Anda di halaman 1dari 106

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS ( STAD),
TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA
DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA

( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Negeri


di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten Wonogiri )

TESIS
Untuk memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

ASSANI NUGROHO
NIM. S810809303

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS ( STAD),
TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA
DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA
( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Negeri
di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten Wonogiri )

TESIS

Oleh:

ASSANI NUGROHO
NIM. S810809303

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.


NIP 19430712 197301 1 001 ..

Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.


NIP 19661108 199003 2 001 . ..

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.


NIP 19430712 197301 1 001

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS ( STAD),
TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA
DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA
( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Negeri
di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten Wonogiri )

TESIS

Oleh:

ASSANI NUGROHO
NIM. S810809303

Telah Disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd


NIP 19440404 197603 1 001 24 Januari 2011

Sekretaris Prof. Dr. Sri Anitah W, M.Pd


NIP 19381022 196902 2 001 24 Januari 2011

Anggota Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd


NIP 19430712 197301 1 001 24 Januari 2011

Anggota Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.


NIP 19661108 199003 2 001 24 Januari 2011

Mengetahui,
Direktur Ketua Program Studi
Program Pascasarjana UNS Teknologi Pendidikan

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. PhD Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.


NIP 19570820 198503 1 004 NIP 19430712 197301 1 001
commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Assani Nugroho

NIM : S810809303

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul PENGARUH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION ( STAD ), TIPE JIGSAW,

DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE ( T-P-S ) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA ( Studi

Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno

Kabupaten Wonogiri ) adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar

yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Assani Nugroho

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sesungguhnya kesabaran itu didapat melalui cara berlatih dan ilmu itu didapat
melalui belajar
( Hadist Rasulullah SAW )

Jika memang engkau hendak memperoleh kebenaran, maka haruslah berkata


yang sederhana saja (tidak berlebihan), yang terletak di antara dua sisi yang
berjauhan dari kebenaran
( Mahmud Mahdi Al-Istanbuli )

Jika kita tidak bisa lagi mengetahui segala hal secara keseluruhan, kita harus
mengetahui sedikit mengenai segala sesuatu
( Blaise Pascal )

Hidup adalah perjuangan yang panjang dalam kerendahan hati


( James M Barrie )

Jadikan diri kita pribadi yang bermanfaat bagi orang lain


( Mario Teguh )

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan setulus dan kerendahan hati, karya tulis ini

kupersembahan untuk :

Kedua orangtuaku yang tiada henti memberikan

bimbingan serta doa dalam meraih cita-cita

Istri dan anakku tersayang yang selalu memberikan

semangat dalam hidupku

Almamaterku

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa tanpa bantuan,

dorongan dan pengarahan dari berbagai pihak, tidak mungkin penulis dapat

menyelesaikan tesis ini, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan luas

untuk mengikuti pendidikan sehingga dapat menghantarkan penelitian ini

selesai.

3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

dan Pembimbing I yang telah memberikan saran, pengarahan, dan bimbingan

dalam penyusunan tesis ini.

4. Dra.Nunuk Suryani, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan

saran, pengarahan, dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Tim Penguji tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pengarahan dan perbaikan tesis ini.

6. Supriyadi ES, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 1 Giritontro yang telah

memberikan ijin dan membantu dalam penelitian sebagai tempat ujicoba.

7. Kavinji, S.Pd, M.SI selaku Kepala SMP Negeri 1 Baturetno yang memberikan

ijin penulis untuk tempat pelaksanaan penelitian.

8. Drs.Warino, MM, selaku Kepala SMP Negeri 1 Tirtomoyo yang memberikan

ijin penulis untuk tempat pelaksanaan penelitian.

9. Drs.Wiyono, M.SI selaku Kepala SMP Negeri 1 Giriwoyo yang memberikan

ijin penulis untuk tempat pelaksanaan penelitian.

10. Rekan-rekan guru Fisika SMP Negeri 1 Giritontro, SMP Negeri 1 Baturetno,

SMP Negeri 1 Tirtomoyo, dan SMP Negeri 1 Giriwoyo yang telah membantu

dalam penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, serta

hidayah-Nya bagi semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini dan

semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Assani Nugroho

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

ASSANI NUGROHO. S810809303. Pengaruh Penggunaan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD), Tipe Jigsaw dan Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi
Belajar Fisika Ditinjau dari Sikap Ilmiah Siswa ( Studi Eksperimen pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten
Wonogiri ). Tesis. Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. 2011. Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto,
M.Pd, Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya


perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
Jigsaw dan Think-Pair-Share terhadap prestasi belajar Fisika, (2) Ada tidaknya
perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap
ilmiah rendah terhadap prestasi belajar Fisika, dan (3) Ada tidaknya Interaksi
antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw dan Think-Pair-Share
(T-P-S) dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar Fisika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri di Sub Rayon 03
Baturetno Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 18 SMP dengan sub populasi
adalah siswa kelas IX SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten
Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian diambil dengan
menggunakan teknik multistage cluster random sampling, sebanyak 103 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket untuk variabel sikap
ilmiah siswa dan tes untuk mengetahui prestasi belajar Fisika. Teknik analisis data
menggunakan analisis variansi dua jalan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada perbedaan
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw dan
Think-Pair-Share terhadap prestasi belajar Fisika (F hitung > F tabel atau 18,76 >
3,09), (2) Ada perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi
dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar Fisika (F hitung > F tabel atau
11,58 > 3,94), dan 3) Ada Interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, Jigsaw dan Think-Pair-Share (T-P-S) dengan sikap ilmiah siswa terhadap
prestasi belajar Fisika (F hitung > F tabel atau 3,79 > 3,09).
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan guru mengerti dan paham
betul dengan model pembelajaran apa yang diterapkan, karena hal ini akan sangat
mempengaruhi tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Sikap Ilmiah, Prestasi Belajar Fisika

commit to user

xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Assani Nugroho. S810809303. The Impact of the Use of the Cooperative


Learning Model of Student Team Achievement Divisions (STAD) Type, of
Jigsaw Type, and of Think-Pair-Share (TPS) Type toward the Learning
Achievement in Physics Viewed from the Students Scientific Attitude (An
Experimental Study upon the 9th Grade Students of Junior Secondary
Schools in Subrayon 03 of Baturetno, Wonogiri Regency). Principal Advisor:
Prof. Dr. Mulyoto, M. Pd., Co-Advisor: Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. Thesis: the
Graduate Program in Educational Technology, Sebelas Maret University 2011.

The objective of this research is to find out whether or not there is: (1) a
difference in influence of the use of the cooperative learning model of STAD
type, of Jigsaw type, and of Think-Pair-Share (TPS) type toward the Physics
learning achievement; (2) a difference in influence between the students with high
scientific attitude and those with low scientific attitude toward Physics learning
achievement; and (3) an interaction between the cooperative learning model of
STAD type, of Jigsaw type, and of Think-Pair-Share (T-P-S) type and the
students scientific attitude toward the Physics learning achievement.
The method used in this research is the experiment method. The
population in this research is all students of state junior secondary schools in
Subrayon 03 of Baturayon, Wonogiri Regency, which consist of 18 junior
secondary schools with the 9th grade students of state junior secondary schools in
Subrayon 03 of Baturetno, Wonogiri Regency as the subpopulation of the
Academic Year of 2010/2011. The research sample is taken by using multistage
cluster random sampling, as many as 103 students. The data-collecting technique
is in use of the questionnaire method for the variable of the students scientific
attitude and the test method to find out the learning achievement in Physics. The
data analysis technique is in use of two-way Analysis of Variances.
Based on the research it can be concluded that: (1) there is a difference
influence of the use of cooperative learning model of STAD type, of Jigsaw type,
and of Think-Pair-Share (T-P-S) type toward the Physics learning achievement
(Fcount > Ftable or 18.76 > 3.09); (2) there is a difference in influence of the
scientific attitude between the students with high scientific attitude and those with
low scientific attitude toward the Physics learning achievement (Fcount > Ftable or
11.58 > 3.94); and (3) there is an interaction between the cooperative learning
model of STAD type, of Jigsaw type, and Think-Pair-Share (T-P-S) and students
scientific attitude toward the Physics learning achievement (Fcount > Ftable or 3.79
> 3.09).
Based on this research output it is expected that teachers comprehend and
understand exactly what type of learning model is applied, since this will be very
much influential to whether the learning goal is achieved or not.

Keywords: cooperative learning, scientific attitude, Physics learning achievement

commit to user

xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

ABSTRAK ................................................................................................... xx

ABSRACT ................................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 4

D. Perumusan Masalah ............................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ........................... 8

A. Kajian Teori ........................................................................ 8

1. Model Pembelajaran ..................................................... 8

2. Model Pembelajaran Kooperatif ................................... 10

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achivement Division ( STAD ) .................................... 18

4. Model Pe,belajaran Kooperatife Tipe Jigsaw ............... 19

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

( TPS ) ... 20

6. Sikap Ilmiah .. 21

7. Prestasi Belajar .. 23

B. Penelitian Yang Relevan ..................................................... 25

C. Kerangka Pikir .................................................................... 27

D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 31

1. Tempat Penelitian ......................................................... 31

2. Waktu Penelitian ........................................................... 31

B. Metode Penelitian ............................................................... 32

1. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................... 32

2. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................... 33

3. Definisi Operasional Variabel ....................................... 34

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 35

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Populasi ......................................................................... 35

2. Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 36

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 37

1. Instrumen Penelitian ..................................................... 37

2. Ujicoba Instrumen ......................................................... 37

E. Teknik Analisa Data ............................................................ 45

1. Uji Prasyarat Analisis .................................................... 45

a. Uji Normalitas ......................................................... 45

b. Uji Homoginitas ...................................................... 46

c. Uji Kesetaraan ......................................................... 48

2. Pengujian Hipotesis ....................................................... 48

BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................ 54

A. Deskripsi Data ..................................................................... 54

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............................ 55

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................ 56

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ................................ 57

4. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa

dengan Sikap Ilmiah Rendah .......................................... 58

5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa

dengan Sikap Ilmiah Tinggi ........................................... 59

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Memiliki

Sikap Ilmiah Rendah ...................................................... 60

7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Memiliki

Sikap Ilmiah Tinggi ........................................................ 61

8. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki

Sikap Ilmiah Rendah ...................................................... 62

9. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki

Sikap Ilmiah Tinggi ........................................................ 63

10. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki Sikap

Ilmiah Rendah ................................................................ 64

11. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Memiliki

Sikap Ilmiah Tinggi ........................................................ 65

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ...................................... 66

1. Uji Normalitas ................................................................ 66

2. Uji Homogenitas ............................................................ 67

3. Uji Kesetaraan ................................................................ 67

C. Pengujian Hipotesis ............................................................ 68

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ......................................... 75

E. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 79

BAB V PENUTUP .................................................................................. 80

A. Kesimpulan ......................................................................... 80

B. Implikasi Penelitian ............................................................ 80

C. Saran-saran ......................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 87

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sintak Model pembelajaran Kooperatif .................................. 15

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 31

Tabel 3.2 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak 53

Sama ........................................................................................

Tabel 4.1 Rangkuman Data Prestasi Belajar Fisika ................................ 55

Tabel 4.2 Uji Normalitas dengan Liliefors .............................................. 67

Tabel 4.3 Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett....................................... 67

Tabel 4.4 Uji Kesetaraan dengan Uji T ................................................... 68

Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Variansi Dua Jalan ..................................... 69

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................... 56

Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................... 57

Gambar 4.3 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ....................... 58

Gambar 4.4 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika Bagi

Siswa dengan Sikap Ilmiah Rendah .................................. 59

Gambar 4.5 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika Bagi

Siswa dengan Sikap Ilmiah Tinggi .................................... 60

Gambar 4.6 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan

Memiliki Sikap Ilmiah Rendah ......................................... 61

Gambar 4.7 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan

Memiliki Sikap Ilmiah Tinggi ........................................... 62

Gambar 4.8 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan

Memiliki Sikap Ilmiah Rendah ......................................... 63

Gambar 4.9 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Memiliki Sikap Ilmiah Tinggi ........................................... 64

Gambar 4.10 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki

Sikap Ilmiah Rendah ......................................................... 65

Gambar 4.11 Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki

Sikap Ilmiah Tinggi ........................................................... 66

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

1.1 RPP Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ......... 87

1.2 RPP Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ......... 107

1.3 RPP Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS ............. 127

1.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Prestasi Balajar Fisika ............. 147

1.5 Soal Tes Prestasi Belajar Fisika ..................................... 148

1.6 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah ......................... ............. 157

1.7 Angket Sikap ilmiah ................ ..................................... 158

Lampiran 2 Ujicoba Instrumen Penelitian

2.1 Data Hail Ujicoba Instrumen Tes Prestasi Belajar ........ 162

2.2 Data Hasil Ujicoba Instrumen Angket Sikap Ilmiah ..... 163

2.3 Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Fisika .............. 164

2.4 Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Fisika............... 168

2.5 Perhitungan Validitas Soal Tes Prestasi Belajar ........... 170

2.6 Hasil Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ..................... 171

2.7 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal.... 172

2.8 Rangkuman hasil Uji Tingkat Kesukaran, Daya Beda

dan Keputusan Uji Tes Prestasi Belajar ........................ 173

2.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap

Ilmiah............................................................................. 174

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.10 Hasil Uji Validitas Angket Sikap Ilmiah ...................... 178

2.11 Perhitungan Validitas Angket Sikap Ilmiah ................. 179

2.12 Hasil Uji Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah .................. 180

Lampiran 3 Data Hasil Penelitian

Data Nilai Kelas Eksperimen 1 Model Pembelajar

Kooperatif Tipe Jigsaw ................................................. 181

Data Nilai Kelas Eksperimen 2 Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD ................................................ 182

Data Nilai Kelas Kontrol Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS ..................................................... 183

Daftar Skor Sikap Ilmiah Siswa ................................... 184

Data Penelitian Katagori Sikap Ilmiah Siswa dengan

Prestasi Belajar Fisika ................................................... 185

Tabel Persiapan Perhitungan Statistik F untuk Anava

Dua Jalan ....................................................................... 186

Lampiran 4 Pengujian Persyaratan Analisis

4.1 Uji Normalitas ................................................................ 187

4.2 Uji Homogenitas Variansi .............................................. 190

4.3 Uji Kesetaraan ................................................................ 191

4.4 Daftar Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Siswa ...... 193

Lampiran 5 Hasil Analisis dan pengujian Hipotesis

5.1 Deskripsi Data Khusus ...... ............................................ 194

5.2 Hasil Analisis Data dengan Anava Dua Jalan ............... 197

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5.3 Hasil Analisis Data dengan Anava Satu Jalan ............... 198

5.4 Uji Lanjut Panca Anava untuk Model Pembelajaran

dengan Prestasi Belajar Fisika ...................................... 199

5.5 Uji Lanjut Pasca Anava untuk Interaksi Antara Model

Pembelajaran dengan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi

Belajar Fisika ................................................................ 202

Lampiran 6 Tabel Signifikansi ................................................................ 217

Lampiran 7 Perijinan ............................................................................... 221

commit to user

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mewarnai perkembangan

dunia pendidikan kita dewasa ini. Tuntutan akan peningkatan mutu, relevansi dan

efektifitas pendidikan sebagai tuntutan nasional sejalan dengan perkembangan dan

kemajuan masyarakat kita umumnya.

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusia

adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dari

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan

suatu kegiatan yang pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung dari bagaimana proses belajar mengajar itu

berlangsung.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di bidang studi fisika maka guru

harus mampu memahami dan mengembangkan berbagai model, metode maupun

pendekatan untuk mengembangkan daya pikir dan sikap ilmiah siswa.

Untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya

dengan pencapaian tujuan pengajaran. Dalam prakteknya semua model

pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip sebagai

berikut:petama, semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar

aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik. Kedua, semakin sedikit waktu

yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ketiga, sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan. Keempat, dapat

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelima, tidak ada satupun metode yang

paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi dan proses belajar yang ada.

Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu

model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model

pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ). Pada model pembelajaran ini

siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan

temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai

motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan

aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung

jawab atas hasil pembelajarannya. Menurut Slavin dalam Wina Sanjaya ( 2008 :

242 ) mengemukakan dua alasan tentang model pembelajaran kooperatif yaitu 1)

beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus meningkatkan

kemampuan hubungan sosial, menimbulkan sikap menerima kekurangan diri dan

orang lain serta meningkatkan harga diri; 2) dapat merealisasikan kebutuhan siswa

dalam belajar, berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan

dengan berketrampilan.

Dalam model pembelajaran kooperatif , terdapat beberapa tipe yang dapat

digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas diantaranya adalah tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD), tipe Jigsaw dan Think-Pair-Share (TPS).

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw dan Think-Pair-

Share dalam penelitian ini karena tipe STAD merupakan salah satu pendekatan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana serta sebuah bentuk model yang

bagus untuk memulainya bagi pembelajar yang baru dalam menggunakan

pendekatan kooperatif. Tipe Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar

belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar

bahan pelajaran menjadi lebih bermakna, selain itu siswa bekerjasama dengan

sesama siswa lain dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan

berkomunikasi. Sedangkan tipe Think-Pair-Share ( TPS ) memberi kesempatan

siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan

dari tipe ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) banyak mengalami perubahan

atau perkembangan, baik model maupun pola pengajarannya. IPA merupakan

hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan gagasan dan konsep yang

terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses ilmiah.

Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang

mempelajari tentang fenomena-fenomena alam. Mata pelajaran fisika bertujuan

agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling berkaitannya serta

mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmaih untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya. Pada intinya sikap ilmiah adalah suatu

kecenderungan atau dorongan untuk berperilaku dan mengambil tindakan

pemikiran ilmiah sesuai dengan metode ilmiah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis

tertarik mengadakan penelitian tentang Pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD ),

Jigsaw dan Think-Pair-Share ( T-P-S ) terhadap prestasi belajar fisika

ditinjau dari sikap ilmiah siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Diperlukan perbaikan mutu pendidikan yang dilakukan terus menerus sebagai

usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia.

2. Banyak guru fisika yang dalam proses pembelajarannya hanya menggunakan

model pembelajaran konvensional.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Siswa perlu dibiasakan mempunyai sikap bekerja sama dan belajar kelompok

untuk memecahkan masalah.

5. Perlu mengembangkan sikap ilmiah untuk tujuan pembelajaran

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas akan lebih terfokus apabila

penelitian ini dibatasi pada :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dibatasi pada

pembelajaran kooperatife tipe Student Team Achievement Divisions (STAD),

Jigsaw dan tipe Think-Pair-Share (T-P-S)

2. Prestasi belajar siswa, dibatasi pada skor atau hasil berupa angka yang

diperoleh melalui pengukuran dan penilaian setelah mengikuti pembelajaran

fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan Think-Pair-Share (T-P-S).

3. Sikap ilmiah siswa dikategorikan menjadi tinggi dan rendah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan diatas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan Think-Pair-Share

(T-P-S) terhadap prestasi belajar fisika?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi

dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar fisika?

3. Adakah interaksi pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan Think-Pair-Share (T-P-S )

dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar fisika?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian adalah sebgai

berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan

Think-Pair-Share (T-P-S) terhadap prestasi belajar fisika.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki sikap

ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar fisika.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan

Think-Pair-Share (T-P-S) dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar

fisika?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta

lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang

diteliti.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar fisika

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Sebagai acuan bagi para guru dalam memilih model pembelajaran yang

efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar fisika.

c. Sebagai bahan pertimbangan penelitian lain yang berkaitan dengan

penelitian ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

Menurut Mills (dalam Agus Suprijono, 2009 : 45 ) bahwa model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan

seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.

Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang

diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Trianto ( 2007 : 1 ) menyatakan

bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial.

Sedangkan menurut Toeti Soekamto (1996:78) model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola

yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan

memberi petunjuk kepada pengajar dikelas ( Dahlan dalam Isjoni, 2009: 72 ).

Merujuk pemikiran Joyce ( dalam Agus Suprijono, 2009 : 46 ) fungsi

model adalah each model guides us as we design instructional to help

students achieve various objectives ( masing-masing model memandu kita

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9

ketika kita mendesain pembelajaran untuk membantu para siswa mencapai

berbagai sasaran hasil)

Toeti Soekamto ( 1995:78) model pembelajaran berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Melalui model

pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi,

ide, ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.

Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weill ( dalam Toeti Soekamto, 1996

: 83-84) unsur-unsur yang dimiliki dalam model pembelajaran antara lain :

1) Sintakmatik, yaitu tahap-tahap kegiatan model itu

2) Sistem sosial, yaitu situasi atau sarana dan norma yang berlaku

3) Prinsip reaksi, yaitu petunjuk bagaimana seharusnya para pengajar

menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap model

4) Sistem pendukung, yaitu segala sarana, bahan, dan alat yang

dipergunakan untuk melaksanakan model-model itu

5) Dampak Instuksional yaitu hasil belajar yang dicapai langsung dengan

cara mengarahkan para pelajar pada tujuan yang diharapakan dan dampak

pengiring yaitu hasil lain yang dihasilkan oleh suatu proses belajar

mengajar sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami

langsung oleh para pelajar tanpa pengarahan langsung dari pengajar

Jadi model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran. Sebagai guru dituntut memiliki kemampuan

untuk memilih model pembelaran yang tepat. Model pembelajaran yang

dipilih diupayakan yang efektif dan efisien serta memberikan kesempatan

besar pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah

satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran

kooperatif.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim ( Isjoni, 2009 : 22 ).

Pembelajaran kooperatif didefinisikan oleh Olsen dan Kagan ( 1992:8 )

sebagai berikut :

Group learning activity organized so that learning is dependent on the


socially structured exchange of information between learners in groups
and in wich each learner is help accountable for her own learning and is
motivated to increase the learning of others.

Kelompok yang belajar aktivitas yang terorganisir sedemikian

sehingga pelajaran adalah bergantung pada pertukaran informasi yang

tersusun antara pelajar di dalam kelompok dan dimana pelajar masing-masing

adalah bantuan bertanggung jawab untuk pelajarannya sendiri dan termotivasi

untuk meningkatkan pelajaran dari yang lain.

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih

bergairah dalam belajar.

Model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk

mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan secara penuh

dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai

obyek pembelajaran, namun bisa juga sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Selain itu juga siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung

dari rekan sebaya. Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan peningkatan

kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar

menggunakan sopan-santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki

sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang

baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Isjoni ( 2009:27 )

antara lain :(a) setiap anggota memilki peran;(b) terjadi hubungan interaksi

langsung diantara siswa;(c)setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas

belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya;(d) guru membantu

mengembangkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok dan;(e)

guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Sedangkan menurut Agus Suprijono ( 2009:58 ), model pembelajaran

kooperatif akan menumbuhkan pembelajaran yang efektif yaitu belajar yang

bercirikan:(a) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana hidup serasi dengan

sesame;(b)pengetahuan, nilai dan ketrampilan diakui oleh mereka yang

berkompeten menilai.

Menurut Wina Sanjaya ( 2006: 242 ) pada model pembelajaran

kooperatif memiliki karakteristik yaitu:

a. Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan

tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu tim harus mampu membuat

setiap siswa belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif harus memiliki empat fungsi pokok, yaitu

fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi

kontrol. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan

secara efektif. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif harus dilaksanakan sesuai perencanaan, melalui langkah-

langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-

ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap

anggota. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif perlu ditentukan kreteria keberhasilan baik melalui tes maupun

nontes.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

c. Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam

proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja

harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga

ditanamkan perlunya saling membantu.

d. Ketrampilan bekerja sama

Dalam pembelajaran kooperatf siswa didorong untuk mau dan sanggup

berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu

mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi

sehingga siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan

memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif yaitu ;

a. Prinsip ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesai tugas

sangat bergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota

kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota

kelompok keberhasilan penyelesai tugas akan ditentukan oleh kinerja

masing-masing anggota.

b. Prinsip tanggung jawab perorangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsi yang pertama. Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

anggota kelompok harus memiliki tunggung jawab sesuai dengan

tugasnya

c. Prinsip interaksi tatap muka

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan

memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok

untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan

kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-

masing.

d. Prinsip partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat.

Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kooperatif,

yaitu:

a. Prestasi akademik

Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis yang

penting lainnya. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan

hasil belajar, juga dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok

bawah maupun kelompok atas yang bekerjasama menyelesaikan tugas-

tugas akademik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar

belakang dan kondisi untuk bekerjasama dan saling bergantung pada

tugas-tugas akademik dan dengan penghargaan bersama siswa akan saling

menghargai.

c. Pengembangan ketrampilan sosial

Ketrampilan sosial akan mengajarkan siswa bekerjasama dan kolaborasi

dimana ketrampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam

masyarakat.

(Isjoni, 2009: 39-41)

Menurut Agus Suprijono ( 2009 : 65 ) sintak model pembelajaran

kooperatif terdiri dari fase seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

FASE FASE PERILAKU GURU

Fase 1 : Present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran

Menyampaikan tujuan dan dan mempersiapkan peserta didik

mempersiapkan peserta didik siap belajar

Fase 2 : Present informasi Mempresentasikan informasi ke-

Menyajikan informasi pada peserta didik secara verbal

Fase 3 : Organize students into Memberikan penjelasan kepada

learning teams peserta didik tentang tata cara

Mengorganisir peserta didik ke pembentukan tim belajar dan

dalam tim-tim belajar mem-bantu kelompok melakukan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

transisi yang efisien

Fase 4 : Assist team work and Membantu tim-tim belajar selama

study peserta didik mengerjakan tuganya

Membantu kerja tim dan

belajar

Fase 5 : Test on the materials Menguji pengetahuan peserta didik

Mengevaluasi mengenai berbagai materi pem-

belajaran atau kelompok-kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 : Provide recognition Mempersiapkan cara untuk meng-

Memberikan pengakuan atau akui usaha dan prestasi individu

peng-hargaan maupun kelompok

Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif menurut

Wina Sanjaya ( 2006 : 247 ) antara lain :

a. Keunggulan Model Pembelajaran kooperatif

1) siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru;

2) dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau

gagasan dengan kata-kata verbal dan membandingkannya dengan ide-

ide orang lain;

3) dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari

akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

4) dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih

bertanggung jawab dalam belajar;

5) dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,

termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal

yang positif denga yang lain;

6) mengembangkan ketrampilan me-manage waktu dan sikap positif

terhadap sekolah;

7) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan

pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.;

8) dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata

9) interaksi selama kooperatif dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan ransangan untuk berpikir

b. Kelemahan Model Pembelajaran kooperatif :

1) untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif

dibutuhkan waktu;.

2) jika tanpa peer teaching yang efektif maka apa yang harus dipelajari

dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa;

3) penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok;

4) upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode

waktu yang cukup panjang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa tipe yang

dapat digunakan dalam proses belajar di kelas, yaitu Student Team

Achievement Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share ( T-P-S )

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement

Division (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin

dan merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana serta sebuah bentuk model yang bagus untuk memulainya bagi

pembelajar yang baru dalam menggunakan pendekatan kooperatif ( Slavin

RE, 1995 : 71 ). Menurut Richard I Arends ( 2001 : 323 ) pembelajar yang

menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar kelompok pebelajar,

menyajikan informasi akademik baru kepada pebelajar setiap minggu

menggunakan presentasi verbal atau teks.

Secara umum STAD mempunyai pengaruh secara positif yaitu (a)

hubungan antar ras;(b) membantu/menyemangati teman; (c) hubungan antar

teman; (d) kerjasama; (e) membentuk sikap di kelas dan sekolah ( Amstrong

Scott dan Jesse Palmer, 1998 : 1 ).

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam Agus

Suprijono ( 2009 : 133 ) adalah sebagai berikut :

1) Pebelajar di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri

dari empat atau lima anggota. Tiap kelompok memiliki anggota yang

heterogen baik jenis kelamin maupun kemampuannya.

2) Pebelajar menyajikan materi pelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

3) Pebelajar memberi tugas pada tiap anggota kelompok bekerja saling

membantu untuk menguasai materi pelajaran melalui tanya jawab atau

diskusi antar sesama anggota tim.

4) Secara individu atau kelompok, pembelajar mengevaluasi untuk

mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang dipelajarai.

5) Tiap pebelajar atau tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya

terhadap materi ajar. Pebelajar secara individu atau secara kelompok yang

meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan pertama

kali oleh Eliot Aronson tahun 1971. Dalam model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw, setiap siswa menjadi anggota kelompok asal ( home group ) dan

juga sebagai kelompok ahli ( expert group).

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam Agus

Suprijono ( 2009 : 89 ) adalah antara lain :

1) Guru mengenalan topik yang akan dibahas dengan menuliskan pada papan

tulis, atau penayangan power point dan sebagainya

2) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil. Jumlah

kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapt pada topik yang

akan dipelajari. Kelompok tersebut disebut dengan kelompok asal.

3) Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi yang akan

dipelajari kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam setiap kelompok

bertanggung jawab mempelajari materi yang diterima tersebut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

4) Kemudian langkah selanjutnya membentuk kelompok ahli yang diambil

dari masing-masing kelompok asal.

5) Setelah terbentuk kelompok ahli, guru memberikan kesempatan kepada

mereka berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan

memahami materi yang diajarkan

6) Setelah diskusi di kelompok ahli selesai, mereka kembali ke kelompok

asal masing-masing dan memberikan kesempatan kepada mereka

berdiskusi.

7) Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi seluruh kelas dilakukan, guru

menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang

dipelajarinnya.

5. Model Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ( T-P-S )

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Frank Lyman dari

Universitas Maryland. Dalam T-P-S memiliki prosedur yang ditetapkan

secara eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab

dan saling membantu satu sama lainnya ( Muslimin Ibrahim,dkk, 2000 ; 26 )

Keunggulan T-P-S ini adalah: (a) memberi pebelajar kesempatan untuk

bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain; (b) optimalisasi

partisipasi pebelajar; (c) memberi kesempatan delapan kali lebih banyak

kepada pebelajar untuk dikenali dan menunjukkan partisipasinya kepada

orang lain; (d) dapat digunakan pada semua mata kuliah dan semua mata

pelajaran dan semua tingkatan usia pebelajar ( Anita Lie, 2002 : 56 )

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Langkah-langkah T-P-S dalam Richard I. Arends ( 2001 : 325 ) adalah

sebagai berikut :

Tahap 1 : Think ( berpikir )

Pembelajar mengajukan pertanyaan atau issue yang berhubungan dengan

pelajaran, lalu pebelajar diminta untuk memikirkan pertanyaan secara mandiri

beberapa saat

Tahap 2 : Pairing ( berpasangan )

Pembelajar meminta pebelajar berpasangan dengan pebelajar lain

untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.

Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan

suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah

diidentifikasikan

Tahap 3 : Share ( berbagi )

Pembelajar meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh

kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan.

6. Sikap Ilmiah

Sikap (attitude) merupakan kecenderungan yang relatif stabil dan

berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau mereaksi dengan satu

cara tertentu terhadap pribadi yang yang lain, obyek, lembaga, atau persoalan

tertentu. Kartini Kartono (1989: 35) mendefinisikan sikap merupakan

kecenderungan untuk memberi respon baik positif maupun negatif terhadap

orang-orang, benda-benda, atau situasi-situasi tertentu. Ngalim Purwanto

(2004: 141) mendefinisikan sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

perangsang. Menurut Slameto (2001: 123) sikap seorang peserta didik

menentukan bagaimana ia bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa

yang dicari dan diperjuangkan dalam hidupnya. Sikap selalu berkenaan

dengan suatu obyek itu disertai dengan perasaan positif dan negatif.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan hasil

dari sosialisasi (interaksi) individu dengan lingkungannya untuk memberi

tanggapan dari respon yang diterimanya baik respon terhadap positif maupun

negatif benda, situasi atau keadaan tertentu.

Sikap ilmiah menurut Kertiyasa ( 1994 : 5 ) adalah seseorang yang

mempunyai sifat obyektif, jujur, skeptik, tidak tergesa-gesa dalam mengambil

kesimpulan. Sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan, kesiapan atau

kesediaan seseorang untuk memberikan respon, tanggapan atau bertingkah

laku secara ilmiah. Sikap ilmiah biasa dikaitkan dengan keilmuan, sehingga

definisi operasional dari sikap ilmiah adalah sikap yang diwujudkan dalam

bentuk perilaku aktual yang bersifat keilmuan terhadap stimulus tertentu.

Adapun komponen-komponen sikap ilmiah menurut Roosmini

(1989:24 ) meliputi :

a. mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil;

b. menyadari kebenaran ilmu tidak absolute;

c. tidak percaya pada takhayul, astrologi ataupun untung-untungan;

d. ingin tahu lebih banyak;

e. tidak berpikir secara prasangka;

f. tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

g. optimisme, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut

keyakinan ilmiahnya benar.

Sedangkan menurut Jasin ( 1989 : 35 ) menyatakan bahwa ciri-ciri

sikap ilmiah adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kemampuan

belajar yang baik,tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti, jujur, terbuka,

toleransi, skeptis, optimis, pemberani, kreatif dan swadaya.

Dari ketiga pendapat diatas, maka dalam penelitian ini indikator sikap

ilmiah yang akan dikembangkan meliputi :

a. teliti;

b. jujur;

c. rasa ingin tahu;

d. menghargai pendapat orang lain;

e. tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti;

f. bertanggung jawab

7. Prestasi Belajar

Grounlund ( 1976 : 15 ) menyatakan bahwa Achievement test is

design to indicate degree of success in some part learning activity. Dari

kutipan ini dapat diartikan bahwa tes prestasi dibuat untuk mengetahui

tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar

yang telah dilaksanakan. Prestasi belajar adalah setiap kegiatan belajar yang

menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar ( Winkel, 1983 : 102 ).

Menurut Crowl, Sally, Podell ( 1997 : 2 ) menyatakan Learning refers

to changes in individual due experience ( Perubahan yang terjadi pada diri

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

individu itu karena pengalaman atau hasil dari belajar ). Untuk mengetahui

tingkat keberhasilan perlu adanya evaluasi yaitu suatu pengukuran dan

penilaian yang dilaksanakan oleh pengajar secara berkesinambungan.

Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran,

pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang

tingkat hasil belajar atau prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Selanjutnya evaluasi prestasi belajar dapat dilakukan dengan tes.

Dalam proses pembelajaran, tipe prestasi atau hasil belajar yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa penting untuk diketahui guru, agar guru dapat

merancang atau mendesain pembelajaran secara tepat dan bermakna. Howard

Kingsley dalam Nana Sudjana, membagi hasil belajar menjadi tiga tipe yaitu :

(a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan

cita-cita (Nana Sudjana :1988 :38). Masing-masing tipe hasil belajar dapat

diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan

Gagne dalam Nana Sudjana, mengemukakan lima tipe hasil belajar, yaitu : (a)

verbal information, (b) intelektual skill, (c) cognitive strategy, (d) attitude,

dan (e) motor skill (Nana Sudjana :1988 :29).

Pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan penilaian hasil

belajar secara menyeluruh. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil

keputusan dengan menggunkan informasi yang diperoleh melalui pengukuran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes maupun non tes. Jadi

penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu.

Dalam penelitian, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu

kegiatan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam

skor dari hasil tes prestasi belajar fisika setelah mengikuti proses

pembelajaran fisika pokok bahasan Listrik Dinamis.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarsono ( 2005 ) dengan judul Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achivement Division)

dan Model Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Fisika Pada Pokok Bahasan

Tegangan dan Arus Bolak-balik Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa.

Metode pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

mengambil populasi penelitian seluruh kelas siswa III IPA SMA Negeri 3

Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan terhadap seluruh populasi

penelitian yaitu sebanyak 239 siswa. Pengumpulan data menggunakan

metode dokumentasi, pengamatan, dan tes.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif STAD dan model jigsaw menimbulkan aktivitas

belajar siswa sehingga menghasilkan prestasi belajar siswa meningkat.

Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dan model Jigsaw dalam

proses belajar mengajar tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan

terhadap prestasi belajar siswa, akan tetapi model pembelajaran kooperatif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

STAD menghasilkan prestasi yang sedikit lebih baik dari pembelajaran

kooperatif model Jigsaw

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyono (2009) dengan judul Pengaruh

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi

Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian

dilakukan di SMA Negeri 1 Ngawi dan SMA Negeri 1 Sine Kabupaten

Ngawi. Sampel penelitian menggunakan teknik Cluster Randaom Sampling

sebanyak 72 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket

untuk instrument kemandirian belajar siswa dan metode tes untuk prestasi

belajar matematika.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran

kooperatif Jigsaw dan STAD. Perbedaan kemandirian belajar siswa juga akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ada interaksi pengaruh yang signifikan

mengenai prestasiu belajar matematika yang disebabkan oleh perbedaan

pembelajaran kooperatif Jigsaw dan STAD dengan tingkat kemandirian

belajar siswa.

3. Penelitian dilakukan oleh Sumarmo (2009) dengan judul Pengaruh

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achivement Division)

dan Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar. Metode dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen. Penarikan sampel penelitian menggunakan

Multistage Cluster Random Sampilng. Teknik pengumpulan data

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

menggunakan tes dan angket. Tes digunakan untuk mengetahui prestasi

belajar siswa dan angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

Kesimpulan berdasrkan analisa data adalah pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran STAD akan menghasilkan prestasi belajar

lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran model konvensional. Siswa-

siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi menghasilkan prestasi

belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai

motivasi belajar rendah, dan perbedaan efektivitas penggunaan model

pembelajaran tergantung pada motivasi belajar siswa, demikian juga

sebaliknya perbedaan prestasi belajar siswa-siswa pada motivasi belajar

tergantung pada penggunaan model pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions ( STAD ), tipe Jigsaw dan tipe

Think-Pair-Share ( T-P-S ) terhadap prestasi belajar fisika

Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar ditentukan dari prestasi

yang diperoleh siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

ditentukan dari model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme, dimana

model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan secara penuh dalam suasana

belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai obyek

pembelajaran, namun bisa juga sebagai tutor bagi teman sebayanya. Selain itu

juga siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif akan

memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan

sebaya. Model pembelajaran kooperatif juga menghasilkan peningkatan

kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar

menggunakan sopan-santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki

sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang

baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain. Ada

beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif antara lain Student Team

Achievement Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share ( TPS ).

Dari uraian diatas diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions ( STAD ), tipe Jigsaw dan tipe Think-

Pair-Share ( TPS ) dapat meningkatkan prestasi belajar fisika.

2. Perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah

terhadap prestasi belajar siswa

Sikap ilmiah adalah kecenderungan atau dorongan seseorang untuk

berperilaku dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah sesuai dengan metode

ilmiah. Sikap ilmiah dalam penelitian ini dibagi dalam katagori rendah dan

katagori tinggi. Prestasi belajar adalah perolehan skor pada pengukuran

dengan prestasi belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan pebelajar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

terhadap konsep-konsep pada materi setelah mengikuti proses belajar

mengajar.

Dari uraian diatas diduga pebelajar yang mempunyai tingkat sikap

ilmiah tinggi akan memiliki presatasi belajar yang tinggi dibandingkan

pebelajar yang memiliki tingkat sikap ilmiah rendah.

3. Interaksi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions ( STAD ), tipe Jigsaw dan tipe Think-Pair-

Share ( T-P-S ) dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa

Prestasi belajar merupakan salah satu tujuan akhir dari sebuah proses

pembelajaran. Keberhasilan prestasi belajar siswa diasumsikan akan semakin

baik jika faktor ekternal dan internal saling diintegrasikan guna mendukung

tercapaianya tujuan pembelajaran. Faktor eksternal dalam penelitian ini

diukur dari model pembelajaran kooperatif yang meliputi tipe Student Team

Achievement Divisions ( STAD ), tipe Jigsaw dan tipe think-Pair-Share ( TPS

). Sedangkan faktor internal dalam penelitian ini diukur dari sikap ilmiah

siswa yang terbagi menjadi 2 katagori yaitu sikap ilmiah tinggi dan sikap

ilmiah rendah.

Dari uraian diatas, diduga terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, tipe Jigsaw dan tipe TPS yang dikontrol dengan sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share

( T-P-S )terhadap prestasi belajar fisika.

2. Ada perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan

sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar fisika.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share ( T-P-S )

dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar fisika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno

Kabupaten Wonogiri kelas IX semester gasal tahun pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul tesis, penyusunan proposal

penelitian, permohonan ijin penelitian, penyusunan instrumen penelitian.

Waktu pelaksanaan pada bulan Agustus 2010 sampai September 2010.

b. Tahap penelitian

Tahap penelitian meliputi semua kegiatan pengambilan data di tempat

penelitian. Waktu pelaksanaan pada bulan Oktober sampai Nopember

2010.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

Waktu pelaksanaan pada bulan Desember 2010 sampai Januari 2011.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

B. Metode Penelitian

1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Factorial Design 3 2.

Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Model Sikap Ilmiah (B)

Pembelajaran (A) Tinggi (B1) Rendah (B2)

Jigsaw (A1) A1B1 A1B2

STAD (A2) A2B1 A2B2

T-P-S ( A3) A3B1 A3B2

Keterangan :

A1 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

A2 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

A3 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe T-P-S.

B1 : Sikap ilmiah tinggi.

B2 : Sikap ilmiah rendah.

A1 B 1 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa

yang memiliki sikap ilmiah tinggi.

A1 B 2 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa

yang memiliki sikap ilmiah rendah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

A2 B 1 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa

yang memiliki sikap ilmiah tinggi.

A2 B 2 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa

yang memiliki sikap ilmiah rendah.

A3 B 1 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe T-P-S pada siswa

yang memiliki sikap ilmiah tinggi.

A3 B 2 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe T-P-S pada siswa

yang memiliki sikap ilmiah rendah.

2. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi dasar obyek pengamatan dan

sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel yang

terdapat dalam penelitian ini terdiri atas:

a. Variabel bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1) Model Pembelajaran Kooperatif ( X1 )

Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw

dan T-PS

2) Sikap Ilmiah ( X2 )

Sikap ilmiah merupakan bentuk perilaku yang bersifat keilmuan

terhadap stimulus tertentu. Pada penelitian ini sikap ilmiah

dikategorikan menjadi dua yaitu sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah

rendah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

Adapun penentuan kategori sikap ilmiah sebagai berikut :

a) Kategori Sikap Ilmiah Tinggi

Semua siswa yang mempunyai skor sikap ilmiah skor sikap

ilmiah rata-rata seluruh kelas.

b) Kategori Sikap Ilmiah Rendah

Semua siswa yang mempunyai skor sikap ilmiah < skor sikap

ilmiah rata-rata kelas

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh

variabel lain, dalam hal ini adalah variabel bebas. Variabel terikat pada

penelitian ini adalah prestasi belajar siswa ( Y ). Prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas selama

mengikuti pelajaran fisika yang mengakibatkan perubahan pada diri siswa

yang dilambangkan dalam bentuk nilai.

3. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas variabel, dapat dijelaskan definisi oprasional

sebagai berikut :

a. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions

( STAD ) adalah merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana serta sebuah bentuk model yang bagus untuk

memulainya bagi pembelajara yang baru dalam menggunakan pendekatan

kooperatif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

b. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model pembelajaran

koperatif dengan memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman

siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan

pelajaran menjadi lebih bermakna, selain itu siswa bekerjasama dengan

sesama siswa lain dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan

berkomunikasi.

c. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ( T-P-S ) adalah

model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan siswa untuk

bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

d. Sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan, kesiapan atau kesediaan

seseorang untuk memberikan respon, tanggapan atau bertingkah laku

secara ilmiah.

e. Prestasi belajar adalah keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam skor

dari hasil tes prestasi belajar fisika setelah mengikuti proses pembelajaran

fisika pokok bahasan Listrik Dinamis.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri di Sub Rayon

03 Baturetno Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 18 SMP dengan sub

populasi adalah siswa kelas IX SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno

Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pada tahap penelitian menggunakan teknik multistage cluster random

sampling untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian.

Dari 18 SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten Wonogiri diundi

secara acak untuk mendapatkan sampel penelitian dan diperoleh 4 sekolah

( SMP ). Dari 4 sekolah ( SMP ) tersebut diundi lagi untuk menentukan

1 SMP sebagai tempat ujicoba instrumen dan 2 SMP untuk kelompok

eksperimen serta 1 SMP untuk kelompok kontrol. Pada akhirnya diperoleh

SMP Negeri 1 Giritontro sebagai tempat ujicoba instrumen, SMP Negeri 1

Baturetno sebagai kelompok eksperimen untuk model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw, SMP Negeri 1 Tirtomoyo sebagai kelompok

eksperimen untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan SMP

Negeri 1 Giriwoyo sebagai kelompok kontrol untuk model pembelajaran

kooperatif tipe TPS.

Untuk pengambilan sampel kelas menggunakan teknik Multistage

Cluster Random Sampling. Cluster random sampling digunakan untuk

menentukkan kelas yang akan menjadi subyek penelitian. Untuk menentukan

kelas menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan cara

undian. Dalam penelitian ini sebagai sampelnya adalah kelas IXB SMP

Negeri 1 Baturetno sebanyak 38 siswa, kelas IXF SMP Negeri 1 Tirtomoyo

sebanyak 34 siswa, dan kelas IXB SMP Negeri 1 Giriwoyo sebanyak 31

siswa. Jadi secara keseluruhan jumlah sampel sebanyak 103 siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Agar dapat mencapai tujuan penelitian yang optimal memerlukan alat

pengumpulan data yang dipengaruhi dalam obyektifitas penelitian. Pada

penelitian ini teknik pengumpulan data berupa tes dan angket sebagai

instrument penelitian.

a) Tes prestasi belajar dari hasil belajar pada akhir komptensi yang bertujuan

untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Bentuk soal pilihan ganda

berjumlah 30 soal dengan 4 option sebagai pilihan jawaban

b) Angket sikap ilmiah siswa yang digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah

siswa sebanyak 32 soal dengan 5 option sebagai pilihan jawaban

2. Ujicoba Instrumen

Sebelum eksperimen dilaksanakan perlu terlebih dahulu dilakukan

ujicoba terhadap instrumen yakni soal tes prestasi belajar dan skala sikap

ilmiah yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan soal tes prestasi belajar dan skala sikap ilmiah yang sahih dan

terandalkan. Dalam penelitian ini soal tes prsetasi belajar dan skala sikap

ilmiah diujicobakan di kelas IXA SMP Negeri 1 Giritontro sebanyak 36

siswa.

a. Instrumen Tes Pretasi Belajar

1) Uji Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang

hendak diukur, atau dapat memenuhi fungsinya sebagai alat ukur.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas item atau

validitas butir soal. Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan

mengukur yang dimiliki oleh sebutir item. Untuk mengetahui validitas

butir soal angket dicari dengan menghitung indeks korelasi antara X

dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi Product Moment dengan

rumus sebagai berikut:

N ( XY ) ( X )( Y )
rxy =
[(N X 2
)(
( X ) N Y 2 ( Y )
2 2
)]
Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel

yang dikorelasikan

X = skor butir item tertentu

Y = skor total

N = jumlah subyek

Kriteria pengujian:

Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy rtabel

(Masidjo, 1995: 243)

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product

moment dapat diketahui bahwa dari 40 butir soal tes prestasi belajar

terdapat 10 soal ( 3, 6, 9, 13, 14, 16, 21, 25, 28, 32 ) dinyatakan tidak

valid karena rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 36

dengan nilai kritis 0,329. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada

subyek yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek

yang tidak sama pada waktu yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes

dinyatakan dengan suatu koefisien yang disebut dengan koefisien

reliabilitas atau r11 yang dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien

antara -1,00 sampai 1,00. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus

Kuder-Richardson (KR.20) sebagai berikut:

n S 2 pq
r11 =
n 1 S2

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas

n : jumlah item

S : standar deviasi

p : indeks kesukaran

q : 1-p ( Suharsimi Arikunto, 1986 : 93 )

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,91 1,00 : Sangat tinggi

0,71 0,90 : Tinggi

0,41 0,70 : Cukup

0,21 0,40 : Rendah

Negatif 0,20 : Sangat rendah

(Masidjo, 1995: 209)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh hasil sebesar 0,851.

Hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5

% dengan N = 36 diperoleh nilai kritis sebesar 0,329. Karena r11 > rtabel

atau 0,851 > 0,329 maka item soal tes prestasi belajar fisika tersebut

reliabel. Dapat dilihat pada lampiran 2.

3) Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa

yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam

bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan

yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang

diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item.

Untuk menghitung bilangan indeks kesukaran suatu item digunakan

rumus sebagai berikut:

B
P=
JS

Keterangan:

P : Indeks Kesukaran

B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item

JS : Jumlah seluruh siswa

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

(1) Soal dengan tingkat kesukaran < 0,30: Sukar

(2) Soal dengan tingkat kesukaran 0,30 sampai 0,70 : Sedang

(3) Soal dengan tingkat kesukaran > 0,70 : Mudah

(Suharsimi Arikunto, 2003 : 210 )


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

4) Taraf Pembeda Suatu Item

Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah

jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai)

berbeda dari siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang

pandai) untuk suatu item. Perbedaan jawaban benar dari siswa

tergolong kelompok atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID)

atau Daya Beda, dengan rumus sebagai berikut:

BA B
ID = - B
JA JB

Keterangan:

ID : Indeks diskriminas ( Daya Beda )

BA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong

kelompok atas

BB : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong

kelompok

JA : Jumlah peserta tes keompok atas

JB : Jumlah peserta tes kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:

(1) Soal dengan daya beda < 0,20 : Jelek

(2) Soal dengan 0,20 daya beda < 0,30 : Cukup Baik

(3) Soal dengan 0,30 daya beda 0,40 : Baik

(4) Soal dengan daya beda > 0,40 : Sangat baik

(Suharsimi Arikunto, 2003 : 218 )

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

b. Instrumen Skala Sikap Ilmiah

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Jenis

angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan

alternatif jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan

memilih salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Penyusunan item-

item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan dengan memilih

salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Untuk item yang mengarah jawaban positif, pemberian skornya

sebagaiberikut:

Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)

Skor 3 untuk jawaban Netral ( N )

Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

Sedangkan untuk item yang mengarah jawaban negatif, pemberian

skornya sebagai berikut:

Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

Skor 2 untuk jawaban Setuju (S)

Skor 3 untuk jawaban Netral ( N )

Skor 4 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Skor 5 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen

tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item

angket:

1) Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas butir soal angket dicari dengan

menghitung indeks korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan

rumus korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

N( XY ) ( X )( Y )
rxy =
[(N X 2
)(
( X ) N Y 2 ( Y )
2 2
)]
Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = skor butir item tertentu

Y = skor total

N = jumlah subyek

Kriteria pengujian:

Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy rtabel

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product

moment dapat diketahui bahwa dari 38 butir angket skala sikap ilmiah

terdapat 6 soal ( 3, 5, 7, 8, 19, 31 ) dinyatakan tidak valid karena rhitung

< rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 36 dengan nilai kritis

0,329. Dapat dilihat pada lampiran


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

2) Uji Reliabilitas

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat

memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran

kembali pada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas

digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang

skornya bukan 1 dan 0), yaitu sebagai berikut:

n b
2

rtt = 1
n 1 t 2

Keterangan:

r11 : Koefisien reliabilitas suatu tes

n : Jumlah item

b 2
: Jumlah kuadrat S dari masing-masing item

t2 : Kuadrat dari S total keseluruhan item

(Masidjo, 1995: 238)

Adapun acuan penilaian reliabilitas suatu butir soal atau item

adalah sebagai berikut:

0,91 1,00 : sangat tinggi

0,71 0,90 : tinggi

0,41 0,70 : cukup

0,21 0,40 : rendah

Negatif 0,20 : sangat rendah

(Masidjo, 1995: 209)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh hasil sebesar 0,871.

Hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5 %

dengan N = 36 diperoleh nilai kritis sebesar 0,329. Karena r11 > rtabel

atau 0,871 > 0,329 maka item angket sikap ilmiah tersebut reliabel

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang

digunakan adalah metode Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan

menggunakan metode Liliefors adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis nol (H0)

H0 = sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal

H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Tingkat Signifikansi : = 0,05

3) Statistik Uji

L0 = Max F(z i ) S(z i )

Dengan:

F(zi) = P (Z Z i )

S(zi) = proporsi cacah Z lebih kecil atau sama dengan Zi

Zi = skor standar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Xi X
Zi =
S

X = Nilai rata-rata

S = Standar Deviasi

4) Daerah Kritik

{
DK = L L > L ;n }
L > L ,n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat

dan n (ukuran sampel)

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika L DK atau H0 diterima jika L DK

(Budiyono, 2009: 170)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas

varians digunakan uji Bartlett. Langkah-langkah pengujian homogenitas

dengan menggunakan uji Bartlett adalah sebagai berikut:

{
2 = (ln 10) B (n i 1) log Si2 }
= 2,3026 {B (n i 1) log Si2 }

B = (log S2) (n i 1)

(n i 1)Si2
S2 =
(n i 1)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Yang akan diuji adalah:

H0 : 12 = 22 = populasi yang mempunyai varian yang sama

H1 : 12 22 = populasi tidak mempunyai varian yang sama

Adapun langkah-langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

2) Menghitung varian masing-masing sampel (Si2 ) dengan rumus:

(X i X )2
Si2 =
n 1

3) Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S 2 ) dengan rumus:

S2 =
(n 1)S
i
2
i

(n 1) i

4) Menghitung harga satuan (B) dengan rumus:

B = (log S 2 ) (n i 1)

5) Menghitung harga chi kuadrat ( 2 ) dengan rumus:

{
2 = (ln10) B (n i 1) log Si2 }
6) Menghitung 2 dari tabel distribusi chi kuadrat pada taraf signifikasi 5

7) Daerah kritik

{
DK = 2 2 > 12;k 1 }
8) Mencari nilai 2 dari tabel distribusi chi kuadrat pada taraf signifikansi

5%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

9) Kriteria pengujian

H0 diterima apabila 2hitung < 2tabel yang berarti populasi homogen.

(Sudjana, 1996: 261-263)

c. Uji t-matching

Uji t-matching bertujuan untuk mencari kesetaraan antara dua sampel

dalam penelitian. Langkah-langkah:

1) Menentukan hipotesis

H0 ; 1 = 2

H1; 1 2

2) Komputasi

(n 1 1)S12 + (n 2 1)S 22
S =
2

n1 + n 2 2

X1 X 2
t =
1 1
S
n1 n 2

3) Daerah Kritik

DK = n1 + n2 -2

DK = {t | t < - ttabel atau t > ttabel }

H0 ditolak jika tobs DK atau H0 diterima jika tobs DK

( Budiyono, 2009 : 157 )

2. Pengujian Hipotesis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis ini untuk menguji

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan inetraksi

kedua variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun modelnya sebagai

berikut:

a. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama

1) Model

Xijk = + i + j + ()ij + ijk

Dengan:

Xijk = data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j;

= rerata dari seluruh data (rerata besar);

i = i - = efek baris ke-i pada variabel terikat;

j = j - = efek kolom ke-j pada variabel terikat;

()ij = ij ( + i + j)

= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat;

ijk = deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (ij) yang

berdistribusi normal dengan rataan 0

2) Hipotesis

H0A : i = 0 untuk setiap i = 1,2;

H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol

H0B : j = 0 untuk setiap j =1,2

H1B : paling sedikit ada satu j yang tidak nol

H0AB : ()ij = untuk setiap i= 1,2 dan j= 1, 2;

H1AB : paling sedikit ada satu ()ij yang tidak nol

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

3) Komputasi

a) Notasi-notasi

n ij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-I dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel i

= frekuensi sel ij

pq
n h = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
1
ij n
ij

N = n
i, j
ij = banyaknya seluruh data amatan

2

X ijk
SS ij = X 2
ijk k
k n ijk

= jumlah kuadrat deviasi dua amatan pada pada sel ij

ABij = rataan pada sel ij

Ai = AB
i
ij = jumlah rataan pada baris ke-i

Bj = AB
j
ij = jumlah rataan baris ke-j

G = AB
i, j
ij = jumlah rataan semua sel

b) Besaran-besaran

G2
(1) =
p.q

(2) = SS
i, j
ij

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

A i2
(3) = i q

B 2j
(4) = j p

AB
2
(5) = ij
i j

c) Jumlah Kuadrat (JK)

JKA (jumlah kuadrat baris) = nh {(3) (1)}

JKB (jumlah kuadrat kolom) = n h {(4 ) (1)}

JKAB (jumlah kuadrat interaksi) = n h {(1) + (5) (3) (4)}

JKG (jumlah kuadrat galat) =2

JKT (jumlah kuadrat total) = JKA + JKB + JKAB + JKG

d) Derajat Kebebasan (dk)

dkA (derajat kebebasan baris) = p-1

dkB (derajat kebebasan kolom) = q-1

dkAB (derajat kebebasan interaksi) = (p-1)(q-1)

dkG (derajat kebebasan galat) = N-p.q

dkT (derajat kebebasan total) = N-1

e) Rataan Kuadrat (RK)

RKA (rataan kuadrat baris) = JKA/ dkA

RKB (rataan kuadrat kolom) = JKB/ dkB

RKAB (rataan kuadrat interaksi) = JKAB/ dKG

RKG (rataan kuadrat galat)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

f) Statistik Uji

FA (Statistik uji antar baris) = RKA/RKG

FB (Statistik uji antar kolom) = RKB/RKG

FAB (Statistik uji interaksi) = RKAB/RKG

g) Daerah Kritik (DK)

{
DKA = FA FA F;p 1; N pq }
{
DKB = FB F B F ;p 1; N pq }
{
DKAB = FAB FAB F;p 1; N pq }
h) Keputusan Uji

H0A ditolak jika FA F;p 1; N pq

H0B ditolak jika FB F ;p 1; N pq

H0AB ditolak jika FAB F;( p 1)( q 1); N p

i) Rangkuman Anava

Tabel 4.2 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak

Sama

Sumber JK dk RK Fobs Fa

Baris (A) JKA p-1 RKA Fa F*

Kolom (B) JKB q-1 RKB Fb F*

Interaksi (AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab F*

Galat (G) JKG N-pq RKG - -

Total JKT N-1 - - -

(Budiyono, 2009: 229-231)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

b. Uji Lanjut Anava (Uji Scheffe)

Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dua jalan adalah

menggunakan uji Scheffe untuk uji rerata. Tujuan dari uji Scheffe adalah untuk

melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasang kolom, baris,

dan setiap pasang sel. Rumus metode Scheffe adalah sebagai berikut:

Fi j =
(X .i X.j )
2

1 1
RKG +
n
.i n .j

Dengan:

Fi j = nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

X.i = rataan pada kolom ke-i

X.j = rataan pada kolom ke-j

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sample kolom ke-j

{
DKA = F F > (p 1)F; p 1; N pq }
(Budiyono, 2009: 215)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

BAB IV

HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Di dalam BAB IV ini akan penulis jabarkan mengenai, deskripsi data,

hasil penelitian yang terdiri dari pengujian prasyarat analisis dan pengujian

hipotesis serta pembahasan hasil analisis data.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil populasi seluruh siswa

SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 18

SMP dengan sub populasi adalah siswa kelas IX SMP Negeri di Sub Rayon 03

Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan sampel

penelitian adalah kelas eksperimen I (SMP N 1 Baturetno) menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang berjumlah 38 siswa dan eksperimen II

(SMP N 1 Tirtomoyo) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

yang berjumlah 34 siswa dan kelas kontrol SMP N 1 Giriwoyo menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ( T-P-S ) yang berjumlah

31 siswa serta SMP N 1 Giritontro sebagai kelas ujicoba instrumen dengan jumlah

36 siswa. Sebelum data diolah dengan menggunakan Anava Two Way, terlebih

dahulu penulis jabarkan deskripsi data masing-masing sel, seperti terlihat dalam

tabel 4.1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Tabel 4.1. Rangkuman Data Prestasi Belajar Fisika

Sumber Sikap Ilmiah ( B )


Model Pembelajaran ( A ) Total
Statistik Tinggi(B1) Rendah(B2)
N 13 25 38
844 1.535 2.379
Jigsaw ( A1 ) 55.472 96.153 151.625
64,92 61,40 62,61
SD 11,18 8,91 8,52
N 20 14 34
1.440 819 2.259
STAD ( A2 ) 104.762 49.501 154.263
72,00 58,50 66,44
SD 7,55 11,06 11,24
N 15 16 31
796 818 1.614
TPS ( A3 ) 43.272 43.734 87.006
53,07 51,13 52,06
SD 8,58 11.3 9,96
N 48 55 103
3.080 3.172 6.252
Total 203.506 189.388 392.894
64,17 57,67 60,70
SD 11,18 10,93 11,46

Berdasar tabel tersebut di atas dapat dijabarkan hasil sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N) =

38 siswa dengan skor tertinggi = 80 dan skor terendah = 47, mean ( ) = 62,61,

median (Me) = 61,5, Trimmed-mean = 62,59 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 8,52, Standar error of mean (SE) = 1,38, kwartil I

(Q1) = 57,0, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 57,0, kwartil 3 (Q3)

= 70,0 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 70,0. Untuk lebih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan grafik

histogramnya:

Histogram of Jigsaw, with Normal Curve

10
Frequency

49 53 57 61 65 69 73 77 81
Jigsaw

Gambar 4.1. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N)

= 34 siswa dengan skor tertinggi = 83 dan skor terendah = 40, mean ( ) = 66,44,

median (Me) = 68,5, Trimmed-mean = 67,0 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 11,24, Standar error of mean (SE) = 1,93, kwartil I

(Q1) = 59,25, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 59,25, kwartil 3

(Q3) = 73,0 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 73,0. Untuk lebih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan grafik

histogramnya:

Histogram of STAD, with Normal Curve

5
Frequency

40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
STAD

Gambar 4.2. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N)

= 31 siswa dengan skor tertinggi = 67 dan skor terendah = 33, mean ( ) = 52,06,

median (Me) = 50, Trimmed-mean = 52,37 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 9,96, Standar error of mean (SE) = 1,79, kwartil I

(Q1) = 47,0, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 47,0, kwartil 3 (Q3)

= 60,0 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 60,0. Untuk lebih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan grafik

histogramnya:

Histogram of TPS, with Normal Curve

5
Frequency

35 40 45 50 55 60 65
TPS

Gambar 4.3. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

4. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa dengan Sikap Ilmiah

Rendah

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N) =

55 siswa dengan skor tertinggi = 80 dan skor terendah = 33, mean ( ) = 57,67,

median (Me) = 57, Trimmed-mean = 57,71 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 10,93, Standar error of mean (SE) = 1,47, kwartil I

(Q1) = 50,0, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 50,0, kwartil 3 (Q3)

= 67,0 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 67,0. Untuk lebih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan grafik

histogramnya:

Histogram of SI_RD, with Normal Curve

10
Frequency

35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
SI_RD

Gambar 4.4. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa

dengan Sikap Ilmiah Rendah

5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa dengan Sikap Ilmiah

Tinggi

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N)

= 48 siswa dengan skor tertinggi = 83 dan skor terendah = 33, mean ( ) = 64,17,

median (Me) = 66, Trimmed-mean = 64,5 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 11,18, Standar error of mean (SE) = 161, kwartil I

(Q1) = 57,75, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 57,75, kwartil 3

(Q3) = 73 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 73. Untuk lebih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan grafik

histogramnya:

Histogram of SI_TG, with Normal Curve

6
Frequency

35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
SI_TG

Gambar 4.5. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa

dengan Sikap Ilmiah Tinggi

6. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw dan Memiliki Sikap Ilmiah Rendah

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N)

= 25 siswa dengan skor tertinggi = 80 dan skor terendah = 47, mean ( ) = 61,4,

median (Me) = 60, Trimmed-mean = 61,22 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 8,91, Standar error of mean (SE) = 1,78, kwartil I

(Q1) = 55, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 55, kwartil 3 (Q3) =

68,5 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 68,5. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan Grafik histogramnya:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

Histogram of JGS_SRD, with Normal Curve

5
Frequency

45 50 55 60 65 70 75 80
JGS_SRD

Gambar 4.6. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model
Pembelajaran Kooperaif Tipe Jigsaw dan Memiliki Sikap
Ilmiah Rendah

7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Jigsaw dan Memiliki Sikap Ilmiah Tinggi

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N) =

13 siswa dengan skor tertinggi = 77 dan skor terendah = 50, mean ( ) = 64,92,

median (Me) = 67, Trimmed-mean = 65,18 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 7,51, Standar error of mean (SE) = 2,08, kwartil I

(Q1) = 60, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 60, kwartil 3 (Q3) =

71,5 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 71,5. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan Grafik histogramnya:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Histogram of JGS_STG, with Normal Curve

3
Frequency

50 55 60 65 70 75
JGS_STG

Gambar 4.7. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Memiliki Sikap
Ilmiah Tinggi

8. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Sikap Ilmiah Rendah

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N)

= 14 siswa dengan skor tertinggi = 77 dan skor terendah = 40, mean ( ) = 58,50,

median (Me) = 58,5, Trimmed-mean = 58,5 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 11,06, Standar error of mean (SE) = 2,96, kwartil I

(Q1) = 50 yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 50, kwartil 3 (Q3) =

67,75 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 67,75. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan Grafik

histogramnya:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Histogram of STAD_SRD, with Normal Curve

2
Frequency

40 45 50 55 60 65 70 75
STAD_SRD

Gambar 4.8. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Sikap

Ilmiah Rendah

9. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

STAD dan Memiliki Sikap Ilmiah Tinggi

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N)

= 20 siswa dengan skor tertinggi = 83 dan skor terendah = 57, mean ( ) = 72,0,

median (Me) = 73,0, Trimmed-mean = 72,22 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 7,55, Standar error of mean (SE) 1,69, kwartil I

(Q1) = 67 yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 67, kwartil 3 (Q3) =

79,25 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 79,25. Untuk lebih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan Grafik

histogramnya:

Histogram of STAD_STG, with Normal Curve

4
Frequency

55 60 65 70 75 80 85
STAD_STG

Gambar 4.9. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Sikap

Ilmiah Tinggi

10. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki Sikap Ilmiah Rendah

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N)

= 16 siswa dengan skor tertinggi = 67 dan skor terendah = 33, mean ( ) = 5,13,

median (Me) = 50, Trimmed-mean = 51,29 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 11,30, Standar error of mean (SE) = 11,3, kwartil I

(Q1) = 40 yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 40, kwartil 3 (Q3) =

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

60 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 60. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan Grafik histogramnya:

Histogram of TPS_SRD, with Normal Curve

3
Frequency

35 40 45 50 55 60 65
TPS_SRD

Gambar 4.10. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki Sikap

Ilmiah Rendah

11. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki Sikap Ilmiah Tinggi

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N)

= 15 siswa dengan skor tertinggi = 67 dan skor terendah = 33, mean ( ) = 53,07,

median (Me) = 50,0, Trimmed-mean = 53,54 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi () = 8,58, Standar error of mean (SE) 2,22, kwartil I

(Q1) = 47 yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 47, kwartil 3 (Q3) =

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

60 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 60. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini peneliti berikan Grafik histogramnya:

Histogram of TPS_STG, with Normal Curve

4
Frequency

35 40 45 50 55 60 65
TPS_STG

Gambar 4.11. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Fisika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Memiliki Sikap

Ilmiah Tinggi

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Sebelum data penelitian dianalisis, ada beberapa uji persyaratan analisis

yang dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Uji Peryaratan dalam analisis ini

adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lilliefors. Uji normalitas dilakukan terhadap prestasi belajar Fisika. Berdasarkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 4.1, maka didapat hasil seperti

tabel di bawah ini :

Tabel 4.2. Uji Normalitas dengan Liliefors

No Kelompok Pembelajaran Lo Lt Keterangan

1 Prestasi Belajar Fisika 0,070 0,087 Normal

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Lo < Lt, sedangkan Lt

dengan N = 103 adalah 0,087, sehingga dapat dikatakan kelompok penelitian

terdistribusi normal. Dapat dilihat dapat lampiran 4.

2. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi yang digunakan adalah dengan menggunakan

uji Bartlett. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 4,

maka didapat hasil seperti tabel di bawah ini :

Tabel 4.3. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett

No Kelompok Pembelajaran hitung tabel Keterangan

1 Prestasi Belajar Fisika 4,838 11,070 Homogen

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji Homogenitas Variansi diperoleh hitung

= 4,838, hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel dengan taraf

signifikansi 0.05 dan dk = 5 diperoleh hasil 11,070, karena hitung < tabel berarti

bahwa variansi homogen. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4.

3. Uji Kesetaraan

Uji kesetaraan bertujuan untuk mencari kesetaraan antara dua sampel

penelitian. Uji kesetaraan yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t-


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

matching. Adapun data berasal dari nilai kemampuan awal yaitu nilai ulangan

harian materi sebelumnya. Penelitian ini mengambil dari nilai ulangan harian

materi Listrik Statis. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program

SPPS 15 yang dapat dilihat pada lampiran 4, maka didapat hasil seperti tabel di

bawah ini :

Tabel 4.4 Uji kesetaraan dengan Uji T-matching

t df Sig
Pair 1 Jigsaw-STAD -,658 33 ,515
Pair 2 Jigsaw-TPS ,549 30 ,587
Pair 3 STAD-TPS 1,299 30 ,204

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji beda mean dalam hal

ini menggunakan uji T dapat dipeoleh hasil bahwa nilai prestasi belajar antara

kelas eksperimen dan kontrol tidak terdapat perbedaan prestasi mata pelajaran

fisika, hal ini dapat diketahui dari P-value > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

kemampuan ketiga kelompok penelitian adalah setara atau sama.

C. Pengujian Hpotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

dirumuskan dapat teruji kebenarannya atau tidak terbukti. Maka untuk pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik ANAVA dua jalan.

1. Pengujian Hasil Analisis Data

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

Untuk pengujian hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan

dengan menggunakan uji Analisis Variansi twoway, maka hipotesis yang telah

dirumuskan dapat terjawab dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5. Hasil Uji Analisis Variansi Two Way

Sumber Variasi JK db MK Fo Ft

X1 (Model) 3.171,2 2 1.585,6 18,76 3,09

X2 (sikap Ilmiah) 978,6 1 978,6 11,58 3,94

X1*X2 (Interaksi) 639,8 2 319,9 3,79 3,09

Dalam (e) 8.197,1 97 84,5

Total 13.403,7 102

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut :

a. Pengaruh Yang Signifikan Model Pembelajaran Terhadap Prestasi

Belajar Fisika

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share ( T-P-S ) terhadap prestasi

belajar siswa, digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil

perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 18,76 (Lampiran 5.2.).

Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang

= 2 dan Dkpenyebut = 103, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 3,09, karena

F observasi > F tabel atau 18,76 > 3,09, sehingga dapat dikatakan Ada perbedaan

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw dan

Think-Pair-Share terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis deskriptif


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

terlihat bahwa dengan pembelajaran STAD ternyata prestasi belajar siswa akan

lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan

TPS. Hal ini terlihat dari besarnya rata-rata prestasi yang diperoleh yaitu dengan

pembelajaran STAD diperoleh rata-rata prestasi 66,44 sedangkan dengan

menggunakan Jigsaw diperoleh 62,61 dan dengan model TPS diperoleh rata-rata

52,06. Jadi jelaslah bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam

penyampaian materi pelajaran akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian

prestasi belajar siswa. Dari hasil ini kemudian diuji lanjut dengan menggunakan

uji Scheffe, yang dapat dilihat pada lampiran 5, dengan hasil sebagai berikut :

1) Tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

( 2, 686 < 3,94)

2) Terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS. ( 19,297 > 3,94 )

3) Terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS. ( 34,095 > 3,94 )

b. Pengaruh Yang Signifikan Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Prestasi Belajar

Fisika

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh

antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

prestasi belajar siswa digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil

perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 11,58 (Lampiran 5.2.).

Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang

= 1 dan Dkpenyebut = 103, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 3,94, karena

F observasi > F tabel atau 11,58 > 3,94, sehingga dapat dikatakan Ada perbedaan

pengaruh antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah

terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis deskriptif juga diperoleh

bahwa siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi ternyata memperoleh prestasi

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah,

hal ini dapat dilihat dari rata-rata prestasi yang menunjukkan siswa dengan sikap

ilmiah tinggi mendapatkan rata-rata prestasi 64,17 sedangkan siswa dengan sikap

ilmiah rendah memperoleh 57,67. Dari data tersebut terlihat bahwa sikap ilmiah

ternyata sangat berpengaruh besar sekali terhadap pencapaian prestasi belajar

siswa.

c. Interaksi Pengaruh Yang Signifikan Antara Model Pembelajaran Dan

Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan ada interaksi antara model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions ( STAD ),

Jigsaw dan Think-Pair-Share ( T-P-S ) dengan sikap ilmiah siswa terhadap

prestasi belajar siswa digunakan analisis variansi two Way Berdasarkan hasil

perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 3,97 (Lampiran 5.2.).

Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang

= 2 dan Dkpenyebut = 103, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 3,09, karena

F observasi >F tabel atau 3,97 > 3,09, sehingga dapat dikatakan ada interaksi antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw dan Think-Pair-Share dengan

sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dapat diketahui adanya

interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, Jigsaw dan Think-Pair-Share dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi

belajar siswa, selanjutnya dilakukan analisis lanjut dengan menggunakan uji

Scheffe untuk mengetahui sejauhmana perbedaan interaksi masing-masing

perlakuan, uji lanjut dilakukan dengan bantuan komputer. Berdasarkan hasil

perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 5, dapat diinterpretasikan hasil

sebagai berikut:

1. tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

model pembelajaran Jigsaw dan memiliki Sikap Ilmiah yang tinggi dengan

siswa dalam Model pembelajaran Jigsaw dan memiliki Sikap Ilmiah yang

rendah (1,253 < 3,94).

2. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika dalam penerapan Model

pembelajaran Jigsaw siswa yang memiliki Sikap Ilmiah yang tinggi dengan

model pembelajaran STAD siswa yang mimiliki sikap ilmiah tinggi (4.670 >

3,94)

3. tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

Model pembelajaran Jigsaw yang memiliki Sikap Ilmiah tinggi dengan siswa

dalam Model pembelajaran STAD yang memiliki Sikap Ilmiah yang rendah.

(3,296 < 3,94)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

4. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Model

pembelajaran Jigsaw yang memiliki Sikap Ilmiah tinggi dengan siswa dalam

Model pembelajaran TPS yang memiliki Sikap Ilmiah tinggi (11,540 > 3,94)

5. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Model

pembelajaran Jigsaw yang memiliki Sikap Ilmiah tinggi dengan siswa dalam

Model pembelajaran TPS yang memiliki Sikap Ilmiah rendah. (16,075 > 3,94)

6. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Model

pembelajaran Jigsaw yang memiliki Sikap Ilmiah rendah dengan siswa dalam

Model pembelajaran STAD yang memiliki Sikap Ilmiah tinggi (14,775 >

3,94).

7. tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

Model pembelajaran Jigsaw yang memiliki Sikap Ilmiah rendah dengan siswa

dalam Model pembelajaran STAD yang memiliki Sikap Ilmiah rendah. (0,897

< 3,94)

8. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika dalam Penerapan Model

Pembelajaran Jigsaw yang memiliki Sikap Ilmiah rendah dengan Siswa

Dalam Model Pembelajaran TPS yang memiliki Sikap Ilmiah Tinggi. (7,675 >

3,94)

9. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Model

Pembelajaran Jigsaw Yang memiliki Sikap Ilmiah Rendah dengan Siswa

Dalam Model Pembelajaran TPS yang memiliki Sikap Ilmiah rendah. (12,118

> 3,94)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

10. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Model

Pembelajaran STAD dan memiliki Sikap Ilmiah yang tinggi dengan Siswa

Dalam Model Pembelajaran STAD dan memiliki Sikap Ilmiah yang rendah.

(17,825 > 3,94)

11. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Model

Pembelajaran STAD dan memiliki Sikap Ilmiah yang tinggi dengan Siswa

Dalam Model Pembelajaran TPS dan memiliki Sikap Ilmiah yang tinggi.

(36,245 > 3,94)

12. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam Dalam

Model Pembelajaran STAD dan memiliki Sikap Ilmiah yang tinggi dengan

Siswa Dalam Model Pembelajaran TPS dan memiliki Sikap Ilmiah yang

rendah. (45,615 > 3,94)

13. tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

Model Pembelajaran STAD yang Memiliki Sikap Ilmiah Rendah dengan

Siswa Dalam Model Pembelajaran TPS yang memiliki Sikap Ilmiah tinggi.

(2,529 < 3,94)

14. terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika dalam penerapan Penerapan

Model Pembelajaran STAD yang memiliki Sikap Ilmiah Rendah dengan

Siswa Dalam penerapan Model Pembelajaran TPS yang memiliki Sikap

Ilmiah rendah. (4,797 > 3,94)

15. tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar Fisika antara siswa dalam

Model Pembelajaran TPS yang memiliki Sikap Ilmiah Tinggi dengan Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

Dalam Model Pembelajaran TPS dan memiliki Sikap Ilmiah yang rendah.

(0,343 < 3,94)

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data maka dilakukan pembahasan penelitian

sebagai berikut :

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui adanya pengaruh yang

signifikan model pembelajaran terhadap prestasi belajar Fisika. Hal ini terbukti

dengan hasil analisis yang menunjukkan F hitung >F tabel dengan =0,05. Model

pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan

pengajaran dengan cara tertentu untuk mecapai tujuan yang telah ditentukan. Guru

dalam melaksanakan pembelajaran harus dapat memilih model pembelajaran

yang tepat, agar setiap pembelajaran tercipta iklim yang memungkinkan siswa

dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri.

Model pembelajaran kooperatif adalah model dimana siswa dididik untuk

bekerjasama dalam satu kelompok untuk memecahkan suatu masalah. Dalam

pembelajaran kooperatif aktivitas dan kreativitas individu sangat diperlukan

termasuk hubungan antar pribadi. Siswa diajak untuk memahami antar individu

yang mempunyai karakter yang berbeda-beda, sehingga dengan adanya

keseragaman pendapat diantara kelompok siswa akan dapat saling bekerja sama

untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru dalam model ini

adalah sebagai fasilitator dimana guru mengawasi jalannya diskusi dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

kelompok, serta memberikan bimbingan dan arahan agar diskusi dapat berjalan

dengan baik. Penerapan model pembelajaran koperatif memungkinkan siswa

lebih banyak mendapatkan pengetahuan, karena dalam model kooperatif

pengetahuan tidak hanya didapat dengan membaca buku atau melihat, tetapi

pengetahuan bisa didapat dengan saling bertukar pendapat tentang segala sesuatu

yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, sehingga pengetahuan siswa

akan bertambah dengan adanya masukan dari teman-teman dalam suatu kelompok

belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu bentuk

belajar kooperatif yang pada hakekatnya melibatkan tugas yang memungkinkan

siswa saling membantu dan mendukung satu sama lainnya dalam menyelesaikan

tugas-tugas tersebut. Dalam model pembelajaran tipe ini siswa akan memiliki

persepsi bahwa mereka mempunyai tujuan yang sama, mempunyai tanggung

jawab dalam materi yang dihadapi, saling membagi tugas dan tanggung jawab

yang sama besarnya dalam kelompok, belajar kepemimpinan sementara mereka

mempertanggungjawabkan secara individu materi yang dibahas dalam kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu

pendekatan pada model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan

siswa-siswa dalam kelompok untuk saling membantu dalam menuntaskan materi

pelajaran, saling bekerjasama dalam mengerjakan tugas termasuk dalam mencari

solusi pemecahan masalah. Guru dapat menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa)

atau perangkat pembelajaran yang lain yang diberikan kepada siswa untuk

menuntaskan materi pelajaran dan kemudian antar anggota kelompok saling

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

berdiskusi. Secara individual setiap minggu atau dua minggu sekali siswa diberi

kuis. Kuis tersebut diberi nilai dan setiap siswa diberi nilai perkembangan.

Dengan sistem penilaian secara kontinyu melalui kuis dan skor perkembangan

siswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar

terutama dalam mengerjakan soal-soal pemecahan masalah. Hasil penilaian

diumumkan kepada siswa dan penghargaan diberikan kepada tim dengan skor

tertinggi atau siswa yang memperoleh skor sempurna pada kuis-kuis tersebut.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan model

pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi lebih banyak waktu untuk berpikir,

menjawab dan saling membantu satu sama lain. Model pembelajaran tipe ini

memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri atau

bekerjasama dengan orang lain. Langkah dalam model pembelajaran ini adalah

pemberian suatu materi pelajaran dimana siswa kemudian diminta untuk berpikir

dan mendiskusikan materi yang diberikan dengan siswa yang lain yang

diharapkan dari diskusi ini didapat suat jawaban atas masalah yang disampaikan

oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe T-P-S haruslah mendapat

bimbingan penuh dari guru dalam proses pembelajaran sebab jika tidak sering kita

dapatkan siswa yang aktif saja yang akan mendapatkan tambahan pengetahuan,

sedang siswa yang kurang aktif hanya akan mengikuti saja jalannya proses

pembelajaran.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui adanya pengaruh yang

signifikan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar Fisika. Hal ini terbukti dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

hasil analisis yang menunjukkan F hitung > F tabel dengan =0,05. Pada intinya

sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan atau dorongan untuk berperilaku dan

mengambil tindakan pemikiran ilmiah sesuai dengan metode ilmiah. Mata

pelajaran Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang

mempelajari tentang fenomena-fenomena alam bertujuan agar siswa mampu

menguasai konsep-konsep fisika dan saling berkaitannya serta mampu

menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya. Sehingga diperlukan sikap ilmiah dari dalam diri

siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapinya

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil penelelitian dapat diketahui adanya interaksi

pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

Jigsaw dan Think-Pair-Share dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar

siswa. Dengan demikian antara model pembelajaran dengan sikap ilmiah terjadi

interaksi yang sistematis dalam mempengaruhi prsetasi belajar siswa. Siswa yang

memiliki sikap ilmiah tinggi di kelas eksperimen akan memiliki prestasi yang

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi di kelas

kontrol dan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah di kelas eksperimen akan

memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang miliki

sikap ilmiah rendah di kelas kontrol.

Dari uraian diatas sangatlah jelas sekali bahwa prestasi belajar siswa

khusunya fisika akan dapat ditingkatkan secara optimal dengan salah satunya

adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

disampaikan. Berhasil tidaknya pembelajaran tak terlepas dari peran guru dalam

mengkondisikan model pembelajaran sehingga dapat diterima dengan baik oleh

siswa. Juga tak kalah pentingnya dan harus mendapat perhatian adalah sikap

ilmiah siswa, karena dalam mata pelajaran Fisika bertujuan agar siswa mampu

menguasai konsep-konsep fisika dan saling berkaitannya serta mampu

menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmaih untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya. Jadi jelas bahwa sikap ilmiah dari siswa sangat

diperlukan sekali dalam memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam mata

pelajaran Fisika.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin namun masih ada beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian

ini, diantaranya adalah :

1. Penelitian ini hanya berlaku pada siswa SMP Negeri di Sub Rayon 03

Baturetno Kabupaten Wonogiri yang menjadi populasi penelitian, sehingga

hasil penelitian belum tentu dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih

luas.

2. Hasil penelitian hanya berlaku pada mata pelajaran Fisika, peneliti berasumsi

jika penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran lain selain Fisika maka akan

memberikan hasil yang berbeda.

3. Instrumen penelitian disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dan

bukanlah instrumen baku yang sudah teruji keabsahannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share

( T-P-S ) terhadap prestasi belajar Fisika.

2. Ada perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan

sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar Fisika.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions ( STAD ), Jigsaw dan Think-Pair-Share ( T-P-S )

dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa.

B. Implikasi Penelitian

Dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan memilih

model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dengan memanfaatkan

sumber daya secara maksimal dan mampu melibatkan siswa secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran, akan mampu mendukung pencapaian tujuan pembelajaran

secara optimal. Dalam penelitian ini telah dibuktikan bahwa dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan didukung adanya sikap ilmiah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

siswa yang tinggi akan dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar

fisika.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam pemilihan model

pembelajaran yang akan digunakan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

oleh guru dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu ; 1) model yang

akan digunakan tepat sesuai dengan materi yang disampaikan, 2) guru harus

mengetahui kemampuan dan karakteristik dari anak didiknya, setidaknya hal ini

akan dapat menjadi pertimbangan guru dalam penerapan model pembelajaran agar

semua siswa akan mendapatkan pengetahuan yang merata, 3) pemilihan model

pembelajaran harus ditunjang dengan adanya peralatan yang ada, sehingga

jalannya proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan lancar. Dengan

pertimbangan beberapa hal diatas diharapkan guru akan dapat mengetahui langkah

apa yang akan ditempuh agar penyampaian materi pembelajaran dapat diterima

siswa secara merata.

Penerapan model pembelajaran koperatif tipe STAD memungkinkan siswa

lebih banyak mendapatkan pengetahuan dari pada dengan model pembelajaran

tipe Jigsaw dan tipe TPS, karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pengetahuan tidak hanya didapat dengan membaca buku atau melihat,

tetapi pengetahuan bisa didapat dengan saling bertukar pendapat tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, sehingga pengetahuan

siswa akan bertambah dengan adanya masukan dari teman-teman dalam suatu

kelompok belajar. Guru sebagai fasilitator berperan sangat penting dalam

penerapan strategi ini, dimana guru berperan dalam mengarahkan dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

membimbing siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi agar jangan

sampai melenceng dari tujuan semula. Dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk

bekerjasama dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menumbuhkan sikap kooperatif antar

sesama, menumbuhkan jiwa kompetitif siswa, menumbuhkan kreativitas siswa,

memupuk sikap gotong royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap demokratis,

saling menghargai, dan memupuk keterampilan mengadakan interaksi sosial dan

menumbuhkan rasa tanggung jawab dan keberanian dalam proses pembelajaran.

Selain itu salah satu temuan yang lain dari penelitian ini menunjukkan

bahwa sikap ilmiah siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar

siswa khususnya mata pelajaran Fisika. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi

cenderung mampu memecahkan soal-soal Fisika karena didalam mata pelajarn

Fisika bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling

berkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap

ilmaih untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Jadi dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan didukung

adanya sikap ilmiah siswa yang tinggi, akan mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa. Sehingga disinilah peran guru yang sangat penting yaitu bagaimana

mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan mampu menumbuhkan serta

meningkatkan sikap ilmiah siswa dalam belajar, agar prestasi belajar dapat

optimal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD

ternyata memberikan pengaruh yang besar terhadap pencapaian prestasi

belajar siswa untuk itu alangkah baiknya bila guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kelas, tanpa mengesampingkan

model pembelajaran yang lain sebagai penunjang dalam kegiatan

pembelajaran.

2. Guru harus bersikap profesional dalam menerapkan suatu model pembelajaran

dalam artian guru harus dengan matang mempersiapkan hal-hal yang

diperlukan dalam penyampaian materi agar jalannya proses pembelajaran akan

berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

3. Guru harus memahami karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing siswa

baik dari segi kemampuan kognitif, motorik maupun afektifnya sehiingga

dengan memahaminya, guru akan dapat menentukan langkah yang tepat dalam

menerapkan model pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan akan

dapat diterima dengan baik oleh semua siswa.

4. Perlunya sarana dan prasarana yang lengkap dalam usaha meningkatkan

prestasi belajar siswa, untuk itu pihak sekolah harus memberikan fasilitas

yang lengkap baik buku-buku perpustakaan yang lengkap, computer, dan

pendukung lainnya agar tujuan yang ditetapkan tercapai.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

5. Sekolah hendaknya selalu mendukung dan memberikan bekal pengetahuan

kepada guru dengan cara memberikan pelatihan khusus dalam pengelolaan

pembelajaran, agar nantinya akan dapat menciptakan guru yang profesional,

yang dapat berinovasi sehingga dapat mengembangkan model pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai