Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4


LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Malini Oktarina., A. Budi Mulyanto, Fitria Dewi Yanti
Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email:malini_oktarina@yahoo.co.id
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
masih randahnya hasil belajar fisika siswa.Tujuan penelitian ini adalahuntuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap hasil belajar fisika kelas VIII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun
pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian eksperimen, dengan desain penelitian PretestPostest Group Design.
Populasi dalam penelitian ini siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun
pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 241 siswa. Dua kelas diambil sebagai sampel
secara acak, yaitu kelas VIII sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIc sebagai
kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Data tes siswa
dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan = 0,05 didapat
thitung = 5,15 dan ttabel = 1,66. Karena thitung> ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap hasil belajar fisika siswa.
Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar.

Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau.


Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan dikatakan bermutu bila prosesnya berjalan secara efektif dan
efisien. Maka dari itu dibutuhkan upaya dari guru dalam mendidik serta
mengayomi siswa yang memiliki berbagai macam perbedaan baikdalam hal
kemampuan, keterampilan, latar belakang, dan lain-lain. Adanya perbedaan
tersebut menjadikan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan
memerlukan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam-macam
sehingga peserta didik dapat menguasai serta dapat memahami materi dengan
baik.
Giancoli (2005:1) menyatakan bahwa
fisika merupakan ilmu
pengetahuan yang paling mendasar dari semua cabang sains, karena
berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Fisika adalah cabang dari
sains.Oleh karena itu, hakikat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui
hakikat sains yang mengandung cara-cara bagaimana memperoleh fakta dan
prinsip tersebut..
Berdasarkan observasi peneliti dengan guru fisika kelas VIII SMP Negeri
4 Lubuklinggau semester dua tahun pelajaran 2014/2015, beliau mengatakan
bahwa hasil belajar fisika siswa masih rendah dan di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70 atau tuntas
dengan remedial atau pengayaan. Dari nilai ulangan harian 35 siswa
didapatkan data bahwa 48% siswa mendapatkan nilai diatas KKM dan 52%
mendapatkan nilai di bawah KKM, hal ini menunjukkan bahwa masih
rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan diatas adalah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yaitu merupakan suatu konsep pembelajaran yang memusatkan pada
suatu masalah yang sedang dihadapi.Tan (dalam Rusman, 2011:232)
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan
berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu
yang baru dan kompleksitas yang ada.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh yang
signifikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun pelajaran
2014/2015?.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun pelajaran
2014/2015.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Belajar
Cronbach (dalam Suprijono, 2010:2) mengemukakan bahwa belajar
adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.Kemudian Harold

Spears (dalam Suprijono, 2010:2) mengemukakan bahwa belajar adalah


mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti
arah tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah perilaku yang tampak melalui aktivitas seseorang untuk mencapai
perubahan yang lebih baik setelah proses pembelajaran yang menyangkut
ranah kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga pola pikir dan potensi
individu dapat semakin berkembang setelah proses pembelajaran
2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Suprijono (2010:7) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilakusecara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja, artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para
pakar pendidikan sebagaimana tersebut tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif. Kemudian Gagne (dalam Suprijono,
2010:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik secara keseluruhan
yang didapat setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang prosesnya
tidak dapat dilihat dan hanya dapat disimpulkan dari hasilnya yang
mencakup beberapa ranah dan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar tersebut dapat terlihat setelah siswa mengikuti
proses belajar mengajar dan setelah siswa menerima pelajaran yang telah
diberikan oleh guru.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tan (dalam Rusman, 2011:232) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas
yang ada. Kemudian Suprihatiningrum (2013:215) menyatakan bahwa
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian setelah
itu pada proses pembelajarannya diikuti oleh proses pencarian informasi
yang bersifat student centered.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
model PBL adalah model pembelajaraan yang dilakukan secara
berkelompok yang digunakan untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir siswa melalui masalah-masalah yang diberikan oleh
guru yang berkaitan dengan kehidupan nyata secara berkesinambungan.

b. Sintaks Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)


Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
(Suprihatiningrum, 2013:223)
Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap-1
Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
Orientasi
siswa menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
pada masalah
fenomena, demonstrasi, atau cerita untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
Mengorganisasi
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
siswa untuk belajar dengan masalah tersebut.
Tahap-3
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
penyelidikan
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
individual maupun masalah.
kelompok
Tahap-4
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan
menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan,
dan
menyajikan video, dan model serta membantu mereka untuk
hasil karya
berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
mengevaluasi
proses-proses yang mereka gunakan.
proses pemecahan
masalah
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menurut ahli, maka langkahlangkah pembelajaran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 sebagai
berikut:
Tabel 2
Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tahap
Tingkah laku guru
Tahap 1
Guru
menyampaikan
tujuan
Orientasi siswa pada masalah
pembelajaran
sebelum
memulai
pembelajaran, mendeskripsikan dan
memotivasi siswa agar siswa dapat
terlibat secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran dan pemecahan
masalah.
Tahap 2
Guru
mengorganisasikan
dan
Mengorganisasi siswa untuk
mendefenisikan tugas belajar yang
belajar
berhubungan dengan masalah-masalah
yang diberikan tersebut.

Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual dan kelompok

Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya

Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Guru
mendorong
siswa
untuk
mendapatkan informasi dan data yang
tepat, melaksanakan eksperimen, dan
mencari penjelasan serta solusi yang
benar dari masalah tersebut
Guru
membantu
siswa
dalam
merencanakan dan menyiapkan hasilhasil yang tepat, seperti laporan,
rekamaan video, dan model-model,
dan membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya.
Guru
membantu
siswa
untuk
melakukan
refleksi
dan
guru
mengevaluasi terhadap investigasinya
dan
proses-proses
yang
telah
dilakukan

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBL


Sanjaya (2008:220) menyatakan bahwa model pembelajaran PBL
memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1) Keunggulannya yaitu antara lain:
(a) Membantu siswa untuk lebih memahami isi pelajaran.
(b)Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
......menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
(c) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
(d)Membanttu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk
......memahami masalah dalam kehidupan nyata.
(e) Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunyadan
......bertanggung jawab dalam pembelajaran yang merekalakukan.
(f) Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap pelajaran,dasarnya
......merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harusdimengerti.
(g)Menyenangkan dan disukai siswa.
(h)Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
(i) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
......pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
2) Kelemahannya yaitu antara lain:
(a) ..Siswa berpikir bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
.......dipecahakan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.
(b)..Membutuhkan waktu yang lama untuk percobaan.
(c) ..Tanpa pemahaman mereka berusaha untuk memecahkan masalah
......yang dipelajari, mereka tidak belajar apa yang merekaingin
......pelajari.
Untuk mengatasi berbagai macam kelemahan tersebut, maka
peneliti akan memanfaatkan waktu seefesien dan seefektif mungkin
dengan tidak memberikan permasalahan diluar batas kepada siswa untuk
memecahkan permasalahan yang diberikan.

C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Pretest dan Posttest One Group Design
dan dapat dilihat pada tabel 3:
Pretest-Posttest Control Group Design
Group
Pre-test
Treatment
Pos-test
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
O4
dengan X adalah perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), O1 adalah Tes awal (pre-test), O3 adalah Tes awal (pre-test), O2 adalah
Tes akhir (post-test), dan O4 adalah Tes Akhir (post-test). dan () adalah
perlakuan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab pada kelas kontrol
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Lubuklinggau semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 yang
terdiri atas tujuh kelas.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara simplerandom sampling
karena setiap kelas mempunyai kemampuan yang relatif sama. Semua kelas
VIII pada penelitian ini berhak untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan mengundi setiap kelas dengan cara memberikan nomor pada
gulungan kertas kecil didepan guru mata pelajaran. Kemudian nomor yang
keluar dalam pengundian tersebut dijadikan sebagai sampel dalam penelitian
ini.
Dari hasil pengundian diperoleh dua kelas yaitu kelas VIIID sebagai kelas
eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kelas VIIIc sebagai kelas
kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
tes.Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Di dalam rancangan penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah eksperimen (posttest).Pre-test diberikan untuk melihat sejauh mana pengetahuan siswa tentang
materi pelajaran yang belum pernah diberikan, sedangkan post-test diberikan
untuk melihat hasil belajar siswa setelah materi pelajaran diberikan.Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian sebanyak lima soal yang
berfungsi untuk menilai kemampuan kognitif siswa.
Untuk mengetahui hasil dari penelitian berupa hipotesis diterima atau
ditolak maka data diuji dengan menggunakan t-test. Sebelum menggunakan ttes, maka terlebih dahulu menentukan skor rata-rata, simpangan baku dan uji

normalitas data,, uji homogenitas dan uji hipotesis. Pertanggungjawaban


penelitian, Uji coba instrumen
inst
tes ini dilaksanakan tanggal 2 Mei 2015 di kelas
IXC SMP Negeri 4 Lubuklinggau,
Lubuklinggau soal uji coba instrumen
strumen berupa essay
berjumlah lima soal.
soal.Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi empat syarat, yaitu
validitas, reliabilitas,
ilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran yang baik
baik.
D. HASIL dan PEMBAHASAN
1. Hasil
Penelitian dengan model Problem Based Learning (PBL) ini diajarkan
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran
2014/2015 dengan materi yang diberikanenergi dan usaha.
usaha Penelitian
dilaksanakan di SMP Negeri 4 Lubuklinggau pada tanggal 30 April 2015
sampai tanggal 30 Mei 2015 Tahun
T
Pelajaran 2014/ 2015.
Pertemuan pertama pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 5
Mei 2015
15 dengan jumlah siswa 35 orang.. Pertemuan pertama pada kelas
kontrol dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2015 dengan jumlah siswa 35 orang
dan materi yang diberikan adalah materi energi.
Berdasarkan hasil pre-test baik pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol tidak ada siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM yang telah
ditetapkan sekolah yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal
siswa relatif sama. Rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen 25,40 dan ratarata
rata nilai pre-test
test kelas kontrol 23,14. Nilai tertinggi kelas eksperimen yaitu
46,00 dan kelas kontrol yaitu 36,00. Sedangkan nilai terendah kelas
eksperimen yaitu 5,00 dan kelas kontrol yaitu 8,00.

26
25

Kelas Eksperimen

25.4

Kelas Kontrol

24
23

23.14

22

Gambar 1

Grafik Rata-rata Tes Kemampuan Awal (Pre


Pre-test)

Pelaksanaan post-test dilakukan diakhir pembelajaran yaitu pada


kelas eksperimen dilakisanakan pada tanggal 19 Mei 2015 dengan jumlah
35 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 20 Mei
2015 dengan jumlah 35 siswa.
siswa
Pada hasil post-test pada kelas eksperimen yaitu ada 29 siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70.
Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 6
siswa. Pada kelas kontrol ada 9 siswa yang mendapatkan nilai diatas
KKM,
KM, dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu sebanyak
26 siswa.

80
75

Kelas Eksperimen
75.8

Kelas Kontrol

70
65

66.14

60

Gambar 2
Grafik Rata-Rata Tes Kemampuan Akhir (Post
Post-test)
Hasil uji normalitas pre-test untuk kedua kelompok
mpok dapat dilihat
pada table2
2 sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas Pre-test
Kelas
Dk
Kesimpulan
Eksperimen
0,81
5
11,070
Normal
Kontrol
1,32
5
11,070
Normal
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa nilai
data pre--test untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah lebih kecil dari pada nilai
.
Berdasarkan ketentuan dari pengujian normalitas dengan menggunakan uji
kecocokan
(chi-kuadrat)
kuadrat) maka dapat disimpulkan bahwa pre-test untuk
masing-masing
masing kelas menunjukkan
menunjukkan kedua kelompok berdistribusi normal
pada taraf kepercayaan = 0,05
Hasil uji homogenitas varians pre-test untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan taraf kepercayaan = 0,05
0,05 dapat dilihat pada tabel 5:
Tabel 5
Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-test
Tes
Fhitung
Dk
Ftabel
Kesimpulan
Pre-test
1,70
34
1,80
Homogen
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa varians kedua kelompok data
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) pre-test adalah homogen, karena
Fhitung< Ftabel.
Hipotesis statistik yang diuji dalam perhitungan uji-t
uji untuk pre-test
adalah:
Ho: Hipotesis nol atau pembanding, rata-rata
rata rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata
rata rata hasil belajar
siswa kelas kontrol.
Ha:

Hipotesis alternatif atau kerja, rata-rata


rata rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
rata rata hasil belajar siswa kelas
.kontrol.
kontrol.
Hasil uji untuk pre-test dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai Pre-test
Tes
thitung
Dk
ttabel
Kesimpulan
Pre-test
1,21
68
2,000
thitung < ttabel
Ho diterima
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan
awal siswa menunjukkan bahwa thitung< ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.Hasil uji normalitas post-test untuk kedua kelompok dapat dilihat pada
tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7
Hasil Uji Normalitas Post-test
Kelas
Dk
Kesimpulan
Eksperimen
0,39
5
11,070
Normal
Kontrol
0,49
5
11,070
Normal
Dari tabel 7 menunjukkan nilai
data post-test untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada nilai
.
Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan menggunakan uji
kecocokan
(chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa post-test untuk
masing-masing kelas menunjukkan kedua kelompok berdistribusi normal
pada taraf kepercayaan = 0,05, dimana
<
.
Hasil uji homogenitas varians post-test untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan taraf kepercayaan = 0,05 dapat dilihat pada tabel 8:
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Skor Post-test
Tes
Fhitung
Dk
Ftabel
Kesimpulan
Post-test
1,59
34
1,80
Homogen
Tabel 8 menunjukkan varians kedua kelompok data (kelas eksperimen dan
kelas kontrol) post-test adalah homogen, karena Fhitung< Ftabel.
Hipotesis statistik yang diuji dalam perhitungan uji-t untuk post-test
adalah:
Ho: Hipotesis nol atau pembanding, rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata hasil belajar
siswa kelas kontrol.
Ha: Hipotesis alternatif atau kerja, rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa
kelas kontrol.
Hasil uji untuk post-test dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai Post-test
Tes
thitung
Dk
ttabel
Kesimpulan
Post-test
5,51
68
1,66
thitung > ttabel
Ho ditolak

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan


awal siswa menunjukkan bahwa thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata
nilai kelas kontrol.
2. Pembahasan
Berdasarkan analisis data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak ada satupun siswa yang tuntas dan memperoleh nilai diatas
KKM, hal tersebut membuktikan bahwa siswa belum mempelajari dan
memahami materi energi dan usaha tersebut. Sedangkan pada analisis posttest terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini disebabkan perbedaan perlakuan (treatment) yang diberikan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
diperoleh nilai rata-rata tes akhir sebesar 75,8, dengan nilai terbesar 94,87,
nilai terkecil 56,41, rentang nilainya 41,02 serta simpangan baku sebesar
8,10. Sedangkan kelas kontrol setelah siswa belajar pada proses
pembelajarannya dengan pembelajaran metode ceramah dan tanya jawab
diperoleh nilai rata-rata tes akhir sebesar 66,14 dengan nilai terbesar 79,49,
nilai terkecil 51,28, rentang nilainya 28,21 serta simpangan baku sebesar
6,43. Pada kelas eksperimen ada 29 siswa yang mendapatkan nilai diatas
KKM, dan 6 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.Sedangkan pada
kelas kontrol ada 9 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan 26 siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM.Dengan demikian nilai post-test
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai post-test kelas kontrol.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
rata-rata nilai post-test eksperimen sebesar 75,80 dan nilai rata-rata post-test kelas
kontrol sebesar 66,14 serta uji kesamaan dua rata-rata nilai post-test yaitu thitung =
5,51 dan ttabel = 1,66 karena
>
maka Ho ditolak dan Ha
diterima.Dengan demikian kedua ratarata skor post-test kelas eksperimen lebih
besar dari ratarata nilai post-test kelas kontrol.
F. DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, R. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8
Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ashad, S, dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 PALU, 1 (2), 39-43.
Asrori, M. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wahana Prima.
Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Renika Cipta.
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z. 2002.Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka
Cipta
Hamzah. A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Press.
Hariyadi, B. 2009.Fisika unutuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Jihad, A. dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Saripudin, A, dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2013a. Metode Penelitian Pendidikaan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
______. 2013b. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suiryanti, S.D. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Pada Materi
Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP Negeri 19
Palembang. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Sriwijaya
Palembang.
Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi. 2012. Pedoman
Penulisan Makalah Dan Skripsi Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Lubuklinggau: STKIP-PGRI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Diperbanyak oleh PT. Maju Bersama.
Purwanto, N. 2010. Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai