapat menimbulkan masukulinisasi
pada wanita dan anak. Struktur.4
Gonadotropin
Gonadotropin meliputi dua hormon hipofisis anterior, yaitu Folicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Jaringan target FSH dan LH adalah ovarium pada wanita
dan testis pada pria. FSH memiliki fungsi berbeda pada wanita dan pria. Pada wanita, hormon ini
merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium. Hormon ini juga mendorong
sekresi hormon estrogen oleh ovarium. Pada pria FSH diperlukan untuk produksi sperma. LH
juga memiliki fungsi yang berbeda pada wanita dan pria. Pada wanita LH berperan dalam
ovvulasi dan luteinisasi. LH juga mengatur sekresi hormon-hormon seks wanita. Pada pria
hormon ini mrangsang sel interstisium Leyding di testis untuk mengeluarkan hormon seks pria.4
Prolaktin
Prolaktin meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu pada wanita.
Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan bahwa hormon ini mungkin
merangsang produksi reseptor LH di terstis. Selain itu, prolaktin mungkin meningkatkan sistem
4

imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah baru di tingkat jaringan pada kedua jenis
kelamin, kedua efek ini sama sekali tidak berkaitan dengan perannnya dalam fisiologi
reproduksi.4
Hormon Hipofisis Posterior
Hormon antidiuretik (ADH)
ADH menyebabkan sel duktus pengumpul ginjal menjadi lebih permeabel terhadap air.
Hal ini meningkatkan reabsorpsi air ke dalam darah sehingga menurunkan diuresis urin. Ini
adalah efek antidiuretik ADH. Pada kadar yang sangat tinggi, ADH menyebabkan kontraksi otot
polos vaskular sehingga meningkatkan tahanan perifer total dan tekanan darah.5
Oksitosin
Oksitosin menstimulasi kontraksi lapisan otot polos duktus kelenjar payudara sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intramamaria dan kemudian keluarnya air susu yang
disimpan ke puting. Oksitosin juga menstimulasi kontraski otot polos uterus. Oksitosin
menyebabkan peningkatan intensitas kontraksi uterus saat terjadi kemajuan persalinan dan
mendekati pelahiran.5

Struktur Mikroskopis Glandula Tyroid


Pada sediaan, mereka hampir bulat dan berdiameter antara 0,2 dampai 0,9 mm. Folikel
dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap lumen, yang terisi substansi
mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan triiodotironin disimpan dalam
bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin.
Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikular halus, dan sebuah plexus
kapiler.
Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel, sel principal yang terbanyak pada
epitel itu dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara basis
sel-sel principal ( Gambar 2). Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari
folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau
kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif.

Gambar 1. Sel-sel kelenjar tiroid


Sumber http://www.histology-world.com/photoalbum/displayimage.php?album=85&pid=4413
Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung
satu atau dua nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin
dan memberi reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Pada mikrograf
elektron, permukaan lumen dari sel-sel principal memiliki banyak mikrovili pendek. Membran
pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis yang mengelilingi folikel secara
lengkap.
Sel parafolikel besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai
permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya.
Mereka terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil. Pada mikrograf elektron, semua sel
parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua sampai tiga kali lebih besar daripada
sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari massa epithelial kelenjar.
Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong dan
mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung
reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun mungkin juga
terdapat tumpukan kecil cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel mengandung kalsitonin,
sebuah hormon peptide dari 32 asam amino yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan
menekan reabsorpsi tulang.

Sel sel sekretorik utama tiroid yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk
bola-bola berongga yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel .
Pada potongan mikroskopik, folikel tampak sebagai cincin sel- sel folikel mengelilingi suatu
lumen dibagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam lumen folikel
bersifat ekstrasel (yaitu diluar sel tiroid) meskipun terletak dibagian di dalam bagian interior
folikel. Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel
berupa yang mengelilingi folikel, serupa dengan danau di tengah pulau yang tidak berhubungan
langsung dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.
Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai
tiroglobulin (Tg) yang berikatan dengan hormon tiroid dalam berbagai stadium sintesis. Sel
Folikel menghasilkam dua hormone yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino
tirosin, tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin ) dan triiodotironin (T3) Kedua hormone secara
kolektif disebut hormone tiroid yang merupakan regulator penting terhadap laju metabolik basal
keseluruhan.6,7
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral dihubungkan melalui sebuah ismus yang
sempit. Organ ini terletak di atas permukaan anterior kartilago tiroid trakea tepat di bawah laring.
Kelenjar ini mensekresikan dua jenis hormon tiroid yaitu tiroksin (tetraiodotironin-T 4) dan
Trilodotrionin (T3). T4 mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid.
Sintesis dan Penyimpanan Hormon Tiroid8,9
Sintesis hormone tiroid memerlukan dua bahan dasar yaitu tirosin dan iodium, yang
keduanya harus diserap dari darah oleh sel sel folikel. Tahap pembentukan hormone tiroid
dimulai dari pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel sel dan folikel ke tiroid. Membran
basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke
bagian dalam sel. Kemampuan ini dinamakan penjeratan iodida (iodida trapping). Pada kelenjar
tiroid yang normal, pompa iodida dapat memekatkan iodide kurang lebih 30 kali dari
konsentrasinya di dalam darah. Tirosin adalah asam amino yang disintesis tubuh, sedangkan
iodium tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.
Sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah langkah berikut:

Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung di dalam molekul tiroglobulin di dalam
koloid. Tiroglobulin di sintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel. Di dalam sel folikel,
tiroglobulin yang disintesis akan menyatu dengan tirosin dan kemudian dikeluarkan ke dalam
koloid dengan cara eksositosis. Sel-sel folikel yang mengelilingi koloid membentuk suatu
glikoprotein yang disebut tiroglobulin dan enzim untuk sintesis hormone tiroid. Protein protein
ini di kemas kedalam vesikel dan disekresikan ketengah tengah ruang folikel . Sel sel folikel
juga secara akif menimbun iodida, I- yang berasal dari makanan dengan menggunakan sodium
iodide- symporter ( NIS).
Iodium dari darah terjerat di membran secara aktif oleh enzim hydrogen peroksidase yang
dihasilkan enzim tiroid peroksidase di sel folikel. Kemudian melalui pompa iodium yaitu pompa
Na K ATPase terletak di membran luar sel folikel, iodium secara aktif masuk ke dalam sel
folikel menuju ke dalam koloid.
Di dalam koloid, iodium cepat melekat dengan molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah
iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin
menghasilkan diiodotirosin (DIT).
Kemudian terjadi penggabungan antar molekul MIT dan DIT. Penggabungan antar satu
molekul MIT dengan satu molekul DIT menghasilkan triiodotironin (T3). Penggabungan antar
dua molekul MIT menjadi tetraiodotironin (T4 atau tiroksin). Penggabungan tidak terjadi antara
dua molekul MIT.
Sekitar 90% produk sekretorik yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid adalah dalam bentuk
T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih poten daripada T3. Namun
sebagian besar T4 kemudian diubah atau diaktifkan oleh enzim deiodinase menjadi T3 melalui
proses pengeluaran satu iodium di hati dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari
pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang paling aktif di tingkat sel,
meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4. Dalam kerjanya, T3 memiliki potensial lebih
besar sekitar 2-4 kali dari pada T4, selain itu juga T3 bekerja lebih cepat, mempunyai efek dalam
beberapa jam. Sedangkan T4 membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai respons
maksimal. Dalam sirkulasi hanya sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid. Sekitar
80% T3 dalam darah berasal dari pengubahan T4. Dimana T4 berperan sebagai prohormon
(simpanan).

Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma
tertentu. Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat lipofilik berikatan
dengan beberapa protein plasma. Kurang dari 1% T3 dan 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk
tidak terikat (bebas), karena hanya hormone bebas dari keseluruhan hormone tiroid memiliki
akses ke reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu efek.
Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormone tiroid. Pertama,
globulin pengikat tiroksin ( thyroxine binding globulin ): secara selektif mengikat hormone
tiroid, kurang dari 55% T4 dan 65 % dari T3 dalam sirkulasi. Kedua, albumin: secara non
selektif mengikat banyak hormone hipofilik, termasuk 10 % dari T4 dan 35% dari T3. Ketiga,
thyroxine binding prealbumin: dimana hormon ini akan mengikat sisa 35% T4.
Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam
bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormone tiroid yang tersimpan
normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi reaksi ini
berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut
sampai kemudian dipecah dan di sekresikan jika diperlukan tubuh.
Sumber iodium dalam bahan makanan
Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan, asam
amino tirosin). Asupan iodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG iodium) untuk berbagai
kelompok umur dan bagi ibu hamil serta menyusui terdapat dalam tabel 1.
Tabel

1.

Asupan

iodium

dari

makanan

yang

dirokemendasikan

oleh

WHO/UNICEF/ICCIDD (2001).
Kategori
Asupan (g/hari)
Bayi, 0-59 bulan
90
Anak sekolah, 6-12 tahun
120
Anak-anak >12 tahun dan orang dewasa
150
Ibu hamil dan menyusui
200
Sumber http://www.netterimages.com/image/4526.htm
Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan,
kerang-kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang kaya
akan iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang
mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini akan
jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada lapisan
permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan
9

membawanya ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air
minum serta sejumlah kecil iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan yang
dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur.
Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10 g/hari, sintesis hormone tiroid
tidak adekuat dan sekresinya menurun. Akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH, sehingga
kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid (gondok
defisiensi iodium). Adapun yang namanya hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan laju
metabolik basal, peningkatan pembentukan keringat sehingga pengeluaran keringat bertambah
banyak, penurunan berat badan, karena tubuh membakar bahan makanan dengan kecepatan
abnormal, terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat, lemak

dan protein sehingga

menyebabkan penurunan massa protein otot rangka, sehingga terjadi kelemahan otot. Hal ini
disebabkan oleh bermacam kelainan, meskipun jarang yaitu adanya tumor pada bagian hipofisis
anterior yang meproduksi hormone TSH atau aktifasi konstitutif reseptor TSH.8,10
Pengaturan sekresi hormon tiroid
Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid. Thyroid-stimulating
hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologis
terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan
pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid,
TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa
adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi hormonnya berkurang.
Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan
hiperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang
berlebihan.
Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan-balik negatif, "mematikan" sekresi TSH,
sementara thyrotropin- releasing hormone (TRH) dari hipotalamus secara tropik
"menghidupkan" sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid,
inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan-balik
negatif lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan stabilitas
keluaran (sekresi) hormon tiroid.

10

Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpanbalik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka-panjang
diperantarai oleh hipotalamus. Tidak seperti sebagian besar sistem hormonal lain, pada orang
dewasa hormon-hormon di sumbu tiroid secara normal tidak mengalami pergeseran sekresi yang
mendadak dan lebar. Kecepatan sekresi hormon tiroid yang relatif stabil sesuai dengan respons
terhadap hormon yang bersifat lamban dan berlangsung lama; peningkatan atau penurunan kadar
hormon tiroid dalam plasma yang mendadak tidak memiliki nilai adaptif. Satu-satunya faktor
yang diketahui meningkatkan sekresi TRH (dan dengan demikian, TSH dan hormon tiroid)
adalah pajanan ke dingin pada bayi, keadaan ini merupakan mekanisme yang sangat adaptif pada
bayi baru lahir. Peningkatan drastis sekresi hormon tiroid penghasil panas diperkirakan ikut
berperan dalam mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi penurunan mendadak suhu
lingkungan pada saat lahir, sewaktu bayi berpindah dari tubuh ibunya yang hangat ke udara
lingkungan yang lebih dingin. Pada orang dewasa, respons TSH serupa terhadap pajanan dingin
tidak terjadi, walaupun hal ini secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada beberapa
jenis hewan percobaan.4
Peran katabolisme dan sekresi hormone tiroid2,4
Efek pada plasma dan lemak hati, meningkatnya hormon tiroid akan menurunkan
jumlah kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan meningkatkan asam lemak bebas.
Sedangkan apabila sekresinya menurun, maka akan meningkatkan konsentrasi kolesterol,
fosfolipid dan trigiserida plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara
berlebihan di dalam hati.
Efek pada laju metabolisme, hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal,
dibandingkan dengan hormone lain, kerja hormone tiroid relative lamban. Hormon tiroid
meningkatkan laju metabolisme basal keseluruh tubuh. Hormon ini adalah regulator terpenting
laju konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone
toroid berkaitan erat dengan efek kalorgenik penghasil panas.
Efek pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, hormon ini meningkatkan
glikolisis, glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi, peningkatan sekresi insulin. Pada
metabolisme protein, hormone ini akan mempengaruhi sintesis dan penguraian protein. Pada
metabolisme lemak, hornom tiroid akan meningkatkan metabolismenya, dimana lipid akan

11

diangkut dari jaringan lemak sehingga konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta
mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
Efek pada tumbuh kembang, hormone tiroid akan merangsang sekresi dan mendorong
efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural, pertumbuhan rangka. Hormon tiroid
penting untuk pertumbuhan anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat
tertinggal. Pada anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan. Akan
tetapi, epifisis lebih cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai masa pertumbuhan yang
lebih singkat .Hormon ini juga memberikan efek pada metabolisme tulang dan Ca ++. Selain itu
peningkatan produksi hormone tiroid akan menyebabkan berat badan menurun, sebaliknya
apabila produksinya berkurang maka berat badan akan meningkat.
Efek pada kebutuhan vitamin, hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh
dengan cara meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai
koenzim diperlukan untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormone tiroid yang
berlebih, akan menyebabkan defisiensi vitamin.
Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP), hormon tiroid
penting untuk perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid
pasca melahirkan yang tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan
terhambat dan terjadi keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya,
hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi
pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan kecemasan yang berlebihan,
atau paranoia.
Efek

terhadap

system

kardiovaskular,

meningkatnya

metabolisme

jaringan

mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolism
dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk
sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk
membuang panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga
meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai hanya 50% dari nomal jika
hipotiroidisme yang sangat berat. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga meningkat karena
kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.
Efek pada saluran cerna, selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan,
hormon tiroid mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna.
12

Hipertiroidisme seringkali menyebabkan diare, dan sebaliknya, hipotiroidisme menyebabkan


konstipasi.
Efek pada kulit, kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena
meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek kalorgenik hormone
tiroid, menyebabkan vasodilatasi perifer.
Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae, sekresi hormon tiroid yang
normal dapat membuat fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidism akan
menyebabkan

impotensi, dan sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya

libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul
amenore. Sedangkan pada wanita hipotiroidisme menyebabkan timbulnya menoragia (darah
menstruasi berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering). Namun pada beberapa
wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi yang tidak teratur dan bahkan
timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan libido yang sangat besar.
Efek pada kelenjar endokrin lain, meningkatnya hormon tiroid menyebabkan
meningkatnya kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh
meningkatnya sekresi T4 akan menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa menyebabkan
peningkatan sekresi insulin oleh pankreas..
Kesimpulan
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme seluruh atau sebagian besar jaringan
tubuh. Bila sekresi hormon ini banyak sekali, maka kecepatan metabolisme basal meningkat dari
batas normal atau sebaliknya. Salah satu contohnya adalah penyakit gondok yang mengacu pada
pembesaran kelenjar tiroid. Gondok akan timbul jika terdapat stimulasi berlebihan terhadap
kelenjar tiroid oleh TSH. Gondok dapat menyertai hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tetapi
gondok tidak selalu ada pada kedua keadaan tersebut. Pada hipotiroidisme yang disebabkan oleh
kegagalan kelenjar tiroid atau kekurangan iodium, gondok timbul karena kadar hormon tiroid
dalam darah sirkulasi sedemikian rendah, sehingga tidak ada inhibisi umpan-balik negatif ke
hipofisis anterior, dan dengan demikian sekresi TSH meningkat. Sekresi TSH yang berlebihan
akibat defek hipotalamus atau hipofisis anterior jelas akan disertai oleh gondok karena terjadi
stimulasi berlebihan terhadap pertumbuhan kelenjar tiroid. Selain itu hormone tiroid akan
merangsang sekresi dan mendorong efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural,
13

pertumbuhan rangka apabila terjadi penurunan sekresi oleh kelenjar tiroid maka akan
mempengaruhi pertumbuhan seorang anak.

Daftar Pustaka

14

1. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2009.h.272-4.
2. Silverthorn DU. Fisiologi manusia sebuah pendekatan terintegrasi. Edisi 6. Jakarta:
ECG;2013.h.822-30.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2004.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2012.
5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2009.h.272-4.
6. Junqueria LC, Carneiro J.Histologi dasar:teks & atlas. Edisi 6. Jakarta :EGC, 2007.
7. Gunawijaya F, Kartawiguna E. Penuntun pratikum, kumpulan foto mikroskopik histologi.
Jakarta : universitas Trisakti,2007.
8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta:EGC.h.306-17.
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:EGC;2008.h.97887.
10. Gibney MJ. Gizi kesehatan masyarakat.Jakarta: EGC; 2008.h.269-70.

15

Anda mungkin juga menyukai